25
7. Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu BSNP, 2006.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan satuan
silabus. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005. Tentang
Standar Nasioanal Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat 15 Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah “kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 KBK adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah Muslich 2007, hlm. 17.
Dari beberapa sumber tersebut, jelas dikatakan bahwa pengertian KTSP merupakan kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP.
26
8. Pembelajaran Sastra di SMA Kelas XI
Menurut Rahmanto 1988: 16 pengajaran sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi empat manfaat yaitu
membantu keterampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. Agar
dapat memilih bahan pengajaran sastra dengan tepat, beberapa aspek perlu dipertimbangkan. Ada tiga aspek penting yang tidak boleh dilupakan jika
ingin memilih bahan pengajaran sastra Rahmanto, 1988: 27: 1. Bahasa
Perkembangan karya sastra melewati tahap-tahap yang meliputi banyak aspek kebahasaan. Aspek kebahasaan dalam sastra ini tidak
hanya ditentukan oleh masalah-masalah yang dibahas, tetapi juga faktor-faktor lain seperti: cara penulisan yang dipakai si pengarang,
ciri-ciri karya sastra pada waktu penulisan karya itu, dan kelompok pembaca yang ingin dijangkau pengarang. Agar pengajaran sastra
dapat lebih berhasil, guru kiranya perlu mengembangkan ketrampilan khusus untuk memilih bahan pengajaran sastra yang bahasanya sesuai
dengan tingkat penguasaan bahasa siswanya. 2. Psikologi
Dalam memilih bahan pengajaran sastra, tahap-tahap perkembangan psikologis ini hendaknya diperhatikan karena tahp-
tahap ini sangat besar pengaruhnya terhadap minat dan keengganan anak didik dalam banyak hal. Tahap perkembangan psikologis ini juga
27
sangat besar pengaruhnya terhadap daya ingat, kemauan mengerjakan tugas, kesiapan bekerja sama, dan kemungkinan pemahaman situasi
atau pemecahan problem yang dihadapi. Untuk membantu guru lebih memahami tingkatan perkembangan psikologi anak-anak sekolah
dasar dan menengah, Rahmanto 1988: 30 menyajikan tentang perkembangan psikologi anak:
i. Tahap pengkhayal 8 sampai 9 tahun Pada tahap ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal
nyata, tetapi masih penuh dengan berbagai macam fantasi kekanakan.
ii. Tahap romanti 10 sampai 12 tahun Pada tahap ini anak mulai meninggalkan fantasi-fantasi
dan mengarah ke realitas. Pada tahap ini anak telah menyenangi ceritera kepahlawanan, petualangan, dan bahkan kejahatan.
iii. Tahap realistik 13 sampai 16 tahun Sampai tahap ini anak-anak sudah benar-benar terlepas
dari dunia fantasi, dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi.
iv. Tahap generalisasi umur 16 tahun dan selanjutnya Pada tahap ini anak sudah tidak lagi hanya berminat pada
hal yang praktis saja tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-konsep abstrak dengan menganalisis suatu fenomena.
28
Dengan menganalisis fenomena, mereka berusaha menemukan dan merumuskan penyebab utama fenomena itu.
3. Latar belakang budaya Latar belakang karya sastra ini meliputi hampir semua faktor
kehidupan manusia dan lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan, kepercayaan, cara
berfikir, nilai-nilai masyarakat, seni, olahraga, hiburan, moral, etika, dan sebagainya. Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya
sastra dengan latar belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka. Dengan demikian, secara umum guru
sastra hendaknya memilih bahan pengajarannya dengan menggunakan prinsip mengutamakan karya-karya sastra yang latar ceritanya dikenal
oleh para siswa. Belajar sastra pada dasarnya adalah belajar bahasa dalam praktek.
Belajar sastra harus selalu berpangkal pada realisasi bahwa setiap karya pada pokoknya merupakan kumpulan kata yang bagi siswa harus diteliti,
ditelusuri, dianalisis, dan diintegrasikan. Kita sadar bahwa tak ada informasi dari luar baik itu berupa pengantar, komentar guru, cara
membaca, gambar maupun kritik yang sebelumnya lebih dapat menuntut perhatian siswa kecuali pengalaman siswa itu sendiri. Pengalaman dari
karya sastra bagaimanapun hanya dapat dimulai dan dilanjutkan dengan mempelajari analisis verbal. Karena kita banyak membaca, kita merasa
mudah sekali menerima isi suatu bacaan Rahmanto, 1988: 38.
29
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia Mendiknas, 2006: 206. Beberapa tujuan pembelajaran bahasa
dan sastra Indonesia berkaitan dengan pembelajaran karya sastra antara lain:
a. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan
dan kemampuan berbahasa. b. Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia. Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai
dengan pembelajaran sastra di SMA yaitu:
30
Membaca
15. Memahami buku biografi, novel,
dan hikayat 15.1 Mengungkapkan hal-hal yang
menarik dan dapat diteladani dari tokoh
15.2 Membandingkan unsur intrinsik dan
ekstrinsik novel Indonesia
terjemahan dengan hikayat Dengan demikian, silabus dan rancangan pelaksanaan
pembelajaran RPP sangat diperlukan untuk jenjang SMA kelas XI. Dengan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam tokoh utama pada novel
ibuk, karya Iwan Setyawan, siswa juga dapat menemukan nilai-nilai kehidupan atau perjuangan hidup di dalamnya melalui kegiatan belajar
yaitu dengan cara mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh. Seperti yang tercantum dalam Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar tersebut.
9. Silabus