ELABORASI TEMA Binjai Shopping Mall : Arsitektur Metafora

Arsitektur Metafora 36 | P a g e

BAB III ELABORASI TEMA

III.1 Pengertian Tema III.4.1 Arsitektur Terdapat beberapa pengertian Arsitektur antara lain : 1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari manusia-manusia beradab. 2. Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Introduction to Architecture 1979, Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status. 3. Menurut Le Corbusier, dalam buku Toward an Architecture1927, Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah. 4. Menurut Louis I Khan, Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang. III.4.2 Pengertian Metafora Istilah metafora berasal dari bahasa yunani metapherein latin: metafora, inggris : metaphor, perancis : metaphore . “Meta” dapat diartikan sebagai memindahkan atau berhubungan dengan perubahan. “Pherein” berarti mengandung atau memuat. Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s Dictionary : Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 37 | P a g e • A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them • A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies • A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable • The use of words to indicate something different from the literal meaning. Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut:  Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan transfer sesuatu yang dikandungnya makna. Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction melihat hubungan antar hal secara abstrak.  Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept Schon, 1963- 1967 yaitu dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.  Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan simbol-simbol metaforik. Perhatian terhadap metafora yang kemudian menjadikannya sebagai sebuah terobosan dalam metode desain baru terjadi pada tahun 1970-an ketika muncul ide Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 38 | P a g e untuk mengkaitkan arsitektur dengan bahasa. Metafora bukan lagi menjadi tujuan, namun lebih berperan sebagai pemicu trigger dalam proses kreatif penciptaan desain. Proses desain menemukan sebuah “pintu” menuju “ruang kreatif” baru yaitu dengan melihat dari sisi pandang disiplin ilmu ilmu lain untuk tujuan menciptakan konsep konsep yang autentik. Hal ini terlihat dari berbagai metaphor dari modern movement, the ruin metaphor dari post modern, teknologi kekuatan sosial metaphor dari Russian constructivist ; anthropomorphy vertebrata no core, no heart metafora dari arsitek Peter Eisenman dan Frank Gehry Antoniades, 1990. III.4.3 Identifikasi Metafora Terdapat beberapa pendapat yang mencoba mengajukan pengertian metafora antara lain:

1. Antoniades, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold, New York,

1990. Kategori metaphor dalam arsitektur menurut antoniades 1990:  Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas kualitas khusus.  Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.  Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan tangible metaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

2. Broadbent, Geoffry Bunt, Richard Jencks; sign, symbol and architecture;

John Wiley and sons; New York; 1980. Kategorisasi desain dari Broadbent tentang analogic design mengindikasikan pembagian metaphor dalam 3 kategori yaitu :  Visual metafora secara visual Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 39 | P a g e  Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi , system  Filosofikal , metafora dalam aspek ide, konsep dan nilai. Menurut Antoniades kualitas penggunaan metafora dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan dari penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih mudah terdeteksi detectable secara substansial dianggap lebih baik daripada yang tidak. Kualitas metafora akan semakin baik jika terkonsep dan dinyatakan dengan jelas.

3. James C. Snyder dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction to

Architecture” 1979. Metafora mengidentifikasikan pola pola yang mungkin terjadi dari hubungan hubungan parallel dengan melihat keabstrakannya berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

4. Charles Jencks dalam “ The Language of Post Modern Architecture”.

Metafora dianggap sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu objek dengan mengandalkan objek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. 5. Geoffrey Broadbent, dalam buku “Design in Architecture” 1995. Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different form. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreativitas yang adal pada desain spectrum perancang. Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur, sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut : 1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain. 2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat. 3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 40 | P a g e 4. Dapat menghasilkan Arsitektur yang lebih ekspresif. III.4.4 Analogi Metafora Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar. Analogi dalam bahasa Indonesia adalah kias Arab: Qasa=mengukur, membandingkan. Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama. sumber : www.google.comanalogi Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas, dapat disarikan bahwa: 1. Menurut Holyoak Thagard , analogi merupakan pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu kesamaan, struktursusunan dan kegunaan. 2. Menurut Chris Abel , analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :  Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan identitas  Metoda dalam penyelidikan arsitektur  Bahasa komunikasi sosial Menurut Ian Barbour dalam Abel, 1997, untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan.

3. Menurut Broadbent, analogi merupakan suatu proses untuk menterjemahkan

analisa menjadi sintesa di dalam berarsitektur. Dari proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. Menurutnya, ada 3 macam analogi yang dikenal : Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 41 | P a g e  Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.  Direct Straight Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan- kesamaan yang bias diidentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya.  Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolis kepala, mata, kaki.

4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat

arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda.

