Isolasi Alginat Penetapan Karakterisasi Natrium Alginat Secara Spektrofotometri FTIR Penyiapan Hewan Percobaan

yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105°C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol 95 dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Ditjen POM, 1995. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 49.

3.3.6 Penetapan Kadar Abu Total

Sebanyak 2 gram serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus platina atau krus silikat yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis, pemijaran dilakukan pada suhu 600°C selama 3 jam. Kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Ditjen POM, 1995. Perhitungan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 50.

3.3.7 Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut Dalam Asam

Abu yang telah diperoleh dalam penetapan abu dididihkan dengan 25 ml asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan, disaring dengan kertas masir atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap bobot yang dikeringkan diudara Ditjen POM, 1995. Perhitungan kadar abu yang tidak larut dalam asam dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 51.

3.4 Isolasi Alginat

Proses isolasi alginat dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap praekstraksi, pemutihan, isolasi dan pemurnian, serta pembuatan natrium alginat. Universitas Sumatera Utara

3.4.1 Tahap Praekstraksi

Ampas kering Sargassum ilicifolium Turner C.Agardh, direndam dengan larutan kalsium klorida 1 pada suhu 40⁰C - 50⁰C selama 2 jam, kemudian disaring. Ampas dicuci dengan air suling sampai netral, selanjutnya direndam dengan larutan asam klorida 5 selama 2 jam kemudian disaring, lalu ampas dicuci dengan air suling sampai netral Trono dan Fortes, 1988.

3.4.2 Tahap Pemutihan

Ampas yang telah netral diputihkan dengan larutan kalsium hipoklorit 1 selama 2,5 jam, kemudian disaring dan residu dicuci dengan air suling Duma, 1994.

3.4.3 Tahap Ekstraksi dan Pemurnian

Ampas yang telah diputihkan selanjutnya diekstraksi menggunakan larutan natrium karbonat 5 dengan pemanasan 50⁰C - 60⁰C selama 2 jam, selanjutnya disaring. Larutan natrium alginat yang diperoleh diubah menjadi asam alginat dengan menambahkan larutan asam klorida 5 sedikit demi sedikit pH 3. Asam alginat yang berbentuk gel selanjutnya diputihkan dengan larutan hidrogen peroksida 1,5 selama 6 jam, kemudian disaring dan dicuci dengan air suling Trono dan Fortes, 1988.

3.4.4 Tahap Pembuatan Natrium Alginat

Asam alginat yang berbentuk gel dilarutkan dalam larutan natrium karbonat 5 pH 9. Larutan natrium alginat dikeringbekukan untuk menghasilkan serbuk kering natrium alginat Trono dan Fortes, 1988. Bagan isolasi alginat dapat dilihat pada lampiran 5, halaman 53. Universitas Sumatera Utara

3.5 Penetapan Karakterisasi Natrium Alginat Secara Spektrofotometri FTIR

Serbuk natrium alginat dicampur dengan KBr kemudian ditekan hingga diperoleh pelet, kemudian dimasukkan ke dalam alat spektrofotometri FTIR, diukur serapannya pada frekuensi 4000-400 cm -1 . Spektrum inframerah dapat dilihat pada lampiran 6, halaman 54.

3.6 Penyiapan Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus putih jantan galur Wistar dengan berat 150-200 gram berumur 2 - 3 bulan yang dikondisikan selama 2 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan lingkungannya. 3.7 Pengujian Farmakologi 3.7.1 Pembuatan Larutan Aloksan 5