Proses Pengambilan Keputusan Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

Tujuan utama dari akuntansi adalah untuk meberikan informasi data ekonomis terhadap suatu perusahaan melalui laporan keuangan kepada berbagai macam individu yang berkepentingan terhadapa laporan keuangan tersebut. PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Area Medan, selain menyusun laporan informasi yang menyusun laporan keuangan yang merupakan informasi yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan, juga menyusun laporan intern. Laporan yang menyajikan hasil kegiatan perusahaan telah menerapakan konsep “ Management By Exception”, yaitu konsep pengawasan yang hanya memperlihatkan penyimpangan yang terjadi pada rencana yang ditetapkan semula. Terhadap penyimpangan ini diadakan analisa.Bentuk isi laporan disesuaikan dengan tujuan dan maksud digunakannya laporan tersebut.

C. Proses Pengambilan Keputusan

Banyak manajer membuat suatu keputusan dengan metode-metode pembuatan keputusan informal untuk memberikan pedoman kepada mereka. Sebagai contoh, manajer dapat menggantungkan pada tradisi dan membuat keputusan sama seperti yang dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa diwaktu yang lalu. Mereka juga dapat menarik wewenangnya dan membuat keputusan berdasarkan nasehat dari seorang ahli atau manajer atasannya.Akhirnya, mereka dapat menggunakan pemikiran yang disebut apriori, yaitu mereka membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling logika dan jelas adalah paling benar. Metode-metode ini berguna dalam berbagai kasus, tetapi dalam bayak kasus lainnya akan mengarahkan manajer untuk membuat keputusan yang salah. Tidak ada pendekatan pembuatan keputusan yang dapat menjamin bahwa manajer akan selalu membuat keputusan yang benar. Tetapi bagaimanapun juga, para manajer yang menggunakan sutatu pendekatan yang rasional, intelektual dan sistematik akan lebih berhasil dibandingkan para manajer yang menggunakan pendekatan informal. Proses dasar pembuatan keputusan rasional hampir sama dengan proses perencanaan strategic formal. Ini mencakup identifikasi dan diagnosa masalah, pengumpulan dan analisa data yang relavan, pengembangan alternatif-alternatif, penilaian berbagai alternatif penyelesaian, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil. Tahap 1: Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit diketemukan, atau bahkan sering hanya mengidentifikasi gejala masalah bukan penyebab yang mendasar. Bila manajer akan memperbaiki situasi, mereka harus pertama-tama menemukan apa masalah sebenarnya, dan kemudian menentukan bagian-bagian masalah mereka yang harus pecahkan serta bagian-bagian mana yang seharusnya dipecahkan. Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab akibat.Kedua, manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan-perubahan dari “normal”.Dan , barangkali paling penting, manajer berkonsultasi dengan pihak- pihak lain yang mampu memberikan pandangan dan wawasan yang berbeda tentang masalah atau kesempatan. Tahap 2: Pengumpulan dan Analisa Data yang Relevan. Setelah manajer menentukan dan merumuskan masalah, mereka harus mulai memutuskan langkah- langkah selanjutnya. Manajer pertama kali harus menetukan data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut. para manajer akan jarang memperoleh seluruh data yang dibutuhkan, padahal mereka harus mempunyai informasi cukup untuk dapatmerumuskan berbagai penyelesaian. Tahap 3: Pengembangan Alternatif-alternatif. Kecenderungan untuk menerima alternatif keputusan pertama yang “feasible” sering menghindarkan manajer dari pencapaian penyelesaian yang terbaik untuk masalah-masalah mereka.Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif. Apakah manajer harus mengidentifikasi seluruh alternative yang fleksibel?Barangkali hal ini baik dalam teori, tetapi dalam praktek hal itu seringkali sulit dicapai. Menajer tidak selalu mempunyai informasi yang lengkap dan pandangan sempurna, walaupun banyak buku dan latihan pembuatan keputusan masih menyarankan kepada pembuat keputusan untuk mendapatkan “semua data” sebelum mempertimbangkan alternative-alternatif keputusan. Herbet Simon, untuk masalah ini mengemukakan konsep pemuasan satisficing, yang berarti bahwa pembuat keputusan memilih suatu alternative yang cukup baik, walaupun bukan sesuatu yang sempurna atau ideal. Hubungan alternative dan hasil didasarkan pada 3 kondisi: • Pasti, pengambilan keputusan memiliki pengetahuan lengkap atas akibat dari setiap alternative • Beresiko, pengambilan keputusan memiliki beberapa perkiraan kemungkinan akibat dari setiap alternative • Tidak pasti, pengambilan keputusan secara mutlak memiliki pengetahuan atas kemungkinan hasil dari setiap alternative Tahap 4: Evaluasi Alternatif-alternatif.Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternative, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternative. Efektifitas dapat diukur dengan dua criteria : apakah alternative realistik bila dihubungkan dengan tujuan dan sumber daya organisasi, dan seberapa baik alternative akan membantu pemecah masalah. Tahap 5: Pemilihan Alternatif Terbaik. Tahap kelima pembuatan keputusan merupak hasil evaluasi berbagai alternatif. Alternative terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidak sempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternative terbaik juga sering merupakan suatu kompromi diantara berbagai factor yang telah dipertimbangkan.Berbagai peralatan modern yang tersedia bagi manajer untuk mengevaluasi dan memilih bermacam-macam alternative di bahas di belakang. Tahap 6: Implementasi Keputusan. Setelah alternative terbaik dipilih, para manajer harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan dan masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan. Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perintah.Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan mengalokasikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggung jawab dan wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu.Dalam hal ini, manajer pula memperhatikan berbagai resiko dan ketidakpastian sebagai konsekuensi dibuatnya suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut manajer dapat menentukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan terjadi. Disamping itu, pada tahap implementasi keputusan, manajer juga perlu menetapkan prosedur laporan kemajuan periodik dan mempersiapkan tindakan korektif bila masalah baru muncul dalam pelaksanaan keputusan, serta merancang sistem peringatan dini early warming system untuk menghadapi berbagai kemungkinan. Tahap 7: Evaluasi Hasil-hasil Keputusan. Implementasi keputusan harus dimonitor terus menerus.Manajer harus mengavaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancer dan keputusan memberikan hasil-hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu proses yang bersifat kontinyu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu dihadapinya. Proses pengambilan keputusan yang digambarkan oleh Simon melalui tahap-tahap yang dilalui manajer saat memecahkan suatu masalah ada 4 yaitu: • Kegiatan inteligen: mengamati lingkungan, mencari kondisi- kondisi yang perlu diperbaiki • Kegiatan merancang: memiliki suatu rangkaian tindakan tertentu dari yang tersedia • Kegitan memiliki: memiliki suatu rangkain tindkan dari beberapa yang tersedia • Kegiataan menelaah: menilai pilihan-pilihan. Fungsi manajemen pada PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Area Medan adalah perencanaan. Didalam perencanaan manajemen salah satu dihadapkan pada pengambilan keputusan pembelian aktiva tetap. Dalam hal ini para manajer serig sekali menghadapi masalah didalam menentukan dua alternative atau lebih sebelum mengambil keputusan pembelian aktiva tetap, untuk itu seorang manajer harus benar-benar memperhatikan langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar keputusan yang dihasilkan dapat akurat. Manajemen harus memperoleh semua informasi yang relavan dan harus diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.Jadi harus diketahui bahwa meskipun data biaya merupakan data yang paling penting dalam pengambilan keputusan, tetapi data tersebut hanya merupakan salah satu bagian yang dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan.Manajer harus hati-hati untuk tidak mengacaukan istialh “relavan” dengan salah satu istilah ketepatan atau kesamaan.Dalam hal ini manajer menggunakan istilah ketepatan dalam pengambilan keputusan bukan menggunakan istilah kesamaaan. Setiap pihak manajemen mengakui bahwa laporan adalah hal yang sangat penting. Banyak hal yang tidak terkontrol jika laporan tidak disajikan antara lain: biaya-biaya tidak dapat terkendali, usaha penjualan tidak dapat diarahkan kesaluran yang wajar, dan perencanaan laba tidak efektif. Apabila hal ini tidak diperbaiki oleh pihak manajemen dapat mempengaruhi laporan keuangan PT.PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Area Medan. Seorang manajer pada PT. PLN Persero Wilayah Sumatera Utara Area Medan tidak hanya mengambil keputusan dalam pembelian aktiva tetap saja tetapi juga dalam hal melakukan penjualan aktiva tetap yang diperkirakan sudah harus diganti dengan aktiva tetap yang baru. Dalam hal ini seorang manajer dalam melakukan penjualan aktiva tetap melakukan beberapa alternative, Karena keputusan yang diambil erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan pada masa yang akan datang. Seperti contoh data dibawah ini dimana seorang manajer harus mengambil keputusan didalam penjualan aktiva tetap. Dimana dilaporan posisi keuangan 31 desember 2014: Aset tetap Bruto : Rp. 1.307.840.636.786 Akumulasi penyusutannya :Rp. 517.380.459.332 Aset tetapNetto : Rp. 790.460.177.454

D. Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan

Dokumen yang terkait

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

3 80 57

Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Proses Pengambilan Keputusan pada PT.PLN(persero) Wilayah Sumatera Utara

1 28 72

Sistem Akuntansi Penggajian Sebagai Alat Bantu Manajemen pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara Medan

1 40 107

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

1 35 64

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 9

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 8

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 18

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Pada PT. Pln (Persero) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 1

BAB II PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA AREA MEDAN A. Sejarah Ringkas - Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

0 0 8