Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Medan)

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN

PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

SKRIPSI

OLEH

KUMALA VERA DEWI 070521170 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Kumala Vera Dewi (2010). Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Medan). Pembimbing Drs. H. Nakman Harahap, M.Si. Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E, M.Si. Dr. Khaira Amalia F, S.E, MBA, Ak (Penguji I). Drs. Syahyunan, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Masalah yang dirumuskan pada peneitian ini adalah apakah efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Periode penelitian ini dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Metode analisis yang digunakan untuk melihat dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah metode analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis secara simultan (uji statistik F) dan secara parsial (uji

statistik t) dengan α = 5%. Pengolahan data peneliti dibantu dengan menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.00 for Windows.

Hasil uji F (simultan) menunjukkan variabel biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Hasil uji secara parsial (uji statistik t) menunjukkan bahwa variabel efisiensi biaya efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap laba bersih, sedangkan variabel lain yaitu efisiensi biaya bahan baku berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih. Adapun variabel yang berpengaruh paling dominan adalah variabel efisiensi overhead pabrik.

Kata Kunci : Laba Bersih, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena penulis telah diberikan kemampuan dan kesehatan untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi.

Penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, nasehat, dan motivasi dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai dengan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. H. Nakman Harahap, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing serta banyak memberikan saran kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Khaira Amalia F, S.E, MBA, Ak., selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.


(4)

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, atas semua jasa yang telah diberikan selama masa perkuliahan.

8. Staff Departemen Manjemen: Kak Dani, Kak Vina, Bang Jum, dan Kak Susi yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

9. Kedua orangtua penulis: Bapak Sukiyat dan Ibu Komsiyam, yang telah banyak memberikan motivasi, dukungan, baik material maupun non-material kepada penulis.

10. Seluruh teman-teman penulis yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, baik program reguler maupun program ekstensi. 11. Teman-teman konsentrasi Manajemen Keuangan: Eva, Lusi, Beatrik, Imel,

Amel, Rudolf, Bang Bima, terima kasih untuk semua dukungannya kepada penulis.

Terima kasih.

Medan, Juni 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 6

C. Kerangka Konseptual ... 6

D. Hipotesis ... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

F. Metode Penelitian ... 9

1. Batasan Operasional ... 9

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .... 10

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 13

4. Populasi dan Sampel ... 13

5. Jenis dan Sumber Data ... 14

6. Teknik pengumpulan Data ... 14

7. Metode Analisis Data ... 15

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 20

B. Pengertian Laba Bersih ...…... 21

C. Biaya ………... 22

D. Efisiensi Biaya ………... 24

E. Pengendalian Biaya ... 25

1. Anggaran Fleksibel ... 26

2. Biaya Standar ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 30

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ... 31

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 33

D. Kebun pada PTPN III ... 42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 44

1. Efisiensi Biaya Bahan Baku ... 44

2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 53

3. Efisiensi Biaya Overhead Pabrik ... 62


(6)

B. Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

C. Uji Asumsi Klasik ... 79

1. Uji Normalitas ... 79

2. Uji Heteroskedastisitas ... 81

3. Uji Autokorelasi ... 83

4. Uji Multikolinieritas ... 84

D. Uji Hipotesis ... 85

1. Uji Simultan dengan F-Test (ANOVA) ... 85

2. Uji t (Uji Secara Parsial) ……….. 86

3. Koefien Determinasi ………... 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………... 82

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... iv LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Produksi, Biaya Produksi, dan Laba Bersih ... 5

Tabel 1.2 Kriteria Efisiensi Biaya Bahan Baku ... 11

Tabel 1.3 Kriteria Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 12

Tabel 1.4 Kriteria Efisiensi Biaya Overhead Pabrik ... 13

Tabel 1.5 Populasi Penelitian ... 14

Tabel 3.1 Kebun Kelapa Sawit pada PTPN III Medan ... 42

Tabel 4.1 Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2006 ... 45

Tabel 4.2 Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2007 ... 47

Tabel 4.3 Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2008 ... 49

Tabel 4.4 Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2009 ... 51

Tabel 4.5 Perhitungan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2006 ... 54

Tabel 4.6 Perhitungan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2007 ... 56

Tabel 4.7 Perhitungan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008 ... 58

Tabel 4.8 Perhitungan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2009 ... 60

Tabel 4.9 Perhitungan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2006 ... 62

Tabel 4.10 Perhitungan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2007 ... 64

Tabel 4.11 Perhitungan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2008 ... 66

Tabel 4.12 Perhitungan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik Tahun 2009 ... 68

Tabel 4.13 Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2006 ... 72

Tabel 4.14 Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2007 ... 73

Tabel 4.15 Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2008 ... 74

Tabel 4.16 Perhitungan Net Profit Margin Tahun 2009 ... 75

Tabel 4.17 Descriptive Statistics ... 76

Tabel 4.18 Perhitungan Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

Tabel 4.19 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test…………..….. 81

Tabel 4.20 Hasil Uji Glejser ………..………. 82

Tabel 4.21 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ... 83

Tabel 4.22 Output Durbin Watson ………...…...…… 83


(8)

Tabel 4.25 Perhitungan Uji t ………..……… 87

Tabel 4.26 Variables Entered/Removed ………..…... 89

Tabel 4.27 Model Summaryb ………..………….… 90


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 8 Gambar 3.1 Bagan Organisasi PTPN III Medan ... 33 Gambar 4.1 Histogram Dependent Variable:

Net Profit Margin ……….. 79 Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regression Standardized

Residual Dependent Variable:

Net Profit Margin ……….. 80 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable:


(10)

ABSTRAK

Kumala Vera Dewi (2010). Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Medan). Pembimbing Drs. H. Nakman Harahap, M.Si. Ketua Departemen Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, S.E, M.Si. Dr. Khaira Amalia F, S.E, MBA, Ak (Penguji I). Drs. Syahyunan, M.Si (Penguji II).

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Masalah yang dirumuskan pada peneitian ini adalah apakah efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Periode penelitian ini dimulai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Metode analisis yang digunakan untuk melihat dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah metode analisis deskriptif dan statistik. Pengujian hipotesis secara simultan (uji statistik F) dan secara parsial (uji

statistik t) dengan α = 5%. Pengolahan data peneliti dibantu dengan menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.00 for Windows.

Hasil uji F (simultan) menunjukkan variabel biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih. Hasil uji secara parsial (uji statistik t) menunjukkan bahwa variabel efisiensi biaya efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap laba bersih, sedangkan variabel lain yaitu efisiensi biaya bahan baku berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap laba bersih. Adapun variabel yang berpengaruh paling dominan adalah variabel efisiensi overhead pabrik.

Kata Kunci : Laba Bersih, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung, dan Efisiensi Biaya Overhead Pabrik.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih (http://adie-wongindonesia.blogspot.com/2010/02/artikel-tentang-laba.html). Laba bersih merupakan nilai akhir yang diperoleh setelah laba operasional ditambah dengan pendapatan lain- lain dan dikurangi dengan biaya lain-lain. Jika nilai akhirnya negatif disebut rugi bersih. Tujuan pengukuran laba ini yang lebih umum adalah mensyaratkan pengukuran laba untuk periode yang lebih pendek guna memberikan alat kendali dan dasar bagi keputusan pemegang saham, kreditor, investor dan manajemen secara berkesinambungan atau periodik. Ukuran laba bersih ini dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini dikenal sebagai Net Profit Margin (NPM). NPM yang tinggi menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biaya– biaya.

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan oleh perusahaan telah diperhitungkan secara tepat. Menurut Samryn


(12)

(2001: 23) istilah biaya umumnya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dikapitalisir nilainya. Biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya pabrik dan biaya non-pabrik. Biaya pabrik adalah semua biaya yang terjadi di pabrik, baik yang berhubungan langsung maupun yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya pabrik ini dibagi atas biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan langsung terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk- produk tertentu. Biaya overhead pabrik merupakan biaya yang meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik kecuali bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya non-pabrik meliputi biaya yang terjadi dalam perusahaan tetapi tidak berhubungan langsung dengan proses produksi atau tujuan utama terjadinya bukan dalam rangka proses produksi.

Persaingan yang dihadapi perusahaan semakin ketat karena adanya pengaruh dari banyaknya perusahaan yang berdiri, baik perusahaan besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan. Setiap pengusaha berlomba-lomba untuk menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang dihasilkan oleh pesaing, baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang dikuasai. Manajer harus melakukan berbagai macam usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan agar dapat menghasilkan dan mencapai manfaat untuk saat ini dan


(13)

masa yang akan datang,. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan berarti perusahaan akan menjadi efisien.

Produk yang dihasilkan (kuantitas dan kualitas) secara hemat akan mampu bersaing dan mampu mendatangkan profit, maka diperlukan suatu alat pengendalian biaya agar tercipta efisiensi biaya-biaya produksi. Efisiensi biaya produksi dapat dilakukan dengan membandingkan rencana biaya produksi dengan realisasinya. Efisiensi biaya produksi dalam penelitian ini menggunakan biaya standar, yang berarti biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan harus mencapai biaya standar yang dibuat atau dengan kata lain membandingkan antara realisasi biaya produksi dengan biaya standar.

