Koordinasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Kementerian Keuangan

tersebut. Aturan-aturan yang berlaku menjadi pegangan bagi seluruh pelaku pasar modal untuk menentukan apakah penindakan terhadap pelanggaran yang dilakukan mengacu pada hukum yang berlaku di bidang pasar modal. 137 Salah satu alasan pertimbangan lahirnya UUPM yaitu agar pasar modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum yang kokoh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang merugikan. 138

B. Koordinasi Badan Pengawas Pasar Modal dan Kementerian Keuangan

Bapepam dalam melaksanakan kewenangannya dalam UUPM memberikan kedudukan Bapepam yaitu menjadi salah satu bagian dalam Kementerian Keuangan. Pasal 3 ayat 2, ditegaskan Bapepam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Menteri yang di maksud dalam Pasal 3 ayat 2 adalah Menteri Keuangan yang oleh Pasal 2 UUPM diberikan kewenangan untuk menetapkan kebijaksanaan umum di bidang pasar modal, yaitu kebijaksanaan di bidang pasar modal yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kebijakan fiskal, moneter, dan kebijaksanaan umum dan kebijakan ekonomi pada umumnya. Secara struktur Pasar Modal telah diatur oleh UUPM. Berdasarkan hal tersebut, kebijakan di bidang Pasar Modal ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Pembina, pengaturan dan pengawasan 137 M. irsan dkk, Op.Cit. hlm. 138 Tavinayati Yulia Qomariyanti Op.cit. hlm. 6 Universitas Sumatera Utara sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh Bapepam sebagai salah satu unit dilingkungan Departemen Keuangan. 139 Gambar 2 Struktur Pasar Modal Indonesia UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, PP No. 45 Menkeu No. 654 Tahun 1995 sebagai berikut: 140 Bapepam secara struktural merupakan lembaga yang berada di bawah Departemen Keuangan Republik Indonesia sebagai lembaga regulator dan pengawas pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di 139 Struktur Pasar Modal, www.bapepam.go.id , diakses tanggal 15 Januari 2013 140 Ibid Universitas Sumatera Utara bidang lembaga keuangan sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bapepam dipimpin oleh seorang Ketua, di bantu seorang sekretaris dan tujuh kepala biro terdiri dari: 141 1. Biro Perundang-undangan dan Bantuan hukum; 2. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan 3. Biro Pengelolaan dan Riset 4. Biro Transaksi dan Lembaga Efek; 5. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa; 6. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil; 7. Biro Standard dan Keterbukaan Pelaksana dan pengawasan perdagangan efek dipegang oleh otoritas bursa efek, yaitu PT Bursa Efek Jakarta BEJ dan PT Bursa Efek Surabaya BES. Bursa efek di beri kewenangan untuk membuat aturan main dan berhak melakukan tindakan tertentu sesuai dengan peraturan, seperti melakukan penghentian perdagangan saham perusahaan tertentu. Sebagai Self Regulatory Organization SRO, otoritas bursa memang mempunyai kewenangan-kewenangan tersebut yang disebutkan dalam UU. Perusahaan efek yang menjalankan fungsi sebagai pejamin emisi efek, perantara perdagangan, dan manajer investasi. Profesi dan lembaga penunjang pasar modal adalah akuntan, kunsultan hukum, notaris dan penilai, sedangkan lambaga penunjang 141 Tavinayanti Yulia Qamariyanti, Op.Cit, hlm. 13 Universitas Sumatera Utara terdiri dari kustodian, Badan Administrasi Efek, dan penanggung. Terakhir dan tentunya merupakan pihak atau institusi paling penting yaitu, pihak yang membutuhkan dana, yaitu emiten dan pihak yang mempunyai kelebihan dana yang hendak diinvestasikan yang di sebut pemodal atau investor C. Problematika Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam di Pasar Modal Sebelum Lahirnya Otoritas jasa Keuangan Pasar modal Indonesia tidak menutup kemungkinan diri dari pasar internasional, standar praktik yang berlaku secara internasional mengharuskan Bapepam untuk membuat setiap aturan main yang mengacu pada standar internasional. 