BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian
Lokasi daerah kajian adalah Tempat Pembuangan Akhir TPA Terjun yang telah dilengkapi dengan kolam lindi leacheate namun belum berfungsi
dengan baik. Operasional TPA Terjun berlokasi di Kelurahan Terjun kecamatan Medan Marelan Peta Terlampir.
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan meliputi pengambilan data dan menganalisa data. Waktu penelitian dimulai pada Bulan Februari 2012 sampai dengan April
2012.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Penentuan produksi lindi berdasarkan data dari TPA Terjun dibawah naungan Dinas Kebersihan Kota Medan dan Badan Meteorologi Klimatologi
Geofisika BMKG Sampali Stasiun Marelan. Adapun data yang dibutuhkan dari dari TPA terjun terdiri dari :
1. Dokumentasi 2. Peta lokasi
Peta lokasi dibuat dengan menggunakan global positioning System GPS yang menggunakan model tracks sehingga dapat diketahui luas lahan TPA
beserta topografinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Kondisi TPA Kondisi TPA meliputi kondisi tanah permeabilitas tanah dan fasilitas yang
menunjang operasional TPA, kualitas lindi. Data dari BMKG Sampali Stasiun Marelan berfungsi menentukan nilai
run off , infiltrasi, dan Soil Moisture storage, yaitu banyaknya air yang
tersimpan dalam tanah. Hasil dari data BMKG menentukan nilai produksi timbulan lindi yang berguna untuk mengevaluasi pengolahan lindi. Adapun
data- data yang dibutuhkan dari BMKG adalah: 1. Data Presipitasi Rata-rata bulanan tahunan selama 5 Tahun, mulai dari
Tahun 2007 sampai Tahun 2011. 2. Data Temperatur udara Rata-rata bulanan tahunan selama 5 Tahun, mulai
dari Tahun 2007 sampai Tahun 2011.
3.3. Metode Analisis Data
Perhitungan Luas Lahan TPA dengan GPS dianalisa menggunakan program Argis. Perhitungan lindi didasarkan kepada asumsi-asumsi sumber lindi
hanya dari resapan air hujan. Curah hujan akan tertampung dalam lahan dan akan disalurkan keluar oleh saluran secara kontinyu atau dapat dianalogkan lahan
sebagai suatu reservoir air hujan. Faktor - faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas lindi dalam Metoda
Neraca Air ini adalah: a. Presipitasi
b. Evapotransipitasi c. Surface run-off, dan
Universitas Sumatera Utara
d. Soil moisture storage. Adapun langkah – langkah menganalisa yaitu :
1. Menentukan jenis tanah yang digunakan sebagai final cover sesuai USDA. 2. Selanjutnya dengan melihat pada table Jumlah air yang dapat diserap oleh
beberapa jenis tanah Tabel 2.2 3. Merata-ratakan data presipitasi dan temperature secara bulanan
4. Menghitung potensi evapotranspirasi menggunakan metode Thorntwhaite. a. Menghitung indeks panas untuk tiap bulannya dengan persamaan:
I = �
i
1,514 �12
�=1
= � �
t 5
�
1,514 �12
�=1
………………………………..3.1 b. Menghitung nilai Potensi Evapotranspirasi PET
��� = � �
10�
�
�
�
�
��………...………………………………….3.2 Dimana a dan c merupakan konstanta tergantung lokasi. c =1,6
a = 0,000000675 x I
3
– 0.0000771 x I
2
+ 0.01792 x I + 0,49239 c. Melakukan kalibrasi menggunakan faktor lama penyinaran matahari
berdasarkan posisi geografis stasiun meteorology 6° 10’ BS. d. Menghitung nilai PET yang sudah dikalibrasi, PET = r UPET
5. Menentukan nilai koefisien runoff CRo menggunakan nilai empiric
Tabel 3.1. Nilai empiris untuk menggunakan koefisien run off
Jenis Permukaan Koefisien Run Off
Bituminous Streets 0,70 – 0,95
Concrete Streets 0,80 – 0,95
Driveways Walks 0,75 – 0,85
Roofs 0,75 – 0,95
Lawns; Sandy Soil Flat, 2
0,05 – 0,10 Average, 2 – 7
0,10 – 0,15 Steeps, 7
0,15 – 0,20
Universitas Sumatera Utara
Lawns, Heavy Soil Flat, 2
0,13 – 0,17 Average, 2 – 7
0,18 – 0,22 Steeps, 7
0,25 – 0,35 Sumber : Damanhuri, 2008
6. Menentukan nilai Runoff bulanan: Ro = P CRo
7. Menentukan nilai Infiltrasi: I = P – Ro 8. Menentukan air yang tersedia untuk penyimpanan: I – PET
9. Menentukan nilai Accumulated Water Lost APWL, yaitu nilai negative dari I-PET yang merupakan kehilangan air secara akumulasi.
10. Menentukan soil moisture storage ST, yaitu banyaknya air yang tersimpan dalam tanah pada saat keseimbangan. Nilai ST tergantung jenis tanah dan
ketebalan tanah penutup akhir. Dengan menggunakan Tabel perubahan nilai ST untuk 100 mm untuk nilai APWL, maka diperoleh jumlah air yang
tersimpan dalam tanah. Pada saat air yang tersedia dalam tanah belum mencapai 100 mm, maka nilai ST langsung dijumlah pada nilai I-PET.
Karena nilai maksimal air tersimpan dalam tanah 100 mm. 11. Menghitung perubahan ST dari bulan terakhir
∆ST. 12. Menentukan Actual Evapotranspiration AET:
a. Nilai AET = PET, untuk bulan basah dimana I ≥PE T . b. Nilai AET = I -
∆ST, untuk bulan kering dimana I PET. c. Menentukan perkolasi PERC
d. Nilai PERC = I – PET - ∆ST, untuk bulan basah dimana I ≥
PET. Nilai PERC = 0, untuk bulan kering dimana I PET
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Kapasitas Lindi
Instalasi Pengolahan
Lindi
Mulai
Kondisi TPA
Curah Hujan
Temperatur
Kesesuaian lahan TPA menurut SNI
dan USDA Hitung Evapotranspirasi
Hitung Runn off Hitung infiltrasi
Hitung Perkolasi
Instalasi Pengolahan
Lindi Kualitas
Lindi Saluran
Pengumpul Lindi
Gambar 3.1 Diagram analisa data penelitian
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi TPA Terjun
Universitas Sumatera Utara