Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT. PLN (PERSERO)

WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

OLEH :

DIAN SURYANTI 122102154

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : DIAN SURYANTI

NIM : 122102154

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI SEBAGAI ALAT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN.

Tanggal ... Dosen Pembimbing Tugas Akhir

Iskandar Muda, S.E, M.Si, AK NIP : 197607052002121002

Tanggal ... Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

Drs. Rustam, M.Si, Ak

NIP : 195111114 198203 1 002

Tanggal ... Dekan Fakultas Ekonomi USU

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac. Ak NIP: 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : DIAN SURYANTI

NIM : 122102154

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI JUDUL TUGAS AKHIR : PERANAN SISTEM INFORMASI

AKUNTANSI SEBAGAI ALAT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Medan, 2015

(DIAN SURYANTI) NIM: 122102154


(4)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhana WaTa’ala yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat waktu dan sesuai dengan yang direncanakan. Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada junjungan nabi besar Muhammad Sholallahu ‘alaihiwasallam, yang telah membawa risalah-Nya untuk menuntun ummat manusia kejalan yang benar. Semoga kita semua memperoleh syafa’atnya di akhirat kelak.

Tugas Akhir ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, maka penulis menyusun Tugas Akhir ini dengan judul: “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”.

Dalam penyelesaian Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa saran maupun bimbingan. Melalui lembaran ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. AzharMaksum, M.Ec.Ac.AkselakuDekanFakultasEkonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

3. BapakIskandarMuda, SE.M.Si, AK

Selaku dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

4. Bapak Taufik Hidayat, selaku manajer PT.PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan serta seluruh karyawan PT.PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang telah membantu Penulis dalam melukukan riset/survey dalam memperoleh data untuk penulisan tugas akhir.

5. Terimaka kasih kepada kedua orang tua saya yang membantu saya dan memberi

semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini

6. Terima kasih kepada sahabat-sahabat nya dian : fira, suci, dan amel yang juga telah membantu dian membuat tugas akhir ini .

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat di dalamnya dan semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembacanya.

Medan, Juni 2015 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. PerumusanMasalah ... 3

C. TujuandanManfaatPenelitian ... 4

D. RencanaPenulisan ... 5

1. JadwalSurvei / Observasi ... 5

2. Rencana Isi ... 7

BAB II PT. PLN (PERSERO)WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. SejarahSingkatPT. PLN (Persero) Wilayah Sumut Area Medan ... 9

1.Visi PT.PLN (Persero) Wilayah Sumut Area Medan ... 11

2.Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut Area medan ... 11

B. Struktur OrganisasiPT. PLN (Persero) Wilayah Sumut Area medan ... 17

C. Job Description ... 18

D. Jaringan Usaha terkini ... 24

E. Kinerja UsahaTerkini ... 25


(7)

BAB IIIPERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH

SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Pengertian Akuntansi dan manajemen ... 27

B. Sistem Informasi Akuntansi ... 31

C. Proses Pengambilan Keputusan ... 34

D. Informasi Akuntansi Dalam Penambilan Keputusan ... 40

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo PT. PLN... 13 Gambar 2.2 Struktur OrganisasiPT.PLN (Persero) Wilayah Sumut

Area Medan ... 16 Gambar 2.3 Arti Manajemen ... 30


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir………. 6 Tabel 1.2 Teknik-Teknik Pembuatan Keputusan


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi di dalam suatu perusahaan memegang peranan penting, karena akuntansi dapat memberikan informasi mengenai data yang dinyatakan dalam satuan uang. Untuk mengumpulkan data keuangan yang baik di perlukan suatu sistem informasi yang baik. Informasi yang sah dan tepat sangat dibutuhkan manajemen dalam pengambilan keputusan demi pengembangan perusahaan. Untuk memperoleh informasi yang sah dan tepat diperlukan kerja sama yang baik antara sesama pihak yang berkepentingan.

Sistem informasi yang baik sangat dibutuhkan dalam setiap kegiatan manajemen perusahaan. Karena sistem informasi merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh manajemen untuk mengetahui secara pasti keadaan perusahaan, sehingga perencanaan-perencanaan perusahaan dimasa mendatang lebih mudah disusun.Berarti berhasil tidaknya suatu perencanaan ada kaitannya dengan keakuratan informasi yang diterima.

Peranan sistem informasi akuntansi dalam suatu perusahaan sangat penting dan diperlukan oleh pihak manajemen, karena sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur berbagai kegiatan perusahaan, serta menilai dan mengukur hasil kerja tiap unit yang telah diberikan wewenang dan tanggung jawab. Di samping itu sistem informasi akuntansi juga berperan sebagai sumber


(11)

informasi yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi manajemen. Seorang manajer harus menggunakan informasi yang relevan dan dapat dipercaya kebenarannya sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.Pertimbangan-pertimbangan rasional harus menjadi ciri khas manajemen.

Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai satu tujuan.Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Sistem Informasi

Akuntansi terdiri lima komponen-kompenen yaitu:

1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung, dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Kelima komponen ini secara bersama-sama memungkinkan SIA memenuhi tiga fungsi pentingnya dalam organisasi, yaitu:


(12)

dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas- aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi. 2. Mengubah data menjadi Informasi yang berguna bagi pihak manajemen

untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasaan.

3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan handal.

Berdasarkan keterangan dan uraian di atas, maka penulis mencoba membahas lebih dalam peranan informasi akuntansi yang diterapkan pada bagian kemahasiswaan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, yang selanjutnya menyusun tugas akhir yang berjudul “Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan”

B. Perumusan Masalah

Dalam melaksanakan kegiatannya, setiap perusahaan pada umumnya sangat memerlukan sistem akuntansi yang efisien dan efektif, khususnya dalam menyajikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen maupun berbagai pihak di luar perusahaan yang memerlukannya.Selain itu, setiap


(13)

perusahaan juga akan selalu menghadapi permasalahan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut tentu berbeda - beda satu sama lainnya, sama halnya dengan Bagian Akuntansi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yang salah satu tugasnya adalah mengolah data keuangan.

Sering kali terjadi kesalahan dalam pengolahan data yang begitu banyak dalam sistem komputer.Padahal, kumpulan data tersebut sangat penting untuk digunakan oleh berbagai pihak.Untuk itu diperlukan sistem informasi akuntansi yang tepat dan efisien untuk mendukung pengelolaan data yang baik.

Berdasarkan pada latar belakang diatas dan sekaligus dalam menempuh salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan serangkaian penelitian dan memaparkannya dalam tugas akhir ini yaitu bagaimana Akuntansi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mengoptimalisasi peranan sistem informasi akuntansi dalam aktivitas pengolahan datanya.

