Kelembaban Udara dan Angin

b. Sinar Matahari

Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat juga untuk memacu pembentukan buah dan bunga, karenanya intensitas kualitas dan lama penyinaran Sangat berpengaruh pada proses itu.Lama penyinaran optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit antara 5-7 jam hari.Kekurangan atau kelebihan sinar matahari akan berakibat buruk bagi tanaman kelapa sawit.

c. Suhu

Selain sinar matahari dan curah hujan yang cukup untuk tumbuh dengan baik,tanaman kelapa sawit memerlukan suhu optimum yang berkisar antara 22º- 32º C.Beberapa faktor yang mempengaruhi suhu adalah lama penyinaran atau makin rendah suatu tempat,maka akan terjadi kenaikan suhu.Suhu akan berpengaruh terhadap masa pembungaan dan kematangan buah.Tanaman kelapa sawit yang ditanam pada ketinggian 500 m diatas permukaan air laut akan terlambat berbunga 1 tahun jika dibandingkan dengan yang ditanam didataran rendah.

d. Kelembaban Udara dan Angin

Kelembaban udara dan angin adalah faktor yang sangat penting untuk menunjang pertumbuhan kelapa sawit,kelembaban udara dapat mengurangi penguapan, pertumbuhan kelapa sawit, kelembapan udara dapat mengurangi penguapan, sedangkan anginakan membantu penyerbukan secara ilmiah. Angin yang kering menyebabkan penguapan yang lebih besar, mengurangi kelembaban dan dalam waktu lama mengakibatkan tanaman layu.Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit antar 80 – 90 . Faktor –faktor yang mempengaruhi Universitas Sumatera Utara kelembaban ini adalah suhu, sinar matahari, lama penyinaran , curah hujan dan evapotransipirasi Ketaren,1996. 2.7.Sifat fisik Dan Kelapa Sawit Sifat fisika dan kimia kelapa sawit meliputi warna,bau,bobot jenis,dan indeks bias. a. Minyak Sawit Crude Palm Oil, CPO Minyak sawit diperoleh dari lapisan serabut kulit buah kelapa sawit melalui proses pengolahan sawit.Pada suhu kamar kelapa sawit adalah minyak setengah padat semi soilid.Warna minyak sawit adalah merah jingga oleh adanya pengaruh warna karoten dalam jumlah minyak yang banyak.Minyak sawit memiliki bau yang khas dan sangat tahan terhadap proses oksidasi.Sifat ini disebabkan adanya zat tecoferol. b. Minyak inti sawit Palm Kernel Oil, PKO Minyak inti sawit PKO dihasilkan dari inti kelapa sawit.Minyak inti sawit memiliki rasa dan bau sangat kuat dank has sekali.Nilai sifat fisika-kimia minyak sawit CPO dan minyak inti sawit PKO dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Perbandingan sifat minyak kelapa sawit CPO dan minyak inti PKO 2.8.Penentuan mutu minyak atau lemak Pengujian minyak atau lemak secara kimiawi telah sejak lama dikerjakan.Pengujian ini didasarkan pada penelitian atau penetapan bagian tertentu dari komponen kimia minyak atau lemak.Pengujian –pengujian minyak atau lemak tersebut meliputi hal-hal berikut: a.Bilangan Penyabunan Bilangan penyabunan adalah jumlah mg KOH yang diperlukan untuk menyabunkan satu gram minyak atau lemak.. b.Bilangan Iod Bilangan iod adalah jumlah gram iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak, ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa senyawa iod.Gliserida dengan tingkat ketidak jenuhan yang tinggi,akan mengikat iod dalam jumlah yang lebih besar. Sifat Minyak Sawit Minyak Inti Sawit Bobot jenis pada suhu 9,900 0,900-0,913 Indeks bias 1,4565-1,44585 1,395-1,415 Bilangan iodium 48-56 14-20 Bilangan penyabunan 196-205 244-254 Universitas Sumatera Utara c.Bilangan Asam Bilangan asam adalah jumlah mg KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.Bilangan asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak atau lemak. d.Bilangan Reichert Meissl Bilangan Reichert Meissl adalah jumlah mililiter larutan KOH 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut dalam air,dari contoh sebanyak 5 gram.Cara penetapan bilangan Reichert Meissl adalah dengan memanasi larutan KOH dalam gliserol sampai terjadi penyabunan yang sempurna. e.Bilangan Polenske Bilangan Polenske adalah jumlah milliliter larutan alkali 0,1 N yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak yang mudah menguap tetapi tidak larut dalam air. f.Bilangan Krischner dipergunakan untuk menetapkan besarnya asam lemak yang mudah menguap dan dapat larut dalam air.Pengukurannya didasarkan atas pengukuran garam-garam perak yang larut dalam hasil penetapan bilangan Reichert Meissl. Universitas Sumatera Utara g.Bilangan Henner Dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak yang tidak larut dalam air.Minyak atau lemak yang mempunyai bilangan Reichert Meissl yang tinggi,akan mempunyai bilangan Hehner yang rendah. h.Bilangan Asetil Terdapat pada minyak atau lemak.Kebanyakan minyak atau lemak pangan mengandung gugus OH dalam jumlah yang sangat kecil Ketaren,1986. Tabel 2.2.Standart mutu minyak sawit dan minyk inti sawit berdasarkan karakteritiknya. Karakteristik Minyak sawit Minyak inti sawit Asam Lemak Bebas 5 3,5 Kadar air 0,5 0,02 Kadar kotoran 0,5 0,2 Bilangan peroksida 6 meq 2,2 meq Bilangan iodine 44-58 mgg 10,5- 18,5 mgg Kadar logam Fe, Cu 10 ppm - Universitas Sumatera Utara

2.9. Komposisi minyak kelapa sawit

Dokumen yang terkait

Penentuan Kadar Air dan Asam Lemak Bebas (ALB) pada Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung-Batu Bara

0 63 39

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

3 50 61

Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Palm Kernel Oil (PKO) Di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung – Batu Bara

6 62 39

Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas Pada CPO (Crude Palm Oil) Di PKS. PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

3 30 35

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit - Penentuan Kadar Air dan Asam Lemak Bebas (ALB) pada Palm Kernel Oil (PKO) di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung-Batu Bara

0 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

0 1 30

Penentuan Kadar Air, Kadar Kotoran dan Asam Lemak Bebas (ALB) di PKS PT. Multimas Nabati Asahan-Kuala Tanjung

1 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Kelapa sawit - Perubahan Kadar Asam Lemak Bebas dan Kadar Air pada CPO Sebelum dan Sesudah Vakum Driyer pada Pengolahan Kelapa Sawit di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelapa Sawit - Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas (ALB) Minyak Kelapa Sawit (CPO) Pada Tangki Timbun di PT. Multimas Nabati Asahan (MNA) Kuala Tanjung

1 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit - Penentuan Kadar Air Dan Asam Lemak Bebas (ALB) Pada Palm Kernel Oil (PKO) Di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung – Batu Bara

0 0 15