Tempat Pembuangan Akhir TPA

penimbunan. Kepadatan sampah berbeda-beda nilainya tergantung dari lokasi, musim, dan lamanya di pewadahan penyimpanan. 3. Kadar Air Sampah Kadar air sampah biasanya dinyatakan sebagai berat air per satuan berat basah atau berat kering sampah. Kadar air sampah merupakan faktor yang penting untuk merencanakan dan pengoperasian incinerator yang akan berpengaruh terhadap nilai kalor dan karakteristik pembakaran sampah. Besarnya kadar air sampah pada setiap tempat tergantung dari musim, kelembaban, keadaan iklim, dan komposisi sampah itu sendiri. 4. Distribusi Ukuran Partikel Sampah Distribusi ukuran partikel sampah mempengaruhi dua hal dalam perencanaan pengolahan sampah, yaitu: a. Kebutuhan untuk pemadatan dan tanah penutup pada sanitary landfill. Semakin besar ukuran partikel sampah, semakin lama pemadatan dilakukan dan semakin banyak diperlukan tanah penutup. b. Kebutuhan untuk mengurangi mereduksi ukuran dengan shredding pendahuluan untuk pengomposan produksi biogas atau insinerasi. Pada pengomposan dan produksi biogas ukuran partikel yang kecil akan mempercepat proses pembusukan. Pada insinerasi, tujuan dari pengecilan ukuran partikel adalah untuk memperluas permukaan sampah sehingga mempercepat penguapan dan menurunkan kadar air dari sampah yang akan dibakar.

3.2. Tempat Pembuangan Akhir TPA

Universitas Sumatera Utara Pembuangan akhir sampah merupakan proses terakhir dalam siklus pengelolaan persampahan formal. Fase ini dapat menggunakan berbagai metode dari yang sederhana hingga tingkat teknologi tinggi. Metode pembuangan akhir yang banyak dikenal adalah : 1. Open dumping, Metode ini merupakan cara pembuangan akhir yang sederhana karena sampah hanya ditumpuk di lokasi tertentu tanpa perlakuan khusus. 2. Control landfill, Metode ini merupakan peralihan antara teknik open dumping dan sanitary landfill. Pada metode ini sampah ditimbun dan diratakan. Pipa-pipa ditanam pada dasar lahan untuk mengalirkan air lindi leacheate dan ditanam secara vertikal untuk mengeluarkan metan ke udara. Setelah timbunan sampah penuh lalu dilakukan penutupan terhadap hamparan sampah tersebut dengan tanah dan dipadatkan. 3. Sanitary landfill ,Teknik sanitary landfill adalah cara penimbunan sampah padat pada suatu hamparan lahan dengan memperhatikan keamanan lingkungan karena telah ada perlakuan terhadap sampah. Pada teknik ini, sampah dihamparkan hingga mencapai ketebalan tertentu lalu dipadatkan, kemudian dilapisi tanah dan dipadatkan kembali, di atas lapisan tanah penutup tadi dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah. Demikian seterusnya berselang-seling antara lapisan tanah dan sampah. Metode ini lebih baik dari metode lainnya. Konsekuensi dari pembuangan Universitas Sumatera Utara sampah di tempat pembuangan akhir sampah ini adalah dibutuhkannya lahan yang luas serta biaya pengelolaan yang besar. Pembuangan Akhir TPA sampah membutuhkan ruang tempat yang luas dan disyaratkan jauh dari permukiman penduduk. Dengan adanya keterbatasan lahan di berbagai kota besar, maka tempat penampungan sampah akhir lambat laun menjadi masalah. Oleh karena itu, adanya upaya mengurangi beban penumpukan sampah di TPA dengan berbagai metode pengelolaan sampah yang lebih baik merupakan langkah yang perlu terus dikembangkan agar tidak menimbulkan banyak masalah. Lahan untuk TPA harus memiliki kesesuaian dengan sifat lahan tersebut, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkannya. Menurut USDA 1983 dalam Hifdziyah 2011, ada beberapa sifat lahan yang sesuai sebagai Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPAS secara terbuka. Kesesuaian lahan tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2.1. Kesesuaian lahan untuk tempat pembuangan sampah secara terbuka No Sifat Tanah Kesesuaian Lahan Baik Sedang Buruk 1 Ancaman banjir Tanpa Jarang Sering 2 Kedalaman sampai hamparan batuan cm 150 100 – 150 100 3 Kedalaman sampai padas keras cm 150 100 – 150 100 4 Permeabilitas cm jam 50- 100 cm - - 5 5 Muka air tanah cm  Apparent  Perched 150 90 100 – 150 100 – 150 100 45 6 Lereng 8 45 - 90 15 7 Longsor - - Ada Sumber : USDA 1983 dalam Hifdziyah 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan SNI 03-3241-1997 Tahun 1997 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi tempat Pembuangan Akhir sampah yang diterbitkan Badan Standarisasi Nasional, ketentuan pemilihan lokasi TPA sampah diuraikan sebagai berikut : 1. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai dan laut 2. Disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu : a. Tahap regional yang merupakan tahapann untuk menghasilkan peta berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan. b. Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik di antara beberapa lokasi yang dipilih dari zona – zona kelayakan pada tahap regional. c. Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh instansi yang berwenang. 3. Dalam hal suatu wilayah belum bias memnuhi tahapan regional, pemilihan lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah ini dapat dilihat pada lampiran criteria yang berlaku pada tahap penyisih.

3.3. Sistem pengelolaan sampah dan permasalahannya