DSR Dynamic Source Routing

13 On-Demand Distance Vector, DSR Dynamic Source Routing, TORA Temporally Ordered Routing Algorithm, SSR Signal Stability Routing, dan ASR Associativity Based Routing.

2.3.1 DSR Dynamic Source Routing

DSR adalah routing protocol yang termasuk dalam kategori on demand routing protocol reactive routing protocol karena, algoritma routing ini menggunakan mekanisme source routing. Pada routing protocol DSR semua informasi routing pada mobile node selalu diperbarui [7]. Routing protocol DSR memiliki dua tahap utama, yaitu : 1. Tahap route discovery pencarian rute Jika suatu node hendak mengirimkan paket kepada node lain, node tersebut akan memeriksa apakah memiliki catatan mengenai rute menuju node yang diinginkan. Apabila terdapat catatan mengenai rute yang dimaksud, maka paket akan dikirimkan melalui rute tersebut. Namun apabila tidak ditemukan rute yang diinginkan, proses pencarian rute akan dilakukan. Pertama akan dikirimkan paket permintaan rute secara broadcast. Paket permintaan rute akan berisi alamat node sumber, alamat node tujuan, dan bilangan unik sebagai identifikasi. Setiap node yang menerima paket tersebut kemudian memeriksa catatan rute yang dimilikinya, apakah rute yang diinginkan oleh pengirim paket permintaan rute ada atau tidak. Jika ternyata tidak ditemukan rute yang dimaksud, node yang menerima paket akan menambahkan alamatnya ke 14 dalam paket untuk kemudian melakukan broadcast kembali paket tersebut ke node yang lain. Ketika paket permintaan rute diterima oleh node tujuan atau node yang mempunyai catatan rute yang diinginkan, node tersebut akan mengirimkan paket balasan kepada node sumber yang meminta rute. Paket balasan akan berisi catatan setiap node yang dilewati oleh paket permintaan rute mulai dari awal sampai sampai node tujuan. Jika node yang mengirimkan paket balasan adalah node tujuan itu sendiri, maka catatan pada paket permintaan rute disalin ke paket balasan. Sedangkan jika pengirim balasan adalah node yang memiliki informasi rute menuju node tujuan intermediate node, pada paket balasan disalin informasi rute ditambah dengan catatan pada paket permintaan. Proses route discovery dan route record ditunjukkan pada Gambar 2.2. Gambar 2.2 Pembangunan route record selama route discovery [7]. Gambar 2.2 mengilustrasikan pembentukan route record dengan mengirim request yang disebarkan melalui jaringan. Jika node sumber mendapat route reply dari node tujuan, maka node tersebut akan menempatkan route record yang berisi 15 route request di dalam route reply. Jika node yang merespon adalah node intermediate, maka akan ditambahkan route cache dengan route record dan kemudian menghasilkan route reply. Untuk kembali ke route reply, node yang merespon harus memiliki route ke inisiator. Proses propagasi route reply dengan route record ditunjukkan pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Propagasi route reply dengan route record [7]. 2. Tahap route maintenance pemeliharaan rute Pada tahap pemeliharaan rute, DSR memiliki dua macam paket, yaitu paket error dan paket pemberitahuan. Di saat suatu node menemukan kesalahan transmisi pada data link layer, node tersebut mengirimkan paket error ke seluruh node pada jaringan. Node yang menerima paket tersebut akan menghapus catatan rute yang berkaitan dengan node pengirim paket error. Sedangkan paket pemberitahuan digunakan untuk memeriksa kebenaran operasi suatu rute. Keuntungan penggunaan DSR ini adalah intermediate node tidak perlu memelihara secara terus menerus informasi routing pada saat melewatkan paket, 16 karena setiap paket selalu berisi informasi routing di dalam header. Routing protocol DSR juga dapat menghilangkan proses periodic route advertisement dan neighbor detection yang biasa dijalankan oleh routing protocol yang lain [7]. Routing protocol DSR menggunakan pendekatan reactive sehingga menghilangkan kebutuhan untuk membanjiri jaringan dalam melakukan pembaharuan tabel seperti yang terjadi pada pendekatan table driven. Node intermediate juga memanfaatkan route cache secara efisien untuk mengurangi kontrol overhaead. Kerugian dari routing ini adalah mekanisme route maintenance tidak dapat memperbaiki link yang rusak atau down. Informasi route cache yang kadaluwarsa juga bisa mengakibatkan inkonsistensi selama fase rekonstruksi route. Penggunaan routing ini akan sangat optimal pada jumlah node yang kecil atau kurang dari 200 node. Untuk jumlah yang lebih besar akan mengakibatkan collision antar paket dan menyebabkan bertambahnya delay waktu pada saat akan membangun koneksi baru [7].

2.3.2 AODV Ad hoc On-Demand Distance Vector