C. Tujuan dan manfaat Penelitian

Adapun yang diharapkan dapat menjadi tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Dapat memperdalam wawasan penulis mengenai penerapan sistem informasi akuntansi dan sebagi bahan untuk membandingkan teori yang didapatkan dibangku kuliah dengan masalah-masalah yang


(14)

dihadapi perusahaan guna membantu perusahaan dalam mengolah data.

b. Bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan untuk melihat sejauh mana penerapan yang telah dilakukan dalam memaksimalkan penggunaan sistem informasi akuntansinya hingga pada waktu ke depan, sehingga perusahaan dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

c. Bagi Pembaca

Sebagai informasi perbandingan didalam penelitian dan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan bagi penulis lainnya dalam melakukan penelitian dimasa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survei / Observasi

Penelitian ini dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan yaitu:


(15)

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO Kegiatan

Mei Juni

2015 2015

I II III IV I II

II I

I V

1. Pengajuan judul

2. Pengajuan izin riset

3. Pengajuan dosen pembimbing

4. Pengumpulan data

5. Pengolahan dan analisis data

6. Penyusunan tugas akhir

7.

Bimbingan dan penyempurnaan tugas akhir


(16)

2. Rencana Isi

Secara garis besar pembahasan yang dilakukan terdiri dari 4 bab , dimana setiap bab nya dibagi atas beberapa sub bab sesuai dengan pembahasannya . adapun rencana isi dari tugas akhir ini sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara singkat Latar Belakang,masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Rencana Penulisan: yaitu Jadwal Survei / Observasi dan Rencana Isi

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

Pada bab ini diuraikan secara singkat Sejarah Ringkas Perusahaan, Fungsi, Visi, dan Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, Struktur Organisasi,Job Description, Jaringan Usaha, Kinerja Usaha Terkini, Rencana Usaha

BAB III PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERAUTARA AREA MEDAN

Pada bab ini diuraikan Pengertian Akuntansi Dan Manajemen , Sistem Informasi Akuntansi, Proses Pengambilan Keputusan, Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan


(17)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab Ini Merupakan Bab Yang Terakhir Dari Penulisan Tugas Akhir Ini.Penulis Akan Memberikan Kesimpulan Yang Didasarkan Dari Penjelasan Bab Terdahulu Dan Mencoba Memberikan Saran.


(18)

BAB II

PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Sejarah Ringkas

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM (

Overzeese Gase dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara

Belanda, sedangkan di Indonesia berpusat di Jakarta. Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan.

Sentralnya dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di Tanjung Pura dan Pangkalan Brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1973.

Masa penjajahan Jepang hanya mengambil alih pengelolaan perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi perusahaan listrik Sumtera, perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik di seluruh penjuru tanah air untuk


(19)

mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen pekerjaan umum.

Untuk mengenang aksi ambil alih itu, dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiders No.163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan Pasal 33 ayat (2) 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara distribusi cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli) yang mula – mula dikepalai R.Soekarno (Merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PUT No 16/1/20 Mei 1961, maka Organisasi kelistrikan dirubah.

Sumatera Utara, Aceh, Sumbar dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I tahun 1965, BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri PUT No.9/PRT/64 dan dengan peraturan Menteri No.1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi 1. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara maka dengan keputusan Direksi PLN No.KPts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksplotasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu cabang Medan, Binjai, Sibolga, P.Siantar (berkedudukan di Tebing Tinggi). PP


(20)

No 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga Listrik ke seluruh wilayah Negara RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Kemudian menyusul Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara. Sesuai keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.4564.K/702/M.PE/1993, tanggal 17 Desember 1993 telah dibentuk Tim Pengalihan Bentuk Perusahaan. Umum Listrik Negara menjadi PT PLN (Persero) Listrik Negara.

Visi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki beberapa misi yaitu :

1. Menjalankan bisnis kelistirikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang perusahaan.


(21)

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. 5. Membantu usaha-usaha melalui pelayanan listrik

6. Memberikan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan pada pelanggan atau masyarakat.

7. Memberikan pelayanan yang baik terhadap masyarakat dalam pendistribusian tenaga listrik.

8. Mengembangkan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan.

Nilai-Nilai PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan Nilai-nilai pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah sebagai berikut:

a. Peka terhadap kebutuhan pelanggan, senantiasa berusaha untuk tetap memberikan pelayanan yang dapat memuaskan kebutuhan pelanggan secara cepat, tepat dan sesuai.

b. Menjunjung harkat dan martabat manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya serta mengakui dan melindungi hak-hak asasi dalam menjalankan bisnis.

c. Integritas, menjunjung tinggi nilai kejujuran, dan objektifitas dalam pengelolaan bisnis


(22)

terus menerus dan. terukur serta menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan perusahaan.

e. Peluang untuk maju, memberikan peluang yang sama dan seluas- luasnya kepada setiap anggota perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.

f. Inovatif, bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesama anggota perusahaan, menumbuhkan rasa ingin tahu serta meghargai ide dan karya inovatif.

g. Mengutamakan kepentingan perusahaan untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan.

h. Menjamin setup keputusan yang diambil ditujukan demi kepentingan perusahaan.

i. Dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi pada upaya meningkatkan nilai investasi pemegang saham.


(23)

Makna Logo Perusahaan

Logo PLN

Gambar 2.1 Logo PT. PLN

Sumber

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan mempunyai logo sebagai identitas. Yang terdiri dari:

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik


(24)

mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.

Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.

Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki


(25)

insan-insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo tersebut menandakan bahwa perusahaan ini bergerak dalam bidang penjualan dan penyediaan tenaga listrik serta pelayanan terhadap pelanggan.


(26)

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

MANAJER AREA MEDAN

ASISTEN MANAJER JARINGAN ASISTEN MANAJER TRANSAKSI ENERGI LISTRIK ASISTEN MANAJER PELAYANAN DAN ADMINISTRASI SUPERVISOR OPERASI SUPERVISOR PEMELIHARAA N METER TRANSAKSI SUPERVISOR ADMINISTRASI UMUM SUPERVISOR PEMELIHARAAN SUPERVISOR PENGENDALIAN SUSUT SUPERVISOR PELAYANAN PELANGGAN SUPERVISOR PDKB SUPERVISOR TRANSAKSI ENERGI LISTRIK SUPERVISOR PELAKSANA PENGADAAN MANAJER RAYON Gambar 1.2

Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan


(27)

C. Job Description

Struktur organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerjasama dalam usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur organisasi diharapkan sakan dapat memberikan gambaran tentang pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan antar bagian berdasarkan susunan yang ada. Struktur organisasi juga diharapkan dapat menetapkan sistem hubungan dalam organisasi yang menghasilkan tercapainya komunikasi, koordinasi, dan integritasi secara efisien dari segenap kegiatan. Berdasarkan Keputusan General Manager PT PLN (Persero) Wilyah Sumatera Utara Nomor 019.K/GM. WSU/2008 Tanggal 3 Juni 2008 Tentang Uraian Fungsi dan Tugas Pokok Pada Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara terdiri dari :

1. Manajer Area Cabang

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesuai tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang didukung dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan , serta melakukan pembinaan dan pemberdayaan Unit Asuhan dibawahnya.

