2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan
2.3.1 Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Umur sampel yang diambil tidak
diperhitungkan. Sampel yang digunakan adalah tanaman dari umbi keladi tikus segar diambil dari UPT Matria Medica, Kota Batu, Jawa timur.
2.3.2 Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan, Jakarta. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 23.
2.3.3 Pengolahan Sampel
Sampel yang digunakan adalah umbi keladi tikus sebanyak 4 kg. Umbi keladi tikus dibersihkan dari kotoran dengan cara mencucinya dibawah air
mengalir hingga bersih, ditiriskan kemudian ditimbang beratnya 1500 g. Setelah itu umbi keladi tikus di potong-potong, dirajang dan dikeringkan dilemari
pengering pada suhu 40 C. Setelah kering, ditimbang beratnya 800 g kemudian di
blender sampai menjadi serbuk.
2.4 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakuk an di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi Unversitas Sumatera Utara Medan.
2.5 Pembuatan Larutan Pereaksi
2.5.1. Larutan Pereaksi Asam Klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dengan air suling hingga 100 ml Ditjen POM, 1978.
2.5.2. Larutan Pereaksi Natrum Hidroksida 2 N
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 8,002 g natrium hidroksida dilarutkan dalam air suling bebas karbondioksida hingga 100 ml Ditjen POM, 1978.
2.5.3. Larutan pereaksi Bouchardat
Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling, ditambahkan iodium sebanyak 2 g dan dicukupkan dengan air suling
hingga 100 ml Ditjen POM, 1978.
2.5.4. Larutan pereaksi Mayer
Sebanyak 1,4 g raksa II klorida dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml. Pada wadah lain dilarutkan 5 g kalium iodida dalam 10 ml air suling. Kemudian
keduanya dicampurkan dan ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 ml Ditjen POM, 1978.
2.5.5. Larutan Pereaksi Dragendorff
Sebanyak 8 g bismut III nitrat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat. Pada wadah lain dilarutkan 27,2 g kalium iodida dalam 50
ml air suling. Kemudian kedua larutan dicampurkan sama banyak dan didiamkan sampai memisah sempurna. Larutan yang jernih diambil dan diencerkan dengan
air suling hingga 100 ml Ditjen POM, 1978.
2.5.6. Larutan Pereaksi Besi III Klorida 1
Sebanyak 1 g besi III klorida dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml Ditjen POM, 1989.
2.5.7. Larutan Pereaksi Liebermann- Burchard
Sebanyak 20 bagian asam asetat anhidrida dicampurkan dengan 1 bagian asam sulfat pekat. Larutan penyemprotnya dibuat dengan 20 bagian asam asetat
Universitas Sumatera Utara
anhidrida dengan 1 bagian asam sulfat pekat dan 50 bagian kloroform. Larutan penyemprot ini harus dibuat baru Harborne, 1987.
2.5.8. Larutan Pereaksi Molisch
Sebanyak 3 g α-naftol dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga diperoleh volume 100 ml Ditjen POM, 1978.
2.5.9. Larutan Air Kloroform