Diagnosis PMS Konsep Sindroma Pramenstruasi PMS

14 • Keletihan • Penurunan nafsu seks • Sakit. Yang biasa dikeluhkan adalah sakit kepala atau migrain, nyeri payudara, nyeri sendi dan otot, nyeri punggung bawah oleh karena perdarahan menstruasi 2. Gejala perilaku: • Agresif • Menjauhkan diri dari keluarga dan teman • Gejala emosional dan kognitif • Depresi, sedih, dan perasaan tidak berguna • Mudah marah • Perubahan mood yang cepat • Penurunan waspada dan tidak upaya untuk konsentrasi Anon e, 2011

2.2.5. Diagnosis PMS

Dalam penuntun diagnosis dari American Psychiatry Association APA, menyatakan kriteria mendiagnosis PMS sebagai berikut : 1. Gejala berhubungan dengan siklus menstruasi dan gejala muncul mulai minggu terakhir fase luteal siklus menstruasi dan menghilang setelah muncul menstruasi. 2. Diagnosis PMS ditegakkan bila ditemukan 5 gejala PMS dengan minimal terdapat 1 gejala mayor. Gejala-gejala mayor PMS tersebut adalah : labilitas afektif seperti menarik diri, semangat kerja menurun, tiba-tiba marah atau sedih; iritabilitas seperti mudah marah dan tersinggung, tegang dan cemas; perubahan suasana hati dan putus asa. Gejala minor PMS adalah : pembengkakan pada anggota badan, nyerikembung pada perut, perubahan nafsu makan, lekas lelah, nyeri kepala, mualmuntah, payudara nyeritegang, gangguan tidur, gangguan buang air besar, dan 15 susah berkonsentrasi. Gejala fisik seperti edema, nyeri persendian atau nyeri otot, dan pertambahan berat badan. Dalam DSM-IV diagnosa PMS pula ditegakkan hanya bila gangguan itu secara nyata mengganggu pekerjaan atau fungsi peran. DSM-IV memasukkan kriteria diagnostik PMS ini seperti berikut : A. Pada sebagian besar siklus menstruasi selama tahun terakhir, lima atau lebih gejala berikut ditemukan untuk sebagian besar waktu selama minggu terakhir fase luteal, mulai menghilang dalam beberapa hari setelah onset fase folikular, dan menghilang dalam minggu pascar menstruasi, dengan sekurang-kurangnya salah satu gejala adalah1,2, 3, atau 4 : 1. Mood terdepresi yang jelas, perasaan putus asa, pikiran mencela diri sendiri. 2. Kecemasan yang jelas, ketegangan, perasaan “bersemangat” atau “tidak tenang”. 3. Labilitas afektif yang tidak jelas misalnya, perasaan tiba-tiba sedih atau menangis atau meningkatnya kepekaan terhadap penolakan 4. Kemarahan atau iritabilitas yang menetap dan jelas atau meningkatnya konflik interpersonal. 5. Menurunnya minat dalam aktivitas seharian misalnya pekerjaan, sekolah, teman, kegemaran. 6. Perasaan subjektif adalah kesulitan dalam berkonsentrasi. 7. Letargi, mudah lelah, atau kehilangan tenaga. 8. Perubahan yang jelas dalam nafsu makan, makan berlebihan atau kecanduan makanan tertentu. 9. Hipersomnia atau insomnia. 10. Perasaan subjektif sedang terlanda atau keluar kendali. 16 11. Gejala fisik lain, seperti nyeri atau pembengkakan payudara, nyeri kepala, nyeri sendi atau otot, sensasi “kembung”, kenaikan berat badan. Catatan : pada perempuan yang sedang menstruasi, fase luteal berhubungan dengan periode antara ovulasi dan onset menstruasi, dan fase folikuler dimulai saat menstruasi. Pada perempuan yang tidak menstruasi misalnya yang telah menjalani histerektomi, penentuan waktu fase luteal dan folikuler mungkin memerlukan pengukuran hormon reproduktif dalam sirkulasi. B. Gangguan dengan jelas mengganggu pekerjaan, sekolah, atau aktivitas sosial biasanya dan hubungan dengan orang lain misalnya, menghindari aktivitas sosial, menurunnya produktivitas dan efisiensi di pekerjaan atau sekolah. C. Gangguan tidak semata-mata suatu eksaserbasi gejala dari gangguan lain, seperti gangguan depresif berat, gangguan panik, gangguan distimik, atau gangguan kepribadian walaupun mungkin bertumpang tindih dengan salah satu gangguan tersebut. D. Kriteria A, B, dan C harus ditegakkan oleh pencatatan harian prospektif selama sekurang-kurangnya dua siklus simptomatik yang berturut-turut Diagnosa dapat dibuat sementara sebelum penegakan ini

2.3. Konsep Indeks Massa Tubuh IMT

Dokumen yang terkait

Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

1 57 59

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

12 86 95

Hubungan Jumlah Jam Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

5 79 63

Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik pada Mahasiswa Laki-Laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk

1 53 70

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Tekanan Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

1 33 57

Gambaran Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswa Baru Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Pola Tidur dengan Indeks Massa Tubuh pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada Angkatan 2010, 2011 dan 2012

1 1 44

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Sindroma Pramenstruasi Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 24

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Menstruasi 2.1.1. Pengertian Menstruasi - Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Sindroma Pramenstruasi Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 16

Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kejadian Sindroma Pramenstruasi Di Kalangan Mahasiswa Stambuk 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2012

0 0 11