Hambatan dalam komunikasi organisasi

22 2 Fungsi khusus 1 Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi lalu menerjemahkannya ke dalam tindakan tertentu dibawah sebuah “komando” 2 Membuat para karyawan menciptakan dan menangani “relasi” antara sesama bagi peningkatan produk organisasi 3 Membuat para karyawan memiliki kemampuan untuk menangani atau mengambil keputusan – keputusan dalam suasana yang “ambigu dan tidak pasti” Dalam Lubis, 2013:4.

2.2.4. Hambatan dalam komunikasi organisasi

Menurut Wursanto 2005:171-178 dalam bukunya dasar – dasar ilmu organisasi, hambatan komunikasi dalam organisasi dapat dibagi menjadi : 1 Hambatan yang bersifat teknis Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: 1 Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi; 2 Penguasaan teknis dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai; 3 Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi. 2 Hambatan semantik Hambatan semantik adalah hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian terhadap Universitas Sumatera Utara 23 bahasa kata-kata, kalimat, kode-kode yang dipergunakan dalam proses komunikasi. 3 Hambatan Perilaku Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan, adalah hambatan yang disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk seperti: 1 Pandangan yang bersifat apriori; 2 Prasangka yang didasarkan pada emosi; 3 Susanan otoriter; 4 Ketidakmauan untuk berubah; 5 Sifat yang egosentris. Robbins dalam Suharso 2013: 64-68 menunjukkan beberapa hambatan komunikasi dalam konteks organisasi, yaitu: 1 Penyaringan filtering Penyaringan pada dasarnya adalah proses memanipulasi informasi sehingga informasi yang dikirimkan itu terksesan lebih menyenangkan. Dalam praktik organisasi ini terjadi biasanya pada proses pengiriman informasi dari bawahan kepada atasan upward communication . Komunikasi ini tidak akan menguntungkan kedua belah pihak karena ada sebagian informasi yang disembunyikan sehingga tidak objektif lagi. Hal ini akan berpengaruh pada keputuasn yang akan diambil oleh atasan atau pimpinan puncak. Keputusan yang diambil berdasarkan pada informasi yang tidak utuh makan tidak akan menyelesaikan persoalan. Universitas Sumatera Utara 24 2 Persepsi selektif Persepsi selektif ini pada dasarnya proses memilih informasi yang menguntungkan sesuai dengan kebutuhan, pengalaman, motivasi, latar belakang dan karakter dari komunikan. 3 Kelebihan Informasi Kelebihan informasi pada dasarnya merupakan kondisi dimana informasi mengalir begitu cepat dan banyak melebihi kemampuan pengolahan seorang individu. Kelebihan informasi yang terjadi pada karyawan baik eksekutif maupun bawahan pada dasarnya akan menimbulkan dampak negatif. Mereka cenderung akan menyeleksi, mengabaikan atau melupakan informasi itu. Selain itu dampak yang mungkin timbul adalah situasi jenuh dan stres pada karyawan yang akhirnya mempengaruhi produktivitas kerja mereka menjadi menurun. 4 Defensif Wujud dari tindakan defensif antara lain, mudah tersinggung, menyindir orang lain yang dianggap sebagai ancaman, ungkapan – ungkapan yang kasar, mengucilkan diri, sulit diajak berkomunikasi sehingga akhirnya komunikasi betul-betul tidak efektif. Dalam beberapa kasus, tidak jarang kondisi ini sampai pada tindakan yang paling fatal, yaitu tindakan fisik. 5 Bahasa Dalam konteks organsiasi, biasanya karyawan berasal dari latar belakang yang beraneka ragam, baik dari segi pendidikan maupun suku, oleh karena itu memiliki pola berbicara yang berbeda. Perbedaan itu meliputi kata – kata yang digunakan, cara bercanda, cara mengungkapkan pikiran atau Universitas Sumatera Utara 25 perasaannya dan sebagainya. Dengan adanya departementalisasi atau pengelompokan kerja dalam praktik organisasi, maka akan menimbulkan terjadinya spesialisasi kerja. Spesialisasi kerja inilah yang kemudian memunculkan terjadinya penggunaan kata atau ungkapan khusus yang terutama hanya dimengerti oleh masing-masing kelompok kerja tersebut. Bagi organisasi – organisasi besar yang memiliki cabang di daerah atau bahkan negara yang berbeda tentu saja penggunaan bahasa yang khas ini akan lebih menyulitkan proses komunikasi. 6 Kegelisahan komunikasi Kegelisahan komunikasi pada dasarnya ketegangan dan kecemasan yang tidak pada tempatnya dalam komunikasi lisan, tulisan dan keduanya. Bentuk kegelishan komunikasi ini bermacam – macam, antara lain, pucat, keluar keringat dingin, gagap, gemetar, tidak berani menatap lawan bicara, berjalan atau berdiri dengan sikap yang tidak meyakinkan.

2.2.5. Teori komunikasi organisasi