Persiapan pengujian SPT Macam-macam Pondasi

Universitas Sumatera Utara 2.9 Kapasitas daya dukung tiang pancang dari hasil Standard Test Penetration SPT Suatu metode uji yang dilaksanakan bersamaan dengan pengeboran untuk mengetahui perlawanan dinamik tanah maupun pengambilan contoh terganggu dengan teknik penumbukan. Standard Test Penetration SPT terdiri atas uji pemukulan tabung belah dinding tebal ke dalam tanah disertai pengukuran jumlah pukulan untuk memasukkan tabung belah sedalam 300 mm vertikal. Dalam sistem beban jatuh ini digunakan palu dengan berat 63,5 kg, yang dijatuhkan secara berulang dengan tinggi jatuh 0,76 m. Pelaksanaan pengujian dibagi dalam tiga tahap, yaitu berturut-turut setebal 150 mm untuk masing-masing tahap. Tahap pertama dicatat sebagai dudukan, sementara jumlah pukulan untuk memasukkan tahap kedua dan ketiga dijumlahkan untuk memperoleh nilai pukulan N atau perlawanan SPT dinyatakan dalam pukulan0,3 m. Tujuan dari percobaan SPT ini adalah untuk menentukan kepadatan relatif lapisan tanah dari pengambilan contoh tanah dengan tabung sehingga diketahui jenis tanah dan ketebalan tiap-tiap lapisan kedalaman tanah dan untuk memperoleh data yang kualitatif pada perlawanan penetrasi tanah serta menetapkan kepadatan dari tanah yang tidak berkohesi yang biasa sulit diambil sampelnya.

2.9.1 Persiapan pengujian SPT

Lakukan persiapan pengujian SPT di lapangan dengan tahapan sebagai berikut Gambar 2.17: 1. Pasang blok penahan knocking block pada pipa bor 2. Beri tanda pada ketinggian sekitar 75 cm pada pipa bor yang berada di atas penahan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Bersihkan lubang bor pada kedalaman yang akan dilakukan pengujian dari bekas- bekas pengeboran. 4. Pasang split barrel sampler pada pipa bor, dan pada ujung lainnya disambungkan dengan pipa bor yang telah dipasangi blok penahan. 5. Masukkan peralatan uji SPT ke dalam dasar lubang bor atau sampai kedalaman pengujian yang diinginkan. 6. Beri tanda pada mata bor mulai dari muka tanah sampai ketinggian 15 cm, 30 cm dan 45 cm. Gambar 2.17 Penetrasi dengan SPT Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2.9.2 Prosedur pengujian SPT 1. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada interval sekitar 1,50 m sampai dengan 2,00 m atau sesuai keperluan. 2. Tarik tali pengikat palu hammer sampai pada tanda yang telah dibuat sebelumnya kira-kira 75 cm. 3. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa penahan Gambar 2.18. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 berkali-kali sampai mencapai penetrasi 15 cm. 5. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang pertama. 6. Ulangi langkah 2, 3, 4 dan 5 sampai pada penetrasi 15 cm yang kedua dan ketiga. 7. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm 15 cm pertama dicatat N1 15 cm kedua dicatat N2 15 cm ketiga dicatat N3 Jumlah pukulan yang dihitung adalah N2 + N3. Nilai N1 tidak diperhitungkan karena masih kotor bekas pengeboran. 8. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan tambah pengujian sampai minimum 6 meter. 9. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah batuan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 2.18 Skema urutan uji penetrasi standar SPT Dari pelaksanaan pengujian dengan metode SPT, maka angka N dari suatu lapisan dapat diketahui dan dari angka tersebut dapat ditentukan karakteristik suatu lapisan tanah seperti pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk penentuan harga N Klasifikasi Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan Hal yang perlu dipertimbangkan secara menyeluruh dari hasil-hasil survey sebelumnya Unsur tanah, variasi daya dukung vertikal kedalaman permukaan dan susunannya, adanya lapisan lunak ketebalan konsolidasi dan penurunan, kondisi drainase dan lain-lain. Hal yang perlu diperhatikan secara langsung Tanah Pasir tidak kohesif Berat isi, sudut geser dalam, ketahanan terhadap penurunan dan daya dukung tanah Tanah lempung kohesif Keteguhan,kohesi, daya dukung dan ketahanan terhadap hancur Sumber : Mekanika Tanah Teknik Pondasi, Sosrodarsono Suyono Ir. 1983 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Harga N yang diperoleh dari SPT tersebut diperlukan untuk memperhitungkan daya dukung tanah. Daya dukung tanah tergantung pada kuat geser tanah. Hipotesis pertama mengenai kuat geser tanah diuraikan oleh Coulomb yang dinyatakan dengan: = + tan ∅ 2.1 dimana : τ = Kekuatan geser tanah kgcm² c = Kohesi tanah kgcm² σ = Tegangan normal yang terjadi pada tanah kgcm² ϕ = Sudut geser tanah º Untuk mendapatkan sudut geser tanah dari tanah tidak kohesif pasiran biasanya dapat dipergunakan rumus Dunham 1962 sebagai berikut : 1. Tanah berpasir berbentuk bulat dengan gradasi seragam, atau butiran pasir bersegi-segi dengan gradasi tidak seragam, mempunyai sudut geser sebesar : ∅ = √ 12 + 15 2.2 ∅ = √ 12 + 50 2.3 2. Butiran pasir bersegi dengan gradasi seragam, maka sudut gesernya adalah : ∅ = 0,3 + 27 2.4 Angka penetrasi sangat berguna sebagai pedoman dalam eksplorasi tanah dan untuk memperkirakan kondisi lapisan tanah. Hubungan antara angka penetrasi standar dengan sudut geser tanah dan kepadatan relatif untuk tanah berpasir, secara perkiraan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Hubungan antara angka penetrasi standar dengan sudut geser dalam dan kepadatan relatif pada tanah pasir Angka penetrasi standar SPT Kepadatan Relatif Dr Sudut geser dalam φ 0-5 0-5 26-30 5-10 5-30 28-35 10-30 30-60 35-42 30-50 60-65 38-46 Sumber : Braja M. Das-Noor Endah, Mekanika Tanah. 1985 Hubungan antara harga N dengan berat isi yang sebenarnya hampir tidak mempunyai arti karena hanya mempunyai partikel kasar Tabel 2.3. Harga berat isi yang dimaksud sangat tergantung pada kadar air. Tabel 2.3 Hubungan antara N dengan Berat Isi Tanah Tanah tidak kohesif Harga N 10 10 – 30 30 – 50 50 Berat isi γ kNm³ 12-16 14-18 16-20 18-23 Tanah kohesif Harga N 4 4-15 16-25 25 Berat isi γ kNm³ 14-18 16-18 16-18 20 Sumber : Mekanika Tanah Teknik Pondasi, Sosrodarsono Suyono Ir. 1983 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pada tanah tidak kohesif daya dukung sebanding dengan berat isi tanah, hal ini berarti bahwa tinggi muka air tanah banyak mempengaruhi daya dukung pasir. Tanah di bawah air mempunyai berat isi efektif yang kira-kira setengah berat isi tanah di atas muka air. Tanah dapat dikatakan mempunyai daya dukung yang baik, dapat dinilai dari ketentuan berikut ini: 1. Lapisan kohesif mempunyai nilai SPT, N 35 2. Lapisan kohesif mempunyai harga kuat tekan qu 3 – 4 kgcm² atau harga SPT N 15 Hasil percobaan pada SPT ini hanya merupakan perkiraan kasar merupakan bukan nilai yang teliti. Perlu menjadi catatan bagi kita bahwa jumlah pukulan untuk 15 cm pertama yang dinilai N1 tidak dihitung karena permukaan tanah dianggap sudah terganggu.

2.9.3 Rumus perhitungan daya dukung dari hasil SPT