2. Bagian Jaringan

Mengkordinasikan perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik yang efektif,efisien dengan mutu serta


(28)

keandalan yang baik dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan pengoperasian sistem pendistribusian tenaga listrik dan penertiban penggunaan jaringan distibusi tenaga listrik kepada pelanggan. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana di jelaskan diatas, Bagian Jaringan mempunyai fungsi:

a. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik b. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi

tenaga listrik

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan bangunan sipil

d. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik

e. Mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan system pendistribusian tenaga listrik

f. Melaksanakan pelayanan gangguan pendistribusian tenaga listrik g. Menyusun RAO/UAI bagian distribusi

h. Mengkaji dan mengevaluasi mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik yang menunjang tingkat mutu pelayanan

i. Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi jaringan listrik

j. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional system pendistribusian tenaga listrik


(29)

k. Melaksanakan pelayanan / penanggulangan gangguan jaringan tenaga rendah,gardu distribusi, alat pengukur dan pembatas (APP) rangkaian ke pelanggan.

l. Melaksanakan penyusunan sasaran opersai pemeriksaan (P2TL) APP pelanggan

m. Melaksanakan pembuatan berita acara pemeriksaan dan penyimpanan dokumen serta bukti penyalahgunaan jaringan listri pada pelanggan n. Melaksanakan pengawasan pemeliharaan sarana pendistribusian

tenaga listrik

o. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan JTM & JTR serta peralatan jaringan listrik

p. Mengawasi pekerjaan pemeliharaan distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga .

1. Bagian Transaksi Energi

Mengkoordinasikan pengoperasian / pemeliharaan peralatan pengukuran, proteksi dan mengawasi pengoperasian / pemeliharaan AMR untuk meningkatkan keandalan penyaluran tenaga listrik yang efektif & efesien kepada masyarakat pelanggan.

Bertanggung jawab atas tersusunnya rencana pemasaran yang menjamin tercapainya target pendapatan penjualan tenaga listrik yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan, serta kesediaan standar pelaksanaan kerja dan tercapainya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.


(30)

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana butir 2 diatas, bagian transaksi energi memiliki tugas :

a. Merencanakan jadwal pemeliharaan proteksi dan pengukuran

b. Mengawasi pelaksanaan pemeliharaan system proteksi dan pengukuran

c. Mengkordinir pengoperasian & pemeliharaan perangkat AMR

d. Mengawasi kegiatan peneraan KWh meter dan pemeliharaan peralatan tera

e. Menghitung arus gangguan dan merencanakan koordinasi setting relay proteksi

f. Memonitor unjuk kerja system proteksi dan pengukuran

g. Merencanakan pengembangan system proteksi dengan konfigurasi loop-scheme

h. Membuat SOP pekerjaan pemasangan / pemeliharaan system proteksi dan pengukuran

i. Mengawasi pelaksanaan pemasangan / pemeliharaan APP pelanggan khususnya pelanggan > 66 KVA

j. Mengevaluasi hasil pembacaan KWh terima dari G.induk, Pembangkit yang menjadi energi terima di unit Cabang

k. Mengevaluasi dan analisa data DLPDyang ditampilkan dari hasil pembacaan AMR

l. Membuat data asset / inventaris peralatan pengukuran dan proteksi di unit cabang


(31)

m. Menyusun RAO / UAI bagian pengukuran dan proteksi

n. Menyusun rancangan kebijakan dan strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan

o. Menyusun dan mengendalikan anggaran rutin investasi perluasan jaringan

p. Melaksanakan riset pasar dan menyusun data potensi pasar q. Mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan r. Menyusun segmentasi pelanggan

s. Menyusun rencana penjualan energi dan pendapatan t. Melaksanakan survei kepuasan pelanggan

u. Menyusun strategi peningkatan pelayanan pelanggan v. Menyusun standar dan produk pelayanan

w. Menyusun dan mengevaluasi tingkat mutu pelayanan x. Membuat pedoman SPJBTL untuk pelanggan

y. Mengevaluasi perkembangan Captive Power

z. Menghitung biaya subtitusi tenaga listrik pada sisi konsumen 2. Bagian Pelayanan dan Administrasi

Melaksanakan upaya pencapaian pendapatan, penyelamatan pendapatan dari penjualan tenaga listrik, dan melaksanakan kebijakan penjualan tenaga listrik serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Melaksanakan kegiatan inventarisasi, pembukuan dan penagihan rekening listrik ke pelannggan yang menunggak. Mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelolaan anggaran, keuangan, perpajakan


(32)

danasuransisesuai dengan prinsip manajemen dan membuat laporan keuangan dan akuntansi akurat dan tepat waktu.

Bertanggung jawab melaksanakan administrasi tata usaha keuangan pengusahaan, sarana penyediaan tenaga listrik dan pelaporan penggunaan setiap pos anggaran. Melaksanakan kegiatan administrasi tata usaha langganan meliputi pelayanan pelanggan, administrasi pelanggan, penagihan dan kegiatan pemutusan dan penyambungan. Untuk melaksanakan tugas pokok bagian pelayanan dan administrasi mempunyai tugas:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan bagian niaga dan pelayanan pelanggan

b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan pelanggan sesuai kebijakan manajemen

c. Menyusun RAO/UAI bagian niaga dan pelayanan secara berkala d. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan

pelanggan

e. Melaksanakan inventarisasi piutang listrik f. Melakukan pembukuan piutang listrik

g. Melaksanakan kegiatan penangihan rekening listrik h. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas di lingkungan bagian keuangan


(33)

k. Mengkoordinasikan usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit pelaksanaan

l. Menyusun laporan laporan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolaan keuangan.

m. Memberikan informasi tentang BP dan UJL kepada calon pelanggan n. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan

penggolongan rekening listrik

o. Mengelola DIL dalam rangka pengusahaan penjualan tenaga listrik p. Melakukan perhitungan pemakaian rekening listrik

q. Mengevaluasi Kwh meter yang terpakai akibat pemakaian illegal sebagai dasar penurunan susut jaringan

r. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekenining bercetak

s. Melaksanakan forum komunikasi dengan pelanggan t. Melaksanakan kegiatan penagihan rekening listrik u. Melaksanakan kegiatan pengawasan piutang listrik

v. Melaksanakan pengawasan atas pendapatan dari hasil penjualan rekening listrik.