5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek

rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana. Jika dilihat dari sudut arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa strategi desain yang menunjukkan penggunaan metafora di dalamnya yaitu:  Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya menunjukkan bahwa kategori strategi adopsi merupakan strategi desain yang menggunakan metafora pada prosesnya.  Broadbent yang mengkategorikan desain berdasarkan aktivitas atau cara menunjukkan bahwa kategori analogic design menggunakan metafora dalam cara mendesainnya. Persamaan kedua pendapat tersebut terletak pada aspek proses atau aktivitas dalam desain yang menggunakan metode penglihatan adopsi dan analogi konsep dari suatu objek kepada objek yang lain. Dilihat dari sudut arsitektur sebagai produk, terdapat tipe desain dan konsep desain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu: • Pierce yang mengkategorikan desain sebagai sistem tanda menunjukkan bahwa kategori symbol lebih memperlihatkan penggunaan metaphor dalam karya fisiknya. Kategori symbol memerlukan pemahaman yang cukup kompleks, karena melibatkan aspek yang lebih bersifat abstrak daripada literal. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 42 | P a g e • White dengan konsep metaphor yang menengok hubungan antar hal secara abstrak looking at abstraction jelas menunjukkan metaphor dalam konsep arsitektur . Konsep adalah gagasan gagasan yang memadukan berbagai elemen dalam satu keseutuhan. Suatu konsep mensyaratkan bagaimana tuntutan programatik, konteks dan filosofi perancang serta klien dapat disatukan, jika diurutkan menjadi makin kompleks, makin realistis dan makin dipikirkan secara mendalam, maka dapat diperoleh urutan : angan- angan --- idea --- konsep --- scenario. Pada dasarnya arsitektur dapat dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi bagi sang arsitek yang ingin menyuarakan idealism pribadinya dalam proses kreatif kepada siapapun yang menikmati dan mengapresiasi hasil karyanya. Proses komunikasinya sendiri penuh dengan interpretasi. Di sini kesenjangan latar pengetahuan dan budaya dapat menjadi sebuah dinding penghalang bertemunya sebuah idealisme kreatif dengan opini individu bahkan masyarakat selaku apresiator terlebih jika bahasa yang digunakan tidak bersifat literal . Penggunaan bahasa metaforik yang “bersayap” dan kaya akan interpretasi makna, memerlukan penghayatan dan penelusuran dalam mengapresiasinya. Seperti pisau bermata dua, di satu sisi metaphor dapat digunakan sebagai alat untuk mengakselerasi imaji kreatif dalam proses desain, di sisi lain dapat digunakan untuk mengupas dan mengkritik desain itu sendiri. Jika mengikuti kategori metaphor menurut Antoniades dan Broadbent, maka kualitas penggunaan metaphor dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan referens dan penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih bersifat substansial dianggap lebih baik daripada yang hanya bersifat visual literal dan keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik daripada penampakan metaphor secara langsung. III.2 Interpretasi Tema Interpretasi dari suatu karya bernama Metafora dapat berbeda-beda pada setiap individu atau kelompok. Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan objeknya, sebuah arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Itulah keunikan metafora dalam arsitektur. Arsitek dituntut untuk bisa memperhatikan bagaimanan masyarakat “membaca” karyanya. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 43 | P a g e III.3 Keterkaitan Tema Dengan Judul Binjai Shopping Mall merupakan satu fasilitas perbelanjaan terbaru yang dibangun dikota Binjai. Binjai sebagai kota berkembang tentunya memerlukan sebuah fasilitas perbelanjaan yang dapat bersaing dengan kota besar disekitarnya. Binjai sebagai daerah tingkat II di Provinsi Sumatera Utara juga memiliki identitas kota yang sudah dikenal oleh masyarakat. Identitas yang melekat pada Kota Binjai adalah “Kota Rambutan” karena rambutan Binjai yang terkenal akan bibitnya yang sudah banyak dibudidayakan diseluruh daerah di Indonesia. Maka dari itu identitas ini harus tetap dipertahankan sebagai nilai lokal Kota Binjai. Tidak terlepas dari hal tersebut, pembangunan Binjai Shopping Mall sebagai fasilitas perbelanjaan yang berkualitas di Kota Binjai harus tetap mempertahankan unsur lokal sebagai identitas kota. Maka dari itu, tema metafora tangible sangat cocok diterapkan pada perencanaan Binjai Shopping Mall agar tujuan mempertahankan nilai lokal dan identitas Kota Binjai sebagai kota rambutan dapat terjaga dengan baik. III.4 Studi Banding Proyek Tema Sejenis III.4.1 Opera House, Sydney, Australia Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 44 | P a g e Gambar 3.1 Sydney Opera House Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jørn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk memenuhi ambisi pemerintah setempat. Gambar 3.2 Bentuk Sydney Opera House Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur cangkang shell system selaras dan seolah-olah seperti echo dari pelengkung jembatan Sydney ini merupakan sistem struktur ruang dimana hal ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput. Bentuk dan warna yang ditampilkan oleh sistem tersebut selain memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang sangat luas terbuka membuat Sydney Opera House terlihat monumental. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 45 | P a g e III.4.2 Ex Plaza Jakarta, Indonesia EX Plaza merupakan salah satu contoh bangunan yang menerapkan konsep metafora kombinasi. Gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis- garis ban yang menggesek aspal. Gambar 3.3 Ex Plaza Jakarta Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetik obyek abstrak dan ban-ban mobil konkrit inilah yang menghasilkan metafora kombinasi. Gambar 3.4 Ex Plaza Jakarta Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 46 | P a g e III.4.3 Museum of Fruit, Yamanshi, Jepang Bangunan yang berlokasi di Jepang tepatnya di kota Yamanashi ini didirikan pada tahun 1996 dan berfungsi sebagai museum serta green house dengan material baja dan kaca. Gambar 3.5 Museum of Fruit Pusat pengetahuan ini memiliki tiga struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20 meter dan bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah.Kompleks bangunan ini terdiri dari tiga massa utama, yaitu: Fruit Plaza, green house, dan workshop. Ketiga massa ini ditata menyebar seolah- olah berupa bibit yang disebar di sebuah lahan. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 47 | P a g e Gambar 3.6 Bentuk Museum of Fruit Kehadiran metafora terlihat pada bangunan yang menjadi obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah dan bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangunan Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur sebagai sebaran bibit dan buah. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapi juga sifat-sifatnya. Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema metafora. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai Museum buah-buahan. Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Itsuko Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah dan bibit ke dalam bangunan. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Metafora 48 | P a g e

BAB IV ANALISA