Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. ARTCRAFT Indonesia

Rp 5.100.000.000,00 2000 lembar saham dan tambahan modal yang disetor sebesar Rp 1.927.369.994,00. Oleh karena itu, labarugi bersih perusahaan sangat berpengaruh pada besarnya total ekuitas perusahaan.

2. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. ARTCRAFT Indonesia

a. Return on Equity ROE Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan ekuitasnya. Grafik di atas menggambarkan pergerakan persentase ROE dalam tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 menunjukkan penurunan. Dapat dilihat bahwa ROE pada tahun 2006 sebesar -2, tahun 2007 tetap sebesar -2 dan semakin menurun pada tahun 2008 sebesar -5 serta tahun 2009 sebesar -10. Gambar 4.2 Grafik Perkembangan ROE Universitas Sumatera Utara Penurunan yang cukup besar ini terjadi karena penurunan laba sebelum pajak ataupun kerugian setiap tahunnya yang mengakibatkan nilai ROE bernilai negatif dan semakin rendah pada tahun berikutnya walaupun pada tahun 2006 dan 2007 bernilai tetap yaitu -2. Penurunan persentase ROE ini dapat dikatakan sebesar 2 kali dari tahun sebelumnya terutama pada tahun 2008 ke tahun 2009. Dari nilai atau besarnya persentase ROE yang diperoleh oleh perusahaan setiap tahunnya selama tahun 2006 hingga 2009, kinerja keuangan PT. ARTCRAFT Indonesia termasuk sangat buruk karena berada jauh di bawah rasio rata-rata industri yaitu sebesar 40. Dengan nilai ROE yang diperoleh tersebut dari tahun 2006 hingga tahun 2009, rasio ini berada dalam peringkat 5. b. Return on Investment ROI Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3 Grafik Perkembangan ROI Sumber : diolah penulis, 2010 Grafik di atas menunjukkan seberapa besar persentase ROI dari tahun 2006 hingga tahun 2009. Pada tahun 2006 rasio ini bernilai -2 dan tahun 2007 mengalami sedikit kenaikan menjadi -1. Namun, pada tahun selanjutnya terjadi penurunan yang sangat tajam, yaitu pada tahun 2008 sebesar 3 yaitu bernilai -4 dan turun kembali pada tahun 2009 sebesar 3 yaitu bernilai -7. Penurunan rasio ini disebabkan oleh laba sebelum pajak yang bernilai negatif atau rugi. Selama empat tahun berturut-turut tersebut perusahaan terus mangalami kerugian sehingga laba sebelum pajaknya pun bernilai negatif. Universitas Sumatera Utara Dilihat dari nilai ROI perusahaan yang diperoleh, rasio ini berada jauh di bawah rasio rata-rata industri yaitu sebesar 30. Kinerja keuangan perusahaan pada tahun 2006 hingga tahun 2009 dikatakan sangat buruk. Rasio ini berada dalam peringkat 5 dan masuk pada kategori buruk. c. Quick Ratio Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Quick Ratio Sumber: diolah penulis, 2010 Grafik di atas menunjukkan besarnya nilai quick ratio pada tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009. Dapat diketahui bahwa quick ratio pada tahun 2006 sebanyak 2,67 kali dan terus meningkat setiap tahunnya yaitu pada tahun 2007 sebesar 2,98 kali, tahun 2008 sebesar 4,56 kali dan tahun 2009 mengalami sedikit penurunan yaitu sebesar 4,39 kali. Universitas Sumatera Utara Kenaikan nilai quick ratio ini dikarenakan oleh tingginya nilai current assets dan kecilnya nilai inventory. Inventory yang kecil ini dikarenakan perusahaan memproduksi produknya hanya pada saat adanya pesanan dari pelanggan sehingga memperkecil inventory dalam gudang. Dilihat dari besarnya quick ratio setiap tahunnya yang semuanya berada di atas rasio rata-rata industri yaitu sebesar 1,5 kali, kinerja keuangan PT. ARTCRAFT Indonesia sangatlah baik. Walaupun pada tahun 2009 rasio ini sempat mengalami sedikit penurunan yang sedikit, namun masih berada di atas rasio rata-rata industri. Secara keseluruhannya, rasio ini berada dalam peringkat 1 dan