Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Setelah Transisi

agar masa transisi berjalan dengan baik. Perpindahan ini akan berjalan dengan baik dan bertahap sehingga tidak ada perubahan kuat. Bahkan telah menciptakan waktu secara matang untuk menyiapkan perpindahan Bapepam. 163

B. Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Setelah Transisi

Sehingga masa transisi memberikan kepastian bagi kalangan industri dan masyarakat. Keberhasilan proses peralihan OJK dan pelaksanaan program strategis secara efektif juga akan ditentukan oleh komitmen dan partisipasi para pemangku kepentingan, antara pemerintah, BI dan masyarakat industri jasa keuangan. Kewenangan Bapepam dalam mengawasi transaksi pasar modal dalam UUPM terkait dengan berlakunya UU No. 21 Tahun 2011 Tentang OJK yang juga mempunyai kewenangan dalam melakukan pengaturan dan pengawasan pasar modal perlu dilakukan harmonisasi peraturan perundang-undangan. Posisi Bapepam sendiri nantinya tidak di bawah Kementerian Keuangan. Selain itu, salah satu direktorat di Kementerian Keuangan akan masuk dalam struktur OJK untuk melakukan analisa tentang sektor finansial. Sebelum OJK befungsi penuh, pada masa transisi yang harus dilewati terhadap masing-masing lembaga jasa keuangan. Selama masa transisi masih dipegang otoritas masing-masing otoritas sebelumnya, jadi Bapepam masih melakukan pengawasan terhadap pasar modal sampai dengan 1 Januari 2013. 164 163 Kemenkeu Dukung Penuh Transisi OJK, www.infobanknews.com , diakses tanggal 26 November 2006 164 OJK Tantangan Transisi Ke Superbodi, www.warteekonomi.co.icd , diakses tanggal 06 November 2012 Universitas Sumatera Utara Pasal 66 UU OJK: 1 sejak Undang-undang ini diundangkan sampai dengan beralihnya fungsi, tugas dan wewenang sebagaimana di maksud dalam Pasal 55: a. Bank Indonesia tetap melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan; dan b. Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan lembaga keuangan lainnya tetap melaksanakan tugas dan wewenang pengeturan dan pengawasan kegiatan jasa c. Keuangan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. 2 Bank Indonesia, Menteri Keuangan dan Badan pengawas Pasar modal dan lembaga keuangan menyampaikan laporan atas pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang sebagaimana di maksud pada ayat 1, kepada OJK 3 Pembiayaan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang sebagaimana di maksud Pasal ayat 1, bersumber dari: a. Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan; dan b. Anggaran pendapat dan belanja negara untuk pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan di sektor pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya 4 Pembiayaan rencana kerja dan anggaran OJK sejak UU ini diundangkan sampai dengan beralihnya fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan ke OJK sebagaimana di maksud dalam Pasal 55, bersumber dari anggaran Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kementerian Keuangan dan atau Bank Indonesia Selama masa transisi tugas pengawasan pasar modal berjalan seperti biasa yaitu di pegang oleh Bapepam, setelah masa transisi penuh maka semua kewenangan akan pindah kepada OJK. Berdasarkan Pasal 68 menyatakan: “Sejak beralihnya fungsi, tugas dan wewenang sebagaimana di maksud dalam Pasal 55, pemeriksaan dan atau penyidikan yang sedang dilakukan oleh Bank Universitas Sumatera Utara Indonesia, Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, penyelesaiannya dilanjutkan ke OJK”. Sehingga tugas dan kewenangan yang dimiliki Bapepam semua pindah ke OJK, termasuk penyelesaian kasus di pasar modal yang terus berjalan dari masa transisi sampai transisi selesai. Maka OJK lah yang akan menyelesaikan kasus tersebut. Bapepam sendiri nanti tidak berada di bawah Menteri Keuangan. Tapi sepenuhnya tugas Bapepam akan pindah ke pada OJK. OJK bakal kebanjiran kasus pasar modal setelah Bapepam melebur ke OJK. Karena Bapepam belum bisa menyelesaikan seluruh kasus yang ditangani. 