Heru S.A.S : Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.
2. Non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun
mendekati sempurna. 3. Homokedastisitas, artinya variance variabel independen dari satu
pengamatan ke pengamatan lain adalah ko0nstan atau sama. 4. Non-autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi
tidak saling berkorelasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai rersidual mengikuti distribusi normal Erlina, 2007:103. Cara yang
digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian
sebaliknya. Cara lain yang digunakan untuk mendeteksi normal tidaknya data pengamatan adalah dengan uji kolmogrov smirnov.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain: Situmorang, et.al, 2009:62
1 Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma Log atau natural Ln.
Heru S.A.S : Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.
2 Menambah jumlah data, 3 Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya
data, 4 Menerima data apa adanya.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi dimana adanya suatu korelasi diantara variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, kita sebut
variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya
sama dengan nol. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka
konsekuensinya adalah koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standart error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga. Apabila
terjadi korelasi antar variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai VIF
dan korelasi diantara variabel independen. Ghozali 2005:91 mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas
dapat dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF 10 atau nilai tolerance 0.10,
maka tidak terjadi multikolinearitas. Di samping itu, suatu model dikatakan
Heru S.A.S : Pengaruh Rasio Harga Laba, Rasio Pengembalian Modal, Rasio Aktivitas Dan Rasio Leverage Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia, 2010.
terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0.9.
Ada dua cara yang dapat dilakukan menurut Erlina 2007:107 jika terjadi multikolinearitas, yaitu:
1 Mengeluarkan salah satu variabel. Misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang
dikeluarkan dari model regresi. 2 Menggunakan metode lanjut seperti regresi bayesian atau regresi bridge.
c. Uji Heterokedastisitas