Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO HARGA LABA, RASIO PENGEMBALIAN

MODAL, RASIO AKTIVITAS DAN RASIO LEVERAGE

TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN

INDUSTRI TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

NAMA

: HERU S.A.S.

NIM

: 050503122

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

GUNA MEMENUHI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

MEDAN 2009


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Price Earning Ratio ( PER ) , Retun On Equity ( ROE ), Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“ adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul ini belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, apa adanya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 2009

Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Heru S.A.S. NIM : 050503122


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur dan hormat kepada Tuhan yang Maha Kuasa karena kasih, anugerah dan kuasa-Nya telah memampukan saya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul, “Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“ disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Selama proses penyusunan skripsi ini, saya banyak memperoleh bimbingan, dorongan semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si., Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Firman Syarif SE, M.Si., Ak. Selaku Dosen Pembimbing, atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Abikusno Dharsuky SE, MM, Ak selaku Dosen Penguji I dan Bapak Fahmi Natigor Nasution SE, M.Acc, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.


(4)

5. Kedua orang tua saya, Davin Sinaga dan Murniati Saragih BA. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, didikan, dan dukungan berupa nasehat, doa dan materi yang diberikan kepada saya.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya. Amin.

Medan, 2009 Penulis,

HERU S.A.S. NIM 050503122


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan. Rasio-rasio keuangan diproksikan (diwakilkan) oleh variabel-variabel indikator yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu: Tingkat Perputaran Aktiva dan Rasio Hutang Modal.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal dan bersifat replikasi terhadap penelitian sebelumnya dengan populasi penelitian adalah perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2004-2007. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan dari 21 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diperoleh 15 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Uji statistik yang digunakan adalah uji t dan uji f dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh dar variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial, sementara uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Tingkat Perputaran Aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Sementara itu, variabel Rasio Harga Laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada tingkat kepercayaan 95%. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal dan Tingkat Perputaran Aktiva pada tingkat kepercayaan 95%.

Kata Kunci: Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, Tingkat Perputaran Aktiva, Return Saham


(6)

ABSTRACT

The objectives of this research is to know the influence of price earning ratio, return on equity, debt to equity ratio and total asset turnover both partially and simultantly to the return saham. These financial ratios are repesented by indicator variable which as independen variable in this research such as return on equity, and debt to equity ratio.

This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are industri firms sector major tekstil and garmen which go public during the period of 2004 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 21 go public firms, 15 are used as the samples of this study. The statistical test being used in this research are t-test and f test with the model being tested previously in classic assumptions. T-test is used to know the influence of independent variable to the dependent variable partially, while the f-test is used to know the influence of independent variable to dependent variable simultantly.

The result indicates that partially return on equity (ROE),debt to equity ratio, and total asset turnover variable has not significantly influenced the return saham, while price earning ratio has significantly influenced the return saham on the 95% faithful rate. Testing simultantly indicates that return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER) and total asset turnover has not significantly influenced the dividend payout ratio on the 95% faithful rate.

Key Word: Price Earning Ratio (PER), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER),Total Asset Turnover, Return Saham


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 6

1. Return Saham...6

2. Rasio Harga Laba ... 8

3. Rasio Pengembalian Modal ... 9

4. Rasio Aktivitas ... 10


(8)

6. Hubungan Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Tingkat Perputaran Aktiva Terhadap Return Saham

…...11

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 14

1. Kerangka Konseptual ... 14

2. Hipotesis ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

C. Jenis Data ... 18

D. Teknik Pengumpulan Data ... 19

E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 19

1. Identifikasi Variabel Penelitian ... 19

2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 20

a. return saham ... 20

b. rasio harga laba ... 20

c. rasio pengembalian modal ... 21

d. rasio hutang modal ... 21

e. tingkat perputaran aktiva ... 22


(9)

1. Pengujian Asumsi Klasik ... 22

a. Uji Normalitas ... 23

b. Uji Multikolinearitas ... 24

c. Uji Heterokedastisitas ... 25

d. Uji Autokorelasi ... 26

2. Pengujian Hipotesis ... 27

a. Uji Signifikansi Parsial ... 28

b. Uji Signifikansi Simultan ... 29

G. Jadwal Penelitian ... 29

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Gambaran Obyek Penelitian ...30

1. Gambaran Objek Penelitian...30

B. Deskriptif Data Hasil Penelitian ... 34

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 36

1. Uji Normalitas ... 36

2. Uji Multikolinearitas ... 41

3. Uji Heterokedastisitas ... 45

4. Uji Autokorelasi ... 47

D. Pengujian Hipotesis ... 49

1. Pengaruh Secara Parsial ... 49

2. Pengaruh Secara Simultan ... 54

E. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 58


(10)

A. Kesimpulan ... 61

B. Keterbatasan Penelitian ... 61

C. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 14

Gambar 4.1 Histogram ... 39

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 40


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 12

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Dagang yang Memenuhi Kriteria Sampling ... 17

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ... 30

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan ... 36

Tabel 4.2 Sampel Perusahaan yang Digunakan ... 34

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik...35

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data ... 37

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi dengan Logaritma Natural ... 41

Tabel 4.5 Hasi Uji Multikolinearitas ... 42

Tabel 4.6 Koefisien Korelasi ... 43

Tabel 4.7 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 47

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 48

Tabel 4.9 Hasil Analisis Pengaruh Parsial ... 50

Tabel 4.10 Hasil Analisis Pengaruh Simultan ... 54


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen ... Lampiran ii Data Variabel Penelitian Tahun 2004 (Sebelum transformasi) ... Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Sebelum transformasi) ... Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Sebelum transformasi) ... Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Transformasi) ... Lampiran iii Data Variabel Penelitian Tahun 2004 (Setelah transformasi) ... Data Variabel Penelitian Tahun 2005 (Setelah Ditransformasi) ... Data Variabel Penelitian Tahun 2006 (Setelah Ditransformasi) ... Data Variabel Penelitian Tahun 2007 (Sebelum Transformasi) ... Lampiran iv Statistik Deskriptif Setelah Transformasi ... Histogram Sebelum dan Setelah Transformasi ... Grafik Normal P-Plot Sebelum dan Setelah Transformasi... Hasil Uji Kolmogorov Smirnov sebelum dan setelah transformasi ..

Hasil Uji Multikolinearitas sebelum dan setelah transformasi ... Hasil Uji Heterokedastisitas sebelum dan setelah transformasi ... Hasil Uji Autokorelasi sebelum dan setelah transformasi ... Hasil Analisis Regresi sebelum dan setelah transformasi...


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pasar modal memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perusahaan yang mengeluarkan saham di pasar modal untuk mendapatkan dana disebut dengan emiten. Kehadiran pasar modal akan memperbanyak pilihan investasi, sehingga kesempatan untuk memilih investasi yang sesuai dengan preferensi investor akan semakin besar.

Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat utama bagi para investor untuk menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diperoleh diantaranya karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu, sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya.

Dalam melakukan investasi, tentunya memiliki tujuan untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang sebesar-besarnya sebagai imbalan atas dana yang telah diinvestasikannya. Return saham terdiri dari capital gain dan deviden untuk investasi pada saham, sedangkan return untuk investasi pada surat hutang adalah pendapatan bunga. Semakin tinggi return saham yang diperolehnya, maka akan semakin banyak jumlah investor yang tertarik melakukan investasi pada saham tersebut.


