Winner 090406024 14
3. Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang sebagai fasilitas pelengkap dalam pengoperasian terminal antara lain:
a. Turun naik penumpang dan parkir bus harus tidak mengganggu kelancaran
sirkulasi bus dan dengan memperhatikan keamanan penumpang. b.
Luas bangunan ditentukan menurut kebutuhan pada jam puncak berdasarkan kegiatan adalah:
c. Tata ruang dalam dan luar bangunan terminal harus memberikan kesan
yang nyaman dan akrab. 4.
Luas pelataran parkir Luas pelataran parkir terminal tersebut di atas ditentukan berdasarkan kebutuhan
pada jam puncak berdasarkan: a.
Frekuensi keluar masuk kendaraan b.
Kecepatan waktu naikturun penumpang c.
Kecepatan waktu bongkarmuat barang d.
Banyaknya jurusan yang perlu di tampung dalam sistem jalur Sistem parkir kendaraan di dalam terminal harus ditata sedemikian rupa
sehingga rasa aman, mudah dicapai, lancar dan tertib. Ada beberapa jenis sistem tipe dasar pengaturan platform, teluk dan parkir adalah:
a. Membujur, dengan platform yang membujur bus memasuki teluk pada
ujung yang satu dan berangkat pada ujung yang lain. Ada tiga jenis yang dapat digunakan dalam pengaturan membujur yaitu satu jalur, dua jalur,
dan shallow saw tooth. b.
Tegak lurus, teluk tegak lurus bus-bus diparkir dengan muka menghadap ke platform, maju memasuki teluk dan berbalik keluar. Ada beberapa jenis
teluk tegak lurus ini yaitu tegak lurus terhadap platform dan membentuk sudut dengan platform.
2.2.2.4 Alternatif Standar Terminal
Terminal penumpang berdasarkan tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan jumlah arus minimum kendaraan per satu satuan waktu mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Terminal tipe A 50 -100 kendaraanjam
2.
Terminal tipe B 25 – 50 kendaraan jam
3.
Terminal tipe C 25 kendaraanjam
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 15
2.2.2.5 Persyaratan Teknis, Luas, Akses Dan Pejabat Penentu Lokasi Pembangunan Terminal
1. Luas Terminal Penumpang
Untuk masing-masing tipe terminal memiliki luas berbeda, tergantung wilayah dan tipenya, dengan ketentuan ukuran minimal:
a.
Untuk terminal tipe A di pulau Jawa dan Sumatra seluas 5 Ha, dan di pulau lainnya seluas 3 Ha.
b.
Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa dan Sumatra seluas 3 Ha, dan dipulau lainnya seluas 2 Ha.
c.
Untuk terminal tipe C tergantung kebutuhan. 2.
Akses Terminal Penumpang Akses jalan masuk dari jalan umum ke terminal, berjarak minimal:
a.
Untuk terminal tipe A di pulau Jawa 100 m dan di pulau lainnya 50 m,
b.
Untuk terminal penumpang tipe B di pulau Jawa 50 m dan di pulau lainnya 30 m,
c.
Untuk terminal penumpang tipe C sesuai dengan kebutuhan. 3.
Penentuan Lokasi Terminal Penumpang Penentuan lokasi dan letak terminal penumpang dilaksanakan oleh:
a.
Direktur Jenderal setelah mendengar pendapat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, untuk Terminal penumpang Tipe A,
b.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal, untuk terminal penumpang tipe B,
c.
Bupati Kepala DaerahWalikotamadya daerah Tingkat II setelah mendapat persetujuan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I terminal
penumpang tipe C.
2.2.2.6 Daerah KewenanganPengelolaan Terminal
Daerah kewenanganpengelolaan terminal terdiri dari:
1.
Daerah lingkungan kerja terminal, merupakan daerah yang diperuntukkan untuk fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal,
2.
Daerah pengawasan terminal, adalah daerah di luar daerah lingkungan kerja terminal yang diawasi oleh petugas terminal untuk menjamin kelancaran arus lalu
lintas di sekitar terminal.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Winner 090406024 16
2.2.2.7 Penyelenggaraan Terminal Penumpang