BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang telah dilaksanakan, Rabu, 27 Oktober 2010 diselenggarakan
untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah untuk periode 2010- 2015. Dimana Pemilihan Kepala Daerah Pilkada dilaksanakan secara serentak
di seluruh Kabupaten Karo. Pilkada Langsung ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana pasangan calon
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik yang telah memenuhi persyaratan. Pilkada
diikuti sepuluh pasangan calon dengan perolehan suara masing-masing, yakni:
Tabel 1. Perolehan Suara Para Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati No.
Urut Nama Pasangan Calon Bupati dan Wakil
Bupati Perolehan
Suara Persentase
Ranking
1 Siti Aminah Br. Perangin-angin, SE dan
Sumihar Sagala, SE 30.804
19.49 I
2 Riemenda Ginting, S.H dan Drs. Aksi
Bangun 20.071
12.70 III
3 Dr. Sumbul Sembiring, MSc dan Prof. DR.
H. Pahanm Ginting, SE, MSc. 18.439
11.67 IV
4 Roberto Sinuhaji, SE dan Firman Amin
Kaban, BE 7.023
4.44 IX
5 Drs. Abednego Sembiring dan Ir. Sanusi
Surbakti, MBA 12.024
7.61 VII
6 Drs. Nabari Ginting Msi dan Drs. Paulus
Sitepu 14.829
9.42 VI
7 Dr. Ir. Petrus Sitepu dan Komalius Tarigan,
ST. , SH. 15.389
9.74 V
8 Drs. H.M. Ramli Purba.MM dan Rony
Barus 6.965
4.41 X
9 DR. HC Kena Ukur Karo Jambi Surbakti
dan Terkelin Brahmana, SH. 15.310
16.01 II
10 Andy Natanael Ginting Manik, SH. , MM
dan Fakhry Samadin, S.Ag 7.133
4.51 VIII
Jumlah keseluruhan perolehan suara dan persentase
158.047 100
Sumber: http:www.mahkamahkonstitusi.go.id
dimana Pilkada ini ditetapkan menjadi dua putaran karena tidak ada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati yang meraih 30 persen. Ketua Komisi Pemilihan
Umum yakni Benyamin Pinem, mengatakan pasangan calon yang berhak mengikuti putaran kedua adalah Siti Aminah Br. Perangin-angin dan Salmon
Sumihar Sagala nomor urut 1 yang meraih suara 30.804 suara atau 19.49 . kemudian pasangan Kena Ukur surbakti dan Terkelin Brahmana no urut 9
dengan 25.310 suara atau 16.01. Pada hasil sidang pleno KPUD Karo lanjutan yakni menetapkan
kemenangan pasangan Kena Ukur Surbakti dan Terkelin Brahmana dalam Pilkada II di Open Stage Gedung Kesenian di Berastagi. Berdasarkan rekapitulasi
perhitungan suara akhir, pasangan Kena ukur Surbakti dan Terkelin Brahmana meraih 85.343 suara atau 61.42. Pasangan no urut 9 itu mengalahkan Siti
Aminah dan Salmon Sumihar Sagala yang meraih 53.598 suara atau 38.58.Dalam pemungutan suara yang dilakukan pada 21 Desember 2010.
Dengan jumlah daftar pemilih tetap DPT sebanyak 251.323 orang, berarti persentase partisipasi warga dalam pilkada putaran kedua resebut 57.70. seluruh
hasil perhitungan suara ditandatangani semua saksi KPU dimana semua pasangan calon mengakui hasil suara terakhir tersebut.
Dalam usaha mendapatkan suara dari masyarakat, ada berbagai cara yang ditempuh oleh pasangan-pasangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah guna
menarik simpatik masyarakat, dengan berkampanye,baik secara langsung, yakni mengadakan di suatu tempat,biasanya mengunjungi suatu daerah ataupun melalui
media yang ada. Calon Kepala Daerah berusaha menonjolkan kelebihan masing-
masing. Hal tersebut dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat agar mereka mampu mengambil keputusan untuk memilih mereka pada pemilihan Kepala
Daerah. Media surat kabar adalah salah satu media yang terus meliput perkembangan mengenai kampanye calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah. Surat kabar merupakan salah satu bentuk media massa selain televise dan radio. Surat kabar memberikan kita informasi tentang peristiwa yang terjadi di
sekitar kita setiap hari. Melalui surat kabar kita bisa mendapatkan informasi secara actual setiap harinya. Wahyudi, 1996:22
Banyak pihak mengatakan bahwa media massa memiliki peran strategis dalam kehidupan masyarakat. Disatu sisi bisa menciptakan masyarakat hidup
damai dan harmonis. Namun disisi lain akibat pemberitaan media massa suasana kehidupan kemasyarakatan bisa terjadi disharmonisasi bahkan bisa memunculkan
hura-hura. Komunikasi begitu penting dalam setiap waktu, dalam penyampaian pesan
kepada komunikan untuk mencapai tujuan tertentu sehingga komunikan atau audiens mampu memberikan respon atau umpan balik sesuai dengan yang
diinginkan oleh komunikator. Demikian halnya dalam setiap pemilihan baik pemilihan kepala desa, kepala daerah kab kota, maupun pemilihan kepala Negara
dan legeslatif menggunakan komunikasi sebagai sarana untuk mencapai tujuan mereka. Yakni mempengaruhi audiens hingga audiens mampu mengambil
tindakan keputusan untuk memilih para calon yang mereka kehendaki. Media massa dan pilkada adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan.
