gelembung udara, panjangnya mencapai 7 meter, dimana warna talus umumnya coklat Aslan, 1998.
2.1.3 Kandungan Rumput Laut
Sebagai sumber gizi, rumput laut terdiri dari air 27,8, protein 5,4, karbohidrat 33,3, lemak 8,6 serat kasar 3 dan abu 22,25. Selain itu,
rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin A,B,C,D, E dan K dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan
selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Anggadireja, dkk, 2009. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput
laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat Sulistyowaty, 2009.
2.2 Alginat
Alginat merupakan salah satu kelompok polisakarida yang terbentuk dalam dinding sel rumput laut coklat dengan kadar mencapai 40 dari total berat
kering dan memegang peranan penting dalam mempertahankan struktur jaringan algae Rasyid, 2003. Alginat dalam rumput laut coklat umumnya bersenyawa
dengan garam natrium, kalium, kalsium, dan magnesium Yulianto, 2007.
2.2.1 Struktur Alginat
Alginat merupakan suatu kopolimer linear yang terdiri dari dua unit monomer penyusun alginat, yaitu β-D-Mannopyranosil Uronat dan α-L-Asam
Gulopyranosyl Uronat. Dari kedua jenis monomer tersebut, alginat dapat berupa homopolimer yang terdiri dari mo
nomer sejenis, yaitu β-D-Mannopyranosil Uronat saja atau α-L-Asam Gulopyranosyl Uronat saja; atau alginat dapat juga
Universitas Sumatera Utara
berupa senyawa heteropolimer jika monomer penyusunnya adalah gabungan kedua jenis monomer tersebut Rasyid, 2003.
Gambar 2.1 Struktur Natrium Alginat
2.2.2 Sifat – Sifat Alginat
Sifat – sifat alginat sebagian besar tergantung pada tingkat polimerisasi dan perbandingan komposisi guluronan dan mannuronan dalam molekul. Asam
alginat tidak larut dalam air dan mengendap pada pH 3,5. Alginat tidak dapat larut dalam pelarut organik tetapi dapat mengendap dengan alkohol. Alginat
paling stabil pada pH antara 4 – 10, tetapi pada pH yang lebih tinggi viskositasnya sangat kecil akibat adanya degradasi β-eliminatif Rasyid, 2003; Rowe, et al,
2009, tetapi pH di bawah 4,5 dan di atas 11 viskositasnya akan mudah terdegradasi atau labil Yulianto, 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Aloksan 2.3.1 Definisi Aloksan
Aloksan adalah suatu substrat yang secara struktural adalah derivate pirimidin sederhana. Nama lain dari aloksan adalah 2,4,5,6 - tetraoxypirimidin;
2,4,5,6-primidinetetron; 1,3-Diazinan-2,4,5,6-tetron IUPAC dan asam Mesoxalylurea 5-oxobarbiturat. Rumus kimia aloksan adalah C
4
H
2
N
2
O
4
. Aloksan murni diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam nitrat. Aloksan adalah senyawa
kimia tidak stabil dan senyawa hidrofilik Yuriska, 2009.
Gambar 2.2 Struktur Molekul Aloksan
2.3.2 Pengaruh Aloksan Terhadap Kerusakan Sel β Pankreas
Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi binatang percobaan untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental
hiperglikemik secara cepat. Aloksan dapat diberikan secara intravena, intraperitoneal, atau subkutan pada binatang percobaan. Tikus hiperglikemik
dapat dihasilkan dengan menginjeksikan 120 - 150 mgkgBB. Aloksan dapat menyebabkan Diabetes Melitus tergantung insulin pada binatang tersebut aloksan
diabetes dengan karakteristik mirip dengan Diabetes Melitus tipe 1 pada manusia Yuriska, 2009. Mekanisme kerja aloksan diawali dengan ambilan aloksan ke
dalam sel- sel β pankreas dan kecepatan ambilan ini akan menentukan sifat
diabetogenik aloksan. Ambilan ini juga dapat terjadi pada hati atau jaringan lain,
Universitas Sumatera Utara
tetapi jaringan tersebut relatif lebih resisten dibanding pada sel-sel β pankreas.
Sifat inilah yang melindungi jaringan terhadap toksisitas aloksan Amma, 2009. Penelitian terhadap mekanisme kerja aloksan secara invitro juga
menunjukkan bahwa aloksan menginduksi pengeluaran ion kalsium dari mitokondria yang mengakibatkan proses oksidasi sel terganggu. Keluarnya ion
kalsium dari mitokondria ini mengakibatkan gangguan homeostasis yang merupakan awal dari matinya sel Suharmiati, 2003. Kemampuan aloksan untuk
dapat menimbulkan diabetes juga tergantung pada jalur penginduksian, dosis, senyawa, hewan percobaan dan status gizinya Amma, 2009.
2.4 Pengaturan Kadar Glukosa Darah