RKPD Kabupaten Batang Tahun 2015
BAB IV-
30
produk, syarat teknis, sanitasi dan higienis yang rendah dan yang jauh dari persyaratan mutu ekspor karena rendahnya kesadaran, pengetahuan dan
permodalan, serta keterbatasan sarana – prasarana penyimpanan hasil
tangkapan; 10 Pola pemasaran hasil perikanan yang masih tradisional, belum menerapkan sistem rantai dingin pada penanganan hasil produk
perikanan, sehingga menyebabkan menurunnya kualitas bahan baku olahan perikanan. Hal ini masih ditambah dengan masih adanya penggunaan bahan
beracun berbahaya; 11 Rendahnya tingkat konsumsi ikan per kapita per tahun;
Peluang yang ada berdasarkan potensi dan isu-isu strategis di atas adalah: 1 Peningkatan Pencitraan terhadap komoditas Perikanan saat ini
sebagai salah satu sumber protein pangan unggulan melalui industrialisasi perikanan; 2 Globalisasi diberlakukannya pasar bebas membuka peluang
pengembangan pemasaran hasil perikanan; 3 Penguatan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kemampuan SDM; 4 Peningkatan minat
investasi dibidang kelautan dan perikanan;5 Penyempurnaan regulasi dan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan melalui pendampingan usaha
ekonomi produktif bidang kelautan dan perikanan; 6 Kebijakan pemerintah melalui APBD Provinsi, dan APBN; 7 Jaminan terpenuhinya dan kelayakan
pemanfaatan aset daerah untuk menunjang kegiatan Dinas; 8 Adanya dukungan stakeholders yang mempunyai komitmen terhadap pembangunan
kelautan dan perikanan; 9 Belum termanfaatkannya seluruh potensi sumberdaya kelautan dan perikanan di Kabupaten Batang;
Isu strategis yang perlu dicermati dalam lima tahun mendatang adalah optimalisasi produksi perikanan dan jasa kelautan.
7. Sektor Pariwisata dan Kebudayaan
Pariwisata adalah sektor yang memiliki prospek baik sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi. Seperti dikemukakan di Bab II, Kabupaten
Batang memiliki wilayah yang kaya akan sumber daya alam, hutan dan laut,
RKPD Kabupaten Batang Tahun 2015
BAB IV-
31
sehingga sangat strategis untuk dikembangkan sebagai daerah wisata. Beberapa kekuatan yang dimiliki Batang untuk mengembangkan sektor ini
adalah: a Adanya kawasan daya tarik wisata keunikan, keindahan, dan keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
tersebar di hampir seluruh Kabupaten Batang; b Ketersediaan fasilitas pendukung pariwisata; dan c Ketersediaan jumlah sumber daya manusia
pelaku dan asosiasi bidang pariwisata. Adapun kelemahan yang ada adalah: a Belum adanya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah
RIPPDA; b Tidak adanya destinasi unggulan yang masuk pada destinasi unggulan di Jawa Tengah; c Kawasan strategis pariwisata yang ada belum
dikelola dan berfungsi dengan baik; d Tidak adanya ketersediaan informasi mengenai destinasi wisata belum komprehensif; dan e Koordinasi antar
stakeholder yang belum maksimal. Beberapa peluang yang bisa dimanfaatkan adalah: a Adanya akses jaringan informasi dan komunikasi
baik nasional maupun internasional; b Adanya akses darat udara melalui Bandara A.Yani dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Jawa
Tengah; c Adanya keinginan investor swasta dalam berinvestasi di bidang pariwisata; d Kuatnya komitmen pemerintah pusat terhadap pengembangan
pariwisata; e Adanya kreatifitas dan inovasi masyarakat dalam mengembangkan produk khasunik; f Adanya rencana pengembangan
jaringan jalan Tol Trans Jawa yang melintasi Batang; dan g Keberadaan Java Promo sebagai lembaga koordinasi dan promosi bersama dalam bidang
pariwisata antara 15 KabupatenKota. Sedangkan tantangan yang ada dalam sektor ini adalah: a Destinasi wisata yang dimiliki Kabupaten Batang relatif
sama dengan yang dimiliki oleh daerah sekitarnya kompetisi; dan b Ancaman abrasi di wilayah pantai yang meminimalkan potensi wisata
pantailaut. Isu-isu strategis yang perlu dicermati dalam lima tahun mendatang
yaitu perlunya pengembangan destinasi pariwisata, pemasaran, industri,
RKPD Kabupaten Batang Tahun 2015
BAB IV-
32
peningkatan kelembagaan, sarana prasarana serta perlunya pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan.
8. Pengembangan infrastruktur