Perannya yang strategis itu pula, disadari atau tidak media massa sering dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan stakeholder pilkada,dengan alasan
mensukseskan pilkada. Peran media massa dalam pilkada yang dimanfaatkan oleh stakeholder ialah pertama, menjadikan media massa sebagai komunikasi langsung
dari pasangan calon kepala daerah kepada masyarakat pemilih. Dalam hal ini media dipakai sebagai alat promosi untuk memperkenalkan pasangan calon kepala
daerah. Contoh pada saat menjelang hari pemilihan banyak gambar yang telah dipampangkan di koran dari setiap calon kepala daerah. Kedua, media massa
dimanfaatkan sebagai program beritainformasi khusus. Dalam hal ini media massa memberitakan tentang calon dan segala hal yang menyangkut pemilu dan
membangun citra positif terhadap pasangan calon kepala daerah. Ketiga, media massa berperan sebagai sarana sosialisasi pilkada atau informasi pendidikan untuk
pemilih, informasi ini menyangkut partisipasi pemilih, proses pemilihan, cara memilih dan lain sebagainya. Jadi dalam melaksanakan perannya ini media dapat
juga menjadikan pemilihan yang bebas dan adil tergantung pada kemampuan media yang bekerja secara professional, berintegritas, tidak berat sebelah
objektif melaporkan fakta – fakta yang tidak merugikan pihak manapun , tepat melaporkan berita yang sama dari yang dipersepsikan oleh peserta yang
bersangkutan , dan seimbang keseimbangan harus dicapai dalam satu laporan . Media massa merupakan sasaran empuk bagi kontestan peserta pemilih baik calon
anggota dewan perwakilan daerah, partai politik, pemilihan kepala daerah yang berlomba merebut kursi.
Media massa ditantang untuk menjaga integritas professional karena peran media massa sebagai penyebar informasi, membentuk opini publik, mendidik dan
menghibur, media massa juga melaksanakan sosial kontrolnya. Disamping itu, media juga dapat berperan kritis dalam kepentingan pendidikan umum dalam
meningkatkan peran serta pemilih secara kelompok, seperti petani yang selama ini memiliki minat yang lebih rendah. Media seharusnya mendorong golongan-
golongan tersebut untuk ikut terlibat dalam pilkada. Media diharapkan juga bersama masyarakat dan panitia pengawas agar bisa berjalan dengan jujur dalam
peliputan kampanye melalui berita dan informasi. Agar peran media lebih maksimal mensukseskan pilkada, tentu profesionalisme dan netralitas harus
dikedepankan. Dalam pelaksanaannya terkadang sosialisasi pemilihan pada masyarakat
belum dapat dikatakan merata, terlebih bagi masyarakat pedesaan yang tingkat pendidikan rendah. Terlebih lagi faktor alam dan lokasi yang sulit dijangkau
secara langsung. Dalam hal ini media sebagai jembatan informasi, memiliki peran sebagai alat sosialisasi bagi masyarakat tersebut. Baik dalam pengenalan maupun
pelaksanaan tahapan-tahapan dalam pemilihan, sehingga pada akhirnya masyarakat dapat mengerti apa yang menjadi hak dan kewajiban sebagai warga
negara dan secara tidak langsung mereka juga mendapatkan pendidikan politik dan penerapannya dapat mereka laksanakan dalam pilkada, karena pada
kenyataannya media massa dapat merubah cara pandang individu, kelompok dalam membuat suatu keputusan. Hal ini dapat kita lihat dalam pelaksanaan
pilkada, dimana media massa merupakan menjadi kebutuhan utama, media massa digunakan bukan hanya untuk memberi informasi dan sosialisasi tapi media massa
juga berperan dalam proses pembuatan keputusan pemilihan baik secara individu maupun kelompok. Dalam menyongsong pilkada yang sukses adalah peranan
media massa karena arus informasi yang cepat dan meluas didapat melalui media. Disamping hal tersebut media massa secara tidak langsung menjadi alat tayang
yang paling digemari oleh parpol, maupun para calon dalam usaha pemenangan dalam pilkada. Karena secara sadar atau tidak media massa telah mampu
mempengharui dalam menimbang dan mambuat suatu keputusan. Dimana media massa memantau pelaksanaan pemilihan dan menyiarkan hasil pantauannya
sehingga diketahui oleh masyarakat yang berjalan baiknya proses pilkada dengan hasil yang bersih. Disinilah peran media massa dengan integritas tinggi sangat
dibutuhkan. Sehingga peran media massa lebih maksimal dalam menyukseskan pemilihan. Namun apakah media massa tersebut mempunyai peran bagi
masyarakat yang ada di Desa Ketaren dalam Pilkada yang telah terlaksana . Dimana Desa ini berbatasan langsung dengan Kota Kabanjahe, yang merupakan
salah satu desa di Kecamatan Kabanjahe. Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas, penulis merasa tertarik
untuk meneliti lebih lanjut bagaimana peran media massa dan tindakan memilih masyarakat dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Karo Periode 2010-2015
di Desa Ketaren Kecamatan Kabanjahe.
I.2 Perumusan Masalah