Tabulasi Silang Sikap dengan Pengetahuan Responden Tentang Keluarga Sadar Gizi.

pertama keluar harus diberikan kepada bayi sebesar 41, tidak setuju memberikan ASI Eksklusif yaitu sampai bayi berumur 4 bulan sebesar 63. Tidak setuju jika kekurangan yodium maka pertumbuhan anak normal sebesar 85, setuju menggunakan garam beryodium berguna untuk mencegah penyakit gondok sebesar 59, tidak setuju bila seorang suami tidak tahu-menahu mengenai garam yang digunakan untuk masak di dapur sebesar 43, setuju ibu hamil perlu memperoleh tablet besi sebesar 77, setuju ibu nifas, bayi dan balita harus memperoleh kapsul Vitamin A sebesar 63, setuju membawa bayi atau balita ke Posyandu bila isteri berhalangan sebesar 43.

4.6. Tabulasi Silang Sikap dengan Pengetahuan Responden Tentang Keluarga Sadar Gizi.

Tabel 4.17. Distribusi Pengetahuan Responden Berdasarkan Sikap Responden Di Kelurahan Wek V Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan tahun 2010. Sikap Responden Rendah Sedang Baik Total No Pengetahuan Responden n n n n 1 Rendah 9 60,0 6 40,0 0,0 15 100,0

2 Sedang

2 3,6 26 46,4 28 50,0 56 100,0 3 Baik 0,0 1 3,4 28 96,0 29 100,0 Dari tabel 4.17 menunjukkan bahwa dari 56 responden yang memiliki pengetahuan sedang, sebesar 3,6 diantaranya memiliki sikap yang rendah tentang KADARZI, sebesar 46,4 memiliki sikap sedang dan 50 memiliki sikap yang baik tentang KADARZI. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Responden

Menurut Notoatmodjo 1993, perilaku seseorang akan lebih baik dan dapat bertahan lama apabila didasari pengetahuan yang baik. Ditinjau dari segi pengetahuan suami tentang keluarga sadar gizi pada tabel 4.12. secara umum dapat dikatakan tingkat pengetahuan suami sebagian besar pada kategori sedang sebanyak 56 Tingkat pengetahuan suami dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti pendidikan, pekerjaan dan penghasilan suami. Pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa sebesar 23 suami tamat SMP dan 51 tamat SMA. Faktor pendidikan kepala keluarga dapat mempengaruhi kemampuan untuk mencari nafkah dan kemampuan untuk memilih makanan bergizi. Pendidikan kepala keluarga merupakan faktor yang secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kesehatan anak-anaknya. Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi cenderung berwawasan luas dan lebih mengetahui kebutuhan anaknya yang sesuai dengan perkembangannya, serta tidak bersikap tidak mau tahu terhadap masa depan anak-anaknya Julianty, dkk, 2001. Pendidikan seorang kepala keluarga memiliki keterkaitan dengan pekerjaan dan penghasilan. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung akan memiliki pekerjaan yang lebih baik dibandingkan orang yang berpendidikan rendah. Pada tabel 4.7. diketahui bahwa 24 suami bekerja sebagai pegawai swasta ataupun karyawan. Penghasilan suami tergolong baik karena 75 sudah di atas angka UMR Kota Padangsidimpuan Rp. 920.000. Universitas Sumatera Utara