Efisiensi biaya produksi merupakan salah satu variabel yang penting. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melaksanakan proses produksi perlu dikendalikan sebaik-baiknya, karena walaupun proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan baik namun apabila tidak didukung dengan usaha untuk dapat menekan biaya produksi serendah–serendahnya akan berakibat naiknya biaya produksi. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan berusaha mengendalikan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan, terutama biaya yang berkenaan langsung dengan produksi karena dengan mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin, maka akan dihasilkan harga pokok produksi yang lebih rendah, di mana dengan harga pokok produksi yang lebih rendah itu perusahaan akan mampu bersaing di pasaran, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang optimal.


(14)

PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 (empat belas) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.

Biaya produksi yang ada pada PTPN III ini terdiri dari: 1. Biaya bahan baku,

2. Biaya tenaga kerja langsung,

3. Biaya overhead pabrik, seperti: biaya pemeliharaan tanaman, biaya panen, biaya pengangkutan ke pabrik, biaya umum, biaya pengolahan, beban pembelian, dan beban penyusutan.

PTPN III Medan ini memiliki lahan perkebunan (unit kebun) yang terdapat pada 5 (lima) daerah Tingkat II Sumatera Utara yaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Berikut ini adalah data jumlah biaya produksi pada PTPN III (Persero) Medan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009.


(15)

Tabel 1.1

Jumlah Produksi, Biaya Produksi, dan Laba Bersih Kelapa Sawit Pada PTPN III (Persero) Medan tahun 2007 sampai 2009

Keterangan 2006 2007 2008 2009

Jumlah Produksi (Kg) Realisasi 416.718.010 557.487.838 567.472.892 737.753.900 Standar 407.998.660 588.669.251 633.193.455 760.623.827 Biaya Bahan Baku (Rp

Juta)

Realisasi 411.224 336.132 136.366 116.900

Standar 428.189 304.556 132.368 126.570

B. T. Kerja Langsung (Rp Juta)

Realisasi 24.922 22.718 20.948 18.221

Standar 26.508 21.034 18.692 15.542

Biaya Overhead Pabrik (Rp Juta)

Realisasi 945.434 808.565 683.529 668.664

Standar 967.575 738.110 640.717 562.911

Laba Bersih (Rp Juta) 3.221.928 4.954.699 6.107.147 4.862.695

Sumber: PTPN III (Persero)

Tabel 1.1 di atas menunjukkan jumlah produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik pada PTPN III (Persero) Medan terus mengalami peningkatan dari tahun 2008 perusahaan telah melakukan efisiensi terhadap biaya produksi, hal ini dapat dilihat dari nilai biaya produksi yang rendah tetapi menghasilkan laba bersih yang besar sedangkan laba bersih pada tahun 2008 sampai 2009 mengalami penurunan tetapi biaya produksinya renadah. Hal ini terjadi karena harga dari kelapa sawit yang mengalami penurunan pada tahun 2008 sampai 2009 sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan laba optimal. Laba bersih pada tahn 2006 sampai 2007 mengalami peningkatan sebesar Rp 1.732.771 juta sedangkan pada tahun 2007 samapi 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp 1.152.448 juta. Laba berish kemudian mengalami penurunan sebesar Rp 1.244.452 pada tahun 2008 sampai tahun 2009.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.


(16)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan?”.

C. Kerangka Konseptual

Menurut wikipedia laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan) sedangkan laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produks dapat dihintung dengan menggunakan rasio net profit margin. Margin ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba bersih (penjualan dikurangi semua biaya dan pajak). Rumusnya adalah laba bersih dibagi dengan penjualan (laba bersih/penjualan). Semakin tinggi margin laba bersih semakin bagus karena itu berarti perusahaan mampu mencetak tingkat keuntungan yang tinggi.

Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya memerlukan biaya produksi. Biaya produksi merupakan biaya yang digunakan


(17)

oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya produksi dalam suatu perusahaan dapat terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Menurut Carter dan Usry (2006: 40) bahan baku adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Sedangkan overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu.

Perusahaan selalu berusaha menciptakan suatu produksi yang efisien sehingga pihak manajemen harus bekerja seoptimal mungkin dalam pengeluaran biaya produksi yaitu melakukan perencanaan yang matang serta senantiasa melakukan pengendalian biaya untuk menghindari pemborosan sehingga dapat menghasilkan laba yang optimal. Parkinson (1993: 147) mengemukakan bahwa laba adalah selisih antara biaya dan harga jual dari suatu produk.

PTPN III Medan memiliki biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi tersebut harus diefisienkan agar laba bersih yang maksimal dapat tercapai. Berdasarkan teori pendukung, maka kerangka konseptual pada penelitian ini dapat digambarkan:


(18)

Sumber: PTPN III (Persero) Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah:

Efisiensi biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh efisiensi biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik terhadap laba bersih pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

2. Manfaat Penelitan

Manfaat di dalam penelitian ini adalah: Efisiensi Biaya Tenaga

Kerja Langsung (X2) Efisiensi Biaya Overhead Pabrik (X3)

Laba Bersih (Y) Efisiensi Biaya Bahan


(19)

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pembuatan keputusan tentang laba bersih dan efisiensi biaya produksi dengan membandingkan biaya standar dengan realisasi biaya-nya.

b. Bagi Peneliti/Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan peneliti tentang laba bersih dan efisiensi biaya produksi dengan membandingkan biaya standar dengan realisasi biaya-nya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Peneliti memberikan batasan-batasan di dalam melakukan penelitian ini. Batasan-batasan itu adalah:

a. Penelitian adalah mengenai biaya produksi kelapa sawit. Peneliti memilih kelapa sawit karena PTPN III (Persero) Medan menjadikan minyak dan inti sawit sebagai komoditi utama yang memberikan konstribusi besar bagi pendapatan perusahaan. Mutu produk minyak dan inti sawit yang


(20)

dihasilkan Perusahaan sudah dikenal di pasar lokal dan internasional dengan pasokan yang tepat waktu kepada pembeli.

b. Data yang digunakan adalah data biaya produksi dan laporan keuangan PTPN III (Persero) Medan tahun 2006 sampai dengan 2009.

c. Untuk menghitung efisiensi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dapat menggunakan suatu alat pengendalian, yaitu dengan membandingkan realisasi biaya dengan standar biaya-nya.

2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Laba Bersih (Y)

Ukuran efisiensi laba bersih ini dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini dikenal sebagai Net Profit Margin (NPM), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sales Total

Tax After Income Net

NPM = b. Efisiensi biaya bahan baku (X1)

Efisiensi bahan baku merupakan cara sebuah perusahaan menggunakan biaya seminimal mungkin untuk membiayai bahan baku yang berhubungan dengan proses produksi.

Varians efisiensi biaya produksi dapat dihitung dari selisih antara standar biaya dengan realisasi biaya. Untuk mengukur perubahan varians biaya produksi digunakan rumus sebagai berikut (Makridakis, Wheelwright dan McGee 1999:70):


(21)

Keterangan: ei = varians

Xi = data aktual untuk periode ke i Fi = ramalan untuk periode yang sama

Langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya bahan baku adalah:

1) Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), yaitu:

| | - | 00% | = | 97% |

2) Penilaian efisiensi biaya bahan baku dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien. 3) Menetapkan interval kelas varians, yaitu:

| 97,00% | : 4 = | 24,25% |

4) Penilaian efisiensi biaya bahan baku adalah: Tabel 1.2

Kriteria Efisiensi Biaya Bahan Baku

No. Rentang Varians Kriteria Nilai 1 | 0,00% - 24,25% | Efisien 4 2 | 24,26% - 48,50% | Cukup Efisien 3 3 | 48,51% - 72,75% | Kurang Efisien 2 4 | 72,76% - 97,00% | Tidak Efisien 1

Sumber: Makridakis, Wheelwright dan McGee (data diolah) c. Efisiensi biaya tenaga kerja langsung (X2)

Efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah bagaimana perusahaan dapat menggunakan biayanya seminimum mungkin untuk membiayai tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan proses produksi.


(22)

Langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya tenaga kerja langsung:

1) Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), yaitu:

| | - | 00% | = | 79% |

2) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien.

3) Menetapkan interval kelas varians, yaitu: | 79,00% | : 4 = | 19,75% |

4) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah seperti pada tabel berikut :

Tabel 1.3

Kriteria Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung No. Rentang Varians Kriteria Nilai

1 | 0,00% - 19,75% | Efisien 4 2 | 19,76% - 39,50% | Cukup Efisien 3 3 | 39,51% - 59,25% | Kurang Efisien 2 4 | 59,26% - 79,00% | Tidak Efisien 1

Sumber: Makridakis, Wheelwright dan McGee (data diolah) d. Efisiensi biaya overhead pabrik (X3)

Efisiensi biaya overhead pabrik merupakan bagaimana perusahaan tersebut dapat menggunakan biaya seminimal mungkin untuk membiayai produksi selain biaya tenaga kerja langsung.

Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai efisiensi biaya overhead pabrik sebagai berikut:


(23)

1) Menentukan rentang varians (persentase varians absolut terbesar dikurangi persentase varians absolut terkecil), yaitu:

| | - | 00% | = | 55% |

2) Penilaian efisiensi biaya tenaga kerja langsung dibedakan menjadi 4 (empat) kriteria yaitu: efisien, cukup efisien, kurang efisien, dan tidak efisien.

3) Menetapkan interval kelas varians, yaitu: | 55% | : 4 = | 13.75% |

4) Penilaian efisiensi biaya overhead pabrik adalah dapat dilihat pada tabel 1.4.

Tabel 1.4

Kriteria Efisiensi Biaya Overhead Pabrik No. Rentang Varians Kriteria Nilai

1 | 0,00% - 13,75% | Efisien 4 2 | 24.76% - 27,50% | Cukup Efisien 3 3 | 27,51% - 41,25% | Kurang Efisien 2 4 | 41,26% - 55,00% | Tidak Efisien 1 Sumber: Makridakis, Wheelwright dan McGee (diolah) 3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan yang berlokasi di Jalan Sei Batanghari No.2 Medan. Waktu penelitian adalah mulai dari bulan Mei sampai bulan Juni 2010.

4. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti (Sedarmayanti, 2002: 121). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah


(24)

kebun yang menghasilkan komoditas kelapa sawit dan yang memiliki laporan biaya produksi yang lengkap pada PTPN III (Persero) Medan.

Tabel 1.5 Populasi Penelitian

Jumlah Kebun Penghasil Kelapa Sawit Pada PTPN III (Persero) Tahun 2007 - 2009

Tahun Kebun

2006 32 kebun

2007 32 kebun

2008 32 kebun

2009 32 kebun

TOTAL 128 kebun

Sumber: PTPN III (Persero) b. Sampel

Menurut Sedarmayanti (2002: 124) sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. Penarikan sampel menggunakan metode sensus dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data sekunder dari literature, buku, dan internet.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah studi dokumentasi, yang merupakan teknik pengumpulan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, internet, dan sumber data lain yang berhubungan dengan objek


(25)

penelitian, yang nantinya data tersebut digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan terhadap apa yang ada di lapangan.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode di mana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya.

b. Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengolahan data peneliti dibantu dengan aplikasi komputer, yaitu dengan menggunakan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 16.00 for Windows.

Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 +b3X3 + e

Keterangan:

Y = Rasio Net Profit Margin a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

X1 = Efisiensi biaya bahan baku

X2 = Efisiensi biaya tenaga kerja langsung X3 = Efisiensi biaya overhead pabrik


(26)

e = Standard error c. Pengujian Asumsi Klasik

Syarat-syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi oleh model regresi sebelum data dianalisis adalah:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (Situmorang, dkk., 2008: 55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik, dan kolmogrov-sminov.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas merupakan pengujian apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut (Situmorang, dkk., 2008: 63). Uji heteroskedastisitas ini menggunakan pendekatan grafik dan uji Glejser.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (Situmorang, dkk, 2008: 78). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson (DW).


(27)

d. Uji Multikolinieritas

Menurut Situmorang, dkk. (2008: 96) uji multikolinieritas merupakan adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang dapat menjelaskan dari model regresi. Untuk mengetahui adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya Tolorance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

1) VIF > 5, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 2) VIF < 5, maka tidak terdapat multikolinieritas.

3) Tolorance < 0,1, maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas. 4) Tolorance > 0,1, maka tidak terdapat multikolinieritas.

d. Uji Hipotesis

1) Uji Simultan dengan F-Test (ANOVA)

Uji-F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yg dimasukkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1,b2 = 0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari seluruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Ho : b1,b2 ≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari seluruh variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).


(28)

Kriteria pengambil keputusannya adalah: Ho diterima, jika t hitung < t tabelpada α = 5% Ho diterima, jika t hitung > t tabel pada α = 5% 2) Uji-t (Uji secara Parsial)

Uji-t yaitu secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel terikat terhadap variabel bebas.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Ho : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel bebas (X1, X2, X3) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima, jika t hitung < t tabelpada α = 5% Ho diterima, jika t hitung > t tabel pada α = 5% e. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen atau variabel terikat. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summaryb dan tertulis R Square. Besarnya R Square berkisar antara 0 – 1 yang berarti semakin kecil besarnya R Square, maka hubungan kedua variabel semakin lemah, artinya semakin


(29)

lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat. Jika R Square semakin mendekati 1, maka hubungan kedua variabel semakin kuat.


(30)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin (Studi Kasus pada Perusahaan Meubel PT. Jaya Indah Furniture Kabupaten Jepara)” mengemukakan bahwa berdasarkan teknik analisis data yang digunakan, yaitu analisis regresi linear berganda dua prediktor untuk uji F statistik (tingkat signifikansi adalah 5%) dan regresi sederhana untuk uji t statitik dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar α = 5%, dan pengolahan data menggunakan program SPSS menunjukkan bahwa efisiensi biaya bahan baku dan efisiensi biaya tenaga kerja langsung secara bersama-sama berpengaruh terhadap rasio profit margin pada tahun 2002 - 2004 dengan koefisiensi determinasi sebesar 27.2%. Secara parsial efisiensi biaya bahan baku dan pengendalian biaya tenaga kerja langsung berpengaruh terhadap rasio profit margin.

Amin (2008) meneliti tentang ”Analisis Biaya Bahan Baku dan Biaya Overhead Pabrik yang Berpengaruh Terhadap Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Autokorindo Pratama Gresik” menjelaskan bahwa dengan menggunakan alat analisis model regresi linier berganda dengan bantuan SPSS Ver 10.0 for Windows, pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F, keduanya dengan pada level of significan 5% menunjukkan bahwa biaya bahan baku, biaya overhead pabrik langsung, dan biaya overhead pabrik tidak langsung berpengaruh secara simultan terhadap efesiensi biaya produksi.


(31)

B. Pengertian Laba Bersih

Menurut Wikipedia, laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.

Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah kemampuan mencetak laba secara efisien, yaitu bahwa manajer perusahaan tersebut mampu membukukan pendapatan dan sales yang signifikan, dan dalam waktu yang sama manajer mampu meminimalisir biaya–biaya. Mengingat laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya, maka ukuran efisiensi dapat dilihat dengan membandingkan (rasio) antara laba terhadap pendapatan. Rasio ini terkenal dengan sebutan NPM (Net Profit Margin), yaitu rasio yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dengan penjualan bersih untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak. NPM tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Sales Total

Tax After Income Net

NPM =

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih perusahaan-perusahaan terhadap total penjualan. Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan karena laba bersih perusahaan makin besar. Selain itu, tingginya NPM menyiratkan keahlian manajer dalam mencetak laba dengan meminimalisir biaya–


(32)

saham, dimana perusahaan dengan NPM yang tinggi dipersepsikan sebagai perusahaan yang memiliki prospek baik di masa datang.

C. Biaya

1. Pengertian Biaya

Hansen (2006: 40) mengemukakan bahwa biaya adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi.

Biaya menurut The Committee on Cost Concepts - American Accounting Asociation, merupakan suatu peristiwa/kejadian yang diukur berdasarkan nilai uang, yang timbul atau mungkin akan timbul untuk mencapai suatu tujuan tertentu (http://clubpenakita.blogspot.com/2009_06_27_archive.html).

Menurut Parkinson (1993: 35) biaya adalah apa yang dibayarkan pembeli untuk memperoleh barang atau jasa.

Mulyadi (1986: 3) berpendapat bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sesuatu yang diukur dalam satuan uang yang dapat digunakan untuk memperoleh barang atau jasa yang bermanfaat dan digunakan untuk mencapai tujuan.


(33)

2. Komponen Biaya Dasar

Menurut Bambang dan Kartasapoetra (1998: 4) usaha produksi yang dilangsungkan dalam suatu pabrik pada umumnya terdapat 3 (tiga) komponen biaya dasar, yaitu:

a. Biaya bahan (material) langsung

Biaya bahan baku langsung (direct material cost) merupakan biaya bagi bahan-bahan secara langsung yang digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan, atau siap diserahkan kepada pemerintah.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya bagi para tenaga kerja yang langsung ditempatkan dan didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produksi, menangani segala peralatan produksi sehingga produk dari usaha itu dapat terwujudkan.

Biaya tenaga kerja tidak langsung diterjunkan dalam kegiatan produksi, seperti tenaga-tenaga yang diserahi pekerjaan tulis menulis, pembiayaannya adalah termasuk biaya umum.

c. Biaya overhead atau biaya umum

Biaya umum merupakan biaya-biaya bahan tidak langsung dan tenaga kerja tidak langsung yang tersangkut dalam kegiatan produksi yang bukan merupakan/termasuk dalam biaya utama (prime cost).