165 Bapepam menyatakan tidak ada peraturan pasar modal yang akan berubah pasca beralihnya badan pengawasan pasar modal ke OJK maupun selama masa transisi. Peraturan secara substansi tetap sama perubahan hanya di mana lembaga yang mengeluarkan aturan saja. Kalau sebelumnya Bapepam nanti OJK. 166 Rencana kerja OJK tahun 2013 telah di susun dan ditetapkan secara kolektif dan kelogial oleh DK dengan memperhatikan masukan dari berbagai pemangku kepentingan. Rencana kerja OJK pada intinya mencakup 9 Sembilan program strategis OJK yang lebih lanjut dijabar dalam fokus kebijakan dan rencana kerja Bapepam secara otomatis akan melebur ke OJK. 165 OJK Bakal Kebanjiran Kasus Pasar Modal, www.seputar-indonesia.com , diakses tanggal 18 Desember 2012 166 Pemerintah Mengalihkan Asset Bapepam-Lk Ke OJK, www.kontan.co.id , diakses tanggal 18 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara tahun 2013. Kesembilan program strategis di maksud dapat disampaikan secara ringkas sebagai berikut: 167 1. Program stategis OJK di bidang pengaturan. Fokus kebijakan dan rencana kerja pada tahun 2013 terkait dengan program ini antara lain harmonisasi pengaturan antara subsektor jasa keuangan dan konversi peraturan sektor jasa keuangan ke dalam peraturan OJK sehingga tidak adanya tumpang tindih kewenangan terhadap lembaga yang akan berada di bidang pengaturan OJK. DK akan berperan aktif memberi masukan kepada DPR dalam penyusunan maupun amandemen RUU pasar modal, RUU perbankan, RUU Dana pensiun, RUU Perasuransian, RUU BI, RUU Jaringan Pengaman Sistem Keuangan JPSK. Agar memastikan sinergi dan harmoniasi UU sektor jasa keuangan yaitu UU OJK dan peraturan pelaksanaannya 2. Program stretegis OJK di bidang pengawasan, program ini difokuskan pada kegiatan pengawasan yang terintegrasi dalam rangka perwujudan sektor jasa keuangan yang teratur, adil, transparan, dan akuntabel. Peningkatan frekuensi dan kualitas pengawasan terhadap industri jasa keuangan, khususnya sektor pasar modal dan industri keuangan non bank. 3. Pengembangan sektor jasa keuangan agar dapat tumbuh secara stabil dan berkelanjutan, difokuskan pada pengembangan produk dan perluasan akses 167 Nurhaida, Reformasi Pengawasan Sektor Jasa Keuangan Melalui Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Upaya Mendorong Pertumbuhan Perekonomian Nasional, http:www.iaitbjakarta.comfilesMakalah_Ibu_Nurhaida_OJK.pdf , , diakses tanggal 20 Desember 2012 Universitas Sumatera Utara sektor jasa keuangan di bidang pasar modal dan IKNB, sehingga mampu di jangkau oleh masyarakat luas dalam rangka mendukung program keuangan inklusif. 4. Program strategis di bidang edukasi dan perlindungan konsumen. Rencana kerja OJK tahun 2013 difokuskan pada peningktan edukasi melalui penyusunan national strategy on finansial literacy, serta kegiatan sosialisasi edukasi yang bersifat massive dan komprehensif kepada seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, upaya peningkatan perlindungan konsumen juga dilakukan melalui penyiapan perlindungan konsumen juga dilakukan melalui penyiapan infrastuktur perlindungan konsumen, penyiapan finansial customer care, market intelligence, serta penyusunan mekanisme pembelaan hukum konsumen sektor jasa keuangan. 5. Program strategis di bidang penegakan hukum. Fokus kegiatan dititikberatkan pada peningkatan kaualitas penegakan hukum, antara lain melalui optimalisasi kegiatan pemeriksaan dan penyidikan, peningkatan penegakan hukum melalui pengenaan sanksi dan peningkatan koordinasi dengan lembaga penegak hukum yang ada. Di tahun 2012, OJK juga akan menyusun, mereview dan menyempurnakan perjanjian-perjanjian kerja sama dan nota kesepahaman dengan penegak hukum, guna memperluas cakupan dan meningkatkan efektivitas penegakan hukum. 