Pengertian Tindak pidana Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Penegakan Hukum

Junita Sitorus : Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Pakaian Bekas Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan , 2008. USU Repository © 2009 25 sekali. Peran masyarakat tentunya sangat berpengaruh dalam proses penegakan hukum, selain itu tentu masih banyak ditemui hambatankendala-kendala yang merugikan masyarakat selama proses penegakan hukum tersebut.

2. Pengertian Tindak pidana

Berbicara tentang hukum pidana tidak akan terlepas dari masalah pokok yang menjadi titik perhatiannya. Masalah pokok dalam hukum pidana tersebut meliputi masalah pidana perbuatan pidana, kesalahan dan pidana serta korban. 20 Istilah Tindak Pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam WvS Hindia Belanda KUHP, tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan stafbaar feit itu. Karena itu para ahli hukum berusaha untuk memberikan arti dan isi dari istilah itu. 21 Menurut Simon, pengertian stafbaar feit berbunyi sebagai berikut: “Stafbaar feit is een strafbaar gestelde on rechmatige wederrechelijk, metschuld in verband staande handeling van een toerekeningsvatbaar person”, 22 20 Fuah Usfa Tongat, Pengantar Hukum Pidana, UMM Press, Malang, 2004, halaman 31. 21 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana 1, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, halaman 67. 22 Satochid kartanegara, Hukum Pidana kumpulan kuliah, Balai Lektur Mahasiswa, Halaman 65. yang dalam terjemahannya adalah suatu tindakan melanggar hukum yang dengan sengaja telah dilakukan oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya, yang dinyatakan dapat dihukum. Junita Sitorus : Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Pakaian Bekas Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan , 2008. USU Repository © 2009 26 Istilah-istilah yang pernah digunakan baik dalam perundang-undangan yang ada maupun dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan dari istilah strafbaar feit adalah Tindak Pidana, Peristiwa pidana, Delik, Pelanggaran Pidana, Perbuatan yang boleh dihukum, Perbuatan yang dapat dihukum, Perbuatan Pidana. 23 Strafbaar feit, terdiri dari tiga kata, yakni Straf, Baar, Feit. Dari tujuh istilah yang digunakan sebagai terjemahan dari Strafbaar Feit itu, ternyata Straf diterjemahkan dengan pidana dan hukum. Perkataan Baar diterjemahkan dengan dapat dan boleh. Sedangkan untuk kata Feit diterjemahkan dengan tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan. 24 Kata “baar” mempunyai 2 istilah yang digunakan yakni boleh dan dapat. Secara literlijk bisa kita terima. Kata feit biasa digunakan 4 istilah, yakni tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan. Secara literlijk feit memang lebih pas untuk diterjemahkan dengan perbuatan. Kata pelanggaran telah lazim digunakan dalam pembendaharaan hukum Indonesia untuk mengartikan dari istilah overtrading Secara literlijk kata “straf” artinya pidana, “baar” artinya dapat atau boleh dan “feit” adalah perbuatan. Kaitanya dengan istilah Strafbaar feit secara utuh, ternyata straf diterjemahkan juga dengan kata hukum. Padahal sudah lazim hukum itu adalah berupa terjemahan dari kata recht, seolah-olah arti starf sama dengan recht, yang sebenarnya tidak demikian halnya. 23 Adami Chazawi, Op Cit., Halaman 67. 24 Ibid. Halaman 69. Junita Sitorus : Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Pakaian Bekas Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan , 2008. USU Repository © 2009 27 sebagai lawan dari istilah misdrijven kejahatan terhadap kelompok tindak pidana masing-masing dalam buku III dan buku II KUHP. 25 Kata “peristiwa”, menggambarkan pengertian yang lebih luas dari perkataan perbuatan. Hal itu karena peristiwa tidak saja menunjuk kepada perbuatan manusia, melainkan mencakup pada seluruh kejadian yang tidak saja disebabkan oleh adanya perbuatan disebabkan oleh adanya perbuatan manusia semata, tetapi juga oleh alam, seperti tertimbun tanah longsor yang tidak penting dalam hukum pidana. Peristiwa baru menjadi penting dalam hukum pidana, apabila kematian orang itu diakibatkan oleh perbuatan manusia pasif maupun aktif. 26 Istilah “tindak” memang telah lazim digunakan dalam peraturan perundang-undangan, walaupun masih dapat diperbedakan juga ketepatannya. Tindak menunjuk pada hal kelakuan manusia dalam arti positif handelen semata, dan tidak termasuk kelakuan manusia yang pasif atau negatif nalaten. Pengertian yang sebenarnya dalam istilah feit itu adalah termasuk baik perbuatan aktif maupun perbuatan pasif tersebut. Perbuatan aktif artinya suatu bentuk perbuatan yang untuk mewujudkannya diperlukandiisyaratkan adanya suatu gerakan atau gerakan-gerakan dari tubuh atau bagian tubuh manusia, misalnya mengambil Pasal 362 KUHP atau merusak Pasal 406 KUHP. Perbuatan pasif adalah suatu bentuk perbuatan fisik apapun yang oleh karenanya, dengan demikian seseorang 25 Ibid. 26 Ibid. Junita Sitorus : Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Pakaian Bekas Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan , 2008. USU Repository © 2009 28 tersebut telah mengabaikan kewajiban hukumnya, misalnya perbuatan tidak menolong Pasal 531 KUHP atau perbuatan membiarkan Pasal 304 KUHP. 27 Wirjono Prodjodikoro, menyatakan bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana Menurut wujud dan sifatnya, tindak pidana adalah perbuatan-perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan-perbuatan itu juga merugikan masyarakat, dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya tata dalam pergaulan masyarakat yang dianggap baik dan adil. Dapat pula dikatakan bahwa perbuatan pidana ini adalah perbuatan yang anti sosial. 28 27 Ibid. 28 Ibid., Halaman 75. . Untuk istilah “tindak” memang telah lazim digunakan dalam peraturan perundang-undangan Indonesia, bahkan dapat dikatakan sebagai istilah resmi dalam perundang- undangan pidana Indonesia, seperti dalam KUHP dan Peraturan-peraturan Tindak Pidana Khusus. Moeljatno, memakai istilah “perbuatan pidana” untuk menggambarkan isi pengertian strafbaar feit dan beliau mendefinisikannya sebagai suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. Junita Sitorus : Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Pakaian Bekas Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan , 2008. USU Repository © 2009 29 Beliau tidak setuju dengan istilah “tindak pidana” karena menurut beliau “tindak” lebih pendek dari pada perbuatan, “tindak” tidak menunjukan kepada hal yang abstrak seperti perbuatan, tetapi hanya menyatakan keadaan kongkrit. 29 Dari pengertian diatas, Moeljatno memberikan unsur tindak pidana sebagai berikut: 30 c. ancaman pidana bagi yang melanggar larangan; a. perbuatan; b. yang dilarang oleh aturan hukum; Dari uraian unsur tindak pidana diatas, maka yang dilarang adalah perbuatan manusia, yang melarang adalah aturan hukum. Berdasarkan kata perbutan pidana, maka pokok pengertian ada pada perbuatan itu, tetapi tidak dipisahkan dengan orangnya. Ancaman diancam dengan pidana menggambarkan bahwa seorang itu dipidana karena melakukan perbuatan yang dilarang di dalam hukum. Pandangan beliau terhadap perbuatan pidana dalam istilah yang beliau gunakan, bahwa beliau memisahkan antara perbuatan dengan orang melakukan. Berdasarkan Pasal 1 ayat 1 KUHP maka seseorang dapat dihukum bila memenuhi hal-hal sebagai berikut : a. Ada suatu norma pidana tertentu. b. Norma pidana tersebut berdasarkan Undang-Undang. c. Norma pidana itu harus berlaku sebelum perbuatan itu terjadi. 29 Leden Marpaung, Unsur-unsur Perbuatan Yang Dapat Dihukum Delik, Sinar Grapika, Jakarta, 1991, Halaman 3. 30 Adami Chazawi, Op Cit., Halaman 79. Junita Sitorus : Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penyeludupan Pakaian Bekas Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Medan , 2008. USU Repository © 2009 30 Dengan perkataan lain, bahwa tidak seorangpun karena suatu perbuatan tertentu, bagaimanapun jahatnya, dapat dihukum kecuali telah ditentukan suatu hukuman berdasarkan undang-undang terhadap perbuatan itu. 31 Istilah “penyeludupan” , “menyeludup” sebenarnya bukan istilah yuridis. Ia merupakan pengertian gejala sehari-hari, dimana seseorang secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi memasukkan atau mengeluarkan barang-barang ke atau dari dalam negeri dengan latar belakang tertentu. Jadi syarat utama dari adanya “perbuatan pidana” adalah kenyataan bahwa ada aturan yang melarang dan mengancam dengan pidana barang siapa yang melanggar larangan tersebut.