(34)

D. Efisiensi Biaya

Pengertian efisiensi dalam produksi merupakan perbandingan antara output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input. Jika rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam memproduksi output (Shone dalam Susantun, 2000).

Menurut Supriyono (2001: 24) efisiensi adalah rasio keluaran terhadap masukan. Suatu pusat pertanggung-jawaban (biaya) dinamakan efisien jika pusat pertanggung-jawaban tersebut:

1. Sumber atau biaya atau masukan yang digunakan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama.

2. Sumber atau biaya atau masukan yang digunakan adalah sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah lebih besar.

Perusahaan dengan operasi yang efisien tidak akan membuang sumber daya. Penilaian efisiensi terpisah dari penilaian efektivitas. Sebuah perusahaan dapat efektif melalui pencapaian tujuan atau sasaran yang disusun untuk operasinya, tetapi masih belum efisien, dan perusahaan yang efisien mungkin belum efektif jika gagal mencapai tujuan operasi (Blocher, 2001: 726).

Menurut Simamora (1999: 301) pengendalian biaya (cost control) adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja standar, penganalisaan selisih-selisih yang timbul guna mengidentifikasi penyebab-penyebab yang dapat dikendalikan, dan pengambilan tindakan untuk membenahi atau menyesuaikan perencanaan dan pengendalian pada masa akan datang. Satu-satunya cara mengukur efisiensi


(35)

adalah dengan membandingkan biaya aktual dengan biaya standar atau tolak ukur biaya lainnya.

Bambang dan Kartasapoetra (1998: 4), bagi pengendalian biaya (cost control), perhitungan-perhitungan biaya salah satu kepentingannya adalah untuk pengendalian pengeluaran-pengeluaran, yang menjurus ke efisiensi pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat produksi (mesin-mesin) dan pabrik. Efisiensi ini sangat penting untuk menghasilkan produk (kuantitas dan kualitas) secara hemat yang akan mampu bersaing dan mampu mendatangkan profit.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi biaya berhubungan dengan pengendalian biaya dengan cara membandingkan biaya aktual dengan biaya standar atau tolak ukur biaya lainnya sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan mampu mendatangkan laba.

E. Alat Pengendalian Biaya

Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-aktivitas dimonitor terus-menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan (Carter and Usry, 2006: 6).

Parkinson (1993: 35) mengemukakan bahwa ada beberapa prasyarat untuk kontrol biaya yang efektif, yaitu:


(36)

1. Usaha harus diarahkan agar menjadi efektif

Konsentrasi harus berada dalam pengontrolan bidang yang memerlukan biaya terbesar.

2. Organisasi secara keseluruhan harus diperiksa

Kontrol terhadap biaya menghendaki agar organisasi secara keseluruhan dapat ditinjau lagi. Misalnya ada suatu reduksi (pengurangan) besar pada harga dari beberapa bahan baku dengan memakai kualitas yang lebih rendah, tetapi hal ini dapat mengakibatkan mesin lebih lambat untuk melakukan proses produksi.

Menurut Samryn (2001: 211) di dalam pengendalian biaya dapat menggunakan anggaran fleksibel dan biaya standar.

1. Anggaran Fleksibel

Samryn (2001: 226) mengemukakan bahwa anggaran fleksibel merupakan suatu bentuk anggaran yang dirancang untuk mengcover suatu range aktivitas dan yang dapat digunakan untuk membuat anggaran beberapa level biaya dalam kisaran yang dapat dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.

Hansen (1999: 368) berpendapat bahwa anggaran yang menjadikan perusahaan memiliki kemampuan untuk menghitung biaya yang diharapkan selama rentang aktvitas disebut anggaran fleksibel (flexible budget). Anggaran fleksibel memiliki tiga kegunaan, yaitu:

a. Anggaran fleksibel dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum adanya tingkat aktivitas yang diharapkan.


(37)

b. Anggaran fleksibel dapat menentukan besarnya biaya pada berbagai tingkat aktivitas, anggaran tersebut dapat digunakan untuk menghitung berapa biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas aktual. Setelah biaya yang diharapkan diketahui, laporan kinerja yang membandingkan biaya aktual dengan yang diharapkan dapat dibuat.

c. Anggaran fleksibel dapat membantu para manajer menghadapi ketidakpastian dengan melihat hasil yang diharapkan pada berbagai tingkat aktivitas. Anggaran ini juga dapat digunakan untuk memberikan hasil keuangan dari berbagai macam skenario kegiatan.

2. Biaya Standar

Samryn (2001: 211) berpendapat bahwa standar dapat didefinisikan sebagai patokan (benchmark) atau norma yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja. Standar biaya (cost standard) menunjukkan berapa jumlah biaya penggunaan waktu atau bahan yang akan terjadi. Sedangkan biaya standar menurut Blocher (2001: 750) merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan tertentu.

Menurut Supriyono (1999: 437) metode harga pokok standar adalah metode digunakan dengan tujuan utama yaitu untuk mengukur efisiensi perusahaan. Oleh karena itu harga pokok standar harus ditentukan atas dasar tingkat efisiensi dan tingkatan kegiatan normal.

Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sistem harga pokok standar adalah tingkat reliabilitas, akurasi, dan keakseptabilan dari harga pokok standar yang ditetapkan. Penentuan harga pokok standar dapat meliputi sebagai


(38)

berikut: standar bahan baku, standar biaya tenaga kerja langsung, dan standar biaya overhead pabrik (Supriyono, 2000: 102).

a. Standar biaya bahan baku

Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi dalam pengolah satu satuan produk. Syarat-syarat yang harus ada dalam menyusun standar biaya bahan baku adalah:

1) Anggaran bahan baku yang akurat 2) Kewajaran pembelian rutin

3) Pengawasan atas pengiriman bahan baku yang dibeli dan diangkut oleh pengangkut yang capable

4) Fasilitas penerimaan dan penyimpanan bahan baku yang memadai 5) Pengawasan terhadap sahnya bahan baku yang dipakai

6) Metode yang memadai untuk mengidentifikasikan dan mengawasi bahan baku di dalam proses

7) Kewajaran dari penyimpanan dan pengiriman produk selesai. b. Standar biaya tenaga kerja langsung

Standar biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya terjadi di dalam pengolahan satu satuan produk. Kondisi atau syarat-syarat yang harus ada di dalam menyusun standar biaya tenaga kerja langsung adalah:

1) Tata letak pabrik, kondisi peralatan, tempat kerja, fasilitas transportasi telah distandarisasi pada keadaan atau tingkatan praktis.


(39)

2) Terdapat pengawasan terhadap pengelolaan bahan baku baik segi kuantitas dan kualitas yang memadai sampai dengan bahan diolah di pabrik.

3) Sistem perencanaan, rute, dan kecepatan kerja.

4) Instruksi kerja untuk karyawan dan diadakan training atau pengarahan kerja sebelum karyawan melaksanakan pekerjaan tertentu.

c. Standar biaya overhead pabrik

Standar biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi di dalam mengolah satu satuan produk. Tarif overhead standar dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas normal dengan kapasitas normal. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar, perlu dibuat anggaran fleksibel, yaitu anggaran biaya untuk beberapa kisaran (range) kapasitas. Tarif biaya overhead pabrik standar menggabungkan biaya tetap dan variabel dalam satu tarif yang didasarkan pada tingkat kegiatan tertentu. Sebagai akibatnya dalam tarif ini semua biaya overhead pabrik diperlakukan sebagai biaya variabel. Di lain pihak anggaran fleksibel memisahkan faktor-faktor biaya tetap dan variabel, dan memperlakukan biaya overhead pabrik tetap sebagai biaya yang jumlahnya tetap dalam volume tertentu.


(40)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 (empat belas) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.

Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambil-alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). PPN pada tahun 1968 direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).

Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN, yang diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) , PT


(41)

Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

Ketiga perseroan tersebut kemudian digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara Peraturan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 1. Visi Perusahaan

Perusahaan mempunyai visi yaitu membentuk perusahaan agroindustri berbasis perkebunan yang tangguh di pasar global. Visi ini akan menjadikan perseroan sebagai perusahaan perkebunan yang besar serta terintegrasi dengan industri hilir yang kuat.

2. Misi Perusahaan

Misi Perusahaan, yaitu:

a. Memelihara kelestarian sumber daya alam, lingkungan air, dan kesuburan tanah.


(42)

b. Membangun usaha perkebunan dan industri hilir yang berkesinambungan dengan ramah lingkungan pada teknologi yang tepat guna, sehingga diperoleh produksi yang maksimal, mutu yang baik, biaya yang efesien dan nilai tambah yang terus meningkat.

c. Mengembangkan kinerja perusahaan yang optimal, baik di dalam maupun di luar negeri, untuk memenuhi kepuasan pelanggan yang ada pada gilirannya memperkokoh posisi dan pangsa pasar perusahaan.

d. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada khususnya.

e. Bagi Pendapatan Nasional melalui upaya peningkatan produksi dan pemasaran dari beberapa jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam mempertahankan dan meningkatkan sumbangan bidang perkebunan negeri, ekspor, sekaligus dalam rangka meningkatkan ekspor non migas.

3. Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan ditentukan berdasarkan visi dan misi perusahaan, juga mempertimbangkan faktor pertumbuhan dan stabilitas usaha dalam jangka panjang, yaitu:

a. Mengusahakan budidaya tanaman meliputi pembukuan dan pengelolaan lahan, persemaian bibit, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan penunjang yang berhubungan dengan perusahaan budidaya tanaman tersebut.


(43)

b. Melaksanakan panen hasil produksi, pengelolaan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi dan barang jadi. c. Menyelenggarakan kegiatan pemasaran berbagai hasil produksi serta

melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya.

d. Pemanfaatan peluang pasar domestik dan internasional melalui pengembangan jaringan pemasaran global bekerja sama dengan mitra sekaligus.

e. Melakukan pengembangan usaha bidang perkebunan, agrowisata, dan industri hilir.

f. Pengembangan sistem informasi manajemen terpadu dengan komputerisasi untuk mendukung pengambilan keputusan secara cepat dan tepat guna.

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Manajemen mempunyai hubungan yang erat dalam organisasi di dalam suatu perusahaan sehingga diperlukan struktur organisasi yang merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pada hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian ataupun orang-orang yang mewujudkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap karyawan dalam perusahaan dapat diketahui dengan jelas. Disamping itu setiap karyawan dapat mengetahui tugasnya masing-masing.


(44)

Kesatuan perintah sangat penting dalam organisasi untuk menjaga tidak terjadinya kesimpang siuran dalam pelaksanaan tugas atau kesalahan atasan dan bawahan. Struktur perusahaan diatur dalam Surat Keputusan Direksi SKKP No.3.12/SKPTS/03 3 April 2007 tentang struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan sebagai berikut:

Sumber: www. ptpn3.co.id


(45)

Fungsi, tugas dan wewenangnya dari masing-masing bagian berdasarkan struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan adalah:

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham adalah pimpinan tertinggi yang membawahi Dewan Komisaris, Direktur serta setingkat lebih bawah tugas dan wewenangnya adalah sebagai berikut:

a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris

1) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan penggunaan modal atau asset perusahaan dalam mencapai tujuan.

2) Menguasai Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas yang telah dibebankan kepadanya oleh pemegang saham.

b. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) Komisaris dan 4 (empat) Komisaris anggota yang bertugas untuk mengawasi pekerjaan Direktur Utama. Tugas dan wewenang Dewan Komisaris dalam PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, adalah sebagai berikut:

1) Memberikan nasehat kepada pemimpin.

2) Membantu pemimpin dalam menginvestasikan dana perusahaan. 3) Mengawasi jalannya perusahaan.

c. Direktur Utama

1) Fungsi Direktur Utama yaitu: mengarahkan, memberdayagunakan seluruh sumber daya perusahaan secara optimal untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan.


(46)

2) Tugas dan Wewenang Direktur Utama

a) Mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya dan tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta perusahaan.

b) Memimpin dan mengendalikan seluruh operasi perusahaan. 2. Direktur Produksi

Direktur Produksi dalam melaksanakan tugasnya mengkoordinir Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Teknik dan Kepala Bagian Teknologi/CMR.

Tugas dan wewenangnya:

a. Mengawasi kelancaran proses produksi.

b. Menyusun rencana kerja sesuai dengan target produksi. c. Membuat rencana penyedian bahan baku.

3. Direktur Keuangan

Fungsi utama Direktur Keuangan, yaitu mengelola dan memberdayagunakan sumber daya keuangan perusahaan secara tepat guna, sehingga tercapainya cashflow, dan biaya operasional perusahaan yang efektif dan efesien.

Tugas dan wewenangnya:

a. Merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh. b. Mencari dan memanfaatkan dana.

c. Menganalisa Laporan Keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai posisi keuangan yang baik.


(47)

4. Direktur Pemasaran

Tugas dan wewenangnya:

a. Melaksanakan hubungan dengan perusahaan lain, serta menerima pesanan dari perusahaan lain.

b. Melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar.

c. Mengembangkan pemasaran produksi, baik dalam maupun luar negeri. 5. Direktur Sumber Daya Manusia/Umum

Tugas dan wewenangnya:

a. Menyusun rencana, mengarahkan dan mengkoordinasi bidang pengembangan Sumber Daya Manusia dan mengadakan pengkajian Sumber Daya Manusia.

b. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan penyelesaian hukum dan agrarian, kesepakatan, kesehatan dan keamanan serta social umum.

Selain itu, masih dibantu oleh beberapa bagian-bagian yang mendukung berjalannya perusahaan antara lain:

1. Bagian Tanaman

Tugas dan wewenangnya:

a. Menyusun rencana jangka pendek dalam bidang tanaman dan produksi. b. Menyelenggarakan pengadaan bahan-bahan tanaman (biji, bibit dan


(48)

2. Bagian Teknik

Tugas dan wewenangnya:

a. Membantu Direksi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin-mesin, sipil/bangunan, baik di kebun sendiri (inti) maupun di kebun plasma (PIR) dan daerah pengembangan.

b. Membuat rencana perawatan/pemeliharaan mesin-mesin, traksi dan bangunan sipil.

3. Kabag Pembiayaan

Tugas dan wewenangnya:

a. Membina, mengawasi dan mengelola terlaksananya Sistem Informasi Manajemen (SIM) agar berjalan sesuai dengan fungsi dan tujuan.

b. Membina dan mengawasi Sistem Internal Control dalam rangka mengamankan harta kekayaan perusahaan.

c. Menyelenggarakan Akuntansi Keuangan (Financial Accounting), Akuntansi Biaya (Cost Accounting) dan penyusunan laporan keuangan dan analisa evaluasi kerja.

d. Berwenang mengambil keputusan yang bersifat tidak prinsipil dan tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi/Direktur Keuangan.

e. Berwenang menandatangani surat/memorandum yang ditujukan kepada Biro/bagian/unit yang bersifat rutin dan tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi.


(49)

4. Kabag Umum

Tugas dan wewenangnya:

a. Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan staf dan tidak staf.

b. Menyelesaikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan tenaga kerja, mengelola administrasi dan pendokumentasi.

c. Merumuskan kerja sama dan kebijakan pengamanan di jajaran perusahaan dan pengadaan hubungan kerja sama dengan aparat keamanan pemerintah. d. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan Direksi.

5. Kabag Sumber Daya Manusia Tugas dan wewenangnya:

a. Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek bidang pendidikan, keselamatan dan kesejahteraan kerja serta pelayanan kesehatan.

b. Merumuskan kebijakan program pengembangan Sumber Daya Manusia (pendidikan dan pelatihan).

6. Bagian Pemasaran

Tugas dan wewenangnya:

a. Menyusun rencana penjualan, melakukan proses penjualan serta mempersiapkan administrasi penjualan sebagaimana ketentuan dan peraturan yang berlaku.

b. Melakukan monitoring persediaan komoditi dan produk baik di gudang kebun/pabrik industri hilir atau tangki penyimpanan kebun maupun


(50)

instalasi perantaraan serta membuat laporan penjualan secara periodik sesuai dengan kebutuhan.

7. Kabag Pengadaan

Tugas dan wewenangnya:

a. Merumuskan pengadaan barang dan jasa yang diperlukan perusahaan yang pengadaannya harus melalui kantor Direksi dan unit produksi.

b. Memberikan konsultasi dan bimbingan kepada unit-unit produksi mengenai pelaksanaan kebijakan-kebijakan di bidang pengadaan barang dan jasa.

8. Bagian Seketaris Karporat Tugas dan wewenangnya:

a. Mengurus/menyelenggarakan rapat-rapat direksi serta menerbitkan natulen rapat baik untuk kepentingan operasional maupun dokumentasi, termasuk mempersiapkan RUPS dan rapat-rapat Dewan Komisaris.

b. Mengatur tata tertib perusahaan sebagai bagian dari budaya kerja dan budaya perusahaan dan juga mengatur perusahaan, pemakai fasilitas mess kantor direksi, transportasi kantor direksi.

9. Kabag Sistem Pengendalian (SPI) Tugas dan wewenangnya:

a. Mengelola bagian pengawasan intern dan membantu Direktur Utama dalam bidang Pengawasan Intern serta memberikan sarana dan tindak lanjut mencapai sasaran perusahaan secara efesien, efektif, dan ekonomis.