6. Penguatan capacity building dan optimalisasi peran lembaga jasa keuangan, termasuk profesi dan lembaga jasa penunjang sektor jasa keuangan. Universitas Sumatera Utara Penguatan dititikberatkan pada peningkatan kualitas dan integritas pengurus dan pemegang saham lembaga jasa keuangan, terutama melalui perbaikan pemegang saham lembaga jasa keuangan, terutama melalui perbaikan sisitem uji kepatutan dan kelayakan. 7. Peningkatan koordinasi dan kerjasama sektor jasa keuangan. Pada tahun 2013 kegiatan akan difokuskan untuk mengembangan analisa dan evaluasi stabilitas sektor jasa keuangan, maupun dalam forum koordinasi stabilitas sektor jasa keuangan. Koordinasi intensif juga akan di bangun dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, dan lembaga-lembaga lain, termasuk peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan lemabaga otoritas serupa di negara lain, dan lembaga atau organisasi internasioanl terkait. 8. Program strategis OJK di bidang integrasi data dan informasi dalam kerangka pengaturan dan pengawasan. Integritas data dan informasi ini menjadi sangat penting terutama antara Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan dan OJK sehingga masing-masing pihak dapat melakukan tugas dan wewenag dengan baik dan selektif 9. Peningkatan tata kelola OJK yang mendukung sistem check and balances. Pada tahun 2013 fokus kebijakan diarahan pada penerapan manajemen risiko dan quality assurance pada seluruh tahapan proses bisnis organisasi. Di samping itu peningkatan tata kelola OJK dilakukan dengan melakukan pengembangan unsur-unsur pendukung seperti dukungan teknologi informasi Universitas Sumatera Utara yang handal infrastruktur manajemen sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai, standar prosedur operasional yang jelas dan dapat diaplikasikan, serta sistem keuangan yang akuntabel. C. Keuntungan dan Kelemahan Transformasi Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK 1. Keuntungan Tranformasi Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam: a. Meningkatkan efektifitas pengawasan. 168 168 Jusuf Anwar b, Op.cit, hlm. 191 Produk hybrid di lembaga keuangan lebih muda terawasi, seperti yang terjadi pada kasus Antaboga. Karena adanya jenis produk yang sama dari lembaga keuangan perbankan dan non perbankan seperti yang terjadi pada kasus Antaboga. Dalam kasus tersebut BI menganggap PT. Antaboga sudah diawasi Bapepam karena merupakan produk reksadana, tetapi Bapepam juga tidak mengetahui keberadaan PT. Antaboga karena produk ini di jual di lingkungan bank. Pelaksanan fungsi pengaturan dan pengawasan pasar modal saat ini, maka dibutuhkan suatu pengaturan dan pengawasan pasar modal yang terintegrasi dengan pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan, yaitu sektor perbankan dan sektor jasa keuangan non bank. Sistem pengawasan Universitas Sumatera Utara terpadu dapat meminimalisasikan kemungkinan berbenturannya koordinasi antara lembaga. Jika ada lembaga pengawas dalam suatu sistem keuangan banyak tantangan yang harus dihadapi salah satunya adalah memastikan koordinasi antar lembaga-lembaga agar terciptanya konsistensi dalam menentukan suatu kebijakan atau menentukan siapa yang bertanggung jawab atas suatu kebijakan tersebut. OJK diharapkan mampu menciptakan koordinasi yang lebih baik dan konsitensi kebijakan di antara lembaga yang memiliki latar belakang aturan yang berbeda. Sehingga OJK mampu menghasilkan kebijakan yang menyeluruh pada berbagai industri keuangan yang berada di bawah pengawasan lembaga tersebut. Hal ini terjadi karena adanya pertimbangan yang dilakukan telah mewakili kepentingan masing- masing lembaga yang ada dalam OJK tersebut. Pada akhirnya, kebijakan yang di buat akan semakin terarah dan dapat meminimalsir inkonsistensi. Selain hal tersebut, dengan hanya ada satu lembaga pengawas, akan membuat pertanggungjawaban menjadi tegas dan jelas. Hal ini memungkinkan karena berbagai pengawasan dalam OJK yang mengawasi berbagai industri dengan latar belakang berbeda tersebut dapat meminimalisir terjadinya tumpang tindih antara kebijakan di buat. Adanya kejelasan mengenai kebijakan tersebut akan memperbaiki transparansi pertanggungjawaban pembuat keputusan tersebut. Universitas Sumatera Utara b. Meningkatnya Efesiensi. 