3. Pengertian Tindak Pidana Penyeludupan dan Jenis-Jenis Penyeludupan

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Pemalsuan Uang Kertas Rupiah Dan Pengedarannya Di Kotamadya Medan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 100 153

Analisa Hukum Pidana Terhadap Putusan Banding Pengadilan Tinggi Medan Tentang Membantu Melakukan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Analisa Putusan Pengadilan Tinggi Medan No :743/pid/2008/PT-Mdn)

0 71 97

Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan Pemalsuan Uang Kertas Rupiah Dan Pengedarannya Di Kotamadya Medan (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

1 72 153

Eksistensi Praperadilan Dalam Proses Hukum Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri Medan

2 79 144

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Penyalahgunaan Izin Keimigrasian Menurut Undang-Undang Ri No. 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian (Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan)

3 119 119

Tinjauan Vonis Pidana Dalam Kasus Narkoba Sebagai Upaya Penegakan Hukum Dan Nilai Sosial (Studi Kasus Narkoba di Pengadilan Negeri Medan)

1 22 141

SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM PIDANA OLEH PENGADILAN TERHADAP PENEGAKAN HUKUM PIDANA OLEH PENGADILAN TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU PERKOSAAN (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Sragen).

1 2 13

PENEGAKAN HUKUM PIDANA OLEH HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).

0 1 18

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA PERZINAHAN DI PENGADILAN NEGERI SRAGEN Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perzinahan Di Pengadilan Negeri Sragen.

0 2 13

PENDAHULUAN Penegakan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Perzinahan Di Pengadilan Negeri Sragen.

0 2 13