(15)

Penelitian yang dilakukan oleh Kumianny A. Saputra dan Pwee Leng (2002) berhasil membuktikan bahwa risiko sistematis dan likuiditas saham yang diukur dengan besarnya bid-ask spread mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham dari badan-badan usaha yang go public di Indonesia. Hal ini didukung oleh poenelitian yang dilakukan oleh Sudarto et. al. (1999), Supranto (1990), serta Zulbahridar dan Jonius (2002) yang berhasil menunjukkan bahwa leverage dan risiko sistematis memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Michell Suharli (2005) bertentangan dengan peneltian-penelitian sebelumnya, dan membuktikan bahwa debt to equity ratio dan beta saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

Perbedaan hasil penelitian tersebut dalam memprediksi return saham mendorong penulis untuk melakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi return saham. Pada penelitian ini digunakan faktor-faktor yang tidak sistematis atau faktor-faktor mikro yang ada pada perusahaan atau industri tertentu untuk memprediksi return saham. Penelitian dilakukan terhadap industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun dari 2004 sampai tahun 2007 guna mencari faktor yang mepengaruhi return saham individual melalui variabel independen return of equity (ROE), price earning ratio (PER), Rasio aktivitas dan Rasio leverage yang dituangkan dalam laporan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian

Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”


(16)

A. Perumusan Masalah

Agar masalah yang diteliti terfokus maka peneliti membahas penelitian pada :

a. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Harga Laba Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

b. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Pengembalian Modal Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

c. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Aktivitas (Tingkat Perputaran Aktiva) Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

d. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Leverage (Rasio Hutang Modal) Terhadap Variabel Dependen Return Saham pada industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

e. Bagaimana Pengaruh Variabel Independen Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Rasio Tingkat Perputaran Aktiva secara simultan terhadap variabel dependen Return Saham pada Industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?


(17)

Agar masalah yang diteliti terfokus maka peneliti membahas penelitian pada :

1. Perusahaan industri Tekstil & Garmen yang sudah go public terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2004 – 2007

2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan tahunan untuk periode 31 Desember 2004 – 2007

3. Data yang tersedia lengkap (data secara keseluruhan tersedia pada publikasi periode 31 Desember 2004 – 2007) baik data variabel independen maupun data yang diperlukan untuk mencari variabel dependen.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberi bukti empiris mengenai : 1. Rasio Harga Laba berpengaruh terhadap Return Saham

2. Rasio Pengembalian Modal berpengaruh terhadap Return Saham 3. Rasio Hutang Modal berpengaruh terhadap Return Saham

4. Rasio Tingkat Perputaran Aktiva berpengaruh terhadap Return Saham 5. Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan

Rasio Tingkat Perputaran Aktiva berpengaruh simultan terhadap Return Saham

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat atau kegunaan bagi berbagai pihak, diantaranya :


(18)

1. Bagi peneliti, peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang manajemen investasi

2. Bagi civitas akademika dan peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Bagi komunitas pasar modal, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak-pihak yang terlibat di dalamnya untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan investasi, terutama dalam memprediksi Return Saham suatu investasi. .

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1.Return Saham

Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Return Saham adalah penghasilan yang diperoleh selama periode investasi per sejumlah dana yang diivestasikan dalam bentuk saham (Bodie, 1998). Secara praktis, tingkat pengembalian suatu investasi adalah persentase penghasilan total selama periode investasi dibandingkan harga beli investasi tersebut. Menurut Brigham et.al. (1999 : 192), pengertian dari return adalah “measure the financial performance of an investment”. Home dan Wachoviz


(19)

(1998:26) mendefinisikan return sebagai “Return as benefit which related with owner that includes cash appreciation or capital gain which is realization in the end of the year”. Menurut Jones (2000 : 124) “return is yield dan capital gain (loss)”.

a. Yield, yaitu cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk dividen).

b. Capital gain (loss), yaitu selisih antara harga saham pada saat pembelian dengan harga saham pada saat penjualan.

Hal tersebut diperkuat oleh Corrado dan Jordan (2000 : 5) yang menyatakan bahwa “Return from investmen security is cash flow and capital gain/loss”. Berdasrkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividen dan capital gain/loss. Dividen merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam suatu periodik tertentu. Capital gain/ loss dalam suatau periode merupakan selisih antara harga saham semula (awal periode dengan harganya di akhir periode). Bila harga saham pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan investor memperoleh capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya maka investor dikatakan memperoleh capital loss.

Menurut Jogiyanto (2003 : 109) return saham dibedakan menjadi dua : A. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.


(20)

B. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang.

Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus (Ross et.al. 2003 : 238) :

1 1 1 1 − − − = t i P P P R

R1 = Return Saham

Pt = Harga Saham pada periode t

Pt-1 = Harga Saham pada periode t-1

2. Rasio Harga Laba

Rasio Harga Laba merupakan salah satu rasio keuangan perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham lebih dominan dibanding Laba Per Saham.Oleh karena itu, dalam analisis mengenai pergerakan harga saham, pertimbangan tentang Rasio Harga Laba sangat penting. Terlebih dalam jangka panjang, Rasio Harga Laba lebih volatile dibanding Laba Per Saham. Ketidakstabilan Rasio Harga Laba disebabkan oleh adanya perubahan required rate of return (k) dan growth rate of dividen (g). Semakin besar kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan”. (Iskandar Z. Alwi, 2003 : 75)

Salah satu pendekatan yang menggunakan nilai earnings untuk memperkirakan nilai instrinsik, adalah pendekatan Rasio Harga Laba, atau disebut juga pendekatan earnings multiplier. Rasio Harga Laba saham dapat dihitung


(21)

saham per Pendapatan biasa saham lembar per pasar Harga Laba Harga Rasio =

Salah satu faktor yang mempengaruhi Rasio Harga Laba adalah pertumbuhan deviden (yang berarti juga laba). Semakin tinggi pertumbuhan deviden semakin tinggi Rasio Harga Laba apabila faktor-faktor yang lain sama. Perusahaan yang berada dalam industri yang pada tahap pertumbuhan (growing stage) akan mempunyai Rasio Harga laba yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang berada pada industri yang sudah mapan. Apabila perusahaan mempunyai nilai Rasio Harga Laba yang tinggi akan menjadi daya tarik investor untuk membeli. Sehingga permintaan saham tersebut akan naik. Hal ini akan mendorong harga saham akan naik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan semakin tinggi Rasio Harga Laba semakin tinggi tingkat kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan dilihat dari pertumbuhan perusahaan tersebut, maka akan mendorong harga saham naik.

3. Rasio Pengembalian Modal

Rasio Pengembalian modal perusahaan merupakan salah satu ukuran yang dipakai untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Menurut Walsh (2004 : 56) kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pengembalian atas modal yang ditanamkan pemilik saham. Pengembalian modal perusahaan merupakan ukuran seberapa besar laba yang dihasilkan atas seluruh investasi dalam modal yang dilakukan oleh pemilik modal perusahaan.


(22)

Rasio Pengembalian Modal merupakah salah satu rasio dalam profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dari setiap modal yang ditanamkan pemilik perusahaan. Pengembalian atas ekuitas/modal sendiri dihitung dengan membandingkan antara laba bersih terhadap ekuitas perusahaan. Formula yang digunakan untuk melakukan perhitungan Rasio Pengembalian Modal adalah sebagai berikut ( John J.Wild 2005 : 42 ) :

Rasio Pengembalian Modal

Sendiri Modal

Bersih Laba

=

Laba yang dihasilkan atas investasi berbentuk modal perusahaan dalam rasio keuangan yang dikenal Rasio Pengembalian Modal mengukur pengembalian absolut yang akan diberikan perusahaan kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan (Walsh, 2004 : 57). Rasio Pengembalian Modal yang semakin tinggi menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan pemilik perusahaan menghasilkan return saham yang semakin tinggi.