142 Posisi struktural Bapepam yang berada di bawah departemen tidak cukup kuat untuk menjaga independensi dan menghindari intervensi dan benturan kepentingan yang berakibat pada kualitas pengakan hukum. Untuk mengatasi persoalan itu, Bapepam mengajukan reposisi structural. Bapepam mengusulkan sebaiknya Bapepam bertanggung jawab langsung kepada presiden. Untuk mengefektifkan peran dan fungsinya untuk mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efesien, maka Bapepam harus didukung oleh sistem kepemimpinan yang baik. 143 142 Indra Surya Ivan Yuatiavandana, Penerapan Good Corporate Governance: Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha, diterbitkan atas kerjasama dengan Lembaga Pengkajian Pasar Modal dan Keuangan LKPMK Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, hlm. 129 143 Ibid, hlm. 48 Universitas Sumatera Utara Usulan ini didasarkan kepada amanat Garis-garis Besar haluan Negara GBHN 1999-2004 yang menyatakan bahwa untuk menciptakan industri pasar modal yang efektif dan efesien, perlu dibentuk suatu lembaga independen yang mengawasi kegiatan perekonomian di bidang pasar modal. 144 Institusi pengawasan harus independen dalam arti merupakan suatu badan yang non partisan yang merupakan badan pengaturan quasi judicial yang bertanggung jawab melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi sekuritas. 145 Untuk itu independensi Bapepam tidak lagi di bawah payung Departemen Keuangan sehingga menjaga agar Bapepam mempunyai kewenangan yang penuh dalam menegakan aturan main di pasar modal. Namun demikian, ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa tidak dipersoalkan jika Bapepam sebagai lembaga independen, dengan kewenangan yang jelas. Dengan perkataan lain, independensi itu harus diartikan bahwa tugas dan kewenangan setiap unit dituangkan dalam UUPM secara detail, jelas, dan tegas. 146 Disisi lain, ada pula yang berpendapat bahwa kewenangan yang dimiliki Bapepam sebenarnya cukup besar. Hanya saja Bapepam dinilai kurang tegas dalam menjalankan kewenangan yang dimilikinya. Hal tersebut terlihat dari sikap Bapepam yang terlalu toleran dalam melaksanakan pemeriksaan kasus di bidang pasar modal. 144 Siti Anisah, Op. Cit, hlm.24 145 Mas Achmad Daniri, Pasar Modal sebagai Lokomotif Pertumbuhan Ekonomi Pasca IMF, Bag. 2-habis, www.madani-ri.com dalam Siti Annisah, Op.cit. hlm. 22 146 Ibid Universitas Sumatera Utara Toleransi ini ditunjukkan dengan tidak melakukan penyidikan terhadap kasus yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran. Bapepam menjadi badan yang independen diinginkan oleh asosiasi-asosiasi masyarakat pasar modal Indonesia yaitu tidak dibawah departemen keuangan dan juga tidak masuk kedalam ruang lingkup lembaga otoritas jasa keuangan OJK. Para asosiasi lebih memilih untuk pembentukan OPMI otoritas pasar modal Indonesia, kendati demikian Bapepam tetap akan mengikuti kebijkan pemerintah. Artinya Bapepam akan menerima jika dimasukkan ke dalam OJK. Fungsi Pembina dan pengaturan dalam lingkup pasar modal, Bapepam juga mempunyai kewenangan di bidang pengawasan. Kewenangan pengawasan di berikan dalam bentuk melakukan pemeriksaan dan penyidikan dalam dugaan adanya pelanggaran dibidang pasar modal. Kewenangan tersebut diatur dalam UUPM, KUHP dan Peraturan Pemerintah 461995 Tentang cara Pemeriksaan Dibidang Pasar Modal. UUPM memberikan wewenang kepada Bapepam berdasarkan pasal 102 Ayat 1 Bapepam mengenakan sanksi administrasi atas pelanggaran Undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya yang dilakukan oleh setiap pihak yang memperoleh izin, persetujuan, atau pendaftaran dan Bapepam. Jika ditemukan adanya pelanggaran, maka ada dua sanksi yang diancamkan. Sanksi Administrasi yang dijatuhkan Bapepam sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat berupa: peringatan tertulis, denda yaitu kewajiban untuk membayar sejumlah uang tertentu, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pencabutan izin usaha, pembatalan Universitas Sumatera Utara persetujuan dan pembatalan pendaftaran sedangkan Sanksi pidana lewat putusan pengadilan. 