2.3.3 Uji Terhadap Lemna minor L.
Lemna minor L. adalah tumbuhan monokotil yang hidup di daerah perairan. Pada kondisi normal, kondisi ini secara langsung menghasilkan anak
daun. Jika ekstrak bahan alami dapat menghambat pertumbuhan dari anak daun tumbuhan Lemna minor L., maka ekstrak bahan alami tersebut dapat berkhasiat
sebagai antitumor McLaughlin, 1998
2.3.4 Uji Terhadap cell line
Bahan alami yang telah dinyatakan aktif pada uji pendahuluan, selanjutnya dilakukan uji pada tahap berikutnya yaitu uji cell line. Uji ini
menggunakan sel-sel kanker secara in vitro, zat-zat antikanker diuji langsung terhadap sel kanker. Contoh-contoh cell line yang banyak digunakan dalam
pengujian zat-zat antikanker antara lain L-1210 leukimia pada tikus, S-256 sarcoma pada manusia McLaughlin, 1998.
2.4 Uraian Artemia salina Leach.
Artemia merupakan zooplankton yang diklasifikasikan ke dalam filum Arthropoda dan kelas Crustaceae. Secara lengkap sistematika artemia dapat
dijelaskan sebagai berikut: Filum
: Arthropoda Kelas
: Crustaceae Subkelas
: Branchiophoda Ordo
: Anostraca Famili
: Artemiidae Genus
: Artemia Spesies
: Artemia salina Linn.
Universitas Sumatera Utara
Pada kondisi alamiah, artemia hidup di danau–danau dan perairan bersalinitas tinggi. Oleh karena itu, artemia disebut juga udang renik asin brine shrimp.
Secara fisik, artemia tidak mempunyai pertahanan tubuh, oleh karena itu kemampuan hidup didanau dengan salinitas tinggi merupakan sistim pertahanan
alamiah artemia terhadap musuh-musuh pemangsanya. Artemia dapat tumbuh baik pada temperatur 25-30
o
C. Apabila telur artemia udang laut yang kering direndam dalam air laut, akan
menetas dalam waktu 24-36 jam. Dalam cangkang keluar larva yang disebut dengan istilah nauplii. Dalam perkembangan selaaanjutnya, nauplii akan
mengalami 15 kali perubahan bentuk metamorfosis. Setiap kali mengalami perubahan bentuk merupakan satu tingkatan. Tahapan perkembangan pertama
disebut instar I, bentuk lonjong dengan panjang sekitar 0,4 mm dan beratnya 15 µgml. Warnanya kemerah-merahan karena masih banyak mengandung cadangan
makanan. Oleh karena itu masih belum perlu makan. Setelah 24 jam, nauplii akan berubah menjadi instar II. Pada tingkat ini nauplii mulai mempunyai mulut,
saluran pencernaan, dan dubur. Oleh karena itu mereka mulai mencari makanan, dan bersamaan dengan itu cadangan makanannya pun mulai habis. Artemia
mempunyai cara makan dengan jalan menyaring makanannya atau filter feeder. Selama perubahan terjadi, nauplii akan mengalami perubahan mata majemuk,
antenna dan kaki. Setelah menjadi instar XV, kakinya sudah lengkap 11 pasang maka nauplii telah berubah menjadi nauplii Artemia dewasa. Proses ini
berlangsung antara 1-3 minggu. Artemia dewasa mempunyai panjang sekitar 1 cm dan beratnya 10 mg. Artemia dewasa dapat hidup sampai 6 bulan dan bertelur 4-5
kali. Setiap kali bertelur dapat menghasilkan 50-300 butir telur Mudjiman, 1989.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode eksperimental meliputi pengumpulan dan pengolahan sampel, pemeriksaan karakteristik, pembuatan
ekstrak, dan uji aktivitas ekstrak umbi keladi tikus menggunakan larva Artemia salina Leach.
2.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas laboratorium, pipet tetes, kertas saring, aluminium foil, kaca penutup, kaca objek,
vial, bejana penetasan telur Artemia salina Leach, lampu 18 watt Hannochs, cawan berdasar rata, botol bersumbat, krusen tang, seperangkat alat penetapan
kadar air, cawan porselen, eksikator, mikroskop Olympus, oven listrik Stork, elektromantel EM 2000, neraca analitik Vibra AJ, dan penangas air Yenaco.
2.2 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah umbi keladi tikus tuber Typhonii, telur Artemia salina Leach ISO, garam laut, ragi, aqua
bidestilata, Aquadest. Bahan-bahan kimia yang digunakan kecuali dinyatakan lain berkualitas
pro analysis yaitu n-heksan destilasi, etilasetat destilasi, etanol destilasi, asam asetat anhidrida, asam sulfat pekat, kloroform, toluen, timbal II asetat, amil
alkohol, metanol, natrium hidroksida, asam klorida pekat, serbuk magnesium, serbuk seng, kloralhidrat, isopropanol, natrium sulfat anhidrida,
α-naftol, amonia pekat, besi III klorida, iodium, raksa II klorida, kalium iodida, bismut III
nitrat, dan asam nitrat pekat.
Universitas Sumatera Utara