169 169 Ibid OJK akan meningkatkan efesiensi antar lembaga yang memiliki latar belakang aturan yang berbeda, termasuk peningkatan skala ekonomi. Dari segi intern pemerintah, dengan terbentuknya lembaga ini akan membuat optimalisasi pembiayaan terhadap lembaga ini akan semakin meningkat. Pendapat diperoleh melalui self financing dan minimalisasi pembiayaan melalui efesiensi penggabungan organisasi. Dari segi eksternal, akan terdapat kemudahan akses terhadap lembaga tersebut. Dengan pelayanan satu atap tersebut akan dapat menyederhanakan birokrasi dan memperbaiki pelayanan terhadap pihak-pihak yang berhubungan dengan jasa keuangan. Hal ini dapat terjadi karena dengan semakin berkembangnya transaksi, instrument, dan kelembagaan dalam industri keuangan. Berkaitan dengan hal tersebut, instrument, dan kelembagaan dalam industri keuangan. Berkaitan dengan hal tersebut sering kali terjadi lintas batas kompleksnya transaksi, instrument dan kelembagaan tersebut antara satu area pengawasan keuangan lembaga satu dengan lainnya. Hal ini akan membuat semakin panjangnya rantai birokrasi yang harus dilalui oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan jasa keuangan tersebut. Oleh karena itu, diharapkan dengan keberadaan OJK akan menyederhanakan birokrasi yang ada. Universitas Sumatera Utara c. Meningkatkan Perlindungan terhadap investor. 170 170 Ibid, hlm. 208 Menjaga keterbukaan pasar modal secara penuh kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat investor dari malpraktik dan kecurangan-kecurangan pasar modal. Keterbukaan merupakan syarat mutlak bagi penyajian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya kegiatan industri sekuritas secara optimal. Penelitian Bank Dunia menunjukan bahwa salah satu krisis faktor penyebab terjadinya krisis di kawasan Asia belakangan ini adalah karena kurang tercapainya good corporate governance, terutama menyangkut transparansi atas lapaoran keuangan perusahaan. Dengan asas independensi dan asas keterbukaan lembaga baru ini akan menerapkan, mengembangkan, memonitor dan meneggakan integritas, kondisi keuangan yang sehat, transaksi yang wajar dan kompetensi bagi pasar modal dengan independen tanpa dipengaruhi oleh pihak mana pun dalam melakukan kebijakan sehingga peningkatan transparansi akan menjamin perlindungan terhadap pemodal. Perlindungan bagi pemodal menciptakan kepastian hukum. Penegakan hukum yang semakin mudah dan sederhana. Keberhasilan pasar modal dapat dicapai melalui penegakan hukum positif. Semakin ketatnya standar yang digunakan akan menyebabkan makin besar pula kekuatan yang dimiliki oleh OJK untuk melakukan enforcement yang akan mempersempit pelaku pasar melakukan tindak kejahatan. Universitas Sumatera Utara Berkaitan dengan hal tersebut untuk lebih mengefektif peraturan di bidang pasar modal akan bergantung kepada kerangka hukum yang sesuai. Permasalahan yang mungkin timbul dari segi hukum meliputi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perseroan, perjanjian, perpajakan, kepailitan, persaingan usaha, perbankan, dan sistem penyelesaian sengketa

2. Kelemahan Tranformasi Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM:

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN DI PASAR MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 38

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68