4. Rasio Aktivitas

Aktivitas operasi perusahaan membutuhkan investasi, baik untuk aset yang bersifat jangka pendek (inventory and account receivable) maupun jangka panjang (property, plan, and equipment). Rasio aktivitas menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (sales) dengan aset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut. Rasio aktivitas juga dapat digunakan untuk memprediksi modal yang dibutuhkan penjualan akan membutuhkan tambahan


(23)

aset. Rasio aktivitas memungkinkan para analis menduga kebutuhan ini serta menilai kemamuan perusahaan untuk mendapatkan aset yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhanna. Dua buah contoh rasio aktivitas : Perputaran Persedaan, Perputaran Aktiva. Tingkat Perputaran Aktiva dapat dirumuskan sebagai berikut ( John J.Wild 2005 : 43 ) :

Tingkat Perputaran Aktiva = Total Kewajiban

5. Rasio Leverage

a Ekuiditas Pemegang Saham

Rasio leverage merupakan besarnya tingkat proporsi debt relatif terhadap ekuitas yang meningkatkan risiko perusahaan. sebagaimana rasio lainnya faktor industri dan ekonomi sangat mempengaruhi, baik tingkat debt maupun sifat debt (jatuh tempo dan tingkat bunga tetap dan variabel). Misalnya industri dengan modal yang intensif cenderung untuk menggunakan tingkat debt yang tinggi untuk mendanai property, plan, and equipment-nya. Debt untuk mendanai kegiatan semacam itu har us bersifat jangka panjang agar sesuai dengan jangka waktu aset yang diperoleh. Debt ratio ditunjukkan dengan perbandingan debt to total capital, debt to equity. Debt To Equity dapat dirumuskan sebagai berikut ( John J.Wild 2005 : 41 )


(24)

Rata-rata Total Aktiva

6. Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham

Dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal memerlukan berbagai macam informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan dan informasi lainnya yang bersifat teknikal. informasi yang berhubungan dengan kondisi perusahaan umumnya ditunjukkan dalam laporan keuangan yang merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan.

Informasi dari laporan keuangan yang lazim digunakan untuk memprediksi harga atau return saham untuk perusahaan yang go public berupa laporan neraca dan laba rugi yang tercermin dalam informasi asset, liability, equity, sales, dan net income. Suatu Informasi dianggap informatif jika informasi tersebut mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Adanya suatu informasi baru akan membentuk suatu kepercayaan baru di kalangan para investor. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan demand dan supply surat-surat berharga.

Dalam penelitian ini penulis mengukur pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal dan Tingkat Perputaran Aktiva terhadap Return Saham. melalui hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu para investor untuk memprediksi Return Saham suatu perusahaan di masa depan dalam mengambil keputusan investasi.


(25)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

digunakan

Hasil Penelitian

I G.K.A. ULUPUI

( 2005 )

Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

Variabel Independen : Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, Profitabilitas

Variabel Dependen : Return Saham Rasio Likuiditas dan Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham. Rasio Aktivitas tidak memiliki pengaruh signifikan dan negative terhadap Return saham. Rasio Leverage tidak memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap Return Saham


(26)

Michael Suharli ( 2005 )

Pengaruh Debt Equity Ratio dan Beta Saham Terhadap Return Saham

Variabel Independen : Debt Equity Ratio dan Beta Saham

Variabel Dependen : Return Saham

Debt Equity Ratio dan Beta Saham tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Return Saham Kumianny A.Saputra,elly, DanPwee leng ( 2002 )

Variabel-variabel yang mempengaruhi tingkat pengembalian saham

Variabel Independen : Rasio Likuiditas. Rasio Sistematis Saham

Variabel Dependen : Return Saham Rasio Likuiditas dan Rasio Sistematis Saham berpengaruh signifikan Terhadap Return Saham.


(27)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

2. Hipotesis

Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Rasio harga Laba berpengaruh terhadap Return Saham

H2 : Rasio Pengembalian berpengaruh terhadap Return Saham

H3 : Tingkat Perputaran Aktiva berpengaruh terhadap Return Saham

H4 : Rasio Hutang Modal berpengaruh terhadap Return Saham

H : Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal dan Tingkat Perputaran aktiva terhadap Return Saham PER

ROE

Asset Turn over

Debt to Equity

H1

H2

H3

H4

Return Saham


(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Peneliti menggunakan desain kausal yang berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. (Umar, 2003:63)

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004-2007 yaitu sebanyak 21 perusahaan.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:56). Penelitian ini menggunakan sampel yang ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive

sampling), yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi berdasarkan suatu


(29)

1. Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2004-2007.

2. Menerbitkan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.

3. Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 perusahaan. Daftar sampel penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen Yang Memenuhi Kriteria Sampling

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 Argo Pantes Tbk ARGO

2 Panasia Indosyntec Tbk HDTX

3 Ever shine Textile Inds. Tbk ESTI

4 Teijin Indonesia Fiber Tbk TFCO

5 Sunson Textile Manufacture Tbk SSTM

6 Centex (Saham Preferen) Tbk CNTX

7 Ricky Putra Globalindo Tbk RICY

8 Karwell Indonesia Tbk KARW

9 Panasia Filament Inti Tbk PAFI

10 Hanson Internasional Tbk MYRX


(30)

11 Apac Citra Entertex Tbk MYTX

12 Pan Brothers Tex Tbk PBRX

13 Delta Dunia Petroindo Tbk DOID

14 Eratex Djaja Tbk ERTX

15 Indorama Syntetics Tbk INDR

Sumber: Penulis, 2009

C. Jenis Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Umar (2003:60) “data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Informasi tersebut dapat dapat dibagi menjadi dua kelompok.

1. Informasi mengenai rasio harga laba, rasio pengembalian modal, rasio hutang modal, dan tingkat perputaran aktiva

2. Informasi mengenai Return Saham yang konsisten setiap tahun, dari periode 2004 sampai dengan 2007.

Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk data time series yaitu sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu tertentu, misalnya mingguan, bulanan atau tahunan dan data cross-section yaitu sekumpulan data suatu fenomena tertentu dalam satu kurun waktu saja (Umar, 2003:61). Penelitian ini


(31)

menggunakan data yang diambil dari 15 perusahaan (section) selama 4 tahun (series) yaitu tahun 2004-2007.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data sekunder, teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory (ICMD) tahun 2008, dan dari situs Bursa Efek Indonesia

kemudian dicatat dalam sebuah kertas kerja yang selanjutnya diketik ke dalam komputer dengan program windows excel.

E. Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:31)

Ada 2 jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel Independen (bebas)

Menurut Erlina (2004:34) “variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependent (terikat)


(32)

dan mempunyai hubungan positif maupun negatif.” atau yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat).” Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari rasio harga laba , rasio pengembalian modal ,rasio hutang modal dan tingkat perputaran aktiva.

b. Variabel Dependen (terikat)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006:33). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham pada tahun 2004-2007.

