4. Sistem Pembiayaan Murabahah
a. Pengertian Pembiayaan Murabahah Menurut PSAK No. 59 tentang akuntansi perbankan syariah,
murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang di sepakati oleh penjual dan
pembeli. Di dalam PSAK 102 paragraf 5 murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan
yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Definisi ini menunjukkan bahwa
transaksi murabahah tidak harus dalam bentuk pembayaran tangguh atau kredit, melainkan dapat juga dalam bentuk tunai setelah menerima
barang, ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus dikemudian hari PSAK 102
paragraf 8. Sedangkan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional yang dimaksud dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan
menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.
Murabahah sesuai jenisnya dapat dikategorikan dalam dua jenis Harahap 2005 : 93 :
1. Murabahah tanpa pesanan artinya ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dan
Universitas Sumatera Utara
2. Murabahah berdasarkan pesanan artinya bank syariah baru akan melalukan transaksi jual beli apabila ada yang pesan. Murabahah
berdasarkan pesanan dapat dikategorikan dalam :
a. sifatnya mengikat artinya murabahah berdasarkan pesanan tersebut mengikat untuk dibeli oleh nasabah sebagai pemesan.
b. sifatnya tidak mengikat artinya walaupun nasabah telah
melakukan pemesanan barang, namun nasabah tidak terikat untuk membeli barang tersebut.
b. Landasan Hukum Sistem Pembiayaan Murabahah 1.
Landasan Syariah
a. Al
quran “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan hak
sesamamu dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah
kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha penyayang bagimu.” Q.S Annisa 4 : 29
“…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” Q.S. Albaqarah 2 : 275
b. Al hadis Rasulullah saw bersabda, “Ada tiga hal yang mengandung
keberkahan : jual beli secara tangguh, muqaradhah murabahah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
tangga bukan untuk dijual HR. Ibnu Majah dari shuhaib 2. Landasan Hukum
Universitas Sumatera Utara
Landasan hukum pembiayaan murabahah terangkum dalam Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor 04DSN-MUIIV2000 juga mengenai ketentuan transaksi murabahah. Fatwa tersebut membahas tentang
ketentuan umum murabahah dalam bank syariah, ketentuan murabahah kepada nasabah, jaminan, utang dalam murabahah,
penundaan pembayaran, dan kondisi bangkrut pada nasabah murabahah.
c. Rukun dan Ketentuan akad Murabahah Rukun dan ketentuan murabahah, yaitu :
1. Transaktor Adanya pihak yang bertransaksi merupakan rukun transaksi
murabahah. Transaktor dalam transaksi murabahah terdiri atas pembeli yaitu nasabah yang memerlukan barang dan penjual bank
syariah. Transaktor haruslah cakap hukum dan baligh berakal dan dapat membedakan, sedangkan jual beli dengan anak kecil dianggap
sah apabila seizin walinya. 2. Objek jual beli, harus memenuhi :
a. Barang yang diperjualbelikan adalah barang halal, b. Barang yang diperjualbelikan harus dapat diambil manfaatnya atau
memiliki nilai,
Universitas Sumatera Utara
c. Barang tersebut dimiliki oleh penjual, d. Barang tersebut dapat diserahkan tanpa tergantung dengan kejadian
tertentu, e. Barang tersebut harus diketahui secara spesifik dan dapat
diidentifikasikan oleh pembeli sehingga tidak ada gharar ketidakpastian,
f. Barang tersebut dapat diketahui dengan jelas kuantitasnya, g. Barang tersebut dapat diketahui dengan jelas kualitasnya,
h. Harga barang tersebut jelas, i. Barang yang diakadkan secara fisik ada di tangan penjual.
3. Ijab Kabul Ijab dan Kabul merupakan pernyataan kehendak para pihak
yang bertransaksi, baik secara lisan, tertulis, atau secara diam-diam. Akad murabahah memuat semua hal yang terkait dengan posisi serta
hak dan kewajiban bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Akad ini bersifat mengikat kepada kedua belah pihak dan
mencantumkan berbagai hal, antara lain : pertama, nama notaris serta informasi tentang waktu dan tempat penandatanganan akad, kedua,
identitas pihak pertama, dalam hal ini pihak yang mewakili bank syariah biasanya kepala cabang, ketiga, identitas pihak kedua, dalam
Universitas Sumatera Utara
hal ini nasabah sebagai pembeli dan didampingi ahli warisnya, keempat, bentuk akad serta penjelasan akad, kelima kesepakatan-
kesepakatan yang disepakati. Menurut Antonio 2001 : 102, syarat-syarat murabahah, yaitu :
1. Penjual memberitahu biaya modal pada nasabah. 2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan hukum yang ditetapkan.
3. Kontrak harus bebas dari riba. 4. Penjual harus menjelaskan pada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian. 5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya bila pembelian dilakukan secara hutang.
5. Perlakuan Akuntansi Murabahah