dan responden yang berjenis kelamin laki - laki sebanyak 24 orang 29,3.
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif lanjut usia. Yaffe dkk. 2001 mengatakan bahwa lanjut usia
lebih berisiko mengalami penurunan kognitif, hal ini disebabkan karena adanya peranan level hormon seks endogen dalam perubahan fungsi
kognitif.
3. Gambaran Pendidikan Terakhir terhadap Tingkat Kognitif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terkait latar belakang pendidikan responden. Sebagian besar
responden berlatar pendidikan Sekolah Dasar SD atau sederajat, yakni sebesar 80,5. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Lisza 2013
terhadap tingkat pendidikan lanjut usia di Desa Dadirejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan diketahui bahwa paling banyak responden
berpendidikan SD yaitu sebanyak 76 orang 51,4. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wreksoatmodjo 2013 yang dilakukan di PSTW Jakarta
Barat didapatkan bahwa jumlah lanjut usia yang berpendidikan SD sebanyak 45 orang 59,2 dari jumlah total 76 orang.
Peningkatan risiko gangguan fungsi kognitif di kalangan berpendidikan rendah perlu mendapatkan perhatian dari petugas panti.
Program atau aktivitas di panti agar lebih diprioritas kepada lanjut usia yang berpendidikan rendah dan jenis kegiatannya perlu disesuaikan dengan
tingkat pendidikan yang rendah tersebut dapat berupa permainan sederhana serta menganjurkan tetap melakukan kegiatan rutin sehari - hari. Hal ini
serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Lopez dkk. 2012 yang menyatakan tingkat pendidikan rendah merupakan salah satu prediktor
terjadinya gangguan kognitif.
C. Analisis Korelasi antara Aktivitas Fisik dengan Tingkat Kognitif
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tingkat kognitif lanjut usia dengan nilai p-value sebesar 0,000.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dikakukan oleh Williamson dkk. 2008 di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai
kognitif yang berasosiasi dengan peningkatan fungsi fisik. Secara spesifik, penelitian Matthew dkk. 2004 dengan latihan Taichi pada usia 68 - 84 tahun
menunjukkan adanya hubungan yang positif. Penelitian lain yang dilakukan oleh Maulina 2011 menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat
pendidikan dan aktivitas fisik dengan fungsi kognitif lanjut usia. Aktivitas fisik dapat bermanfaat terhadap fungsi kognitif lanjut usia
Ravaglia, 2008. Aktivitas - aktivitas fisik bisa ditingkatkan tanpa membutuhkan banyak tambahan tenaga maupun sarana, namun membutuhkan
penjadualan yang konsisten dan perhatian dari para pengelola panti. Sarana berupa televisi umumnya telah tersedia di panti
– panti yang perlu ditingkatkan adalah merangsang minat dan mendiskusikan apa yang ditonton. Demikian
juga dengan penyediaan sarana bacaan dan permainan yang merangsang daya ingat dan konsentrasi.