D. Jaringan Usaha Terkini

PT PLN (Persero) Sumatera Utara sesungguhnya merupakan representasi (gabungan) dari beberapa unit yang beroperasi secara bersama di wilayah kerja Propinsi Sumatera Utara. Di dalamnya terdapat 6 unit PLN yang masing-masing


(34)

memiliki fungsi spesifik yang saling melengkapi dalam satu sistem operasi ketenagalistrikan, yaitu:

1. PT PLN (Persero) Sumut dan Aceh, yang tugas utamanya melakukan pembangunan Pusat Pembangkit, Jaringan Transmisi serta Gardu Induk. 2. PT PLN (Persero Pembangkit Sumatera Bagian Utara), bertanggung jawab

atas pengoperasian serta pemeliharaan pembangkit untuk memproduksi tenaga listrik dalam jumlah besar yang bersumber dari pemanfaatan berbagai energi primer.

3. PT PLN (Persero) P3B Sumatera – Unit Pengatur Beban Sumatera Bagian Utara, bertugas menyalurkan tenaga listrik dalam jumlah besar dari pusat pembangkit listrik ke pusat beban melalui jaringan transmisi bertegangan tinggi, dan pengoperasian sistem tenaga listrik.

4. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara, berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk sampai ke tangan konsumen melalui Jaringan.

5. Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR), Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah (SR).

6. PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan, menyediakan jasa pendidikan dan pelatihan bagi pegawai PLN maupun instansi lain diluar PLN yang membutuhkan.


(35)

E. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2015 ini PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan memiliki pelelangan terbuka dengan metode pascakualifikasi untuk pekerjaan sebagai berikut :

1. Pengadaan barang mekanikal elektrikal 2. Pengadaan jasa teknik

3. Pengadaan jasa jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah 4. Pengadaan jasa jaringan distribusi tenaga listrik tegangan rendah

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan pada tahun 2015 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjalin kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.


(36)

BAB III

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT PENGAMBILAN KEPUSAN PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH

SUMATERA UTARA AREA MEDAN

A. Pengertian Akuntansi Dan Manajemen Pengertian Akuntansi

Akuntansi merupakan alat penting bagi perusahaan untuk mengetahui bagaimana kegitan dilaksanakan dan bagaimana prestasi yang telah dicapai perusahaan dari segi keuangan. Akuntansi dapat juga dijadikan sebagai alat untuk membandingkan dua atau beberapa perusahaan yang relative sama ruang lingkup bisnisnya. Oleh karena akuntansi sering juga dikatakan sebagai bahasa perusahaan atau “ The Language Of The Business”. Perubahan yang cepat terjadi dalam masyarakat mengakibatkan sebagai kompleksnya bahasa tersebut.ini berarti bahwa akuntansi sering digunakan sebagai alat komunikasi dalam penyampaian informasi yang penting kepada mereka yang berkepentingan dalam dunia usaha.

Dalam suatu perusahaan, dalam satu hari mungkin berpuluh kali atau berates kali terjadi kegiatan ekonomi.untuk itu sulit untuk mengingat satu persatu maka perlu di catat. Pencatatan ini merupakan salah satu kegiatan akuntansi.Berdasarkan catatan akuntansi seorang pemimpin dapat mengambil suatu keputusan yang tepat dan dapat membuat rencana.

Sesuai dengan keterangan diatas, dibawah ini disajikan defenisi akuntansi: “ Akuntansi adalah proses mengindentifikasi,mengukur dan melaporkan


(37)

informasi ekonomi dalam sebuah perusahaan, sehingga dimungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”.

Dari pengertian akuntansi itu terkandung bahwa :

1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi akuntansi.

2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntasi diharapkan berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan mengenai perusahaan yang bersangkutan.

Urutan diatas terlalu umum untuk menggambarkan tentang akuntansi. The Accounting Princepless dari AICPA memberikan definisi akuntansi sebagai berikut:

“ akuntansi adalah suatu aktifitas jasa. Fungsinya memberiakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang kesatuan ekonomi yang dimaksudkan untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan yang tepat dari berbagai alternattif tindakan”.

Dari definisi tersebut kita mengetahui bahwa akuntansi adalah suatu system informasi dimana informasi akuntansi pada pokoknya terdiri dari data akuntansi keuangan transakasi bisnis dinyatakan dalam satuan uang. Pencatatan data akuntansi bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti pencatatan dengan pena atau pensil yang dilakukan dengan tangan, pencatatan oleh peralatan mekanis dan elektronik, atau citra mengetik pada pita atau disket.


(38)

Untuk dapat memberikan informasi data-data yang ada, aktifitas-aktifitas akuntansi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pencatatan data transaksi 2. Pengolahan data tersebut 3. Penyusunan laporan tersebut

4. Pemakaian data akuntansi untuk pengawasan efisiensi

5. Pemakaian data akuntansi untuk pengambilan keputusan untuk berbagai tujuan

Aktifitas-aktiftas tersebut dilakukan secara sistematik, berkisinambungan mulai dari pencatatan data transaksi, pengolahan data, sampai penyusunan laporan, kemudian kembali lagi kepad aktifitas pencatatan data transaksi sehingga menyerupai suatu siklus yang biasa disebut dengan siklus akuntansi.

• Pengertian Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain manajemen adalah proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri. Pengertian dari manajemen ini melibatkan banyak orang untuk melakukan kegiatan-kegiatan perusahaan.Masing-masing orange mampu mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang ada pada perusahaan.Dalam melakukan aktivitas tersebut terjadi hierarki yang dapat dilihat dari struktur organisasi.Hierarki adalah hubungan antara atasan


(39)

dan bawahan dalam suatu organisasi yang menyebabkan adanya pelapisan atau tindakan personil didalam suatu organisasi.

Dalam organisasi berskala kecil, mungkin cukup dengan adanya dua lapis yakni atasan atau yang lazim disebut bos yang merangkap pemilik serta bawahan.Tetapi di dalam organisasi yang lebih besar terdapat lapisan. Lapisan terendah adalah pekerja yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan primer organisasi; pada lapisan kedua terdiri dari atas para kepala bagian atau penyedia (supervisor); sedang dilapis tengah ada sejumlah manajer, sementara di lapisan paling atas ada kepala devisi, wakil direktur dan direktur utama yang secara bersama-sama biasa disebut manajemen puncak atau top manajemen.

Direktur utama akan melaporkan segala kegiatan perusahaan kepada dewan direktur (komisaris) yang merupakan lapisan tertinggi dari suatu organisasi. Hierarki tersebut akan berhubungan erat dengan suatu system informasi yang akan mempengaruhi manajemen dalam melakukan alternative tindkan. Tindkana-tindakan yang dilakukan pada setiap lapisana manajemen mencerminkan fungsi manajemen dalam megelola perusahaan.

Secara umum manajer berarti setiap orang mempunyai tanggung jawab atas bawahan serta sumber daya- sumber daya organisasi.


(40)

Gambar Arti Manajemen

Gambar 2.3 Arti manajemen

B. Sistem Informasi Akuntansi

Informasi merupakan hal yang angat penting bagi manajemen dalam mengambil keputusan dan merupakan komoditas vital bagi perusahaan.Informasi dapat diperoleh dari system informasi atau disebut juga dengan processing system atau information generating system.

