ditambahkan 2 tetes Liebermann-Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah berubah menjadi ungu atau biru hijau bila adanya steroidatriterpenoida.
2.8 Pembuatan Ekstrak
Cara kerja : Sebanyak 200 gram umbi keladi tikus yang telah diserbukkan dimasukkan
ke dalam bejana tertutup, lalu direndam dengan cairan penyari selama 3 jam. Kemudian massa dimasukkan ke dalam perkolator, lalu pelarut n-heksan dituang
secukupnya sampai terdapat selapis larutan penyari diatas serbuk simplisia, mulut perkolator ditutup dengan plastik dan aluminium foil dan dibiarkan selama 24
jam. Setelah 24 jam keran perkolator dibuka dan cairan perkolat dibiarkan menetes dengan kecepatan 1 tetes per detik dan ditampung dalam botol berwarna
bening. Perkolasi dihentikan setelah tetesan terakhir perkolat tidak berwarna lagi atau apabila sebanyak 500 mg cairan perkolat diuapkan di atas penangas air tidak
meninggalkan sisa. Perkolat dipekatkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada temperatur tidak lebih dari 40
C, lalu ampas dikeluarkan dari alat perkolator dan dikeringkan dengan cara diangin- anginkan selama 1 jam.
Perkolasi dengan penyari etil asetat dan etanol dilakukan dengan cara yang sama. Bagan pembuatan ekstrak dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 33.
2.9 Uji Toksisitas
Metode ini dilakukan terhadap ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dan fraksi ekstrak menggunakan larva Artemia salina Leach, yaitu sebagai
berikut : Disiapkan air laut sintetik dengan melarutkan 38 gram garam laut dengan
air dua kali penyulingan dicukupkan hingga 1L, kemudian disaring. Bejana
Universitas Sumatera Utara
penetasan disekat menjadi dua bagian, yaitu bagian yang besar dan bagian yang kecil, lalu diberi lubang pada sekatnya. Setelah air laut sintetik dimasukkan ke
dalam bejana, telur Artemia salina Leach ditaburkan ke dalam bagian yang kecil kemudian bagian atasnya ditutup dengan aluminium foil sedangkan bagian yang
besar dibiarkan terbuka menghadap lampu. Setelah 48 jam, telur akan menetas menjadi larva dan siap digunakan untuk hewan uji. Disiapkan larutan uji yang
terdiri dari ekstrak n-heksan, ekstrak etilasetat, ekstrak etanol dan fraksi ekstrak dengan konsentrasi : 1000, 100 dan 10 bpj, disiapkan 3 vial untuk masing-masing
konsentrasi larutan uji sehingga semuanya menjadi 9 vial dan 1 vial untuk kontrol. Larutan induk I dibuat dengan menimbang 50 mg ekstrak lalu dilarutkan dengan
pelarut yang sesuai sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10.000 bpj. Dari larutan induk I dipipet 0,5 ml lalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh
larutan induk II dengan konsentrasi 1000 bpj. Dari larutan induk II dipipet 0,5 ml lalu diencerkan sehingga diperoleh konsentrasi 100 bpj. Dari konsentrasi 100 bpj
dipipet 0,5 ml lalu diencerkan sampai 5 ml sehingga diperoleh konsentrasi 10 bpj. Dimasukkan masing-masing larutan uji ke dalam vial, lalu pelarutnya dibiarkan
menguap seluruhnya. Pada ekstrak n-heksan dan kontrolnya ditambahkan 1 ml suspensi Na-CMC. Dimasukkan kira-kira 3 ml air laut buatan ke dalam masing-
masing vial. Dimasukkan 10 ekor larva Artemia salina Leach, lalu ditambahkan air laut sintetik sampai 5 ml. Ditambahkan 1 tetes suspensi ragi sebagai
makanannya kemudian semua vial diletakkan di bawah cahaya lampu. Setelah 24 jam dihitung jumlah larva yang mati Mclaughlin et al., 1998. Data dianalisis
dengan Analisa regresi linear untuk menentukan LC
50
. Bagan uji Brine Shrimp Lethality Test dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 34
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI – Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi – Bogor terhadap
keladi tikus yang diteliti adalah keladi tikus Typhonium flagelliforme suku Araceae.
Hasil pemeriksaan secara makroskopik yang dilakukan terhadap umbi keladi tikus tuber Typhonii yaitu berwarna coklat muda, bentuk tidak beraturan
dan kecil-kecil, bau seperti tikus. Hasil pemeriksaan secara mikroskopik yang dilakukan terhadap serbuk
simplisia umbi keladi tikus terlihat hilus, butir pati, dan Ca. Oksalat bentuk jarum.
Tabel 1: Hasil karakterisasi simplisia
Hasil pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia umbi keladi tikus tuber Typhonii diperoleh kadar air 7,99, hal ini disebabkan sampel memiliki
kandungan air yang banyak. Kadar sari yang larut dalam air 5,44, ini menunjukkan bahwa umbi keladi tikus banyak mengandung senyawa-senyawa
No Karakteristik Simplisia
Kadar
1 Kadar air
7,99 2
Kadar sari yang larut dalam air 5,44
3 Kadar sari yang larut dalam etanol
16,59 4
Kadar abu total 3,62
5 Kadar abu yang tidak larut dalam asam
0,43
Universitas Sumatera Utara