cakupan geografis yang diprioritaskan. Kekurangan :
1. Sekalipun jangkauannya bersifay missal,surat kabar dibaca orang dalam
tempo yang singkat sekali. 2.
Isi yang dipaksakan dihalaman surat kabar yang tidak mempunyaimanajemen redaksi dan tata letak yang baik bisa mengacaukan
mata dan daya serap pembaca. 3.
Sekalipun memiliki sirkulasi yang luas, beberapa kelompok pasa tertentu tetap tidak dapat dilayani dengan baik.
4. Beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan baik lewat surat kabar,
terutama produk yang tidak ditujukan kepada umum atau yang menuntut peragaanuntuk merebut tingkat emosi pembaca yang tinggi kan sulit
masuk ke surat kabar. Demikian pula produk tertentu yang jika diiklankanpromosikan dapat dianggap melanggar kesusilaan.
II.5 Kampanye Kegiatan komunikasi politik yang paling semarak dan melibatkan banyak
orang adalah kampanye politik. Kegiatan ini dilakukan menjelang pemilihan, terutama pemilihan anggota legislative parlemen yang disebut dengan Pemilihan
Umum Pemilu atau pilihan raya. Selain pemilihan anggota parlemen yang tidak kalah pentingnya adalah pemilihan jabatan-jabatan politik, terutama pemilihan
presiden, gubernur, dan bupati Kampanye adalah bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang atau organisasi politik dalam
waktu tertentu untuk memperoleh dukungan politik dari rakyat. Pada umumnya, kampanye politik diatur dengan peraturan peraturan tersendiri, yaitu waktu, tata
caranya,pengawasan dan sanksi-sanksi jika terjadi pelanggaran oleh
penyelenggaraan kampanye. Dengan demikian, kampanye politik adalah kegiatan yang bersifat formal dalam sebuah perebutan jabatan-jabatan politik tertentu.
Dalam kampanye politik, biasanya semua bentuk komunikasi politik dikembangkan seperti agitasi politik, propaganda politik, public relations politik,
dan retorika politik Arifin, 2003:83-84. Namun harus diingat bahwa di Negara demokratis termasuk Indonesia penggunaan agitasi politik dan propaganda
politik yang mengabaikan nilai-nilai kebenaran, etika, dan moral harus ditinggalkan.
Dalam konteks persaingan antar partai politik,trdapat tiga sasaran kampanye politik. Pertama, membangkitkan kesetian alami para pengikut suatu
partai agar tetap memilih sesuaidengan kesetiaan itu. Kedua, menggalang rakyat pemilih yang tidak terikat dengan partai tertentu atau menciptakan pendukung
dari golongan independent. Ketiga, meyakinkan rakyat pemilih dari partai lain,bahwa keadaan akan lebih baik jika mereka menjatuhkan pilihan kepada
kandidat dari partai lain. Pelaksanaan kampanye politik dan menjalankan ketiga sasaran kampanye
diatas, memerlukan manajemen yang rapi sehingga dapat dikembangkan menjadisebuah kampanye yang total. Hal ini harus dimulai dengan perumusan
gagasan vital atau tema kampanye yang persuasive, yang kemudian disusun perencanaan, pengorganisasian, penganggaran, pelaksanaan, evaluasi dan
seterusnya sehinnga dapat tujuan yang efektif dan efisien.
Penyusunan gagasan vital atau tema kampanye harus diserahkan kepada pemikir atau konseptor. Kemudian, pengorganisasiannya diserahkan kepada
organisator. Sedang penyebaran gagasan tersebut harus dilaksanakan oleh para komunikator politik, yang terdiri dari politikus professional dan aktivis, yang
mempunyai kemampuan sebagai orator, public relations officer. Komunikator politik pada umunya adalah pemimpin karena harus memiliki kepemimpinan,
yaitu kemampuan membawa massa atau pengikut kepada tujuan tertentu. Salah satu kampanye yang sering digunakan adalah kampanye massa,
yaitu kampanye yang ditujuan kepada massa orang banyak. Persuasi kepda massa itu dilakukan , baik itu dilakukan dengan hubungan tatap muka atau melalui
media seperti surat kabar, radio, televisi ,spanduk, baloho, poster,dan sebaran serta medium interaktif melalui computer internet.
Selain kampanye massa, juga dikenal kampanye tatap muka atau antarpesona, yaitu kampanye tanpa perantara. Seorang kandidat bertemu tatap
muka langsung dengan calon pemilih, bahkan juga mungkin melakukan dialog, jabat tangan bersalaman dan bercanda. Hubungan tatap muka dapat dilakukan
dengan penampilan pribadi secara relative informal atau melalui dukungan tokoh- tokoh formal atau informal yang mempunyai nama nasional.
Akhirnya, keberhasilan suatu kampanye sangat ditentukan oleh kapasitas individu para calon atau kandidat, yaitu para politikus dalam menampilkan diri
Arifin, 2003: 83-85.
II.6 Berita