Analisis Fungsi Dan Makna “Mon” Dalam Kalimat Pada Komik “Gals!” Karya Mihona Fujii Mihona Fujii No Sakuhin No “Gals!” No Manga No Bun Ni Okeru “Mon” No Kinou To Imi No Bunseki

(1)

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA “

MON”

DALAM KALIMAT

PADA KOMIK “GALS!” KARYA MIHONA FUJII

MIHONA FUJII NO SAKUHIN NO “GALS!” NO MANGA NO BUN NI OKERU “MON” NO KINOU TO IMI NO BUNSEKI

SKRIPSI

Skripsi ini Diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

Oleh :

NAZAYA ZULAIKHA 070708021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

M. Pujiono, S.S., M. Hum Drs. Nandi. S

NIP. 196910112002121001 NIP. 196008221988031002

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

Disetujui Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan

Departemen Sastra Jepang Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum NIP. 196009191988031001


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberdikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA “MON” DALAM KALIMAT PADA

KOMIK “GALS!” KARYA MIHONA FUJII.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, dari tata bahasa maupun uraiannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga, terutama kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum, selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang Program S1 Universitas Sumatera Utara

3. Bapak M.Pujiono, S.S., M.Hum., selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis hingga skripsi ini selesai

4. Bapak Drs. Nandi, S., selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis hingga skripsi ini selesai


(4)

5. Bapak dan Ibu dosen Sastra Jepang Fakultas Sastra : Pak Alimansyar selaku dosen wali penulis, Bu Rani, Pak Hamzon, Pak Yudhi, Bu Hani, Bu Adriana, dan semua dosen yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya selama ini

6. Untuk orang tua penulis, Bapak Zulkarnain, S.E., dan Ibu Eldina, S.Pd., dan adik penulis, Mizanina Adlini, yang telah memberikan dukungan, perhatian, semangat, bantuan yang tak terhingga, baik dalam bentuk moril dan materi, kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 7. Untuk yang spesial, Rizaldi Restu Pratama, yang telah memberikan

dukungan, perhatian, semangat dan bantuan kepada penulis dalam segala hal, terutama dalam penyelesaian skripsi ini

8. Untuk sahabat terbaik penulis “Pikapika Ladies”, Ratna Sari Nasution sebagai kakak pertama (sosaeng), Chrisya Uliandari sebagai kakak kedua (unni), dan Lisa Mayasari sebagai kakak ketiga (hyung), yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan semangat kepada penulis sebagai yang paling kecil (maknae), melewati masa-masa kuliah, seminar proposal, pengerjaan skripsi, semuanya dilalui bersama

9. Untuk teman-teman Sastra Jepang 07, Erma Dani Sembiring, Reminisere, Giovanni, Melanie Sugiarti, Wahyu Syahputra, dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas semangat dan dukungannya

10.Untuk B1A4, terutama si Maknae, Shik Gongchan, yang telah menjadi inspirasi bagi penulis dan memberikan dukungan secara langsung maupun


(5)

tidak langsung kepada penulis sehingga penulis terus semangat dalam menyelesaikan skripsi ini

11.Dan juga terima kasih kepada senpai dan kohai di Sastra Jepang Fakultas Sastra

Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada semua pihak yang disebutkan di atas serta semua pihak yang telah membantu, tetapi tidak disebutkan namanya, mohon maaf jika penulis ada kekurangan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2011

Nazaya Zulaikha 070708021


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan... 7

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ... 8

1.4.1 Tinjauan Pustaka ... 8

1.4.2 Kerangka Teori ... 12

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 14

1.5.1 Tujuan Penelitian... 14

1.5.2 Manfaat Penelitian... 14

1.6 Metode Penelitian ... 15

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG STUDI SEMANTIK, FUNGSI DAN MAKNA KATA MON ... 16

2.1 Studi Semantik ... 16

2.1.1 Jenis-Jenis Makna dalam Semantik... 17

2.1.2 Manfaat Mempelajari Semantik ... 20


(7)

BAB III : ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KATA MON DALAM KOMIK

“GALS!”... 47

3.1 Mon dalam komik “Gals!” ... 47

3.2 Fungsi dan Makna Kata Mon ... 47

3.3 Hasil Analisis ... 72

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

4.1 Kesimpulan ... 73

4.2 Saran ... 75 DAFTAR PUSTAKA


(8)

ABSTRAK

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa memiliki keterikatan terhadap manusia sebagai penggunanya. Dengan bahasa, kita bisa menyampaikan pemikiran kepada lawan bicara. Setiap bahasa memiliki kaidah penggunaannya masing-masing, demikian juga dengan bahasa Jepang. Bahasa Jepang dan bahasa Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan, terutama dalam hal padanan kata sehingga menyulitkan dalam penerjemahan.