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel a. Return Saham

Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan deviden, maka dapat ditulis rumus (Ross et.al. 2003 : 238) :

1 1 1 1 − − − = t i P P P R

R1 = Return Saham

Pt = Harga Saham pada periode t

Pt-1 = Harga Saham pada periode t-1

b. Rasio harga laba

Rasio harga laba (X1), adalah Rasio harga laba tahunan yang dikeluarkan


(33)

saham per Pendapatan biasa saham lembar per pasar Harga Laba Harga Rasio =

c. Rasio pengembalian modal

Rasio ini menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio pengembalian modal sama seperti Rasio pengembalian investasi, dapat digunakan sebagai pengukur tingkat perolehan laba perusahaan (stice et.al, 2005:719). Adapun pengukuran yang dilakukan terhadap variabel Rasio pengembalian modal adalah dengan menggunakan rumus: (Helfert, 1993:66) Saham Pemegang Ekuitas Bersih Laba Modal an Pengembali Rasio =

d. Rasio Hutang Modal

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara hutang dan modal yang ada. Seorang investor sangat penting memperhatikan Rasio Hutang Modal suatu perusahaan, karena suatu perusahaan yang memiliki Rasio Hutang Modal yang tinggi, berarti perusahaan tersebut mempunyai hutang yang besar jika dibandingkan dengan modal yang dimilki. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan di dalam memberikan tingkat pembayaran dividen yang optimal (Prihantoro, 2003). Rumus untuk mengukur variabel Rasio Hutang Modal adalah sebagai berikut (Stice, et.al, 2004:786).

Rasio Hutang Modal = Penjualan a


(34)

e. Tingkat Perputaran Aktiva

Tingkat Perputaran Aktiva adalah Tingkat Perputaran Aktiva yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia dihitung dengan cara

Tingkat Perputaran Aktiva = Total Kewajiban a Ekuiditas Pemegang Saham

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for

Social Science) versi 16. Dalam penelitian ini, atau tingkat kesalahan ditetapkan

sebesar 5%. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linier Unbiased Estimator / BLUE). Ghozali (2005:123) menjelaskan beberapa asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi agar suatu penggunaan persamaan regresi linier dapat dipergunakan dalam suatu penelitian ilmiah.


(35)

2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

3. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah ko0nstan atau sama.

4. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling berkorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai rersidual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103). Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya. Cara lain yang digunakan untuk mendeteksi normal tidaknya data pengamatan adalah dengan uji kolmogrov smirnov.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain: (Situmorang, et.al, 2009:62)

1) Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (Ln).


(36)

2) Menambah jumlah data,

3) Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data,

4) Menerima data apa adanya.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi dimana adanya suatu korelasi diantara variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Apabila terjadi korelasi antar variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen.

Ghozali (2005:91) mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Di samping itu, suatu model dikatakan


(37)

terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0.9.

Ada dua cara yang dapat dilakukan menurut Erlina (2007:107) jika terjadi multikolinearitas, yaitu:

1) Mengeluarkan salah satu variabel. Misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.

2) Menggunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi bridge.

c. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu situasi dimana dalam sebuah grup, terdapat varians yang tidak sama diantara sesama anggota grup tersebut (Situmorang, et.al, 2009:63). Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jika varians dari residual diantara pengamatan tersebut tetap, maka disebut homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu didalam grafik, dimana jika membentuk pola, maka terjadi gejala heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas juga dapat dideteksi dengan metode

Spearmen’s Rank Correlation Test.

Menurut Situmorang, et.al. (2009:76), ada dua cara perbaikan heterokedastisitas, yaitu:


(38)

1) Bila varians ²i diketahui, maka metode yang digunakan adalah dengan cara kuadrat terkecil tertimbang yang meminimumkan pentingnya observasi yang penting dengan memberikan bobot pada observasi tadi secara proporsional dengan kebalikan dari variansnya.

2) Bila varians ²i tidak diketahui, dimana pengetahuan mengenai ²i biasanya merupakan hal yang jarang dimiliki. Sebagai akibatnya, orang biasanya membuat suatu asumsi yang masuk akal & mentransformasikan data atau membuat gangguan (disturbance) data yang telah ditransformasikan bersifat homokedastisitas. Misalkan model persamaannya: Y = b0 + b1x1 + b2x2, ditransformasikan menjadi: LogY = b0 + b1 logx1 + b2 logx2.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana adanya korelasi diantara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section) (Situmorang, et.al, 2009:78). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.


(39)

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dideteksi dengan uji Durbin-Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi diuraikan oleh Ghozali (2005:96).

1) Apabila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara 0 dan batas bawah atau

Lower Bound (DL) (0 < dw < dl), berarti ada autokorelasi positif.

2) Apabila nilai DW terletak antara DL dan batas atas atau Upper Bound (DU) (dl ≤ dw ≤ du), berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi positif atau tidak.

3) Apabila nilai DW terletak antara 4 – DL dan 4 (4-dl < dw < 4), berarti ada autokorelasi negatif.

4) Apabila nilai DW terletak antara 4 – DU dan 4 – DL (4-du ≤ dw ≤ 4-dl), berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak.

5) Apabila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan 4 – DU (du < dw < 4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

2. Pengujian Hipotesis

Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan persamaan Regresi Linear Berganda.


(40)

Model persamaan yang dapat digambarkan adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Return Saham a = Konstanta

X1 = Rasio Harga Laba

X2 = Rasio Pengembalian Modal

X3 = Rasio Hutang Modal

X4 = Tingkat Perputaran aktiva

b1 = Koefisien Regresi Rasio Harga Laba

b2 = Koefisien Regresi Rasio Pengembalian Modal

b3 = Koefisien Regresi Rasio Hutang Modal

b4 = Koefisien Regresi Tingkat Perputaran Aktiva

e = Error (Pengganggu)

a. Uji Signifikasi Parsial ( Uji – t )

Menurut Ghozali (2005:84), “Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”.


(41)

H0 : b1,b2,b3,b4 = 0 , artinya Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara Parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Ha : b1,b2,b3,b4 ≠ 0 ,artinya Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara Parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham

Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada 5 % derajat kebebasan (degree of Fredom) atau df = ( n – k ). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

H0 diterima jika t hitung < t tabel Ha diterima jika t hitung > t tabel.

b. Uji signifikasi Simultan ( Uji – F )

Menurut Ghozali (2005;84), “Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat”.

Bentuk pengujiannya adalah :

H0 : b1=b2 =0 , artinya Variabel Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara bersama – sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Ha : b1≠b2 ≠0 , artinya Variabel Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva secara bersama – sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.


(42)

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

H0 diterima jika F hitung ≤ F tabel pada 5 % Ha diterima jika F hitung ≥ F tabel pada 5 %


(43)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Obyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian

Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa sektor industri, yaitu:

a. Agriculture, Forestry and Fishing, yang terdiri dari 7 perusahaan. b. Animal Feed and Husbandry, yang terdiri dari 6 perusahaan. c. Mining and Mining Services, yang terdiri dari 11 perusahaan. d. Constructions, yang terdiri dari 3 perusahaan.

e. Manufacturing, yang terdiri dari Food and Beerages (20

perusahaan), Tobacco Manufacturers (4 perusahaan), Textile mill products (9 perusahan), Apparel and Other Textile Products (14 perusahaan), Lumber and Wood Products (5 perusahaan), Paper and Allied Products (5 perusahan), chemical and Allied Products (8 perusahaan), Adhesive (4 perusahaan), Plastics and Glass Products (13 perusahan), Cement (3 perusahaan), Metal and Allied Products (11 perusahaan), Fabricated Metal products (2 perusahaan), Stone, Clay, Glass and Concrete Products (4 perusahaan), Cable (6 perusahaan), Electronic and Office Equipment (3 perusahaan), Automotive and Allied Products (20 perusahaan), Photographic Equipent (3 perusahaan),


(44)

Pharmaceuticals (9 perusahan), Consumer Goods (3 perusahaan).

f. Transportation Services, yang terdiri dari 10 perusahaan. g. Telecommunication, yang terdiri dari 5 perusahaan.

h. Whole Sale and Retail Trade, yang terdiri dari 16 perusahaan. i. Banking, Credits Agencies Other Than Bank, Securities,

Insurance and Real Estate, yang terdiri dari Banking (24

perusahaan), Credit Agencies Other Than Bank (14 perusahaan), Securities (15 perusahaan), Insurance (12 perusahaan), Real Estate and Property (38 perusahaan), Hotel and Travel Services (6 perusahaan), Holding and Other Investment companies (4 perusahaan), Others (20 perusahaan).

