BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi yang telah dilakukan oleh Vindy Carolina di Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi – LIPI adalah rumput laut jenis
Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh, divisi Phaeophyta, kelas Phaeophyceae, bangsa Fucales, suku Sargassaceae, marga Sargassum.
4.2 Hasil Karakteristik Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopis simplisia diperoleh simplisia berupa talus yang menciut, berwarna coklat kehitaman, sedikit berbau, dan tidak berasa.
Hasil pemeriksaan mikroskopis serbuk ampas Sargassum ilicifolium Turner C. Agardh terlihat adanya sel – sel parenkim berbentuk poligonal tidak
beraturan yang berisi pigmen berwarna coklat dan terdapat pula sel – sel propagule yang berfungsi untuk menghasilkan cabang pada talus rumput laut
Dawes, 1981. Hasil pemeriksaan karakteristik ampas serbuk simplisia diperoleh kadar air
12,62 vb, kadar sari yang larut dalam air 5,43 bb, kadar abu 9,30, bb dan kadar abu yang tidak larut asam 0,39 bb. Hasil pemeriksaan kadar air
yang diperoleh cukup tinggi karena rumput laut memiliki sifat yang higroskopis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah serbuk ampas yang telah
diekstraksi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
kandungan metabolit sekunder yang terlarut dalam etanol telah tersari sempurna sehingga kadar sari yang larut dalam etanol menjadi tak terukur.
4.3 Hasil Pembuatan Natrium Alginat
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perendaman pada suhu 50°C - 60°C yang bertujuan untuk meningkatkan kelarutan senyawa
yang diekstraksi dalam waktu yang relatif singkat. Pada isolasi alginat dilakukan perlakuan praekstraksi dengan asam klorida
untuk menghilangkan garam – garam mineral yang larut sedangkan pada penambahan kalsium klorida bertujuan untuk memisahkan simplisia dengan
polimer asidik lain seperti laminaran dan furcellaran. Penambahan larutan kalsium hipoklorit dimaksudkan untuk menghasilkan serbuk yang putih. Penambahan
asam klorida 5 pH 3 dimaksudkan untuk mengubah garam natrium menjadi asam alginat yang mengapung di permukaan larutan dan penambahan larutan
hidrogen peroksida ke dalam asam alginat ini bertujuan untuk menghasilkan serbuk alginat yang lebih putih. Selanjutnya, dengan adanya penambahan larutan
natrium karbonat 5, asam alginat yang terbentuk diubah kembali menjadi natrium alginat pH 9. Menurut Rowe, et al 2009 garam alginat paling stabil
pada pH antara 4 – 10. Hasil isolasi 210 g ampas simplisia rumput laut Sargassum ilicifolium
Turner C. Agardh diperoleh serbuk natrium alginat sebanyak 34,434 g dengan rendemen 16,39 dan serbuk berwarna krem.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Hasil Penetapan Karakterisasi Natrium Alginat Secara Spektofotometri FTIR