Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam masyarakat yang semakin maju dan berkembang, tuntutan transparansi dan demokratisasi dalam berbagai aspek kehidupan semakin kuat, tidak terkecuali aspek bisnis dan ekonomi yang menjadi gantungan harapan sebagian besar masyarakat. Keterbukaan informasi dalam dunia bisnis terutama bisnis korporasi tercermin dari pengungkapan informasi melalui laporan keuangan yang dipublikasikan kepada masyarakat. Tujuan utama pengungkapan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada para analis dan investor mengenai jumlah, saat dan ketidakpastian laba masa depan arus kas. Pengungkapan laporan keuangan akan membantu para analis dalam membuat prediksi mengenai laba masa depan. Disamping itu, pengungkapan laporan keuangan disclosure of financial statement merupakan sarana pertanggungjawaban kepada publik. Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan oleh standar. Yang pertama adalah pengungkapan wajib mandatory disclosure, yaitu ukuran pengungkapan minimum yang diharuskan oleh standar akuntansi yang berlaku. Kedua adalah pengungkapan sukarela voluntary disclosure, yaitu pengungkapan butir-butir yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Kenyataannya, praktik pengungkapan laporan keuangan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain selalu berbeda, baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. Perbedaan praktik pengungkapan tersebut diantaranya disebabkan oleh adanya perbedaan filosofi serta luasnya kekuasaan yang dimiliki para manajer untuk membuat kebijakan sehubungan pengungkapan informasi kepada publik. Penyebab lain adalah adanya ukuran pengungkapan minimum yang diharuskan mandatory disclosure oleh standar akuntansi yang berlaku serta aturan yang dikeluarkan oleh regulator pasar modal sehingga pengungkapan yang bersifat sukarela hanya bersifat opsional. Khusus Indonesia, usia pasar modal Indonesia yang masih muda masih perlu penyempurnaan dari sisi aturan agar dapat sejajar dengan pasar modal di negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Eropa dan Australia. Para investor maupun analis pasar modal menilai bahwa salah satu ukuran kredibilitas perusahaan ditandai dengan kecukupan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Kekeliruan dalam membuat keputusan investasi dan rendahnya akurasi ekspektasi pasar menandakan adanya kesenjangan informasi antara penyusun laporan dengan pengguna laporan. Oleh sebab itu, para manajer beranggapan bahwa pengungkapan informasi sukarela secara lebih luas adalah salah satu cara untuk menjaga dan meningkatkan kredibilitas perusahaan. Pengungkapan sukarela dinilai dapat membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen. Disamping itu, dengan mengungkapkan informasi sukarela secara lebih luas perusahaan dapat menarik perhatian lebih banyak analis, meningkatkan akurasi ekspektasi pasar dan menurunkan ketidaksimetrisan informasi pasar. Beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh Lang dan Lundholm 1996 mencatat bahwa praktek pengungkapan yang lebih baik akan membantu memperbaiki ketepatan ramalan para analis mengenai laba pada tahun berikutnya. Disamping itu, teori ekonomi berpandangan bahwa perusahaan kemungkinan juga akan memperoleh manfaat dari penyediaan informasi tambahan pengungkapan sukarela kepada para investor dan analis Verrecchia, 1983. Dalam konteks pengungkapan akuntansi, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan tidak terbatas hanya yang bersifat keuangan, akan tetapi juga meliputi informasi non keuangan. Penelitian tentang pengungkapan laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena akan memberikan gambaran tentang sifat perbedaan tingkat pengungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengetahuan tentang hubungan antara karakteristik spesifik perusahaan dan tingkat pengungkapan laporan keuangan akan berguna dalam analisis laporan keuangan, yaitu memberikan gambaran tentang tipe dan jumlah informasi yang disediakan perusahaan dengan karakteristik tertentu. Marwata, 2001. Kualitas pengungkapan laporan keuangan sangat berpengaruh terhadap kualitas keputusan investasi yang dibuat oleh investor Singhvi dan Desai, 1971. Tingkat pengungkapan laporan keuangan adalah salah satu bentuk kualitas pengungkapan. Banyak penelitian yang menggunakan disclosure index methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari isi suatu laporan keuangan. Karakteristik perusahaan merujuk kepada faktor-faktor spesifik yang melekat pada perusahaan ataupun lingkungan di mana kegiatan perusahaan berlangsung. Dalam beberapa penelitian mengenai pengungkapan yang pernah dilakukan, tingkat pengungkapan laporan keuangan sering kali dihubungkan dengan karakteristik perusahaan seperti harga saham Copeland dan Fredericks, 1968, umur perusahaan Alsaeed, 2006, ukuran perusahaan Copeland dan Fredericks, 1968; Singhvi dan Desai, 1971; dan Buzby, 1974, status listing Singhvi