System merupakan kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem memerlukan sumber daya yang akan diperlukan untuk mengubah input menjadi output dan informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mencapai tujuan tertentu karena informasi merupakan hasil akhir atau keluaran sautu system informasi.

System informasi didefenisikan oleh Hendry C. Lucas sebagai berikut: “suatu sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang

Manajemen

Perencanaan Pengorganisasia n

Penyusunan Personalia Pengarahan


(41)

diorganisasikan bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian didalam organisasi”.

Mengamati lebih cermat mekanisme system informasi ada 5 tugas yaitu: 1. Pengumpulan data

2. Pemrosesan data 3. Pemanajemen data 4. Penyimpan data 5. Pengadaan informasi

Selanjutnya tugas ini terdiri dari serangkaian langkah yang sering disebut siklus pemrosesan data yang mengubah bentuk data dari berbagai sumber menjadi informasi yang diperlukan berbagai pemakai.

Akuntansi yang merupakan alat penting bagi masyarakat alat penting bagi perusahaan melaksanakan beberapa tahapan dari mekanisme system informasi.Akuntansi dan system informasi akuntansi sangat berkaitan erat. Kaitan tersebut dilukiskan dengan baik oleh Committee to Prepare a Statement of Basic Accounting dari American Accounting Association (AAA) sebagai berikut:

“pada hakekatnya akuntansi merupakan sistem informasi. Jelasnya akuntansi merupakan penerapan teori umum informasi terhadap masalah opesasi yang ekonomis dan efisien.Akuntansi juga membentuk sebagaian besar informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif.Dalam konteks ini, akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari kesatuan yang beroperasi sekaligus menjadi bagian dari suatu bidang dasar yang dibatasi oleh konsep informal”.


(42)

Dalam siklus akuntansi, input data diperoleh dari adanya transaksi, sementara hasilnya adlah laporan keuangan.Dalam mengubah bentuk data menjadi laporan yang diinginkan, sistem pemrosesan transaksi memerlukan berbagai elemen. Elemen-elemen tersebut meliputi dokumen sumber, jurnal dan register, buku besar dan arsip,laporan dan dokumen keluaran, bagian perkiraan dan cara pengaman. Elemen-elemen ini dirancang menjadi sistem pemrosesan transaksi.

Dalam pemrosesan transaksi yang pertama kali dilakukan adalah pengumpulan data.Data ini diolah oleh suatu sistem.Seluruh data ini harus disimpan disuatu tempat. Data disimpan pada penyimpanan sekunder, dan file dapat diintegrasikan secara logis untuk membentuk suatu data base, informasi yang dihasilkan tersebut adalah berupa dokumen, laporan keuangan, yaitu neraca, laba rugi dan perubahan modal. Informasi tersebut dipicu dalam dua cara. Pertama, dengan sutu tindakan, maksudnya informasi dihasilkan jika sesuatu terjadi.Kedua , dengan jadwal waktu, maksudnya dihasilkan pada saat tertentu.

Berikut ini adalah defenisi sistem informasi akuntasi menurut Joseph W. Wilkinson : “ Suatu sistem informasi akuntansi adalah sistem informasi formal dalam pengertian yang paling lazim yang mencakup semua karakteristik termasuk tujuan, tahapan tugas, pemakai dan sumber daya. Lebih jauh lagi, ruang lingkup sistem informasi akuntansi adalah bersifat menyeluruh yaitu menyangkut semua kegiatan dan semua pihak yang telibat dalam perusahaan.


(43)

Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk meberikan informasi data ekonomis terhadap suatu perusahaan melalui laporan keuangan kepada berbagai macam individu yang berkepentingan terhadapa laporan keuangan tersebut.

PT. PLN ( Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, selain menyusun laporan informasi yang menyusun laporan keuangan yang merupakan informasi yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan, juga menyusun laporan intern. Laporan yang menyajikan hasil kegiatan perusahaan telah menerapakan konsep “ Management By Exception”, yaitu konsep pengawasan yang hanya memperlihatkan penyimpangan yang terjadi pada rencana yang ditetapkan semula. Terhadap penyimpangan ini diadakan analisa.Bentuk isi laporan disesuaikan dengan tujuan dan maksud digunakannya laporan tersebut.

C. Proses Pengambilan Keputusan

Banyak manajer membuat suatu keputusan dengan metode-metode pembuatan keputusan informal untuk memberikan pedoman kepada mereka. Sebagai contoh, manajer dapat menggantungkan pada tradisi dan membuat keputusan sama seperti yang dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa diwaktu yang lalu. Mereka juga dapat menarik wewenangnya dan membuat keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau manajer atasannya.Akhirnya, mereka dapat menggunakan pemikiran yang disebut apriori, yaitu mereka membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logika dan jelas adalah paling benar. Metode-metode ini berguna dalam berbagai kasus,


(44)

tetapi dalam bayak kasus lainnya akan mengarahkan manajer untuk membuat keputusan yang salah.

Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Tetapi bagaimanapun juga, para manajer yang menggunakan sutatu pendekatan yang rasional, intelektual dan sistematik akan lebih berhasil dibandingkan para manajer yang menggunakan pendekatan informal.

Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategic formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relavan, pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil.

Tahap 1: Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus pertama-tama menemukan apa masalah sebenarnya, dan kemudian menentukan bagian-bagian masalah mereka yang harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan.

Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab akibat.Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari “normal”.Dan , barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan


(45)

pihak-pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan.

Tahap 2: Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan. Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai memutuskan langkah-langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menetukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut. para manajer akan jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka harus mempunyai informasi cukup untuk dapatmerumuskan berbagai penyelesaian.

Tahap 3: Pengembangan Alternatif-alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang “feasible” sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah-masalah mereka.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.

Apakah manajer harus mengidentifikasi seluruh alternative yang fleksibel?Barangkali hal ini baik dalam teori, tetapi dalam praktek hal itu seringkali sulit dicapai. Menajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan sempurna, walaupun banyak buku dan latihan pembuatan keputusan masih menyarankan kepada pembuat keputusan untuk mendapatkan “semua data” sebelum mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Herbet Simon, untuk masalah ini mengemukakan konsep pemuasan (satisficing), yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup


(46)

baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal. Hubungan alternative dan hasil didasarkan pada 3 kondisi:

• Pasti, pengambilan keputusan memiliki pengetahuan lengkap atas akibat dari setiap alternative

• Beresiko, pengambilan keputusan memiliki beberapa perkiraan kemungkinan akibat dari setiap alternative

• Tidak pasti, pengambilan keputusan secara mutlak memiliki pengetahuan atas kemungkinan hasil dari setiap alternative

Tahap 4: Evaluasi Alternatif-alternatif.Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternative, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternative. Efektifitas dapat diukur dengan dua criteria : apakah alternative realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternative akan membantu pemecah masalah.

