Lingkup Wilayah Kerja Pengawas

D. Lingkup Wilayah Kerja Pengawas

PPLH di Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam menjalankan kewenangannya mempunyai lingkup kerja wilayah: a. Usaha danatau kegiatan yang lokasi dan dampak lingkungannya bersifat lintas Provinsi; b. Usaha danatau kegiatan yang pengawasannya tidak atau belum dapat dilaksanakan daerah Provinsi; c. Usaha danatau kegiatan dan dampak lingkungan yang bersifat lintas batas negara; d. Usaha danatau kegiatan yang menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun limbah B3 e. Usaha danatau kegiatan yang keputusan kelayakan lingkungannya diberikan oleh Komisi AMDAL Pusat; f. Usaha danatau kegiatan dan dampak lingkungannya berada di lingkungan laut di luar 12 mil. PPLHD Provinsi dalam menjalankan kewenangannya mempunyai lingkup wilayah kerja: a. Lokasi usaha danatau kegiatan serta dampak lingkungan yang bersifat lintas KabupatenKota dalam 1 satu Provinsi; b. Lokasi usaha danatau kegiatan serta dampak lingkungan yang penanganannya tidak atau belum dapat dilaksanakan KabupatenKota; Universitas Sumatera Utara c. Lokasi usaha danatau kegiatan serta dampak lingkungan yang penanganannya dilimpahkan kepada Gubernur selaku wakil pemerintah; d. Usaha danatau kegiatan yang keputusan kelayakan lingkungannya diberikan oleh Komisi AMDAL Provinsi. PPLHD KabupatenKota, melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha danatau kegiatan yang menimbulkan dampak lingkungan hidup dalam lingkungan KabupatenKota yang bersangkutan. E. Perizinan Lingkungan Hidup Perizinan dalam bidang lingkungan hidup sebelumnya tersebar ke berbagai sektor dan bermacam-macam peraturan perundang-undangan. Kondisi tersebut dinilai tidak dapat meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, dan tidak dapat meningkatkan upaya pengendalian terhadap usaha danatau kegiatan. Disamping itu, secara administratif pelayanan perizinan dibidang lingkungan juga kurang menunjukkan proses pengelolaan izin dalam bidang lingkungan yang cepat, efektif, efisien dan transparan. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan adanya paradigma baru dalam perizinan di bidang lingkungan yang dapat mengupayakan peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta dapat meningkatkan upaya pengendalian terhadap usaha danatau kegiatan. Universitas Sumatera Utara Paradigma baru yang dimaksud di atas, yaitu menjadikan kesatuan izin lingkungan yang dalam Peraturan Pemerintah ini disebut dengan izin lingkungan yang terintegrasi. Izin Lingkungan Hidup yang terintegrasi merupakan amanat Pasal 41 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengatur mengenai kewenangan, persyaratan, tata cara penyelenggaraan perizinan lingkungan untuk usaha danatau kegiatan. Bahkan dalam Pasal 123 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut, dinyatakan secara tegas bahwa segala izin di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh Menteri, Gubenur atau BupatiWalikota sesuai kewenangannya wajib diintegrasikan ke dalam izin lingkungan. Pengertian dari perizinan lingkungan adalah fungsi dan proses penyelenggaraan pemerintahan dalam penerbitan izin lingkungan. Sementara itu, izin lingkungan adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha danatau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha danatau kegiatan. Sedangkan izin usaha danatau kegiatan adalah Keputusan Tata Usaha Negara yang diberikan kepada setiap orang untuk melakukan usaha danatau kegiatan. Izin lingkungan tersebut, merupakan tindak pemerintahan bestuurshandeling yang berkaitan langsung dengan fungsi mengendalikan stuuren masyarakat, Universitas Sumatera Utara meskipun demikian izin lingkungan tersebut tidak boleh melanggar hak-hak asasi manusia, maka setiap izin lingkungan tersebut harus memenuhi asas legalitas. Selain izin lingkungan berfungsi sebagai pengendalian, dan instrumen pemerintahan, juga berfungsi sebagai yuridis preventif, koordinasi; dan pengawasan publik. Tujuan izin lingkungan antara lain untuk memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup yang lestari dan berkelanjutan, dan meningkatkan upaya pengendalian usaha danatau kegiatan yang berdampak pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pokok-pokok yang diatur dalam Peraturan Pemerintah tentang perizinan antara lain, yaitu : a. Kewenangan pemberian izin lingkungan diatur secara jelas dan tegas mulai dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupatenkota yang dilakukan oleh Menteri, Gubenur, BupatiWalikota sesuai dengan kewenangannya masing-masing. b. Persyaratan izin lingkungan yang meliputi persyaratan administrasi, persyaratan yuridis, persyaratan teknis, persyaratan biaya dan waktu. c. Penolakan izin lingkungan yang dimohonkan oleh kepada penangungjawab usaha danatau kegiatan. d. Pembatalan izin lingkungan yaitu persyaratan yang diajukan oleh penanggungjawab usaha danatau kegiatan dalam permohonan izin lingkungannnya mengandung cacat hukum, kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran danatau pemalsuan data, dokumen, danatau informasi. Universitas Sumatera Utara e. Perubahan izin lingkungan yaitu apabila izin lingkungan yang diberikan sebelumnya mengalami perubahan dalam pelaksanaannya. Namun demikian pada prinsipnya izin lingkungan berlaku sepanjang usaha danatau kegiatannya tidak mengalami perubahan. f. Kewajiban dan larangan penanggungjawab usaha danatau kegiatan g. Standar pelayanan perizinan lingkungan wajib disusun, ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pelayanan publik oleh pemberi izin dalam hal ini Menteri, Gubenur, BupatiWalikota. h. Peran serta masyarakat diperlukan untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan perizinan. Peran masyarakat yang dimaksud dapat dilakukan dengan cara melaporkan pengaduan atas keberatan atau pelanggaran perizinan danatau kerugian akibat kegiatan danatau usaha. i. Keterkaitan izin lingkungan dengan izin usaha danatau kegiatan maksudnya adalah izin lingkungan merupakan persyaratan untuk terbitnya izin usaha danatau kegiatan. j. Sanksi yang diatur terdiri dari sanksi administratif berupa peringatan tertulis sampai dengan sanksi pencabutan izin, dan sanksi pidana. Pemberlakukan sanksi tersebut, pertama kali didahului oleh pembinaan, berlanjut pada sanksi administratif dan dapat ditingkatkan menjadi sanksi pidana. Penetapan sanksi tersebut dan kriterianya diatur dalam Peraturan Pemerintah. Universitas Sumatera Utara Peraturan Pemerintah juga mengatur izin lingkungan dengan perlakuan khusus untuk jenis usaha danatau kegiatan yang bersifat khusus, yang pengaturannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.

F. Tata Cara Pengawasan dan Sanksi Administratif