(51)

b. PTPN III (Persero) Medan ini dalam melaksanakan tugasnya kepada BPI memperhatikan pedoman BPI BUMN dan ketentuan-ketentuan/peraturan lainnya serta dibantu oleh kepala seksi dan bawahannya.

c. Menyiapkan tata cara pemeriksaan bagian pengawasan intern agar efesien dan efektif dalam melaksanakan pengawasan harta kekayaan dan pengelolaan perusahaan.

d. Melaksanakan audit/pemeriksaan intern baik fisik financial maupun manajemen terhadap seluruh unit kerja perusahaan berdasarkan norma pemeriksaan/pedoman BUMN atas pelaksanaan RAKP, kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang berlaku diperusahaan.

e. Memberikan masukan kepada dirut untuk penyusunan dan penyempurnaan peraturan, ketentuan system prosedur maupun administrasi pada umumnya berlaku di perusahaan.

f. Menganalisa/mengawasi laporan keuangan perusahaan sebelum diaudit BPKP dan hasilnya disampaikan kepada Direktur Utama.

g. Melakukan dan menganalisa secara periodik terhadap operasional perusahaan (pemeriksaan keuangan, operasional, komputerisasi dan analisa laporan) dalam rangka meningkatkan efesiensi, efektifitas, ekonomis dan produktifitas perusahaan dalam menyampaikan saran dan pendapat kepada Direktur Utama.

h. Menyusun kebijakan pengawasan audit (Audit Policy) program kerja pemeriksaan tahunan, (PKPT), program pemeriksaan, evaluasi hasil pemeriksaan, laporan triwulan BPI dan laporan tahunan BPU.


(52)

i. Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) dan juga mengatur perusahaan, pemakaian fasilitas mess kantor direksi, transportasi kantor direksi.

D. Kebun pada PTPN III

PTPN III Medan memiliki beberapa kebun yang terdiri dari kebun inti, kebun plasma, dan kelapa sawit pembelian rakyat. Berikut ini adalah tabel nama-nama kebun yang ada pada PTPN III Medan.

Tabel 3.1

Kebun Kelapa Sawit Pada PTPN III Medan

NO. KEBUN

KEBUN INTI 1 Sei Meranti

2 Sei Daun 3 Torgamba 4 Bukit Tujuh 5 Sei Baruhur 6 Sei Kebara 7 Aek Torop 8 Aek Roso 9 Sisumut

10 Aek Nabara Utara 11 Aek Nabara Selatan 12 Membang Muda 13 Merbau Selatan 14 Rantau Prapat 15 Labuhan Haji 16 Sei Dadap 17 Sei Silau 18 Pulau Mandi 19 Huta Padang 20 Bandar Selamat 21 Ambalutu 22 Bangun 23 Dusun Ulu 24 Bandar Betsy


(53)

Lanjutan

Tabel 3.1

Kebun Kelapa Sawit Pada PTPN III Medan

NO. KEBUN

25 Gunung Para 26 Gunung Pamela 27 Gunung Monako 28 Silau Dunia 29 Tanah Raja 30 Rambutan 31 Sei Putih 32 Sarang Ginting 33 Hapesong 34 Batang Toru


(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Deskriptif variabel yang mempengaruhi laba bersih adalah efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik yang merupakan perbandingan antara standar biaya dengan realisasi biaya. Varians positif maupun negatif dapat diabaikan karena hal ini berlaku harga mutlak. Semakin kecil varians atau mendekati angka nol maka dapat dikatakan bahwa pengendalian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik semakin efisien. Sedangkan perhitungan laba bersih menggunakan net profit margin yaitu dengan membanding laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersihnya. Semakin besar nilai net profit margin, maka semakin tinggi laba bersih yang diperoleh perusahaan.

1. Efisiensi Biaya Bahan Baku

Efisiensi biaya bahan baku merupakan cara perusahaan untuk meminimalkan biaya bahan bakunya untuk memperoleh laba bersih yang tinggi dimana laba bersih tersebut mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.4 adalah perhitungan efisiensi biaya bahan baku.


(55)

Tabel 4.1

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2006

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 1 Aek N. Selatan 4,203,278,552 4,653,173,000 449,894,448 449,894,448 9.67 CE 3 2 Aek Nabara Utara 3,250,174,464 4,055,500,000 805,325,536 805,325,536 19.86 TE 1 3 Aek Raso 5,710,827,336 5,903,244,000 192,416,664 192,416,664 3.26 E 4 4 Aek Torop 6,687,037,020 6,166,383,000 (520,654,020) 520,654,020 8.44 E 4

5 Ambalutu 479,278,053 526,062,000 46,783,947 46,783,947 8.89 E 4

6 Bandar Selamat 3,024,284,321 2,659,526,000 (364,758,321) 364,758,321 13.72 CE 3 7 Bangun 1,318,374,937 1,540,573,000 222,198,063 222,198,063 14.42 CE 3 8 Batang Toru 955,649,498 1,045,268,000 89,618,502 89,618,502 8.57 E 4 9 Bukit Tujuh 3,808,304,751 4,262,100,000 453,795,249 453,795,249 10.65 CE 3 10 Dusun Ulu 5,387,374,594 5,416,912,000 29,537,406 29,537,406 0.55 E 4 11 Gunung Monako 2,942,070,521 2,696,418,000 (245,652,521) 245,652,521 9.11 E 4 12 Gunung Pamela 2,359,432,949 2,609,926,000 250,493,051 250,493,051 9.60 CE 3 13 Gunung Para 1,036,683,942 891,640,000 (145,043,942) 145,043,942 16.27 CE 3 14 Hapesong 898,123,818 948,960,000 50,836,182 50,836,182 5.36 E 4 15 Huta Padang 2,186,132,067 2,442,555,000 256,422,933 256,422,933 10.50 CE 3 16 Labuhan Haji 2,070,075,735 2,819,383,000 749,307,265 749,307,265 26.58 TE 1 17 Membang Muda 2,347,850,146 2,893,501,000 545,650,854 545,650,854 18.86 TE 1 18 Pulau Mandi 4,162,671,585 3,918,106,000 (244,565,585) 244,565,585 6.24 E 4 19 Rambutan 7,174,277,992 8,406,106,000 1,231,828,008 1,231,828,008 14.65 CE 3 20 Rantau Prapat 2,841,734,861 3,084,742,000 243,007,139 243,007,139 7.88 E 4 21 Sarang Ginting 843,523,976 967,001,000 123,477,024 123,477,024 12.77 CE 3 22 Sei Baruhur 2,813,300,967 4,502,283,000 1,688,982,033 1,688,982,033 37.51 STE 1 23 Sei Dadap 5,772,690,963 7,052,080,000 1,279,389,037 1,279,389,037 18.14 CE 3


(56)

Lanjutan

Tabel 4.1

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2006

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 24 Sei Daun 8,195,977,715 7,404,668,000 (791,309,715) 791,309,715 10.69 CE 3 25 Sei Kebara 7,301,476,467 7,737,828,000 436,351,533 436,351,533 5.64 E 4 26 Sei Meranti 9,135,411,963 10,292,149,000 1,156,737,037 1,156,737,037 11.24 CE 3

27 Sei Putih 662,889,501 694,069,000 31,179,499 31,179,499 4.49 E 4

28 Sei Silau 3,406,721,592 3,185,620,000 (221,101,592) 211,101,592 6.63 E 4 29 Silau Dunia 2,767,888,150 2,769,852,000 1,963,850 1,963,850 0.07 E 4 30 Sisumut 5,558,677,393 6,758,555,000 1,199,877,607 1,199,877,607 17.75 CE 3 31 Tanah Raja 2,946,092,628 3,156,825,000 210,732,372 210,732,372 6.68 E 4 32 Torgamba 4,651,423,261 5,108,581,000 457,157,739 457,157,739 8.95 E 4

TOTAL 116,899,711,718 126,569,589,000


(57)

Tabel 4.2

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2007

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 1 Aek N. Selatan 1,919,204,294 1,494,501,000 (424,703,294) 424,703,294 28.42 CE 3 2 Aek Nabara Utara 5,107,088,334 4,648,410,000 (458,678,334) 458,678,334 9.87 E 4 3 Aek Raso 5,414,055,031 5,919,580,000 505,524,969 505,524,969 8.54 E 4 4 Aek Torop 6,016,057,852 6,342,535,000 326,477,148 326,477,148 5.15 E 4 5 Ambalutu 2,505,216,021 2,324,988,000 (180,228,021) 180,228,021 7.75 E 4 6 Bandar Selamat 6,732,720,403 7,026,324,000 293,603,597 293,603,597 4.18 E 4 7 Bangun 2,888,491,675 2,605,977,000 (282,514,675) 282,514,675 10.84 E 4 8 Batang Toru 1,065,521,704 1,118,129,000 52,607,296 52,607,296 4.70 E 4 9 Bukit Tujuh 3,555,895,571 4,375,731,000 819,835,429 819,835,429 18.74 E 4 10 Dusun Ulu 6,654,279,567 7,000,371,000 346,091,433 346,091,433 4.94 E 4 11 Gunung Monako 5,217,054,724 5,013,261,000 (203,793,724) 203,793,724 4.07 E 4 12 Gunung Pamela 4,131,395,938 3,645,937,000 (485,458,938) 485,458,938 13.32 E 4 13 Gunung Para 1,340,248,942 1,326,179,000 (14,069,942) 14,069,942 1.06 E 4 14 Hapesong 1,024,116,094 926,961,000 (97,155,094) 97,155,094 10.48 E 4 15 Huta Padang 2,718,000,418 2,895,619,000 177,618,582 177,618,582 6.13 E 4 16 Labuhan Haji 3,377,268,576 3,079,866,000 (297,402,576) 297,402,576 9.66 E 4 17 Membang Muda 3,257,842,038 3,172,340,000 (85,502,038) 85,502,038 2.70 E 4 18 Pulau Mandi 6,163,310,802 6,042,672,000 (120,638,802) 120,638,802 2.00 E 4 19 Rambutan 9,322,079,372 8,250,608,000 (1,071,471,372) 1,071,471,372 12.99 E 4 20 Rantau Prapat 3,507,259,335 2,989,586,000 (517,673,335) 517,573,335 17.31 E 4 21 Sarang Ginting 887,859,935 908,276,000 20,416,065 20,416,065 2.25 E 4 22 Sei Baruhur 60,849,283 431,059,000 370,209,717 370,209,717 85.88 STE 1