Salah satu sektor industri yang tercatat di Bursa Efek Jakarta adalah sektor industri yang terdiri dari perusahaan Tekstil dan garmen. Jumlah perusahaan yang ada dalam kelompok jumlahnya cukup besar, dimana hal ini menyiratkan bahwa sektor Tekstil dan garmen merupakan sektor industri yang diminati oleh banyak pelaku usaha di Indonesia dan prospeknya cukup bagus karena jumlah

pemain yang ada di dalam bisnis ini sangat besar, yaitu 21 perusahaan yang daftarnya dapat dilihat pada tabel berikut :


(45)

Tabel 4.1

DAFTAR PERUSAHAAN INDUSTRI TEKSTILE DAN GARMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Kode Perusahaan Nama Perusahaan

ARGO Argo Pantes Tbk

CNTB Saham Seri B ( CENTEX Tbk )

CNTX Centex ( Saham Preferen Tbk )

DOID Delta Dunia Petroindo Tbk

ERTX Eratex Djaja Tbk

ESTI Ever Shine Textile inds. Tbk

HDTX Panasia Indosyntec Tbk

INDR Indorama Suntetics Tbk

KARW Karwell Indonesia Tbk

MYRX Hanson Internasional Tbk

MYRXP Saham Seri B Hanson Internasional

MYTX Apac Citra Centertex Tbk

PAFI Panasia Filament Inti Tbk

PBRX Pan Brothers Tex Tbk

POLY Polysindo Eka Perkasa Tbk

RDTX Roda Vivatex Tbk


(46)

SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk

TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk

UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk

UNTX Unitex Tbk

Sumber

Dari 21 perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek indonesia kemudian disaring dengan kriteria tertentu sebagai berikut :

1. Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2004-2007.

2. Menerbitkan laporan tahunan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2007.

3. Data yang dimiliki perusahaan lengkap dan sesuai dengan variabel yang diteliti baik variabel independen dan dependen .

Dari hasil penyaringan dengan kriteria tersebut maka sampel yang terpilih adalah 15 perusahaan yaitu :

Tabel 4.2

Sampel Perusahaan yang digunakan

Kode Perusahaan Nama Perusahaan

ARGO Argo Pantes Tbk

CNTX Centex ( Saham Preferen Tbk )


(47)

ERTX Eratex Djaja Tbk

ESTI Ever Shine Textile inds. Tbk

HDTX Panasia Indosyntec Tbk

INDR Indorama Suntetics Tbk

KARW Karwell Indonesia Tbk

MYRX Hanson Internasional Tbk

MYTX Apac Citra Centertex Tbk

PAFI Panasia Filament Inti Tbk

PBRX Pan Brothers Tex Tbk

RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

SSTM Sunson Textile Manufacture Tbk

TFCO Teijin Indonesia Fiber Tbk

Sumber dat

B.Deskripsi Data Hasil Penelitian

Deskripsi data yang diperoleh dari hasil pengukuran variabel

Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva dan Return Saham dilakukan berdasarkan nilai Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva dan Return Saham pada periode tahun 2004 sampai dengan 2007 untuk 15 perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia


(48)

yang menjadi sampel dalam penelitian ini :

STATISTIK DESKRIPTIF

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Rasio Harga Laba ,Rasio Pengembalian Modal , Rasio Hutang Modal dan tingkat Perputaran Aktiva dan return saham. Statistik deskriptif dari variabel-variabel penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3 Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Ln_PER 60 -3.14 6.57 2.0010 2.43933

Ln_ROE 60 -4.11 7.38 .5098 2.50878

Ln_DER 60 -3.21 6.18 .5937 1.67108

Ln_AssetTurnover 60 -1.90 1.04 -.1902 .49395

Ln_ReturnSaham 60 -4.32 4.56 .1985 2.08881

Valid N (listwise) 60

Dari Tabel 4.3 dijelaskan bahwa

1. Jumlah pengamatan/observasi (N) dalam penelitian ini adalah 60.

2. Variabel Rasio Harga Laba memiliki nilai minimum -3,14 dan nilai maksimum 6,57. rata-rata Rasio Harga Laba adalah 2,0010 dengan standar deviasi 2,43933


(49)

3. Variabel Rasio Pegembalian Modal memiliki nilai minimum -4,11 dan nilai maksimum 7,38. rata-rata Rasio Pengembalian Modal adalah 0,5098 dengan standar deviasi 2,50878.

4. Variabel Rasio Hutang Modal memiliki nilai minimum -3,21 dan nilai maksimum 6,18. rata-rata Rasio Hutang Modal adalah 0,5937 dengan standar deviasi 1,67108.

5. Variabel Tingkat Perputaran Aktiva memiliki nilai minimum -1,90 dan nilai maksimum 1,04. rata-rata Tingkat Perputaran Aktiva adalah -0,1902 dengan standar deviasi 0,49395.

6. Variabel return saham memiliki nilai minimum -4,32 dan nilai maksimum 4,56. rata-rata return saham adalah 0,1985 dengan standar deviasi 2,08881.

C. Pengujian Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai rersidual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007:103). Dengan kata lain, agar model regresi dapat diterima, data dalam penelitian ini haruslah berdistribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis grafik yang terdiri dari histogram dan normal probability plot, dan analisis statistik dengan menggunakan uji nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).


(50)

Hasil uji grafik, seperti yang terlihat dalam histogram (Lampiran IV) dan

normal probability plot (Lampiran IV) dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa

nilai residual dalam penelitian tidak terdistribusi dengan normal. Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram yang terlalu menceng ke kiri. Normal

probability plot juga menunjukkan hal yang sama, dimana titik-titik dalam plot

terlihat tidak mengikuti garis diagonal dan bergerak menjauhi garis diagonal. Menurut Santoso (2002:34), uji statistik untuk mengetahui apakah distribusi residual dari data yang kita miliki normal atau tidak dapat dilihat dengan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), dengan kriteria berdasarkan nilai signifikansinya. 1. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05 menunjukkan distribusi

yang tidak normal.

2. Nilai Sig. atau signifikansi atau probabilitas > 0,05 menunjukkan distribusi yang normal.

Untuk melakukan uji K-S, terlebih dahulu diperlukan adanya hipotesis yang dapat dibuat sebagai berikut:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Tabel 4.4

Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual


(51)

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.70682618

Most Extreme Differences Absolute .363

Positive .363

Negative -.241

Kolmogorov-Smirnov Z 2.810

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal. Sumber : Diolah oleh SPSS,2009

Dari tabel K-S (Tabel 4.4) terlihat bahwa signifikansi atau probabilitas dari residual memiliki nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan data residual tidak normal, sehingga Ha diterima. Hal ini membuat persamaan regresi dalam penelitian ini menjadi kurang baik, karena uji t dan uji f dalam persamaan regresi mensyaratkan distribusi residual haruslah normal. Agar distribusi residual di dalam penelitian ini kembali normal, maka dilakukan langkah perbaikan dengan menggunakan transformasi terhadap seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini kedalam bentuk logaritma natural (Ln). Dimana perubahan tersebut mengakibatkan persamaan regresi yang tadinya DPR = f (PER, ROE, DER, AssetTurnover) menjadi Ln_ReturnSaham = f (Ln_PER, Ln_ROE, Ln_DER, Ln_AssetTurnover). Setelah dilakukan transformasi, data kemudian diuji kembali berdasarkan asumsi normalitas. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 4.2 berikut ini


(52)

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS 2009

Gambar 4.2

Setelah adanya transformasi data, distribusi residual menjadi relatif lebih normal. Hal ini ditunjukkan oleh grafik histogram pada Gambar 4.2 yang tidak terlalu menceng, baik ke kanan maupun ke kiri. Hasil yang sama juga dapat dilihat dari grafik normal probability plot pada Gambar 4.3 di bawah ini.