147 Penegakan hukum oleh Bapepam didominasi sanksi administrasi dibanding dengan sanksi lainnya, padahal dalam banyak kasus terdapat indikasi dugaan tindak pidana. Dari 89 kasus pemeriksaan, 67 kasus masih dalam proses pemeriksaan dan 22 kasus telah diproses diantaranya 17 kasus telah dikenakan sanksi administratif. Bapepam dinilai kurang tegas dalam menjalankan kewenangan yang dimilikinya. Hal tersebut terlihat dari sikap Bapepam yang terlalu toleran dalam pemeriksaan dan penyidikan kasus di bidang pasar modal. Tidak dilakukannya penyidikan terhadap kasus yang dikategorikan sebagai pelanggaran pidana menunjukkan betapa lemahnya Bapepam. Banyak faktor yang mempergaruhi kewenangan Bapepam melakukan penindakan pelangggaran di pasar modal, sebagai pihak masih dirasakan lemah. Sebagian pihak lain berpendapat Bapepam tidak cukup mandiri dalam menegakkan hukum atas pelanggaran di pasar modal karena ada pertimbangan politisi, yaitu menjaga wibawa pasar modal dimata investor asing agar tetap bersih. Penegakan hukum oleh Bapepam menunjukkan bahwa pengenaan sanksi administratif lebih domoninan dibandingkan dengan sanksi lainnya, padahal dalam banyak kasus terdapat indikasi dugaan tindak pidana. Hingga 12 Agustus 2009 Bapepam telah melakukan pemeriksaan terhadap 89 kasus dugaan pelanggaran peraturan perundang- 147 Perlukah wewenang Bapepam Di Tambah, www.hukumonline.com , diakses tanggal 9 Januari 2013 Universitas Sumatera Utara undangan dibidang pasar modal. 148 Salah satu penyebab sulitnya membuktikan dugaan pelanggaran karena kewenangan Bapepam terbatas. Pada hal kasus pasar modal biasanya menyangkut transaksi keuangan. Mengacu pada pasal 101 UUPM dalam melakukan pemeriksaan bapepam hanya diperbolehkan melihat kondisi keuangan tersangka. Sedangkan kejahatan pasar modal mengenai uang, seharusnya Bapepam bisa mengikuti kasus tersebut sampai kebank. Tapi kerahasian bank menjadi kendala Kelemahan lembaga pengawas jasa keuangan, khususnya Bapepam juga terkait rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki bapepam yang berdampak pada rendahnya mentalitas penegakan hukum. 149 dan Bapepam perlu menambahkan kewenangan dalam hal penegakan hukum. Keinginan penambahan kewenangan ini didasari macetnya proses perkara di penuntut umum. Karena penuntut umum beberapa kali mengembalikan berkas perkara yang selesai diproses penyidiannya dengan alasan berkas kurang lengkap. Hal ini disebabkan ketidaksamaan persepsi soal delik dan minimnya pengetahuan penuntut soal pasar modal. 150 148 Siti Anisah, Op.cit.hlm. 25 149 Bapepam Sulit Urai Pelanggaran Pasar Modal, www.hukumonline.con , diakses tanggal 31 Janurari 2012 150 Perlukah wewenang bapepam ditambah, www.hukumonline.com diakses tanggal 31 Januari 2013 Universitas Sumatera Utara BAB IV TRANSFORMASI KEWENANGAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL BAPEPAM DI PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG- UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN OJK

A. Proses Transisi Kewenangan Badan Pengawas Pasar Modal Kepada Otoritas Jasa Keuangan OJK

Dokumen yang terkait

Pengawasan Terhadap Lembaga Dana Pensiun Setelah Berlakunya Undang-Undang No.21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

7 172 125

PERANAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) DALAM PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PELANGGARAN DI PASAR MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN.

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 2

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 38

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 25

Analisis Yuridis Kedudukan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Setelah Berlakunya Undang-undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

0 0 12

BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NO. 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN (“UNDANG-UNDANG OJK”)

0 0 68