(58)

Lanjutan

Tabel 4.2

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2007

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 24 Sei Daun 5,398,708,828 5,077,903,000 (320,805,828) 320,805,828 6.32 E 4 25 Sei Kebara 8,132,020,562 6,717,822,000 (1,414,198,562) 1,414,198,562 21.05 E 4 26 Sei Meranti 7,462,977,949 7,762,359,000 299,381,051 299,381,051 3.86 E 4

27 Sei Putih 809,540,465 820,012,000 10,471,535 10,471,535 1.28 E 4

28 Sei Silau 4,697,412,799 4,678,256,000 (19,156,799) 19,156,799 0.41 E 4 29 Silau Dunia 3,945,776,332 4,572,043,000 626,266,668 626,266,668 13.70 E 4 30 Sisumut 9,693,137,437 7,662,025,000 (2,031,112,437) 2,031,112,437 26.51 CE 3 31 Tanah Raja 4,207,506,676 4,743,884,000 536,377,324 536,377,324 11.31 E 4 32 Torgamba 1,146,539,827 1,055,140,000 (91,399,827) 91,399,827 8.66 E 4

TOTAL 136,365,490,578 132,367,678,000


(59)

Tabel 4.3

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2008

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 1 Aek N. Selatan 5,924,104,522 4,443,737,000 (1,480,367,522) 1,480,367,522 33.31 CE 3 2 Aek Nabara Utara 10,457,014,446 9,933,398,000 (523,616,446) 523,616,446 5.27 E 4 3 Aek Raso 13,362,353,374 9,080,067,000 (4,282,286,374) 4,282,286,374 47.16 TE 1 4 Aek Torop 12,203,073,363 10,901,861,000 (1,301,212,363) 1,301,212,363 11.94 E 4 5 Ambalutu 6,641,918,034 7,583,977,000 942,058,966 942,058,966 12.42 E 4 6 Bandar Selamat 16,279,251,323 13,546,746,000 (2,732,505,323) 2,732,505,323 20.17 CE 3 7 Bangun 5,625,722,811 5,842,655,000 216,932,189 216,932,189 3.71 E 4 8 Batang Toru 3,153,605,562 3,086,750,000 (66,855,562) 66,855,562 2.17 E 4 9 Bukit Tujuh 12,202,718,576 9,710,519,000 (2,492,199,576) 2,492,199,576 25.66 CE 3 10 Dusun Ulu 20,228,373,622 17,519,126,000 (2,709,247,622) 2,709,247,622 15.46 E 4 11 Gunung Monako 9,335,765,785 9,642,011,000 306,245,215 306,245,215 3.18 E 4 12 Gunung Pamela 7,885,275,545 7,980,428,000 95,152,455 95,152,455 1.19 E 4 13 Gunung Para 2,549,222,987 2,697,029,000 147,806,013 147,806,013 5.48 E 4 14 Hapesong 2,241,464,448 1,840,334,000 (401,130,448) 401,130,448 21.80 CE 3 15 Huta Padang 7,087,687,952 8,083,364,000 995,676,048 995,676,048 12.32 E 4 16 Labuhan Haji 9,042,200,053 7,279,067,000 (1,763,133,053) 1,763,133,053 24.22 CE 3 17 Membang Muda 7,200,759,970 7,018,489,000 (182,270,970) 182,270,970 2.60 E 4 18 Pulau Mandi 13,345,680,268 11,569,065,000 (1,776,615,268) 1,776,615,268 15.36 E 4 19 Rambutan 20,167,858,839 20,830,302,000 662,443,161 662,443,161 3.18 E 4 20 Rantau Prapat 9,132,735,932 8,645,484,000 (487,251,932) 487,251,932 5.64 E 4 21 Sarang Ginting 1,896,767,452 2,005,265,000 108,497,548 108,497,548 5.41 E 4 22 Sei Baruhur 5,226,093,366 6,073,839,000 847,745,634 847,745,634 13.96 E 4 23 Sei Dadap 20,505,504,488 16,443,109,000 (4,062,395,488) 4,062,395,488 24.71 CE 3


(60)

Lanjutan

Tabel 4.3

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2008

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 24 Sei Daun 19,683,167,048 11,555,012,000 (8,128,155,048) 8,128,155,048 70.34 STE 1 25 Sei Kebara 23,903,803,161 17,836,948,000 (6,066,855,161) 6,066,855,161 34.01 CE 3 26 Sei Meranti 16,796,425,038 16,746,302,000 (50,123,038) 50,123,038 0.30 E 4 27 Sei Putih 1,693,324,832 1,696,613,000 3,288,168 3,288,168 0.19 E 4 28 Sei Silau 10,693,778,134 11,370,350,000 676,571,866 676,571,866 5.95 E 4 29 Silau Dunia 7,105,068,476 7,840,441,000 735,372,524 735,372,524 9.38 E 4 30 Sisumut 22,468,512,811 23,611,088,000 1,142,575,189 1,142,575,189 4.84 E 4 31 Tanah Raja 10,577,034,761 9,219,620,000 (1,357,414,761) 1,357,414,761 14.72 E 4 32 Torgamba 908,254,748 2,175,392,000 1,267,137,252 1,267,137,252 58.25 STE 1 Sei Daun 19,683,167,048 11,555,012,000 (8,128,155,048) 8,128,155,048 70.34 STE 1


(61)

Tabel 4.4

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2009

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 1 Aek N. Selatan 12,831,789,611 14,410,116,000 1,578,326,389 1,578,326,389 10.95 E 4 2 Aek Nabara Utara 14,793,041,818 12,085,235,000 (2,707,806,818) 2,707,806,818 22.41 E 4 3 Aek Raso 14,704,448,797 13,581,450,000 (1,122,998,797) 13,122,998,797 96.62 STE 1 4 Aek Torop 14,406,682,886 12,983,763,000 (1,422,919,886) 12,422,919,886 95.68 STE 1 5 Ambalutu 14,698,330,401 17,953,832,000 3,255,501,599 3,255,501,599 18.13 E 4 6 Bandar Selamat 19,404,836,246 23,759,985,000 4,355,148,754 4,355,148,754 18.33 E 4 7 Bangun 9,082,635,844 10,614,942,000 1,532,306,156 1,532,306,156 14.44 E 4 8 Batang Toru 4,958,001,100 4,462,831,000 (495,170,100) 495,170,100 11.10 E 4 9 Bukit Tujuh 5,585,711,823 8,220,731,000 2,635,019,177 2,635,019,177 32.05 CE 3 10 Dusun Ulu 23,908,030,172 27,348,019,000 3,439,988,828 3,439,988,828 12.58 E 4 11 Gunung Monako 13,079,217,270 13,503,903,000 424,685,730 424,685,730 3.14 E 4 12 Gunung Pamela 10,351,906,566 10,084,243,000 (267,663,566) 267,663,520 2.65 E 4 13 Gunung Para 3,660,213,734 3,089,699,000 (570,514,734) 570,514,734 18.47 E 4 14 Hapesong 3,008,111,547 2,068,385,000 (939,726,547) 939,726,574 45.43 CE 3 15 Huta Padang 15,232,153,124 16,738,041,000 1,505,887,876 1,505,887,876 9.00 E 4 16 Labuhan Haji 11,082,983,185 10,287,861,000 (795,122,185) 795,122,185 7.73 E 4 17 Membang Muda 10,029,019,346 8,729,508,000 (1,299,511,346) 1,299,511,346 14.89 E 4 18 Pulau Mandi 18,819,852,618 19,399,249,000 579,396,382 579,396,382 2.99 E 4 19 Rambutan 24,115,803,526 26,235,982,000 2,120,178,474 2,120,178,474 8.08 E 4 20 Rantau Prapat 11,280,017,208 10,613,382,000 (666,635,208) 666,635,208 6.28 E 4 21 Sarang Ginting 2,681,812,069 2,122,075,000 (559,737,069) 559,737,069 26.38 CE 3 22 Sei Baruhur 9,683,130,114 9,775,573,000 92,442,886 92,442,886 0.95 E 4 23 Sei Dadap 22,227,755,434 24,912,126,000 2,684,370,566 2,684,370,566 10.78 E 4