(53)

Gambar 4.3

Normal Probability Plot

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

Pola titik-titik pada normal probability plot (Gambar 4.3) yang menyebar mendekati dan searah dengan garis diagonal menunjukkan bahwa data residual telah terdistribusi dengan normal. Selain dari Gambar 4.2 dan Gambar 4.3, uji normalitas juga dapat dilihat dari uji statistik Kolmogorov Smirnov. Hasil uji


(54)

kolmogorov smirnov setelah dilakukannya transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural dapat dilihat dari Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Dengan Logaritma Natural

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.99913501

Most Extreme Differences Absolute .071

Positive .071

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .549

Asymp. Sig. (2-tailed) .924

a. Test distribution is Normal. Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

2.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2005:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Hal ini dikarenakan jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama


(55)

variabel bebas, maka konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Hasil pengujian terhadap korelasi diantara variabel-variabel independen (Multikolinearitas) dapat dilihat dari Tabel 4.6

Tabel 4.6

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.133 .386 -.344 .732

Ln_PER .167 .111 .195 1.504 .138 .995 1.005

Ln_ROE .010 .112 .012 .087 .931 .912 1.096

Ln_DER -.179 .167 -.144 -1.075 .287 .933 1.072

Ln_AssetTurnover -.522 .572 -.123 -.914 .365 .911 1.097

a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai VIF untuk variabel PER adalah sebesar 1,005, nilai VIF ROE adalah 1,096, nilai VIF DER adalah 1,072, dan nilai VIF AssetTurnover adalah 1,097. Sementara untuk nilai tolerance dari masing-masing variabel secara berurutan adalah PER sebesar 0,995, ROE sebesar 0,912, DER sebesar 0,933, dan AssetTurnover sebesar 0,911. Ghozali (2005:91) mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan


(56)

independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Perhitungan menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variabel bebas ternyata lebih kecil dari 10, sedangkan nilai tolerancenya lebih besar dari 0,10. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak mengalami gejala multikolinearitas. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh koefisien korelasi pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Koefisien Korelasi

Coefficient Correlationsa

Model

Ln_AssetTurnov

er Ln_PER Ln_DER Ln_ROE

1 Correlations Ln_AssetTurnover 1.000 .038 -.160 -.220

Ln_PER .038 1.000 .044 -.044

Ln_DER -.160 .044 1.000 -.158

Ln_ROE -.220 -.044 -.158 1.000

Covariances Ln_AssetTurnover .327 .002 -.015 -.014

Ln_PER .002 .012 .001 .000

Ln_DER -.015 .001 .028 -.003

Ln_ROE -.014 .000 -.003 .013

a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham


(57)

Dari Tabel 4.7 juga dapat dilihat bahwa tidak terdapat koefisien korelasi diantara variabel bebas yang lebih besar dari 0,90. Dimana koefisien korelasi antara Ln_ROE dengan Ln_DER adalah 0,158, Ln_ROE dengan Ln_PER adalah -0,044, Ln_ROE dengan Ln_AssetTurnover adalah sebesar -0,220. Sementara itu, koefisien korelasi antara antara Ln_DER dengan Ln_PER adalah 0,044, Ln_DER dengan Ln_AssetTurnover adalah -0,160, dan Ln_AssetTurnover dengan Ln_PER adalah sebesar 0,038. Dari keseluruhan uji multikolinearitas, dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya gejala multikolinearitas.

3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Menurut Ghozali (2005:105), dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas atau tidak, dapat dilihat dari grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya, SRESID. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Hasil uji heterokedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari Gambar 4.4.


(58)

Gambar 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS 16, 2009

Dari grafik scatterplot pada Gambar 4.4 di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dengan tidak adanya pola yang jelas, serta tersebar secara acak, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi dalam penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi


(59)

nilai return saham (Ln_ReturnSaham) pada perusahaan-perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan masukan dari variabel independen rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva

(Ln_AssetTurnover)

4.Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2005:96) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 4.8

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif

atau negatif


(60)

Sumber : Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, 2005

Berdasarkan keterangan diatas, maka hasil pengujian terhadap autokorelasi di dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8, yaitu hasil uji statistik Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16.

Tabel 4.9

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .290a .084 .017 2.07056 2.296

a. Predictors: (Constant), Ln_AssetTurnover, Ln_PER, Ln_DER, Ln_ROE b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Sumber : Diolah oleh Penulis dengan SPSS, 2009

Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dapat dilihat nilai Durbin Watson (DW) sebesar 2,296. Nilai DW dari hasil perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai kritis Durbin Watson (DW) tabel. Untuk jumlah observasi (N) sebanyak 60 dan variabel bebas (k) sebanyak 4 pada tingkat probabilitas 5%, diperoleh nilai batas atas (DU) sebesar 1,731. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat perbandingan nilai, bahwa nilai DW berada diantara DU dan 4-DU (1,7 < 2,296 < 2,3). Menurut Tabel 4.9, nilai ini menunjukkan suatu kesimpulan bahwa model regresi linier dalam penelitian ini menunjukkan tidak terjadinya autokorelasi, sehingga model regresi dalam penelitian ini masih layak digunakan.


(61)

5. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan dua tahap, yakni uji t dan uji f. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji f.

a.Pengaruh Secara Parsial

Hasil pengolahan data dengan program statistik dengan menggunakan SPSS 16 untuk uji-t ditampilkan pada Tabel 4.10. Pengujian untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas secara parsial tehadap variabel terikat adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Rasio Harga Laba (Ln_PER) terhadap return saham (Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : bLn_PER = 0, artinya variabel rasio harga laba (Ln_PER) tidak

berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).

Ha : bLn_PER ≠ 0, artinya variabel rasio harga laba berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).

Tabel 4.10

Hasil Analisis Pengaruh Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.


(62)

1 (Constant) -.133 .386 -.344 .732

Ln_PER .167 .111 .195 1.504 .138

Ln_ROE .010 .112 .012 .087 .931

Ln_DER -.179 .167 -.144 -1.075 .287

Ln_AssetTurnover -.522 .572 -.123 -.914 .365

a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

Kriteria:

H0diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% atau signifikansi > 0,05

Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05

Nilai t hitung untuk variabel rasio harga laba (Ln_PER) sebesar 1,504, dan t tabel untuk df = N-5 dan α = 5% diketahui sebesar -2,004044769. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (1,504 > -2,004044769), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai signifikansi Ln_PER, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,138 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio harga laba secara individu (parsial) memiliki pengaruh yang signifikan dan memiliki alur yang negatif terhadap return saham.

2. Pengaruh rasio pengembalian modal (Ln_ROE) terhadap return saham (Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis berikut:


(63)

H0 : bLn_ROE = 0, artinya variabel rasio pengembalian modal (Ln_ROE)

tidak berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).

Ha : bLn_ROE ≠ 0, artinya variabel rasio pengembalian modal (Ln_ROE) berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham). Kriteria:

H0diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% atau signifikansi > 0,05

Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05

Nilai t hitung untuk variabel rasio pengembalian modal (Ln_ROE) sebesar 0,087, dan t tabel untuk df = N-5 dan α = 5% diketahui sebesar -2,004044769. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (0,087 > -2,004044769), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai signifikansi Ln_ROE, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,931 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio pengembalian modal secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham .

3. Pengaruh rasio hutang modal (Ln_DER) terhadap return saham -1.075 (Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis berikut:

H0 : bLn_DER = 0, artinya variabel rasio hutang modal (Ln_DER) tidak

berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).

Ha : bLn_DER ≠ 0, artinya variabel rasio hutang modal (Ln_DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham). Kriteria:


(64)

Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05

Nilai t hitung untuk variabel rasio hutang modal (Ln_DER) sebesar -1,075, dan t tabel untuk df = N-5 dan α = 5% diketahui sebesar - 2,004044769. Dengan demikian, nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (-1,075 > -2,004044769), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai signifikansi Ln_DER, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,287 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio hutang modal secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham ..

4. Pengaruh tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) terhadap return saham (Ln_ReturnSaham) diuji dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bLn_AssetTurnover = 0, artinya variabel tingkat perputaran aktiva

(Ln_AssetTurnover) tidak berpengaruh terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).

Ha : bLn_AssetTurnover ≠ 0, artinya variabel tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham).

Kriteria:

H0diterima jika t hitung > t tabel untuk = 5% atau signifikansi > 0,05

Ha diterima jika t hitung < t tabel untuk = 5% atau signifikansi < 0,05 Nilai t hitung untuk variabel tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) sebesar -0,914, dan t tabel untuk df = N-5 dan α =


(65)

5% diketahui sebesar -1,6896. Dengan demikian, nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel (-0,914 > -2,0301), sehingga Ho diterima. Dengan melihat nilai signifikansi Ln_AssetTurnover, hasil hipotesis juga menunjukkan hasil yang sama, dimana nilai signifikansi sebesar 0,385 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat perputaran aktiva secara individu (parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham .

Persamaan regresi linier sederhana yang dapat dibentuk dengan melihat pengaruh parsial tersebut diatas adalah sebagai berikut:

LnY = -0,133 + 0,167LnX1 + 0,10LnX2 – 0,179LnX3 – 0,522LnX4...(4.1)

Dimana:

LnY = Ln_ReturnSaham (return saham yang telah ditransformasi) LnX1 = Ln _PER (rasio harga laba yang telah ditransformasi)

LnX2 = Ln_ROE (rasio pengembalian modal yang telah ditransformasi) LnX3 = Ln_DER (rasio hutang modal yang telah ditransformasi)

LnX4 = Ln_AssetTurnover (tingkat perputaran aktiva yang telah ditransformasi)

b.Pengaruh Secara Simultan

Hasil analisis statistik untuk meilhat pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependennya dapat dilihat pada Tabel 4.11.


(66)

Dengan bantuan program SPSS versi 16, maka diperoleh hasil penghitungan dan pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Analisis Pengaruh Simultan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .290a .084 .017 2.07056

a. Predictors: (Constant), Ln_AssetTurnover, Ln_PER, Ln_DER, Ln_ROE b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

Pada Tabel 4.11 diatas, dapat dilihat nilai R sebesar 0,290. Hasil ini menunjukkan hubungan (korelasi variabel terikat return saham (Ln_ReturnSaham) dengan variabel bebasnya, yakni rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) sebesar 0,290 (29%). Hal ini menunjukkan hubungan variabel terikat dengan variabel bebas yang tidak cukup erat karena nilai R berada di bawah 0,50 (0,290 < 0,50). Angka R square atau koefisien determinasi sebesar 0,084 memiliki arti bahwa perubahan return saham (Ln_ReturnSaham) sebesar 8,4% dapat dijelaskan oleh rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) sedangkan sisanya 91,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Standard error of estimation menunjukkan nilai 2,07056 yang relatif besar. Semakin kecil angka ini, membuat


(67)

Untuk melihat pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan uji ANOVA atau uji f. Hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS 16 dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 21.628 4 5.407 1.261 .296a

Residual 235.796 55 4.287

Total 257.424 59

a. Predictors: (Constant), Ln_AssetTurnover, Ln_PER, Ln_DER, Ln_ROE

b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2009

Untuk memprediksi pengaruh dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan, digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bLn_PER = bLn_ROE = bLn_DER = bLn_AssetTurnover = 0, artinya

variabel rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) secara bersama-sama (simultan) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham (Ln_ReturnSaham).


(68)

Ha : bLn_PER = bLn_ROE = bLn_DER = bLn_AssetTurnover = 0, artinya variabel rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel return saham (Ln_ReturnSaham). Dengan kriteria:

H0 diterima jika f hitung < f tabel untuk = 5%

Ha diterima jika f hitung > f tabel untuk = 5%

Atau dapat juga ditinjau dengan melihat nilai signifikansinya. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima. Sedangkan apabila nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Dari Tabel 4.12 dapat diketahui nilai f hitung sebesar

1,261 sementara nilai f tabel sebesar 2,539688635. Hal ini menunjukkan bahwa nilai f hitung lebih kecil dari f tabel (1,261 < 2,539688635), sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap return saham (Ln_ReturnSaham). Hasil yang sama juga dapat dilihat dari nilai signifikansi regresi sebesar 0,296 lebih besar dari 0,05 (0,296 > 0,05).

Dari keseluruhan hasil analisis pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini, maka dapat dibentuk suatu rumusan persamaan regresi sebagai berikut:


(69)

Dimana:

LnY = Ln_ReturnSaham (return saham yang telah ditransformasi) LnX1 = Ln _PER (rasio harga laba yang telah ditransformasi)

LnX2 = Ln_ROE (rasio pengembalian modal yang telah ditransformasi) LnX3 = Ln_DER (rasio hutang modal yang telah ditransformasi)

LnX4 = Ln_AssetTurnover (tingkat perputaran aktiva yang telah ditransformasi)

Dari persamaan regresi tersebut diatas, dapat diketahui berbagai keterangan yang dapat menjadi dasar dalam membuat suatu interpretasi.

a. Koefisien regresi rasio harga laba (Ln_PER) sebesar 0,167LnX1 artinya

setiap perubahan rasio harga laba sebesar 1 akan menaikkan return saham sebesar Ln 0,167.

b. Koefisien regresi rasio pengembalian modal (Ln_ROE) sebesar 0,10LnX2

artinya setiap perubahan rasio pengembalian modal sebesar 1, akan menaikkan nilai return saham sebesar Ln 0,10.

c. Koefisien regresi rasio hutang modal (Ln_DER) sebesar -0,179LnX3

artinya setiap perubahan rasio hutang modal sebesar 1, akan menurunkan nilai return saham sebesar Ln 0,179.

d. Koefisien regresi tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) sebesar -0,522LnX4 artinya setiap perubahan tingkat perputaran aktiva sebesar 1,


(70)

e. Nilai error dalam penelitian ini adalah 0,916, yang artinya variabel return saham dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel-variabel dalam penelitian ini sebesar 0,916

6. Pembahasan Hasil Analisis Penelitian

Dari hasil pengujian secara individu (parsial) diketahui rasio pengembalian modal, rasio hutang modal, dan tingkat perputaran aktiva tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel rasio harga laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Dari hasil tersebut, maka hipotesis Ha dapat diterima, dengan penjelasan sebagai berikut:

a. Pengaruh rasio harga laba terhadap return saham

Dari persamaan 4.1 diketahui bahwa rasio harga laba (X1) memiliki

koefisien regresi positif, yaitu sebesar 0,167LnX1 yang mana setiap perubahan

rasio harga laba sebesar 1 akan menaikkan nilai return saham sebesar Ln 0,167, dengan menganggap faktor lain sama dengan nol. Dalam pengujian hipotesis yang dilakukan, diketahui bahwa rasio harga laba berpengaruh signifikan terhadap return saham dan memiliki arah yang negatif. Hasil ini sejalan dengan hasil yang diperoleh joko prayitno untuk perusahaan real estate, dimana variabel PER memiliki pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap Return Saham.

b. Pengaruh rasio pengembalian modal terhadap return saham

Dari persamaan 4.1 diketahui bahwa rasio pengembalian modal tidak berpengaruh terhadap return saham dengan koefisien regresi 0,10LnX2.