Tahap 5: Pemilihan Alternatif Terbaik. Tahap kelima pembuatan keputusan merupak hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternative terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidak sempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternative terbaik juga sering merupakan suatu kompromi diantara berbagai factor yang telah dipertimbangkan.(Berbagai peralatan modern yang tersedia bagi manajer untuk mengevaluasi dan memilih bermacam-macam alternative di bahas di belakang).

Tahap 6: Implementasi Keputusan. Setelah alternative terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.


(47)

Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah.Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu.Dalam hal ini, manajer pula memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut manajer dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi.

Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan, manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pelaksanaan keputusan, serta merancang sistem peringatan dini (early warming system) untuk menghadapi berbagai kemungkinan.

Tahap 7: Evaluasi Hasil-hasil Keputusan. Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus.Manajer harus mengavaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancer dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya.

Proses pengambilan keputusan yang digambarkan oleh Simon melalui tahap-tahap yang dilalui manajer saat memecahkan suatu masalah ada 4 yaitu:

• Kegiatan inteligen: mengamati lingkungan, mencari kondisi-kondisi yang perlu diperbaiki


(48)

• Kegiatan merancang: memiliki suatu rangkaian tindakan tertentu dari yang tersedia

• Kegitan memiliki: memiliki suatu rangkain tindkan dari beberapa yang tersedia

• Kegiataan menelaah: menilai pilihan-pilihan.

Fungsi manajemen pada PT.PLN ( Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah perencanaan. Didalam perencanaan manajemen salah satu dihadapkan pada pengambilan keputusan pembelian aktiva tetap. Dalam hal ini para manajer serig sekali menghadapi masalah didalam menentukan dua alternative atau lebih sebelum mengambil keputusan pembelian aktiva tetap, untuk itu seorang manajer harus benar-benar memperhatikan langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar keputusan yang dihasilkan dapat akurat.

Manajemen harus memperoleh semua informasi yang relavan dan harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.Jadi harus diketahui bahwa meskipun data biaya merupakan data yang paling penting dalam pengambilan keputusan, tetapi data tersebut hanya merupakan salah satu bagian yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.Manajer harus hati-hati untuk tidak mengacaukan istialh “relavan” dengan salah satu istilah ketepatan atau kesamaan.Dalam hal ini manajer menggunakan istilah ketepatan dalam pengambilan keputusan bukan menggunakan istilah kesamaaan.

Setiap pihak manajemen mengakui bahwa laporan adalah hal yang sangat penting. Banyak hal yang tidak terkontrol jika laporan tidak disajikan antara lain: biaya-biaya tidak dapat terkendali, usaha penjualan tidak dapat diarahkan


(49)

kesaluran yang wajar, dan perencanaan laba tidak efektif. Apabila hal ini tidak diperbaiki oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi laporan keuangan PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan.

Seorang manajer pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan tidak hanya mengambil keputusan dalam pembelian aktiva tetap saja tetapi juga dalam hal melakukan penjualan aktiva tetap yang diperkirakan sudah harus diganti dengan aktiva tetap yang baru. Dalam hal ini seorang manajer dalam melakukan penjualan aktiva tetap melakukan beberapa alternative, Karena keputusan yang diambil erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan pada masa yang akan datang.

Seperti contoh data dibawah ini dimana seorang manajer harus mengambil keputusan didalam penjualan aktiva tetap. Dimana dilaporan posisi keuangan 31 desember 2014:

Aset tetap (Bruto) : Rp. 1.307.840.636.786 Akumulasi penyusutannya :Rp. ( 517.380.459.332) Aset tetap(Netto) : Rp. 790.460.177.454

D. Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan

Pembuatan keputusan dapat didefenisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Pembuatan keputusan ini tidak hanya dilakukan oleh para manajer puncak, tetapi juga para manajer menengah dan lini pertama. Setiap jabatan seseorang dalam organisasi menyangkut berbagai


(50)

derajat pembuatan keputusan , bahkan untuk pekerjaan rutin sekalipun dan dalam macam organisasi apapun.

Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan dan kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metode pengklasifikasian keputusan yang banyak digunakan adalah dengan menentukan apakah keputusan itu deprogram atau tidak. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang dibuat di bawah kondisi kepastian, resiko dan ketidakpastian.

Keputusan-keputusan yang diprogram (programmeddecisions) adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur.Keputusan ini rutin atau berulang-ulan.Setiap organisasi mempunyai kebijaksanaan-kebijaksanaan tertulis atau tidak tertulis yang memuudahkan pembuatan keputusan dalam situasi yang berulang dengan membatasi dan menghilangkan alternatif-alternatif. Sebagai contoh, manajer tidak perlu memikirkan penetapan gaji karyawan baru, karena organisasi pada umumnya mempunyai skala gaji untuk semua posisi,manajer juga tidak perlu memikirkan masalah-masalah harian yang akan dihadapi, karena prosedur-prosedur untuk menangani masalah-masalah rutin telah tersedia.

Masalah-masalah rutin tidak selalu sederhana ; keputusan-keputusan yang diprogram dapat juga digunakan dalam penanganan masalah-masalah yang kompleks dan rumit. Bila sutu masalah berulang, dan bila unsur-unsur komponen dapat dirumuskan, diperkirakan dan dianalisa, maka hal itu dapat menjadi “calon” pembuatan keputusan yang diprogram.Sebagai contah, keputusan tentang


(51)

besarnya persediaan untuk menjaga produk tertentu unsure-unsur masalah yang terpisah tersebut bisa menghasilkan serangkaian keputusan rutin yang diprogram.

Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-programmed decidions), di lain pihak, adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa.Bila suatu masalah yang timbul tidak cukup diliput oleh kebijaksanaan atau sangat penting sehingga perlu penanggann khusus, harus diselesaikan dengan suatu keputusan yang tidak di program. Beberapa contoh masalahyang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak diprogram antara lain, cara pengalokasian sumber daya-sumber dayaa organisasi, penanganan lini produk yang jatuh dipasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat. Semakin tinggi kedudukan dalam hierarki organisasi, dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan yang tidak diprogram lebih tinggi.Atas dasar alasan ini, berbagai program-program latihan manajemen mencoba untuk mengembangkan kemampuan manajer dalam membuat keputusan\-keputusan yang tidak di program. Proses pembuatan keputusan yang dibahas dalam bab ini digunakan terutama bagi keputusan-keputusan yang tidak diprogram.

Herbet A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pembutan keputusan-keputusan yang diprogram dan tidak diprogram seperti ditunjukkan table.Kemajuan dalam pengembangan dan penggunaan peralatan-peralatan riset operasi dalam table tersebut telah teroperasi sangat cepat dalam dekade terakhir ini, terutama didalam bidang simulasi computer dan pengolahan data elektronok (electronic data processing).


