Peluang Sektor Informal Arus Perputaran Kegiatan Ekonomi

membuat banyak industri kecil dan indurstri rumah tangga di Indonesia kesulitan meningkatkan kualitas produk mereka agar mampu bersaing di pasar domestik dan ekspor. Apalagi ketika mereka harus menangani masalah-masalah tersebut sendirian.

2.6 Tantangan Sektor Informal

Tantangan yang dihadapi sektor informal saat ini dan di masa akan datang, terutama dalam aspek-aspek berikut ini:

2.6.1 Persaingan Makin Bebas

Dengan diterapkannya sistem pasar bebas dengan pola atau sistem persaingan yang berbeda dan intensifitas lebih tinggi, 3 ditambah lagi dengan perubahan tenologi dan selera masyarakat akibat pendapatan masyarakat yang terus meningkat, maka setiap pengusaha di sektor informal, baik di sektor industri manufaktur, sektor perdagangan, maupun di sektorjasa ditantang apakah mereka san ggup menghadapimenyesuaikan usaha mereka dengan semua perubahan ini. Misalnya, dengan makin banyaknya orang menyukai fast food services, maka pemilik-pemilik warung dan rumah makan tradisional harus memikirkan strategi agar tetap dapat bertahan di pasar yang sama walapun di dalam segmen yang berbeda.

2.6.2 Perkembangan Pesat Teknologi

Perubahan teknologi mempengaruhi ekonomi atau dunia usaha, dari dua sisi, yakni sisi penawaran dan sisi permintaan. Dari sisi penawaran, perkembangan teknologi mempengaruhi antara lain metode atau pola produksi, komposisi serta jenis materialinput dan serta kualitas produk yang dibuat. Sedangkan, dari sisi permintaan, perubahan teknologi membuat pola permintaan masyarakat berubah. Munculnya restoran-restoran yang menyajikan fast food services juga tidak lepas dari kemajuan teknologi di bidang makanan. Durvival capability sektor informal sangat tergantung pada tingkat fleksibilitasnya dalam melakukan penyesuaian-penyesuian di segala bidang yang berkaitan dengan perubahan teknologi. Di sini, antara lain penguatan SDM sangat penting.

2.7 Peluang Sektor Informal

Peluang sektor informal untuk tetap bertahan atau berkembang, dapat dilihat dari dua sisi. Dari sisi penawaran, seperti yang telah dibahas sebelumnya, masih ada persoalan struktural ketenagakerjaan di dalam negeri memberi peluang besar bagi pertumbuhan sektor informal. Dengan adanya krisis ekonomi, peluang tersebut semakin besar. Terbukti krisis ekonomi selama tahun 1998 lalu memberi sejumlah dorongan positif bagi pertumbuhan output bukan produktivitas di sektor tersebut lewat labour market effect, yakni pertumbuhan jumlah unit usaha, pekerja dan pengusaha akibat meningkatnya jumlah pengangguran akibat banyak pekerja di sektor formal yang di PHK- kan. Dorongan positif lainnya dari sisi penawaran produksi adalah munculnya tawaran dari sektor formal untuk melakukan mitra usaha atau aliansi dengan sektor informal karena kondisi memaksa. Dengan lain kata, muncul kesempatan besar untuk melakukan kemitraan atau misalnya subcontracting antara industri besar dengan industri kecil. Selain itu, krisis ekonomi dengan kondisi nilai tukar rupiah merosot besar terhadap dollar AS, sebenarnya dapat memberi kesempatan ekspor lebih besar bagi industri kecil. Walaupun kenyataannya perkembangan ekspor Indonesia secara umum dan perkembangan industri kecil pada khususnya, tidak terlalu signifikan selama. Dari sisi permintaan pasar output, selama sebagian besar penduduk Indonesia berpendapatan rendah, permintaan terhadap produk-produk barang maupun jasa dari sektor informal tetap besar. Jadi, dapat dikatakan bahwa sektor informal berfungsi sebagai the last resort, tidak hanya dilihat dari sisi kesempatan kerja pasar buruh tetapi juga dari sisi penjaminan ketersediaan kebutuhan pokok bagi masyarakat miskin pasar output.

2.8 Arus Perputaran Kegiatan Ekonomi

Pada dasarnya ada dua pihak yang menggerakkan roda pererkonomian, yaitu pihak swasta dan pemerintah. Dalam pihak swasta kemudian diadakan pembagian menjadi 2 bagian yaitu individu rumah tangga konsumen, bussines rumah tangga perusahaan. Hubungan antara individu dan bussin Pengeluaran Konsumsi Barang dan Jasa Faktor-faktor Produksi Sumber: Sukirno, 2006 Gambar 2.1 Siklus Aliran Pendapatan Masyarakat Perusahaan Perusahaan mendapatkan faktor-faktor produksi dari rumah tangga konsumen atau masyarakat luas. Sehingga sebagai imbalannya, perusahaan akan memberikan pendapatan kepada rumah tangga konsumen dalam bentuk sewa, upah, bunga, laba. Sesudah faktor-faktor produksi diolah oleh perusahaan, maka hasil produksi akan disalurkan kepada kosumen dalam bentuk barang dan jasa. Sebagai imbalannya, konsumen akan membeli barang dan jasa tersebut dengan pendapatan yang dimilikinya. Gambar di atas juga merupakan sirkulasi aliran pendapatan.

2.9 Pendapatan