BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Analisa
Hasil analisa kadar TSS Total padatan Teruspensi dan Sulfida S
2-
pada Inlet dan Outlet air limbah pulp
Tabel 4.1. Data Analisa Total Padatan Tersuspensi TSS pada Inlet Sampel
A mg
B mg
C mg
TSS mgL
Sampel 1 1.0120
1.0316 200
198
Sampel 2 1.0076
1.0217 200
62
Sampel 3 1.0093
1.0277 200
92
Tabel 4.2. Data Analisa Total PadatanTersuspensi TSS pada Outlet Sampel
A mg
B mg
C mg
TSS mgL
Sampel 1 1,0122
1,0210 200
44
Sampel 2 1,0003
1,0093 200
45
Sampel 3 1,0075
1,0167 200
46
Keterangan : A = berat kertas saring sebelum difilter berat awal
B = berat kertas saring setelah difilter C = Volume sampel
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3. Data Analisa Sulfida S
2-
pada Inlet Sampel
Hasil pembacaan alat mgL
Sampel 1 0,0054
Sampel 2 0,0030
Sampel 3 0,0023
Tabel 4.4. Data AnalisaSulfida S
2-
pada Outlet Sampel
Hasil pembacaan alat mgL
Sampel 1 0,0015
Sampel 2 0,0013
Sampel 3 0,0009
4.2. Perhitungan
TSS mg l=
−
�
Dimana : A = Berat kertas saring sebelum difilter berat awal mg
B = Berat kertas saring setelah difilter mg C = Volume sampel ml
Kadar TSS pada Inlet Primary Clarifier Sampel 1
TSS mgl =
, 99− ,
x 10
6
= 198 mgl
Universitas Sumatera Utara
Sampel 2
TSS mgl =
, − ,
x 10
6
= 62 mgl Sampel 3
TSS mgl =
, − , 9
x 10
6
= 92 mgl
Kadar TSS pada Outlet Secondary Clarifier
Sampel 1
TSS mgl =
, − ,
x10
6
= 44 mgl Sampel 2
TSS mgl =
, 9 − ,
x 10
6
= 45 mgl Sampel 3
TSS mgl =
, − ,
x 10
6
= 46 mgl
Universitas Sumatera Utara
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh kadar Total Padatan Tersuspensi di inlet primary clarifier pada sampel 1 = 198 mgl, sampel 2 = 62 mgl dan sampel
3 = 92 mgl. Di outlet secondary clarifier pada sampel 1 = 44 mgl, sampel 2 = 45 mgl dan sampel 3 = 46 mgl.
Pada outlet secondary clarifier diperoleh hasil TSS yang lebih kecil dibandingkan dengan inlet primary clarifier dikarenakan sludge cepat mengendap
sehingga hasil TSS menjadi kecil . Pada analisa Total Padatan Tersuspensi TSS , besarnya kadar total
padatan tersuspensi pada limbah cair telah memenuhi baku mutu limbah cair industri sesuai dengan Kep. 51MENLH101995. Dimana persyaratan kadar
maksimum yang diperoleh untuk Total Padatan Tersuspensi adalah 200 mgL. Nilai TSS berupa limbah cair tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan ,
terutama TSS dapat meningkatkan nilai kekeruhan yang akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolam air dan akhirnya berpengaruh terhadap proses
fotosintesis di perairan effendi, 2003. Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh Kadar sulfida di inlet primary
clarifier pada sampel 1 = 0,0054 mgl, sampel 2 = 0,0030 mgl dan sampel 3 = 0,0023 mgl. . Di outlet secondary clarifier pada sampel 1 = 0,0015 mgl, sampel
2 = 0,0013 mgl dan sampel 3 = 0,0009 mgl.
Universitas Sumatera Utara
Pada outlet secondary clarifier diperoleh hasil sulfida yang lebih kecil dibandingkan dengan inlet primary clarifier dikarenakan kadar oksigen yang
cukup sehingga mikroorganisme sedikit yang mati. Pada analisa sulfida diperoleh besarnya kadar sulfida telah memenuhi baku
mutu limbah cair industri menurut Kep. 51MENLH101995. Dimana persyaratan kadar maksimum yang diperoleh untuk Sulfida adalah 0,05 mgl. Apabila suatu
sumber air telah terkontaminasi adanya sulfida sebagai gas H
2
S, maka warna merah muda akan terbentuk yang kemudian akan berubah menjadi biru. Selain itu
ciri – ciri yang telah terkontaminasi adanya gas H
2
S adalah air tersebut mempunyai bau busuk yang pekat dan warna air tersebut akan menjadi keruh
kehitaman. Apabila hasil pengujian limbah menunjukkan data yang melanggar
peraturan, maka limbah tersebut harus diolah sebelum digunakan atau dibuang ke lingkungan umum. Dimana pengolahan limbah cair dapat dilakukan di instalasi
pengolahan air limbah IPAL , sehingga hasil air yang terolah dapat digunakan kembali dan apabila dibuang ke lingkungan umumpun tidak membahayakan bagi
kehidupan. Pengontrolan air limbah di lokasi dilakukan secara rutin, mengawasi setiap
air limbah yang masuk inlet. Air limbah yang sedang menjalani proses, dan air limbah yang keluar outlet. Apabila terjadi hal
– hal yang tidak biasa pada air buangan dari salah satu plant, maka air limbah akan ditampung di kolam
penampungan darurat spill pond.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN