pemeriksaan serologi penderita DBD dibandingkan pemeriksaan serologi lainnya seperti ELISA, uji komplemen fikasi, uji netralisasi, dan sebagainya.
5
Apapun jenis uji yang dilakukan, konfirmasi serologis sudah pasti bergantung pada
kenaikan yang signifikan 4 kali lipat atau lebih pada antibodi spesifik dalam sampel serum diantara fase akut dan fase pemulihan. Kumpulan antigen untuk
sebagian besar uji serologis ini harus mencakup keempat serotipe dengue.
5
2.6.4. Pengobatan Penderita
DBD
5,12,18
Pengobatan penderita DBD pada dasarnya bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi.
1. Penatalaksanaan DBD tanpa komplikasi :
a. Istirahat total di tempat tidur.
b. Diberi minum 1,5-2 liter dalam 24 jam susu, air dengan gula atau air
ditambah garamoralit. Bila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena tidak mau minum, muntah atau nyeri perut berlebihan, maka cairan inravena
harus diberikan. c.
Berikan makanan lunak d.
Medikamentosa yang bersifat simptomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres, antipiretik yang bersifat asetaminofen, eukinin, atau
dipiron dan jangan diberikan asetosal karena dapat menyebabkan perdarahan. e.
Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi sekunder. 2.
Penatalaksanaan pada pasien syok : a.
Pemasangan infus yang diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, ringer laktat dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah syok diatasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu, dan pernapasan tiap jam,
serta Hemoglobin Hb dan Hematokrit Ht tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya tiap 24 jam.
Nilai normal Hemoglobin : Anak-anak
: 11,5 – 12,5 gr100 ml darah Laki-laki dewasa
: 13 – 16 gr100 ml darah Wanita dewasa
: 12 – 14 gr100 ml darah Nilai normal Hematokrit :
Anak-anak : 33 – 38 vol
Laki-laki dewasa : 40 – 48 vol
Wanita dewasa : 37 – 43 vol
c. Bila pada pemeriksaan darah didapatkan penurunan kadar Hb dan Ht maka
diberi transfusi darah.
2.6.5. Penyelidikan Epidemiologi PE
Penyelidikan Epidemiologi adalah kegiatan pencarian penderitatersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik rumah, yang dilakukan dirumah penderita dan
20 rumah disekitarnya serta tempat-tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan, hasilnya dicatat dalam formulir PE dan dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas selanjutnya diteruskan kepada Lurah melalui Camat dan penanggulangan seperlunya untuk membatasi penularan. Maksud penyelidikan epidemiologi ialah
untuk mengetahui adatidaknya kasus DBD tanbahan dan luas penyebarannya, serta untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit DBD lebih lanjut
dilokasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Bila pada hasil PE ditemukan penderita DBD lain atau jentik dan penderita panas tanpa sebab yang jelas lebih dari 3 orang maka akan dilakukan penyuluhan 3 M
plus, larvasida, fogging fokus penanggulangan fokus, yaitu pengasapan rumah sekitar tempat tinggal penderita DBD dalam radius 200 meter, yang dilaksanakan
berdasarkan hasil dari penyelidikan epidemiologi, dilakukan 2 siklus dengan interval 1 minggu. Bila pada hasil PE tidak ditemukan kasus lain maka dilakukan penyuluhan
dan kegiatan 3M.
14,16
2.7. Pencegahan Tersier