(52)

Sejalan dengan perkembangan teknik-teknik pembuatan keputusan, efisiensi pemecah masalah-masalah yang diprogram dan kualitas pemecahannya juga telah meningkat. Dan banyak masalah-masalah yang tidak diprogram sebelumnya telah menjadi diprogram. Di lain pihak, teknik-teknik pemecah masalah emperik (atau heuristic) bagi pembuatan keputusan yang tidak diprogram tidak berkembang dengan pesat, dengan penggunaannya semakin menyempit.

Tabel 1.2

Teknik-Teknik Pembuatan Keputusan Tradisional Dan Modern

Tipe-tipe Keputusan Teknik-teknik

Pembutan Keputusan Tradisional Teknik-tenik Pembutan Keputusan Modern Diprogran

keputusan-keputusan keputusan-keputusan rutin dan berulang-ulang. Organisasi

mengembangkan proses-proses khusus bagi penanganannya.

1. Kebiasaan 2. Kegiatan rutin, Prosedur-prosedur

pengoperasian standar.

3. Struktur organisasi: Pengharapan umum, sitem tujuan, saluran-saluran informasi yang disusun dengan baik

1. Teknik teknik riset operasi, analisi matematik, model-model simulasi computer 2. Pengolan data


(53)

Tidak diprogram: Keputusan-keputusan sekali pakai, disusun tidak sehat, kebijaksanaan. Ditandatangani dengan proses pemecahan masalah umum.

1. Kebijaksanaan

instituisi, dan kreatifitas

2. Coba-coba

3. Seleksi dan latihan para pelaksana

Teknik pemecah masalah yang diterapkan pada:

a. Latihan pembuatan keputusan

b. Penyusunan program-program komputer

“heuristic”

Keputusan keputusan dengan kepastian,resiko dan ketidakpastian. Para manajer membuat keputusan sekarang untuk tujuan yang akan dicapai dimasa mendatang. Situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulit untuk diperkirakan seperti reaksi pesaing tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang. Tingkat tidak kepastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi yaitu: kepastian, resiko, dan ketidakpastian.

Dalam kondisi resiko (risk) manajer mengetahui besarnya probalitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi tidak lengkap tersedia.Sedangkan, dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probalitas, bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil.Kondisi ketidakpastian pada umumbya menyangkut keputusan kritis dan paling menarik.Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat dilakukan lebih tepat dengan mempergunakan metode-metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan memperkirakannya.


(54)

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, keberadaan tingkat manajemennya berbeda-beda dan secara otomatis informasi yang diperlukan juga berbeda. Tidak berarti setiap tingkatan manajemen memutuuskan cara sendiri untuk memperoleh informasi. Informasi manajemen saling berkaitan karenanya menetukan cara sendiri hanya merupakan pemborosan karena akan terjadi tumpang tindih, laporan tidak berguna, hal ini dapat merugikan kita.

Penciptaan sistem informasi yang sentralisir yang dikerjakan oleh bagian tertentu dari bagian organisasi perusahaan atau dari luar perusahaan lebih bermanfaat. Hubungan informasi dengan keputusan sangat erat, informasi yang tidak benar akan menghasilkan keputusan yang salah dan sebaliknya, keputusan yang akurat dan dipercaya akan menguntungkan perusahaan. Salah satu manfaat dari sistem informasi adalah untuk meningkatkan pelayanan kelistrikan dan efesiensi kerja setiap bagian dalam perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab, manajer PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam pengambilan keputusan misalnya tentang aktiva tetap, umumnya menggunakan metode pengambilan keputusan jangka panjang dan jangka pendek.

Keputusan jangka penjang adalah merupakan keputusan yang diambil manajer.Dimana manfaat yang dirasakan adalah hasil yang dapat dinikmati lebih darisatu tahun.Didalam pengambilan keputusan jangka panjang nilai waktu memegang peranan penting.Dalam hal in PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam mengambil keputusan jangka panjang harus sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan yang tersedia.


(55)

Keputusan jangka pendek adalah merupakan keputusan yang diambil oleh manajer dimana hasilnnya dapat langsung dirasakan pada tahun keputusan itu diambil.Keputusan jangka pendek biasanya dilakukan pada kondisi tertentu.PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan biasanya melakukan analisa dengan audit internal melalui laporan keuangan perusahaan.Hal ini dilakukan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.


(56)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Didalam struktur yang didesain oleh perusahaan merupakan struktur organisasi yang memisahkan fungsi dan tanggung jawab masing-masing secara jelas, sehingga tercipta pengawasan yang efektif.

2. Informasi akuntansi didukung oleh data-data yang akurat serta disesuaikan dengan tujuan penggunaannya akan menghasilkan laporan-laporan yang dapat digunakan sebagai dasar didalam pengambil keputusan didalam perusahaan.

3. Output sistem informasi akuntansi adalah informasi. Informasi tersebut bermanfaat untuk mengetahui sebatas mana target yang telah dicapai dibandingkan dengan hasil kenyataan.

4. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan perusahaan menggunakan sistem komputer yang disebut EDP yaitu Elektronic Data Processing yang mengolah data akuntansi untuk menjelaskan kegiatan perusahaan dan mempermudah penyajian informasi

5. Dalam menyusun laporan keuangan perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan juga menyusun laporan pendukung yaitu laporan intern yang berguna sebagai alat pengawasan kegiatan perusahaan.


(57)

6. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumater Utara Area Medan di dalam mengambil keputusan telah sesaui dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaa

B. Saran

1. Peningkatan kualitas SDM hendaknya diperhatikan terus-menerus untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, misalnya mengadakan training bagi karyawan, dan fasilitas yang mendukung manajer.

2. Keputusan harus diambil melalui suatu proses pengambilan keputusan yang baik artinya proses pengambilan keputusan itu harus melalui langkah-langkah tertentu yang melibatkan setiap pihak yang berhubungan dengan keputusan yang diambil, sebagai pemberi masukan yang berhubungan dengan keputusan.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi kedua, Penerbit PBFE, UGM, Yogyakarta.

Evanston, Illinois, 2007. A Statement Of Basic Accounting Theory, American Accounting Association.

FASB APB Statement No 4 2005.Basic Concept and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of Bussiness Enterprise, AICPA, Inc, New York.

Jr.Lucas, C. Hendry, 2006.Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, terjemahan Oleh Jogiyanto, H.M, Buku Kedua Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta.

Mc.Leod, Jr Raymond, 1996.Sistem Informasi Manajemen, terjemahan oleh Hendra, Jilid Kesatu, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.

Niswonger Rollin, C. Philip E. Fess, dan Carls S. Warren, 2006. Prinsip-Prinsip Akuntansi, terjemahan oleh Hagius Ruswinato dan Herman Wibowo, Edisi Enam Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

SR. Soemarso, 2007, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima,Salemba Empat, Jakarta.

Stoner, James A.F, 2006, Manajemen, terjemahan oleh T. Hani Handoko, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta.

