Analisa Padatan Tersuspensi TSS

2.5.1. Analisa Padatan Tersuspensi TSS

Analisa Padatan Tersuspensi TSS menggunakan metode gravimetri. Metode Gravimetri merupakan metode penentuan suatu kandungan senyawa berdasarkan beratnya setelah dipanaskan dalam suhu tertentu. Besaran padatan tersuspensi menunjukkan banyaknya padatan organik seperti bakteri dan padatan anorganik seperti tanah liat. Padatan tersuspensi organik disebut juga sebagai padatan tersuspensi dan terurai, sedangkan padatan tersuspensi anorganik disebut juga padatan tersuspensi dan tak terurai. Besarnya padatan tersuspensi dapat digunakan untuk memperkirakan banyaknya lumpur yang akan membebani suatu unit pengendapan. Besaran padatan tersuspensi diperoleh dari pengukuran laboratorium dengan menggunakan metode gravimetri. Metode gravimetri merupakan metode penentuan suatu kandungan senyawa berdasarkan beratnya setelah dipanaskan dalam suhu tertentu Training and Development Center PT. Toba Pulp Lestari, Tbk 2000. Analisa gravimetri, atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot, adalah proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau suatu senyawa tertentu dari unsur suatu porsi zat yang sedang diselidiki, yang telah ditimbang. Pengendapan merupakan metode yang mempunyai peranan penting dalam analisis gravimetri. Bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari suatu larutan dalam bentuk yang begitu sedikit dapat larut, sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan menyaringnya dan ditimbang. Universitas Sumatera Utara Faktor-faktor yang menentukan dalam analisis gravimetri, adalah : 1. Endapan harus begitu tak dapat larut, sehingga tidak akan terjadi kehilangan yang berarti, bila endapan yang dikumpulkan dengan menyaringnya. Dalam praktek ini, biasanya bahwa jumlah zat itu, yang tetap tinggal dalam larutan, tidak melampaui jumlah minimum yang terdeteksi oleh neraca analitik biasa yaitu 0,1 mg. 2. Sifat fisika endapan harus sedemikian, sehingga endapan dapat dengan mudah dipisahkan dari larutan dengan penyaringan, dan dapat dicuci sampai bebas dari zat pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya berukuran sedemikian, sehingga tidak lolos melalui medium penyaring, dan bahwa ukuran partikel tidak terpengaruh atau sedikitnya atau berkurang oleh proses pencucian. 3. Endapan harus dapat diubah menjadi suatu zat yang murni dengan komposisi kimia tertentu. Ini dapat dicapai dengan pemijaran, atau dengan operasioperasi kimia yang sederhana, seperti penguapan bersama cairan yang sesuai. Selama ini dianggap bahwa senyawa yang memisahkan dari lautan adalah larutan murni kimia, tetapi tidaklah selalu demikian halnya. Kemurnian endapan bergantung antara lain pada zat-zat yang ada dalam larutan,baik sebelum maupun sesetelah penambahan reagensia, dan juga pada kondisi eksperimen pengendapan yang tepat. Masalah-masalah yang timbul dengan endapan-endapan tertentu, meliputi koagulasi atau flokulasi suatu dispersi koloid dari zat-zat yang berbutir halus, untuk memungkinnya disaring dan untuk mencegah peptisai kembali darinya ketika endapan dicuci Vogel, 1994. Universitas Sumatera Utara

2.6 Sulfida sebagai gas H