(71)

Dimana perubahan rasio pengembalian modal sebesar 1 akan mengakibatkan return saham naik sebesar Ln 0,10 dengan menganggap faktor lainnya nol. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh oleh I.G.K. Ulupui (2005), dimana variabel ROE memiliki koefisien regresi yang positif. Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa variabel rasio pengembalian modal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham

c. Pengaruh rasio hutang modal terhadap return saham

Dari persamaan 4.1 dapat dilihat bahwa rasio hutang modal memiliki koefisien regresi yang negatif sebesar -0,179LnX3, dimana setiap perubahan

rasio hutang modal sebesar 1 akan mengakibatkan penurunan terhadap rasio hutang modal sebesar Ln 0,179. Selain itu, hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah variabel rasio hutang modal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Hasil ini ternyata menunjukkan hal yang sam dengan penelitian yang dilakukan oleh I.G.K. Ulupui (2005) dimana variabel rasio hutang modal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

d. Pengaruh tingkat perputaran aktiva terhadap return saham

Dari persamaan 4.1 diketahui bahwa variabel perputaran aktiva tidak memiliki pengaruh terhadap return saham, dimana koefisien regresi adalah -0,522LnX4, artinya setiap kenaikan sebesar 1 dari variabel perputaran aktiva

akan mengakibatkan penurunan return saham sebesar Ln 0,522. Selain itu, hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel perputaran aktiva tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian ini


(72)

menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh M.Suharli dimana variabel perputaran aktiva tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Dari hasil pengujian secara simultan dalam penelitian ini, diketahui bahwa rasio harga laba (Ln_PER), rasio pengembalian modal (Ln_ROE), rasio hutang modal (Ln_DER) dan tingkat perputaran aktiva (Ln_AssetTurnover) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. dengan demikian, hipotesis Ha dapat diterima. Hal ini kosisten dengan penelitian yang dilakukan oleh I.G.K. Ulupui (2005). Adapun tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu rasio pengembalian modal, rasio hutang modal dan tingkat perputaran aktiva memiliki pengaruh yang tidak signifikan secara parsial terhadap return saham mungkin dikarenakan oleh adanya dominasi pengukuran di dalam rasio akuntansi untuk perusahaan industri tekstil dan garmen, dimana sebagian besar menggunakan elemen kewajiban dan seluruh aktiva. hal ini juga dimungkinkan oleh transaksi perusahaan industi tekstil dan garmen yang kebanyakan menggunakan hutang dibandingkan secara kas.


(73)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Variabel-variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan secara parsial (individual) terhadap return saham dalam penelitian ini adalah Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Rasio Tingkat Perputaran Aktiva. Hal ini konsisten dengan hasil yang diperoleh oleh I.G.K. Ulupui dan M.Suharli pada Perusahaan industri makanan dan minuman, dimana mereka menemukan, bahwa secara parsial Rasio Pengembalian Modal,


(74)

Rasio Hutang Modal, dan Rasio Tingkat Perputaran Aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan variabel Rasio Harga Laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham secara parsial (individual) walaupun negatif. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Joko Prayitno (2005), dimana variabel Rasio Harga Laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

2. Variabel-variabel Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Rasio Tingkat Perputaran Aktiva secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham, sehingga hipotesis Ha dapat diterima. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh I.G.K. ULUPUI (2005), dimana variabel-variabel Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Hutang Modal, dan Rasio Tingkat Perputaran Aktiva secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan yang dapat berhubungan variabel yang digunakan dan sampel yang digunakan.

1. Pengamatan terhadap rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi return

saham dalam penelitian ini hanya menggunakan dua rasio keuangan saja

sebaga acuan yang mewakili rasio-rasio keuangan. Sementara masih banyak lagi rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan.


(1)

Lampiran iv (lanjutan)

HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS SEBELUM TRANSFORMASI


(2)

HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS SETELAH TRANSFORMASI

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value -1.4176 1.6137 .1985 .60545 60

Std. Predicted Value -2.669 2.337 .000 1.000 60

Standard Error of Predicted

Value .307 1.065 .571 .178 60


(3)

Deleted Residual -4.44008 4.13620 -.00407 2.18380 60

Stud. Deleted Residual -2.181 1.883 .000 1.020 60

Mahal. Distance .316 14.637 3.933 3.276 60

Cook's Distance .000 .186 .019 .032 60

Centered Leverage Value .005 .248 .067 .056 60

a. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham

Lampiran iv (lanjutan)

HASIL UJI AUTOKORELASI SEBELUM TRANSFORMASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .162a .026 -.044 2.80353 1.859

a. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Price to Earnings Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio

b. Dependent Variable: Return Saham

HASIL UJI AUTOKORELASI SETELAH TRANSFORMASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .290a .084 .017 2.07056 2.296

a. Predictors: (Constant), Ln_AssetTurnover, Ln_PER, Ln_DER, Ln_ROE b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham


(4)

HASIL ANALISIS REGRESI

Hasil Uji t (t test) SEBELUM TRANSFORMASI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

C

B Std. Error Beta Tol

1 (Constant) .880 .756 1.163 .250

Price to Earnings Ratio .003 .003 .140 1.049 .299

Return on Equity .000 .002 -.034 -.238 .813

Debt to Equity Ratio -.002 .006 -.040 -.273 .786

Total Asset Turnover -.155 .707 -.030 -.220 .827

a. Dependent Variable: Return Saham

Hasil Uji t(t-test) SETELAH TRANSFORMASI

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.133 .386 -.344 .732

Ln_PER .167 .111 .195 1.504 .138 .995 1.005

Ln_ROE .010 .112 .012 .087 .931 .912 1.096

Ln_DER -.179 .167 -.144 -1.075 .287 .933 1.072

Ln_AssetTurnover -.522 .572 -.123 -.914 .365 .911 1.097


(5)

Lampiran iv (lanjutan)

HASIL REGRESI

Hasil Uji f (f-test) SEBELUM TANSFORMASI

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11.684 4 2.921 .372 .828a

Residual 432.288 55 7.860

Total 443.972 59

a. Predictors: (Constant), Total Asset Turnover, Price to Earnings Ratio, Return on Equity, Debt to Equity Ratio

b. Dependent Variable: Return Saham

Hasil Uji f (f-test) SETELAH TRANSFORMASI

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 21.628 4 5.407 1.261 .296a

Residual 235.796 55 4.287

Total 257.424 59

a. Predictors: (Constant), Ln_AssetTurnover, Ln_PER, Ln_DER, Ln_ROE b. Dependent Variable: Ln_ReturnSaham


(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Hutang Pada Modal Dan Rasio Harga Laba Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 151

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 25 130

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Pengaruh Rasio Likuditas, Rasio Leverage, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 16

Pengaruh rasio likuditas, rasio aktivitas, rasio Solvabilitas dan rasio profitabilitas terhadap Return saham pada perusahaan manufaktur Yang terdaftar di bursa efek indonesia - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

SKRIPSI PENGARUH RASIO LIKUDITAS, RASIO AKTIVITAS, RASIO SOLVABILITAS DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14