Supriyono R, A. 2008, Akuntansi Manajemen, Buku Kedua, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Wilkinson , W. Joseph, 2008,Sistem Akuntansi Informasi dan Akuntansi, terjemahan oleh Marianus Sinaga, Edisi kedua, Penerbit Erlangga Jakarta.


(1)

Tidak diprogram: Keputusan-keputusan sekali pakai, disusun tidak sehat, kebijaksanaan. Ditandatangani dengan proses pemecahan masalah umum.

1. Kebijaksanaan

instituisi, dan kreatifitas

2. Coba-coba

3. Seleksi dan latihan para pelaksana

Teknik pemecah masalah yang diterapkan pada:

a. Latihan pembuatan keputusan

b. Penyusunan program-program komputer

“heuristic”

Keputusan keputusan dengan kepastian,resiko dan ketidakpastian. Para manajer membuat keputusan sekarang untuk tujuan yang akan dicapai dimasa mendatang. Situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulit untuk diperkirakan seperti reaksi pesaing tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang. Tingkat tidak kepastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi yaitu: kepastian, resiko, dan ketidakpastian.

Dalam kondisi resiko (risk) manajer mengetahui besarnya probalitas setiap kemungkinan hasil, tetapi informasi tidak lengkap tersedia.Sedangkan, dalam kondisi ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetahui probalitas, bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil.Kondisi ketidakpastian pada umumbya menyangkut keputusan kritis dan paling menarik.Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat dilakukan lebih tepat dengan mempergunakan metode-metode kuantitatif untuk mengantisipasi dan memperkirakannya.


(2)

Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan, keberadaan tingkat manajemennya berbeda-beda dan secara otomatis informasi yang diperlukan juga berbeda. Tidak berarti setiap tingkatan manajemen memutuuskan cara sendiri untuk memperoleh informasi. Informasi manajemen saling berkaitan karenanya menetukan cara sendiri hanya merupakan pemborosan karena akan terjadi tumpang tindih, laporan tidak berguna, hal ini dapat merugikan kita.

Penciptaan sistem informasi yang sentralisir yang dikerjakan oleh bagian tertentu dari bagian organisasi perusahaan atau dari luar perusahaan lebih bermanfaat. Hubungan informasi dengan keputusan sangat erat, informasi yang tidak benar akan menghasilkan keputusan yang salah dan sebaliknya, keputusan yang akurat dan dipercaya akan menguntungkan perusahaan. Salah satu manfaat dari sistem informasi adalah untuk meningkatkan pelayanan kelistrikan dan efesiensi kerja setiap bagian dalam perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawab, manajer PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam pengambilan keputusan misalnya tentang aktiva tetap, umumnya menggunakan metode pengambilan keputusan jangka panjang dan jangka pendek.

Keputusan jangka penjang adalah merupakan keputusan yang diambil manajer.Dimana manfaat yang dirasakan adalah hasil yang dapat dinikmati lebih darisatu tahun.Didalam pengambilan keputusan jangka panjang nilai waktu memegang peranan penting.Dalam hal in PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan dalam mengambil keputusan jangka panjang harus sesuai dengan kemampuan keuangan perusahaan yang tersedia.


(3)

Keputusan jangka pendek adalah merupakan keputusan yang diambil oleh manajer dimana hasilnnya dapat langsung dirasakan pada tahun keputusan itu diambil.Keputusan jangka pendek biasanya dilakukan pada kondisi tertentu.PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan biasanya melakukan analisa dengan audit internal melalui laporan keuangan perusahaan.Hal ini dilakukan perusahaan agar tidak mengalami kerugian.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Didalam struktur yang didesain oleh perusahaan merupakan struktur organisasi yang memisahkan fungsi dan tanggung jawab masing-masing secara jelas, sehingga tercipta pengawasan yang efektif.

2. Informasi akuntansi didukung oleh data-data yang akurat serta disesuaikan dengan tujuan penggunaannya akan menghasilkan laporan-laporan yang dapat digunakan sebagai dasar didalam pengambil keputusan didalam perusahaan.

3. Output sistem informasi akuntansi adalah informasi. Informasi tersebut bermanfaat untuk mengetahui sebatas mana target yang telah dicapai dibandingkan dengan hasil kenyataan.

4. Sistem informasi akuntansi yang diterapkan perusahaan menggunakan sistem komputer yang disebut EDP yaitu Elektronic Data Processing yang mengolah data akuntansi untuk menjelaskan kegiatan perusahaan dan mempermudah penyajian informasi

5. Dalam menyusun laporan keuangan perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan juga menyusun laporan pendukung yaitu laporan intern yang berguna sebagai alat pengawasan kegiatan perusahaan.


(5)

6. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumater Utara Area Medan di dalam mengambil keputusan telah sesaui dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaa

B. Saran

1. Peningkatan kualitas SDM hendaknya diperhatikan terus-menerus untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan, misalnya mengadakan training bagi karyawan, dan fasilitas yang mendukung manajer.

2. Keputusan harus diambil melalui suatu proses pengambilan keputusan yang baik artinya proses pengambilan keputusan itu harus melalui langkah-langkah tertentu yang melibatkan setiap pihak yang berhubungan dengan keputusan yang diambil, sebagai pemberi masukan yang berhubungan dengan keputusan.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi kedua, Penerbit PBFE, UGM, Yogyakarta.

Evanston, Illinois, 2007. A Statement Of Basic Accounting Theory, American Accounting Association.

FASB APB Statement No 4 2005.Basic Concept and Accounting Principles

Underlying Financial Statement Of Bussiness Enterprise,

AICPA, Inc, New York.

Jr.Lucas, C. Hendry, 2006.Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer, terjemahan Oleh Jogiyanto, H.M, Buku Kedua Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta.

Mc.Leod, Jr Raymond, 1996.Sistem Informasi Manajemen, terjemahan oleh Hendra, Jilid Kesatu, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta.

Niswonger Rollin, C. Philip E. Fess, dan Carls S. Warren, 2006. Prinsip-Prinsip

Akuntansi, terjemahan oleh Hagius Ruswinato dan Herman

Wibowo, Edisi Enam Belas, Penerbit Erlangga, Jakarta.

SR. Soemarso, 2007, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima,Salemba Empat, Jakarta.

Stoner, James A.F, 2006, Manajemen, terjemahan oleh T. Hani Handoko, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta.

Supriyono R, A. 2008, Akuntansi Manajemen, Buku Kedua, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE-UGM, Yogyakarta.

Wilkinson , W. Joseph, 2008,Sistem Akuntansi Informasi dan Akuntansi, terjemahan oleh Marianus Sinaga, Edisi kedua, Penerbit Erlangga Jakarta.


Dokumen yang terkait

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

3 80 57

Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan pada PT.PLN(persero) Wilayah Sumatera Utara

1 28 72

Sistem Akuntansi Penggajian Sebagai Alat Bantu Manajemen pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Medan

1 40 107

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

1 35 64

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 9

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 8

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 18

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 1

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. Sejarah Ringkas - Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 8