Rumusan Masalah Manfaat Sistem Informasi Kesehatan

menyimpan berkas juga semakin luas. Sementara itu sistem penyimpanan menurut nomor yang digunakan yaitu sistem angka akhir Filling System. Dengan pencatatan secara manual sering ditemui kelemahan-kelemahan pada Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil seperti penomoran ganda, ketidakefisienan waktu, kesulitan memperoleh informasi pasien, serta kesulitan membuat laporan karena data yang diperlukan untuk membuatnya tidak tersusun dengan baik sehingga menyulitkan dalam proses pembuatannya. Selain itu, sistem penomoran dan penyimpanan rekam medis yang tidak teratur juga menyulitkan petugas dalam pencarian status pasien ketika pasien berobat ulang dan lupa membawa kartu berobat. Berdasarkan kondisi di atas, sangatlah tepat jika sistem informasi rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil mengadakan sisi kemajuan komputer, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya guna mempermudah pengolahan data pasien rawat jalan dan rawat inap yang sebelumnya dilakukan secara manual. Bahasa pemrograman yang akan digunakan dalan rancangan program Sistem Informasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil ini adalah Microsoft Visual Basic 0.6 karena penggunaan pada program tersebut sangat mudah digunakan terutama bagi pengguna yang baru mengenal bahasa pemrograman komputer Andi, 2002.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang terdapat pada sistem informasi rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil adalah seringnya terjadi penomoran ganda dalam pembuatan rekam medis, sulitnya menemukan berkas Universitas Sumatera Utara rekam medis pasien pada saat melakukan registrasi dan sulitnya mendapatkan informasi pasien rawat inap dan rawat jalan dengan metode pencatatan yang ada saat ini. 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Membuat rancangan sistem informasi rekam medis pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil dengan menggunakan program komputer Microsoft Visual Basic 6.0.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuat form login. 2. Membuat form identitas Pasien. 3. Membuat form identitas dokter. 4. Membuat form pendaftaran pasien rawat inap. 5. Membuat form data pasien keluar ruang rawat inap. 6. Membuat form pendaftaran pasien rawat jalan. 7. Membuat form data pasien keluar poliklinik rawat jalan. 8. Membuat laporan bulanan rekapitulasi kunjungan pasien rawat jalan. 9. Membuat laporan bulanan rekapitulasi kunjungan pasien rawat inap. 10. Membuat laporan tahunan rekapitulasi data penyakit.

1.4 Manfaat

1. Memberikan kemudahan bagi petugas rekam medis dan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil dalam registrasi pasien rawat inap dan rawat jalan. Universitas Sumatera Utara 2. Memberikan kemudahan bagi Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil terutama bagian rekam medis dalam membuat laporan rekapitulasi kunjungan pasien rawat inap dan rawat jalan. 3. Membantu pihak Rumah Sakit Umum Daerah Aceh Singkil dalam mencegah terjadinya penomoran ganda dalam pembuatan rekam medis pada pendaftaran pasien rawat inap dan rawat jalan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Kesehatan

Menurut Kusumadewi, dkk 2009 yang mengutip pendapat Van de Velde 2003 dan Degoulet, Sistem Informasi Kesehatan dapat dibedakan dalam berbagai perspektif yaitu perspektif fungsional dan perspektif arsitektur teknologi. Dimana dua perspektif ini bersifat generic dan tidak hanya berlaku untuk Sistem Informasi Kesehatan saja, tetapi juga untuk sistem informasi lainnya. Menurut Kusumadewi, dkk 2009, secara fungsional Sistem Informasi Kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam Sistem Informasi, yaitu :

1. Sistem Informasi Rumah Sakit, sistem ini merupakan sistem yang mampu

melakukan integritas dan komunikasi aliran informasi baik di dalam maupun di luar rumah sakit. Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, dan lain sebagainya yang terdapat pada fungsi dukung operasional dan medis di ruang lingkup rumah sakit.

2. Sistem Informasi Kesehatan Publik, jika Sistem Informasi Rumah Sakit

terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis dilingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor- kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit.

3. Sistem Informasi Klinis, pada sistem ini tidak hanya membantu dokter dalam

menangani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk Universitas Sumatera Utara meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem Informasi Kesehatan Klinis dapat didukung dengan sistem pendukung keputusan, yang diantaranya membantu dalam diagnosa penyakit dan menentukan tindakan medis. Sementara Menurut Kusumadewi, dkk 2009, dalam perspektif arsitektur teknologi pada era teknologi informasi yang semakin lebih dekat ke arah mobilitas pengguna, ada tiga pengembangan terpenting dalam Sistem Informasi Kesehatan yaitu:

1. Sistem Informasi Berbasis Komponen Objek, teknologi bebasis pada

komponen objek mengubah paradigma teknologi berbasis pada perpindahan data data-driven technology menjadi arsitektur berbasis pada pengetahuan knowledge-driven technology yang menekankan pada proses penyelesaian masalah.

2. Sistem Terdistribusi, dalam era keterbukaan dan era keterhubungan, maka

diperlukan mekanisme yang dapat menghubungkan antar satu sistem dengan sistem yang lain.

3. Teknologi Mobile, saat ini teknologi mobile seperti handphone, PDA personal

digital assistant, dan berbagai macam teknologi wireless lainnya memungkinkan proses komputasi dan pemanfaatan Sistem Informasi Kesehatan dipergunakan oleh pengguna yang secara fisik tidak terhubung secara langsung dengan sistem. Sistem ini memungkinkan akses terhadap Sistem Informasi Kesehatan secara remote maupun secara lokal baik dari sisi administrator maupun pengguna umum regular user. Universitas Sumatera Utara

2.2 Sistem Informasi Rumah Sakit