(62)

Lanjutan

Tabel 4.4

Perhitungan Efisiensi Biaya Bahan Baku Tahun 2009

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI 24 Sei Daun 373,136,780 234,929,000 (138,207,780) 138,207,780 58.83 TE 1 25 Sei Kebara 31,495,872,622 31,360,427,000 (135,445,622) 135,445,622 0.43 E 4 26 Sei Meranti 1,123,020,379 965,951,000 (157,069,379) 157,069,379 16.26 E 4 27 Sei Putih 2,077,952,577 1,858,503,000 (219,449,577) 219,449,577 11.81 E 4 28 Sei Silau 17,661,556,081 15,459,185,000 (2,202,371,081) 2,202,371,081 14.25 E 4 29 Silau Dunia 10,214,519,093 10,389,315,000 174,795,907 174,795,907 1.68 E 4 30 Sisumut 40,318,549,875 42,750,027,000 2,431,477,125 2,431,477,125 5.69 E 4 31 Tanah Raja 12,073,646,470 13,351,127,000 1,277,480,530 1,277,480,530 9.57 E 4 32 Torgamba 5,092,573,394 8,133,316,000 3,040,742,606 3,040,742,606 37.39 CE 3

Sei Daun 411,223,674,474 428,189,373,000


(63)

Tabel 4.1 sampai dengan tabel 4.4 menunjukkan perhitungan kriteria dan nilai efisiensi biaya bahan baku tahun 2006 – 2009. Perhitungan tersebut terlihat bahwa biaya bahan baku pada PTPN III (Persero) Medan sudah efisien, hanya beberapa biaya bahan baku pada kebun yang belum efisien yang dapat ditunjukkan dari persentase antara varians absolut dengan biaya standar dimana semakin kecil persentsenya, maka biaya bahan baku tersebut akan semakin efisien.

2. Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

Efisiensi biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja langsung yang digunakan untuk proses produksi, dimana biaya tersebut harus diminimalkan agar dapat memperoleh laba yang optimal. Tabel 4.5 sampai tabel 2.8 adalah perhitungan efisiensi biaya tenaga kerja langsung.


(64)

Tabel 4.5

Perhitungan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2006

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI

1 A. Nabara Selatan 905,099,265 813,752,000 (91,347,265) 91,347,265 11.22544 E 4 2 Aek Nabara Utara 372,200,209 353,274,000 (18,926,209) 18,926,209 5.357374 E 4 3 Aek Raso 754,131,938 514,184,000 (239,947,938) 239,947,938 46.66577 KE 2 4 Aek Torop 1,578,615,792 1,234,423,000 (344,192,792) 344,192,792 27.88289 CE 3 5 Ambalutu 59,666,472 38,930,000 (20,736,472) 20,736,472 53.26605 KE 2 6 Bandar Selamat 443,396,579 506,771,000 63,374,421 63,374,421 12.50553 E 4 7 Bangun 132,341,408 170,077,000 37,735,592 37,735,592 22.18736 CE 3 8 Batang Toru 154,214,000 155,490,000 1,276,000 1,276,000 0.820632 E 4 9 Bukit Tujuh 663,326,247 397,175,000 (266,151,247) 266,151,247 67.01108 STE 1 10 Dusun Ulu 623,022,609 459,252,000 (163,770,609) 163,770,609 35.66029 CE 3 11 Gunung Monako 354,866,087 454,790,000 99,923,913 99,923,913 21.97144 CE 3 12 Gunung Pamela 332,768,291 311,475,000 (21,293,291) 21,293,291 6.836276 E 4 13 Gunung Para 166,016,458 118,793,000 (47,223,458) 47,223,458 39.75273 KE 2 14 Hapesong 98,729,307 70,512,000 (28,217,307) 28,217,307 40.01774 KE 2 15 Huta Padang 664,429,965 539,946,000 (124,483,965) 124,483,965 23.05489 CE 3 16 Labuhan Haji 176,264,507 194,471,000 18,206,493 18,206,493 9.362061 E 4 17 Membang Muda 449,501,304 381,868,000 (67,633,304) 67,633,304 17.71117 E 4 18 Pulau Mandi 400,829,750 345,297,000 (55,532,750) 55,532,750 16.0826 E 4 19 Rambutan 692,670,107 502,868,000 (189,802,107) 189,802,107 37.74392 KE 2 20 Rantau Prapat 460,765,885 418,717,000 (42,048,885) 42,048,885 10.04232 E 4 21 Sarang Ginting 85,380,752 49,327,000 (36,053,752) 36,053,752 73.09131 STE 1 22 Sei Baruhur 1,465,899,726 964,832,000 (501,067,726) 501,067,726 51.93316 KE 2 23 Sei Dadap 727,629,131 706,987,000 (20,642,131) 20,642,131 2.919733 E 4


(65)

Lanjutan

Tabel 4.5

Perhitungan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2006

NO. KEBUN REALISASI STANDAR VARIANS

VARIANS

ABSOLUT % KRITERIA NILAI

24 Sei Daun 1,354,065,792 1,260,914,000 (93,151,792) 93,151,792 7.38764 E 4 25 Sei Kebara 759,114,272 635,368,000 (123,746,272) 123,746,272 19.47631 CE 3 26 Sei Meranti 1,734,208,845 1,521,137,000 (213,071,845) 213,071,845 14.00741 E 4 27 Sei Putih 40,514,924 72,284,000 31,769,076 31,769,076 43.95036 KE 2 28 Sei Silau 378,893,212 506,376,000 127,482,788 127,482,788 25.17552 CE 3 29 Silau Dunia 431,723,589 352,205,000 (79,518,589) 79,518,589 22.57736 CE 3 30 Sisumut 527,766,459 454,393,000 (73,373,459) 73,373,459 16.14758 E 4 31 Tanah Raja 311,767,843 252,635,000 (59,132,843) 59,132,843 23.40643 CE 3 32 Torgamba 921,466,630 783,894,000 (137,572,630) 137,572,630 17.5499 E 4

TOTAL 18,221,287,355 15,542,417,000


(1)

(2)

DESCRIPTIVE STATISTICS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Net Profit Margin 128 1.00 3.00 1.9453 .72425 Efisiensi Biaya Bahan Baku 128 1.00 4.00 3.5391 .87756 Efisiensi Biaya Tenaga Kerja

Langsung 128 1.00 4.00 3.1562 .98363 Efisiensi Biaya Overhead

Pabrik 128 1.00 4.00 3.3281 .91453 Valid N (listwise) 128

UJI GOODNESS OF FIT

KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .458a .209 .190 .65168 a. Predictors: (Constant), Efisiensi Biaya Overhead Pabrik, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung b. Dependent Variable: Net Profit Margin

UJI HIPOTESA

1.

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 13.955 3 4.652 10.953 .000a

Residual 52.662 124 .425 Total 66.617 127

a. Predictors: (Constant), Efisiensi Biaya Overhead Pabrik, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung


(3)

2.

Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .090 .367 .246 .806 Efisiensi Biaya Bahan

Baku .103 .066 .125 1.556 .122 Efisiensi Biaya Tenaga

Kerja Langsung .196 .059 .266 3.306 .001 Efisiensi Biaya

Overhead Pabrik .262 .064 .331 4.118 .000 a. Dependent Variable: Net Profit Margin

UJI ASUMSI KLASIK

1.

Uji Normalitas


(4)

b.

Pendekatan Grafik

c.

Pendekatan Kolmogrov-Sminorv

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N 128 Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .64394139 Most Extreme Differences Absolute .099 Positive .070 Negative -.099 Kolmogorov-Smirnov Z 1.125 Asymp. Sig. (2-tailed) .159 a. Test distribution is Normal.


(5)

2.

Uji Heteroskedastisitas

a.

Pendekatan Grafik

b.

Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .760 .213 3.562 .001 Efisiensi Biaya Bahan

Baku -.070 .038 -.161 -1.807 .073 Efisiensi Biaya Tenaga

Kerja Langsung -.009 .034 -.024 -.264 .792 Efisiensi Biaya


(6)

3.

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson 1 .458a .209 .190 .65168 2.120 a. Predictors: (Constant), Efisiensi Biaya Overhead Pabrik, Efisiensi Biaya Bahan Baku, Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung

b. Dependent Variable: Net Profit Margin

4.

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .090 .367 .246 .806

Efisiensi Biaya Bahan

Baku .103 .066 .125 1.556 .122 .991 1.009 Efisiensi Biaya Tenaga

Kerja Langsung .196 .059 .266 3.306 .001 .982 1.019 Efisiensi Biaya

Overhead Pabrik .262 .064 .331 4.118 .000 .989 1.011 a. Dependent Variable: Net Profit Margin