dikategorikan sangat baik. d. Current Ratio Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Current Ratio Sumber: diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Dilihat dari grafik di atas ditunjukkan bahwa current ratio mengalami peningkatan setiap tahunnya walupun pada tahun 2009 mengalami sedikit penurunan. Pada tahun 2006 current ratioi besarnya 4,56 kali, tahun 2007 sebanyak 5,06 kali dan naik lagi pada tahun 2008 yaitu sebanyak 7,79 kali serta mengalami sedikit penurunan yaitu sebanyak 7,20 kali. Dari besarnya nilai current ratio tersebut kinerja keuangan PT. ARTCRAFT Indonesia sangat baik. Kenaikan rasio ini disebabkan oleh tingginya current assets perusahaan jika dibandingkan dengan current liabilities-nya. Rasio ini setiap tahunnya berada di atas rasio rata-rata industri yaitu 2 kali dalam setahun. Karena berada di atas rasio rata-rata industri, rasio ini masuk ke dalam peringkat 1 dan dikategorikan sangat baik. e. Inventory Turnover Gambar 4.6 Grafik perkembangan Inventory Turnover Sumber : diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Dari grafik di atas telah ditunjukkan bahwa inventory turnover dari tahun 2006 mengalami penurunan hingga tahun 2008, namun pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Tahun 2006 inventory turnover sebanyak 2,59 kali dan turun pada tahun 2007 yaitu 2,48 kali serta tahun 2008 yaitu 2,34 kali. Namun pada tahun 2009 inventory turnover naik yaitu 2,53 kali. Perubahan kenaikan dan penurunan inventory turnover dikarenakan oleh inventori itu sendiri yang dapat terjual setiap tahunnya yang bergantung pada ada atau tidaknya pesanan dari pelanggan melalui perusahaan induknya. Rasio ini berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 20 kali. Oleh karena itu rasio inventory turnover berada diperingkat 4 dan masuk dalam kategori kurang baik. f. Total Assets Turnover TATO Gambar 4.7 Grafik perkembangan TATO Sumber : diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Grafik di atas menunjukkan pergerakan besarnya nilai rasio total asset turnover mulai tahun 2006 hingga 2009. Pada tahun 2006 besarnya TATO adalah 1,12 kali dan semakin kecil pada tahun 2007 sebesar 0,02 atau 1,8 yaitu 1,10 kali. Penurunan yang paling besar yaitu sebesar 0,09 atau 8,2 pada tahun 2008 bernilai 1,01 kali dan sedikit mengalami kenaikan pada tahun 2009 yaitu 1,02 kali. Besarnya TATO paling tinggi pada tahun 2006 dan paling rendah pada tahun 2008. Dari rasio ini kinerja perusahaan berada di bawah rata-rata industri yaitu sebesar 2 kali setahun. Rasio ini berada pada peringkat 3 dan dalam kategori cukup baik. g. Debt Ratio Gambar 4.8 Grafik perkembangan Debt Ratio Sumber : diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Debt ratio merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar aktiva dibiayai oleh hutang. Grafik di atas menggambarkan kenaikan jumlah aktiva yang dibiayai oleh hutang dalam empat tahun terakhir. Tahun 2006 debt ratio sebesar 25 dan meningkat sebesar 3 pada tahun 2007 dan 2008 yang nilainya sama yaitu 28. Pada tahun 2009 rasio ini kembali meningkat sebesar 4 atau pada posisi 32. Rata-rata industri untuk rasio ini adalah sebesar 35 sehingga dapat diketahui bahwa debt ratio perusahaan berada dibawah rata-rata industri tersebut. Semakin kecil rasio ini maka menunjukkan semakin baik kinerja perusahaan. Debt ratio PT. ARTCRAFT Indonesia berada pada peringkat 3 dan dalam kategori cukup baik. h. Debt to Equity Ratio DER Gambar 4.9 Grafik Perkembangan DER Sumber: diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Grafik di atas menggambarkan posisi DER yang semakin meningkat setiap tahunnya, sedangkan kinerja yang baik ditunjukkan oleh semakin kecilnya nilai DER perusahaan. Tahun 