dapat dipergunakan secara bebas di dalam masyarakat. Oleh karena itu, tanda-tanda yang demikian tidak dapat digunakan sebagai
merek. 4.
Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
Sebuah merek yang berisikan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang akan dimohonkan pendaftarannya juga tidak
dapat diterima untuk didaftar sebagai merek, karena keterangan tersebut tidak mempunyai daya pembeda. Misalnya merek kopi atau
gambar kopi untuk jenis barang kopi atau untuk produk kopi.
B. Tinjauan Merek Dagang Asing
1. Pengertian Merek Asing
Salah satu prinsip terpenting dari Konvensi Paris adalah tentang persamaan perlakuan yang mutlak antara orang asing dengan warga negara
sendiri. Prinsip “National Treatment” atau prinsip asimilasi Principle Of Assimilation yaitu seorang warga negara dari suatu negara peserta uni, akan
memperoleh pengakuan dan hak-hak yang sama seperti seorang warga negara dimana mereknya didaftarkan
10
. Prinsip
“National Treatment” atau prinsip asimilasi Principle Of Assimilation ini dimaksudkan untuk melindungi merek asing yang
10
Muhammad Djumhana dan R.Djubaedilah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teoori dan Prakteknya di Indonesia, h.129
didaftarkan di negara peserta Konvensi Paris termasuk Indonesia. Pengertian merek asing menurut peraturan perundang-undangan di
Indonesia tidak didefinisikan secara pasti. Berdasarkan pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat ditarik kesimpulan mengenai
pengertian merek asing yaitu suatu merek yang diajukan oleh pemilik yang berhak atas merek tersebut yang tidak bertempat tinggal atau
berkedudukan tetap di luar wilayah negara Indonesia.
2. Kriteria Merek Terkenal
Pasal 6 bis Paris Convention tidak memberikan definisi atau kriteria tentang merek terkenal tetapi diserahkan sepenuhnya pada masing-masing
negara anggota konvensi. Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M.03-HC.02.01 Tahun 1991 tentang penolakan
permohonan pendaftaran merek terkenal yang mempunayi persamaan dengan merek orang lain atau milik badan lain, memberikan kriteria
mengenai merek terkenal yaitu meliputi; 1.
Merek dagang yang secara umum telah dikenal dan dipakai pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau badan;
2. Digunakan di Indonesia ataupun di luar negeri.
Kriteria merek terkenal tidak hanya didasarkan pada pengetahuan umum masyarakat, tetapi juga didasarkan pada reputasi merek yang bersangkutan
yang telah diperoleh karena promosi yang telah dilakukan pemiliknya
11
.
3. Ketentuan Khusus Pendaftaran Merek Terkenal
Usaha untuk meraih predikat merek terkenal terhadap suatu produk bukan hal yang mudah. Pemilik merek membutuhkan waktu dan biaya
yang tidak sedikit untuk menjadikan mereknya merek terkenal. Salah satu caranya adalah dengan
mendaftarkan mereknya diberbagai negara. Hal itu menuntut diperlukannya ketentuan khusus dalam pendaftaran merek
terkenal, karena kalau suatu barang sudah terkenal dengan merek tertentu maka merek inilah yang dijadikan pegangan untuk memperluas pasaran luar
negeri dari barang yang bersangkutan
12
. Permohonan pendaftaran merek dalam daftar umum dapat ditolak
sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 6 ayat 1 huruf a dan b Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 apabila merek yang didaftarkan
a. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
Merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu untuk barang danatau jasa yang sejenis.
b. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
Merek yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang danatau sejenisnya.
11
Sudargo Gautama, Pembaharuan Hukum Merek Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti , 1997, h. 57
12
Sudargo Gautama, Hukum Merek Indonesia, Bandung: Alumni, 1984, h. 154
Dalam Pasal 6 bis Paris Convention versi Stockholm 1967, menentukan bahwa merek terkenal yang telah dipakai oleh pemakai
merek yang beritikad tidak baik, maka dapat selalu dapat dimintakan pembatalannya atau dilakukan pembatalan oleh pejabat yang berwenang.
Dalam pasal 6 bis ayat 3 menyatakan “No time limit shall be fixed for
requesting the cancellation or the prohibition of the use of marks registered or used in bad faith
”. Maksudnya adalah tidak ada batas waktu yang ditentukan untuk meminta pembatalan dari merek itu atau
larangan untuk memakai merek terdaftar tersebut jika dipakainya dengan
itikad tidak baik.