45
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di HMI Komisariat FISIP USU yang sekretariatnya terletak di Jalan Intisari no. 16 Setiabudi, Tanjung Rejo Medan.
3.1.1 Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam HMI di Indonesia
Himpunan Mahasiswa Islam lahir 14 Rabiul Awal 1366 Hijriah, bertepatan dengan 5 februari 1947, yang berarti berusia ke-66 tahun dalam
hitungan masehi dan ke-68 tahun dalam hitungan Hijriah, HMI didirikan di Jogjakarta, hal unik bahwa HMI didirikan untuk belajar soal islam, sebab menurut
dr. Sulastomo, mantan ketum PB-HMI 1963-1966 mensinyalir bahwa yang diajak ikut ke HMI pada masa awal adalah mahasiswa dari perguruan tinggi umum yang
ingin belajar islam, bahkan Lafran Pane sebagai pendiri dan pemrakarsa berdiri berdirinya HMI pun tidak berasal dari tradisi pesantren keluarga kiyai, tetapi
dengan keyakinan yang kuat terhadap Islam dan rasa gamannya terhadap organisasi mahasiswa yang ada di Jogjakarta masa itu tidak memberikan masalah
agama islam sebagai basis paradigma membuat Lafran Pane mendirikan HMI yang kita kenal saat ini.
Bahkan tekad awal Lafran Pane adalah mewujudkan cendikiawan ulama yang memberi kontribusi bagi lingkungan sosial dan bangsanya, Lafran Pane
mengatakan : “Inilah tekad yang menyertai di dirikannya HMI, yang menjadikan ia selalu ingin eksis dalam setiap kurun waktu dan setiap perjalanan sejarah.
Kalau tekad belum tercapau apa pun tantangan harus dihadapi, dengan kata lain, dalam situasi-situasi sosial-politik yang bagaimanapun selama usaha menciptakan
insan akademis yang Islami dan memiliki kepekaan sosial-politik ini belum berhasil, tidak ada alasan meniadakan organisasi ini.
Tapi kemudian kita tahu, ekspetasi untuk memberi sumbangsih kepada bangsa ini, memberi terobosan jalan yang begitu jauh kepada HMI hingga tanpa
sadar organisasi ini masuk dalam pusaran inti kekuasaan dan itu dirasakan oleh
Universitas Sumatera Utara
kader dan alumni, sehingga makna independensi yang sejak awal ditarik tegas oleh para pendahulu di HMI kini terkesan retorika belaka. Kita pun sesungguhnya
tak pernah putus menyaksikan gejala itu terjadi, sebab orang seperti Agus Salim Sitompul pun tanpa lelahnya mencatatkan sejarah HMI dari masa ke masa. Tapi
mungkin lingkaran kekuasaan seperti sering dibicarakan Muhammad Sobary, sebagai godaan yang sulit dihindari dan butuh keteguhan moral untuk menjaga
tidak tergoda terlalu jauh. Kontribusi itulah yang mungkin membuat Jendral Soedirman sempat
mengartikan HMI sebagai Harapan Masyarakat Indonesia, meneguhkan keyakinan kita bahwa pilar keberadaan HMI adalah keislaman-Keindonesiaan
seperti kata Cak Nur. Mungkin tarikan pada kekuasaan telah terjadi saat HMI dengan kader-kadernya yang sudah cukup matang bertarung dalam politik
menginisiasi bangkitnya Orde Baru dan mengakumulasi potensi pemuda Indonesia dalam kelompok Cipayung yang kemudian terbentuknya sebuah
organisasi kepemudaan yang namanya Komite Nasional Pemuda Indonesia KNPI tetapi sekian lama, kemesraan HMI dan kekuasaan semakin
mencemaskan, tak urung hal ini membuat tokoh HMI seperti Cak Nur menganggap bahwa sebaiknya HMI dibubarkan saja, hal yang mana berangkat
atas gejala HMI terlalu mengakomodasi kepentingan kekuasaan dalam tubuhnya. Juga bagaimana keengganan Deliar Noer PB-HMI yang menjadi ungkapan
cintanya pada HMI dan kecewanya pada sikap organisasi ini yang takluk pada kemauan kekuasaan.
3.1.2 Sejarah berdirinya HMI Komisariat FISIP USU