2006 besarnya DER adalah 34 dan terus meningkat pada tahun 2007, 2008 dan 2009 yang besarnya berturut-turut adalah 38, 40 dan 46. Meskipun demikian DER perusahaan masih berada dibawah rata-rata industri yaitu 90. Bila di atas rata-rata industri ini perusahaan dinilai kurang baik karena sebagian besar modalnya dibiayai oleh hutang. Kinerja keuangan yang dinilai dengan DER berada pada peringkat 3 dan dalam kategori cukup baik. Setelah mengetahui nilai kinerja keuangan secara parsial ataupun masing-masing rasio, maka untuk mengetahui bagaimana nilai kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan pada tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009 dapat disajikan dalam table berikut ini: Tabel 4. 10 Total Skor Kinerja Keuangan Perusahaan tahun 2006 No. Rasio Keuangan Tahun 2006 Nilai Peringkat Skor 1 Return On Equity Ratio ROE -2 5 1 2 Return On Investment Ratio ROI -2 5 1 3 Quick Ratio 2,67 kali 1 5 4 Current Ratio 4,56 kali 1 5 5 Inventory Turnover 2,59 kali 5 1 6 Total Assets Turnover TATO 1,12 kali 3 3 7 Debt Ratio 25 3 3 8 Debt to Equity Ratio DER 34 2 4 9 Total Skor 23 Sumber : diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Tabel 4. 11 Total Skor Kinerja Keuangan Perusahaan tahun2007 No. Rasio Keuangan Tahun 2007 Nilai Peringkat Skor 1 Return On Equity Ratio ROE -2 5 1 2 Return On Investment Ratio ROI -1 5 1 3 Quick Ratio 2,98 kali 1 5 4 Current Ratio 5,06 kali 1 5 5 Inventory Turnover 2,48 kali 5 1 6 Total Assets Turnover TATO 1,10 kali 3 3 7 Debt Ratio 28 3 3 8 Debt to Equity Ratio DER 38 2 4 9 Total Skor 23 Sumber: diolah penulis, 2010 Tabel 4. 12 Total Skor kinerja keuangan perusahan tahun 2008 No. Rasio Keuangan Tahun 2008 Nilai Peringkat Skor 1 Return On Equity Ratio ROE -5 5 1 2 Return On Investment Ratio ROI -4 5 1 3 Quick Ratio 4,56 kali 1 5 4 Current Ratio 7,79 kali 1 5 5 Inventory Turnover 2,34 kali 5 1 6 Total Assets Turnover TATO 1,01 kali 3 3 7 Debt Ratio 28 3 3 8 Debt to Equity Ratio DER 40 3 3 9 Total Skor 22 Sumber : diolah penulis, 2010 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13 Total skor kinerja keuangan perusahaan tahun 2009 No. Rasio Keuangan Tahun 2009 Nilai Peringkat Skor 1 Return On Equity Ratio ROE -1 5 1 2 Return On Investment Ratio ROI -7 5 1 3 Quick Ratio 4,39 kali 1 5 4 Current Ratio 7,20 kali 1 5 5 Inventory Turnover 2,53 kali 5 1 6 Total Assets Turnover TATO 1,02 kali 3 3 7 Debt Ratio 32 3 3 8 Debt to Equity Ratio DER 46 3 3 9 Total Skor 22 Sumber: diolah penulis, 2010 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 total skor untuk kinerja keuangan adalah sebesar 23 dari total skor yang seharusnya 40 atau 57,5 dan masuk dalam kategori cukup baik. Pada tahun 2007, total skor kinerja keuangan sama dengan tahun 2006 yaitu sebesar 23 atau 57,5 dan walaupun tidak ada kenaikan atau penurunan kinerja, pada tahun 2007 masih masuk ke dalam kategori cukup baik. Sedangkan pada tahun 2008 dan 2009 kinerja keuangan sedikit menurun yang sama-sama bernilai sebesar 22 dari total skor atau 55. Penurunan yang relatif kecil ini masih menunjukkan kinerja keuangan pada tahun 2008 dan 2009 dalam kategori cukup baik. Dapat kita lihat dari tahun 2007 ke tahun 2008 terdapat penurunan kinerja keuangan sebesar 2,5. Universitas Sumatera Utara Selama tahun 2006 hingga tahun 2009, kinerja keuangan perusahaan yang paling baik berada pada tahun 2006 dan 2007 yang bernilai sama yaitu 23 atau 57,5 dari total skor dan masuk dalam kategori cukup baik, sedangkan nilai kinerja keuangan perusahaan yang paling rendah terjadi pada tahun 2008 dan 2009 yang bernilai sama yaitu 22 atau 55 dari total skor tetapi masih berada dalam kategori cukup baik. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN