Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Atau = total biaya tidak langsung tetap + total biaya tidak langsung variabel
= Rp. 790.000.000 + Rp. 1.019.008.500 = Rp. 1. 809.008.500
D. Manfaat Pengawasan Biaya Produksi Terhadap Keputusan Manajemen.
Tinggi rendahnya biaya produksi yang dikeluarkan sangat mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan, karenanya perlu mendapat perhatian khusus
dalam melakukan pengawasan oleh manajemen. Dengan pengawasan biaya produksi ini, tujuan perusahaan untuk memperoleh laba akan dapat tercapai.
Pengawasan biaya produksi dapat dilakukan dengan menggunakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yaitu anggaran biaya bahan baku langsung, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung. Membandingkan rencana kerja dan anggaran tersebut dengan realisasinya maka manajemen perusahaan akan
memperoleh informasi ada tidaknya ketidakefisienan dan ketidakefektifan pemborosanpenyelewengan yang terjadi dalam proses produksi. Jika ada
pemborosanpenyelewengan maka perlu diambil tindakan perbaikan untuk mengurangi atau bahkan mencegah terjadinya pemborosanpenyelewengan.
Pemborosanpenyelewengan yang dapat dikurangidicegah melalui pengawasan biaya produksi tentunya sangat menguntungkan bagi manajemen karena
manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat dalam hal penentuan tingkat harga, memilih barang atau jasa yang akan diprooduksi dan dijual, menyeleksi
pelanggan, menentukan jumlah tenaga kerja, upah yang sesuai dan waktu kerja yang
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
seharusnya. Selain itu manajemen perusahaan tentunya dapat juga untuk melakukan investasi dan ekspansi perusahaan.
Dengan adanya pengawasan biaya produksi yang dilakukan secara rutin dan teratur mempermudah manajemen perusahaan untuk mengambil keputusan yang
menguntungkan bagi perusahaan.
E. Analisis Penyimpangan Biaya Produksi
Penyimpangan atau variance adalah perbedaan atau selisih antara anggaran dengan biaya yang sesungguhnya terjadi. Perbedaan atau selisih ini biasa terjadi pada
setiap perusahaan karena anggaran yang bersifat taksiran atas kegiatan yang akan datang sehingga sangat tergantung kepada keadaan saat pembuatan taksiran anggaran
tersebut. Penyimpangan biaya perlu dianalisis untuk mengetahui faktor-faktor
penyebab terjadinya penyimpangan dan juga untuk mengetahui apakah peyimpangan tersebut wajar atau tidak serta siapa yang bertanggung jawab atas penyimpangan
tersebut. Kemudian dicari solusi untuk memperbaiki atau mencegah penyimpangan jika penyimpangan tersebut tidak wajar atau merugikan perusahaan.
Penyimpangan biaya disebabkan oleh: 1
penyimpangan biaya bahan bahan baku Material Cost Variance, terdiri dari: a
penyimpangan harga bahan Material Price Variance merupakan penyimpangan yang disebabkan karena harga yang dibayar untuk bahan
baku berbeda lebih besarlebih kecil dari harga standar yang ditentukan.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Bila harga yang dibayar lebih besar dari harga standar yang ditentukan maka merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan unfavorable cost
variance. Sebaliknya bila harga yang dibayar lebih kecil dari harga standar yang ditentukan maka merupakan penyimpangan yang menguntungkan
favorable cost variance. Formula penyimpangan harga bahan adalah sebagai berikut:
penyimpangan harga bahan baku = kuantitas bahan baku aktual x harga bahan baku aktual – harga bahan baku standar
Harga bahan baku aktual pada formula tersebut dapat dihitung dengan membagi biaya bahan baku aktual dengan kuantitas bahan baku aktual.
b penyimpangan jumlah pemakaian bahan Material Quantity Variance atau
disebut juga penyimpangan efisiensi merupakan penyimpangan yang disebabkan oleh pemakaian bahan baku melebihi atau kurang dari jumlah
standar yang ditentukan. Bila pemakaian bahan baku melebihi jumlah standar yang ditentukan maka
merupakan penyimpangan yang tidak menguntungkan unfavorable cost variance. Sebaliknya bila pemakaian bahan baku kurang dari jumlah standar
yang ditentukan maka merupakan penyimpangan yang menguntungkan favorable variance cost
Formula penyimpangan jumlah pemakaian bahan adalah sebagai berikut: Penyimpangan jumlah pemakaian bahan = harga bahan baku standar x
kuantitas bahan baku aktual- kuantitas bahan baku standar
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Kuantitas bahan baku standar pada formula tersebut adalah jumlah unit yang diproduksi dikali dengan kuantitas bahan baku standar per setiap unit produk.
Perhitungan yang akurat dari jumlah barang atau produk yang dihasilkan adalah sangat penting karena hal ini menjadi dasar dari semua perhitungan
penyimpangan efisiensi. Contoh
Buat analisis penyimpangan biaya bahan baku :
Berdasarkan data berikut ini : - kuantitas bahan baku standar per unit produk
0,50 kg - jumlah produksi
100.000 equivalent unit - kuantitas bahan baku aktual
40.000 kg - biaya bahan baku aktual
Rp. 140.000.000 - harga bahan baku standar
Rp. 3.550 per kg
Jawaban a
penyimpangan harga bahan baku
= kuantitas bahan baku aktual x harga aktual - harga standar
= 40.000 x Rp.140.000.000 40.000 – Rp. 3.550 = 40.000 x Rp. 3.500 – Rp. 3.550
= 40.000 x -50 = Rp. 2.000.000 Favorable karena harga aktual lebih kecil dari harga
standar
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
b penyimpangan kuantitas pemakaian bahan baku
= harga bahan baku standar x kuantitas bahan baku aktual - kuantitas bahan baku standar
= Rp. 3.550 40.000 – 50.000 = Rp. 3.550 -10.000
= Rp. 35.500.000 Favorable karena kuantitas bahan baku aktual lebih kecil dari kuantitas bahan baku standar
kuantitas bahan baku standar = jumlah unit yang diproduksi x kuantitas bahan baku standar per unit
produk = 100.000 x 0,50 kg
= 50.000 kg 2
penyimpangan biaya tenaga kerja langsung Labour Cost Variance, terdiri dari: a
penyimpangan tarif upah labour rate variance : disebabkan oleh perbedaan antara tarif upah yang dibayarkan actual wage rate dengan tarif upah
standar standar wage rate Bila tarif upah yang dibayarkan lebih kecil dari tarif upah standar maka
merupakan penyimpangan menguntungkan favorable variance. Sebaliknya jika tarif upah yang dibayarkan lebih besar dari tarif upah standar maka
merupakan penyimpangan tidak menguntungkan unfavorable variance Formula penyimpangan tarif upah adalah sebagai berikut::
Penyimpangan tarif upah = jam kerja aktual x tarif upah aktual – tarif upah standar
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Tarif upah aktual pada formula tersebut dapat dihitung dengan membagi biaya tenaga kerja langsung aktual terhadap pemakaian jam tenaga kerja
langsung aktual b
penyimpangan jam kerja buruh labour time variance : disebabkan oleh pemakaian jam kerja langsung yang melebihi kurang dari jumlah jam yang
seharusnya menurut standar. Formula penyimpangan jam kerja adalah sebagai berikut:
Penyimpangan jam kerja = tarif upah standar x jam tenaga kerja langsung aktual - jam kerja standar
Jam tenaga kerja langsung standar pada formula tersebut adalah jumlah produksi x jam kerja standar per unit produk
Contoh: Dari data kegiatan dan biaya berikut ini:
Jam standar per unit produk P 0,20 jam
Jumlah produk P yang diproduksikan selama periode
100.000 unit Jam tenaga kerja langsung aktual
22.000 jam Biaya tenaga kerja langsung aktual
jumlah upah yang dibayarkan Rp. 45.000.000
Tarif upah standar per jam tenaga kerja langsung Rp.2.000
Buat analisis penyimpangan biaya tenaga kerja langsung a.
Penyimpangan tarif upah = jam kerja aktual x tarif upah aktual – tarif upah standar
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Rp.45.000.000 Rp.2.000 = 22.000
22.000
= Rp. 45.000.000 – Rp. 44.000.000 = Rp.1.000.000 Unfavorable karena tarif upah aktual lebih besar dari
tarif upah standar b.
Penyimpangan jam kerja = tarif upah standar x jam kerja aktual - jam kerja langsung standar
= Rp.2.000 x 22.000 – 20.000 = Rp.4.000.000 Unfavorable
Jumlah jam tenaga kerja langsung standar = jumlah produksi x jam standar per unit produk
= 100.000 x 0,20 jam = 20.000 jam
3 Penyimpangan Biaya Overhead Pabrik Factory Overhead Variance
disebabkan karena: -
jumlah produksi melebihi atau kurang dari kapasitas produksi yang dipersiapkan atau dianggarkan. Penganggaran kapasitas produksi
biasanya didasarkan pada aktivitas normal -
realisasi biaya overhead produksi melebihi atau kurang dari jumlah yang telah dianggarkan
- jam tenaga kerja volume aktivitas yang digunakan melebihi atau kurang
dari jumlah yang diperkenankan menurut standar untuk jumlah produksi yang dihasilkan.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Penyimpangan biaya overhead pabrik terjadi apabila realisasi pemakaian jam tenaga kerja langsung actual direct labour hour berbeda dari jumlah jam standar
dan dari jumlah yang dianggarkan untuk kapasitas produksi. catatan: kapasitas produksi dalam hal ini diukur dengan jam tenaga kerja langsung.
Penyimpangan biaya overhead dapat dihitung sebagai berikut: Penyimpangan biaya overhead = Realisasi biaya overhead pabrik – jumlah
jam standar x tarif overhead Metode untuk mengetahui penyebab penyimpangan biaya overhead adalah:
a Metode dua selisih, terdiri dari: i
penyimpangan terkendali controllable variance: selisih antara biaya overhead pabrik aktual dengan jumlah biaya overhead pabrik standar.
Penyimpangan terkendali = biaya overhead pabrik aktual – anggaran biaya overhead pabrik standar
Anggaran biaya overhead pabrik pada jam standar pada formula tersebut= anggaran biaya overhead tetap + jumlah jam standar x tarif overhead
variable Bila biaya overhead pabrik aktual lebih besar dari anggaran biaya overhead
pabrik standar maka merupakan penyimpangan tidak menguntungkan unfavorable variance. Sebaliknya bila biaya overhead pabrik aktual lebih
kecil dari anggaran biaya overhead pabrik standar maka merupakan penyimpangan menguntungkan favorable variance
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
ii penyimpangan volume volume variance : penyimpangan yang terjadi
karena volume kegiatanproduksi tidak mencapai atau melibihi kapasitas produksi yang direncanakan.
Penyimpangan volume = anggaran biaya overhead standar – jam standar x tarif overhead
Bila anggaran biaya overhead standar lebih besar dari biaya overhead yang dibebankan maka merupakan penyimpangan tidak menguntungkan
unfavorable variance. Bila biaya overhead standar lebih kecil dari biaya overhead yang dibebankan maka merupakan penyimpangan yang
menguntungkan favorable variance Contoh:
Berdasarkan data kegiatan dan biaya berikut ini buat analisis penyimpangan terkendali contrllable variance dan penyimpangan volume volume
variance: Jam tenaga kerja langsung aktual
5.000 jam Jumlah jam standar
5.200 jam Kapasitas normal
6.000 jam Biaya overhead aktual
Rp. 29.500.000 Anggaran Biaya overhead standar
Overhead variable Rp. 12.000.000
Overhead tetap Rp. 18.000.000
Total Rp. 30.000.000
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Analisisnya adalah:
Rp.12.000.000 Tarif overhead variable =
= Rp.2.000jam 6.000 jam
Rp.18.000.000 Tarif overhead tetap = = Rp.3.000jam
6.000 jam +
Total tarif overhead = Rp. 5.000jam
Penyimpangan terkendali controllabe variance Realisasi biaya overhead
Rp. 29.500.000 Anggaran biaya overhead pada jam standar
Tetap Rp.18.000.000
Variable = 5.200 x Rp. 2.000 Rp.10.400.000
Rp. 28.400.000 Penyimpangan terkendali Unfavorable
Rp. 1.100.000 Penyimpangan volume volume variance
Biaya overhead standar Rp. 28.000.000
Jam Standar x tarif overhead 5.200 x Rp. 5.000 Rp. 26.000.000
Penyimpangan volume Unfavorable Rp. 2.400.000
Jadi, penyimpangan biaya overhead untuk metode dua selisih:: Penyimpangan terkendali
Rp. 1.100.000 Unfavorable. Penyimpangan volume
Rp. 2.400.000 Unfavorable. Total penyimpangan overhead
Rp. 3.500.000 Unfavorable.
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Atau Biaya overhead aktual
Rp.29.500.000 Biaya overhead standar 5.200x5.000
Rp. 26.000.000
Penyimpangan biaya overhead Unfavorable
Rp. 3.500.000 b
Metode tiga selisih, terdiri dari: i
penyimpangan pengeluarananggaran spendingbudget variance : selisih antara realisasi biaya overhead pabrik actual overhead cost dengan biaya
overhead yang diperkenankan menurut anggaran untuk jumlah jam yang sesungguhnya terpakai actual hours, dengan formula sebagai berikut:
= biaya overhead aktual – anggaran biaya overhead pada jumlah jam sesungguhnya terpakai
= biaya overhead aktual – anggaran biaya overhead tetap + anggaran biaya overhead variable actual
= biaya overhead aktual – anggaran biaya overhead tetap + jam actual x tarif overhead variable
Bila biaya overhead aktual lebih besar dari biaya overhead berdasarkan anggaran untuk jumlah jam yang sesungguhnya terpakai actual hours maka
merupakan penyimpangan tidak menguntungkan unfavorable variance. Bila biaya overhead aktual lebih kecil dari biaya overhead berdasarkan
anggaran untuk jumlah jam yang sesungguhnya terpakai actual hours maka merupakan penyimpangan menguntungkan favorable variance
ii Penyimpangan efisiensi overhead cost efficiency variance : selisih antara jumlah biaya overhead yang dibebankan berdasarkan jumlah pemakaian jam
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
tenaga kerja langsung sesungguhnya dengan jumlah biaya overhead yang dibebankan berdasarkan jumlah jam tenaga kerja langsung standar, dengan
formula sebagai berikut: Penyimpangan efisiensi= biaya tarif overhead x jam aktual – jumlah jam
standar Bila jam aktual lebih besar dari jam standar maka merupakan penyimpangan
yang tidak menguntungkan unfavorable variance. Bila jam aktual lebih kecil dari jam standar maka merupakan penyimpangan
yang menguntungkan favorable variance iii
Penyimpangan kapasitas mengangur idle capacity variance : terjadi karena volume kegiatan produksi kurang atau melebihi kapasitas produksi yang
dipersiapkan atau dianggarkan, dengan formula sebagai berikut: = tarif overhead tetap x jam kapasitas yang dianggarkan – jam aktual
Bila jumlah jam pada volume kapasitas yang dianggarkan lebih besar dari jam aktual maka merupakan penyimpangan tidak menguntungkan
unfavorable variance. Bila jumlah jam pada volume kapasitas yang dianggarkan lebih kecil dari
jam aktual maka merupakan penyimpangan yang menguntungkan favorable variance
Contoh: Berdasarkan data kegiatan dan biaya pada contoh penyimpangan biaya
overhead di atas, analisis penyimpangan biaya overhead dengan menggunakan metode 3 selisih adalah sebagai berikut:
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
a Penyimpangan pengeluaran = biaya overhead aktual – anggaran biaya overhead tetap + jam aktual x tarif
overhead variable = Rp. 29.500.000 - Rp.18.000.000 + 5.000 x Rp.2.000
= Rp. 29.500.000 – Rp.28.000.000. = Rp. 1.500.000 Unfavorable
b Penyimpangan efisiensi = tarif biaya overhead x jam aktual – jumlah jam standar
= Rp. 5.000 x 5.000 – 5.200 = Rp. 1.000.000 Favorable
c Penyimpangan kapasitas menganggur = tarif overhead tetap x jam kapasitas yang dianggarkan – jam aktual
= Rp. 3.000 x 6.000 – 5.000 = Rp. 3.000.000 Unfavorable
Maka berdasarkan metode 3 selisih adalah: Baya overhead aktual
Rp. 29.500.000 Biaya overhead standar 5.200 x Rp. 5.000 Rp. 26.000.000
Penyimpangan biaya overhead Rp. 3.500.000Unfavorable
Penyimpangan biaya overhead terdiri dari:: Penyimpangan pengeluaran
Rp. 1.500.000 Unfavorable Penyimpangan efisiensi
Rp. 1.000.000 Favorable Penyimpangan kapasitas menganggur
Rp. 3.000.000 Unfavorable Total
Rp. 3.500.000 Unfavorable
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
c. Metode Empat Selisih Metode empat selisih pada dasarnya sama dengan metode tiga selisih namun
penyimpangan efisiensi biaya overhead dibagi menjadi dua yaitu penyimpangan efisiensi biaya overhead variable dan penyimpangan efisiensi biaya overhead tetap.
Metode empat selisih terdiri dari: i
penyimpangan pengeluarananggaran Penyimpangan pengeluaran
= biaya overhead aktual – anggaran biaya overhead tetap + jam actual x tarif overhead variable
= Rp. 29.500.000 - Rp.18.000.000 + 5.000 x Rp.2.000 = Rp. 29.500.000 – Rp.28.000.000.
= Rp. 1.500.000 Unfavorable ii
penyimpangan efisiensi biaya overhead variable, dengan formula: = tarif overhead variable x jam aktual –jam standar
= Rp. 5.000 x 5.000 – 5.200 = Rp. 1.000.000 Favorable.
iii penyimpangan efisiensi biaya overhead tetap, dengan formula:
= tarif overhead tetap x jam aktual – jam standar Contoh:
Berdasarkan data kegiatan dan biaya pada contoh penyimpangan biaya overhead di atas, hitunglah penyimpangan efisiensi biaya overhead variable
dan penyimpangan efisiensi biaya overhead tetap
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Jawab: Penyimpangan efisiensi biaya overhead variable
= tarif overhead variable x jam aktual –jam standar = Rp. 2.000 x 5.000 – 5.200
= Rp.400.000 favorable.
Penyimpangan efisiensi biaya overhead tetap = tarif overhead tetap x jam aktual –jam standar
= Rp. 3.000 5.000 – 5.200 = Rp. 600.000 favorable.
Jadi penyimpangan efisiensi = penyimpangan efisiensi biaya overhead variable + penyimpangan efisiensi
biaya overhead tetap = Rp. 600.000 Favorable + Rp. 400.000 Favorable
= Rp. 1.000.000 Favorable iv
Penyimpangan kapasitas mengangur idle capacity variance : terjadi karena volume kegiatan produksi kurang atau melebihi kapasitas produksi
yang dipersiapkan atau dianggarkan Penyimpangan kapasitas menganggur
= tarif overhead tetap x jam kapasitas yang dianggarkan – jam aktual = Rp. 3.000 x 6.000 – 5.000
= Rp. 3.000.000 Unfavorable
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
Maka Penyimpangan pengeluaran
Rp.1.500.000 unfavorable Penyimpangan efisiensi overhead variable 400.000 favorable
Penyimpangan efisiensi overhead tetap 600.000 favorable
Penyimpangan kapasitas menganggur 3.000.000 unfavorable
Total Rp.3.500.000 unfavorable
\
Simon P. N. Bako : pengawasan biaya produksi kelapa sawit pada PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa, 2010.
BAB III METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data dan bahan yang dibutuhkan dalam rangka penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
A. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder.
a. Data primer merupakan data pokokutama berupa perhitungan biaya produksi
dan sistem pengawasan biaya produksi yang diperoleh langsung dari perusahaan sebagai objek penelitian yakni PT. Perkebunan Nusantara II
Tanjung Morawa. b.
Data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh langsung dari perusahaan berupa data yang telah terdokumentasi seperti sejarah singkat perusahaan,
struktur perusahaan dan laporan keuangan serta dokumen lain yang mendukung.
B. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan kebutuhan, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara yaitu :