dan Desai, 1971; Profitabilitas dan ukuran kantor akuntan publik Sighvi dan Desai, 1971, jenis industri Stanga, 1976; Cooke, 1989, likuiditas Wallace dan Naser; 1995, tingkat leverage Chow dan Wong-Boren, 1987, dan jumlah penyebaran kepemilikan saham Raffournier, 1995; Wallace dan Naser; 1995. Studi yang dilakukan Barret 1976 mencoba meneliti praktik pengungkapan akuntansi dalam annual report perusahaan- perusahaan besar yang terdapat di tujuh negara maju, diantaranya Amerika, Jepang, Inggris, Francis, Jerman, Belanda dan Swedia. Barret melaporkan adanya pengaruh antara tingkat pengungkapan laporan keuangan dengan efisiensi pasar modal negara yang diteliti. Studi Malone et.al.1993 menguji tingkat pengungkapan laporan keuangan dalam annual report pada industri tertentu, yaitu industri minyak dan gas. Hasil studi Malone memperlihatkan pengaruh signifikan status listing, rasio hutang leverage dan jumlah pemegang saham terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan. Bisnis real estate dan properti adalah bisnis yang dikenal memiliki karakteristik cepat berubah volatile, persaingan yang ketat, persisten, dan kompleks. Ada beberapa fenomena yang muncul akhir-akhir ini pada bisnis real estate dan properti di lingkungan global maupun regional yang menarik untuk diamati, antara lain: 1 Terjadinya krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang bermula pada pertengahan tahun 2006 tercatat menyumbang krisis global paling besar. Dana Moneter Internasional IMF melansir kerugian global akibat krisis kredit perumahan berisiko tinggi AS subprime mortgage mencapai sekitar 945 miliar dolar AS. 2 Tingginya tingkat pertumbuhan industri real estate dan properti di Indonesia pasca krisis moneter. Pada tahun 2003, industri real estate dan properti mengalami pertumbuhan mencapai angka 78, lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama digerakkan oleh banyaknya pembangunan pusat-pusat perdagangan trade center, hunian mewah residensial dan apartemen serta gedung-gedung perkantoran. 3 Industri real estate dan properti dikenal sebagai bisnis yang memiliki siklus yang cepat berubah volatile, persisten dan kompleks. 4 Masih rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga saat ini 3,5- 4, sementara penggerak perekonomian masih terletak pada sektor konsumsi yang bersifat unsustainable sehingga menimbulkan suatu kegamangan dan kekawatiran pelaku pasar dan pengusaha bisnis real estate dan properti. Kekhawatiran yang muncul adalah kemungkinan terjadinya property bubble yang berlanjut pada pecahnya property bubble yang ditandai dengan boomingnya harga di sektor real estate dan properti Partisimon, 2008. Gambaran fenomena di atas tentunya dapat mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan informasi sukarela dalam annual report. Berkaitan dengan beberapa fenomena maupun temuan empiris di atas, peneliti tertarik untuk melakukan investigasi pengaruh karakteristik spesifik perusahaan terhadap tingkat pengungkapan laporan keuangan pengungkapan sukarela pada perusahaan real estate dan properti publik di Bursa Efek Indonesia BEI. Hal yang mendasari pentingnya penelitian ini adalah bahwa pengungkapan sukarela — disamping pengungkapan yang diwajibkan— telah memperoleh perhatian yang cukup besar dalam studi akuntansi dewasa ini. Kurang memadainya informasi yang diwajibkan menyebabkan perlunya tambahan informasi tertentu melalui pengungkapan sukarela yang diperlukan investor untuk dapat mengambil keputusan yang tepat. Oleh sebab itu penelitian ini berusaha menguji sejauh mana kualitas pengungkapan sukarela yang dilaporkan oleh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, khususnya melalui laporan tahunan yang menjadi media utama perusahaan untuk menyampaikan informasi kepada investor. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan Alsaeed 2006 dengan judul The association between firm-specific characteristics and disclosure : The case of Saudi Arabia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah : 1. Periode penelitian sebelumnya adalah tahun 2003, sedangkan periode penelitian yang dilakukan adalah tahun 2005 dan 2006. 2. Perusahaan yang diteliti sebelumnya adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Saudi Arabia Saudi Stock MarketSSM, sedangkan perusahaan yang diteliti

1.2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia(2009-2011)

0 49 87

Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 115 76

Analisis Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Kinerja Pasar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 35 89

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Perbandingan Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan Perusahaan Publik Sebelum dan Setelah Perubahan Peraturan BAPEPAM Mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan

0 25 149

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 95

Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 22