Salah satu media penyampaian bahasa adalah komik. Dalam komik terdapat kalimat-kalimat dalam bentuk formal (teineigo) maupun bentuk informal (wakamono kotoba / futsukei). Tetapi pada umumnya penggunaan bahasa dalam komik menggunakan bahasa informal. Bahasa dalam bentuk informal (wakamono kotoba) umumnya dipakai oleh remaja-remaja Jepang. Komik “Gals!” menceritakan tentang kehidupan remaja-remaja Jepang dan terdapat banyak kalimat percakapan yang menggunakan wakamono kotoba. Salah satu wakamono kotoba adalah kata mon.

Mon merupakan bentuk non formal dari kata mono yang umumnya digunakan dalam percakapan remaja di Jepang. Kata mon termasuk dalam kelas kata meishi. Dalam kelas kata meishi, mon termasuk dalam keishiki meishi, yaitu nomina yang menyatakan arti yang abstrak. Contoh : “Oi Kotobuki, nande itsu no ma ni soko ni suwatte ore no mon kuttenda?”. Selain itu, mon juga termasuk dalam kelas kata joshi, yaitu kata bantu yang tidak bisa berdiri sendiri dan tidak mengalami perubahan bentuk. Dalam kelas kata joshi, mon termasuk dalam shuujoshi, yaitu joshi yang berada di akhir kalimat. Contoh : “Watashi ga erande yatteru koto da mon”

Kata mon memiliki fungsi dan makna yang berbeda-beda, tergantung pada konteks kalimat dan letaknya dalam kalimat. Secara umum, makna kata mon sebagai meishi adalah ‘barang atau benda’ dan terletak di tengah kalimat, dan sebagai joshi yang terletak di akhir kalimat dan berfungsi untuk mempertegas kalimat. Tetapi tidak semua kata mon dalam kalimat dapat diartikan demikian


(9)

sehingga menimbulkan suatu permasalahan bagi penulis dalam memahami kata mon dalam suatu kalimat percakapan tertentu. Dengan demikian, untuk mengetahui fungsi dan makna kata mon, penulis mencoba menganalisis kalimat percakapan yang terdapat dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3.

Komik “Gals!” yang menjadi objek penelitian penulis secara keseluruhan berjumlah 10 jilid, tetapi penulis hanya membatasi penelitian pada jilid 1 sampai dengan jilid 3. Hal ini disebabkan karena komik “Gals!” yang berbahasa Jepang yang penulis temukan hanya jilid 1 sampai dengan 3.

Metode yang penulis gunakan untuk menganalisis adalah dengan menggunakan metode deskriptif dan pengumpulan data melalui metode penelitian pustaka.

Acuan teoritis yang penulis gunakan sebagai dasar penelitian adalah tinjauan mengenai studi semantik dan tinjauan mengenai fungsi dan makna kata mon. Bidang studi semantik membaha mengenai makna kata, yaitu makna yang berhubungan dengan benda-benda konkrit, hal-hal yang abstrak, dan makna kata yang maknanya tidak jelas apabila tidak dirangkai dengan kata-kata lain. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan makna kontekstual, yaitu makna kata yang berada dalam konteks, yang juga berhubungan dengan situasi penggunaan suatu kata tertentu.

Dalam meneliti fungsi dan makna kata mon dalam kalimat percakapan yang terdapat dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3, penulis menggunakan teori-teori pakar yang berhubungan dengan fungsi dan makna kata mon sebagai landasan dalam menganalisis. Teori yang penulis temukan yang berhubungan dengan mon adalah dalam teori Sunagawa Yuriko, Susumu Nagara, Kikuo Nomoto, dan Naoko Chino. Tetapi yang penulis gunakan dalam proses analisis sebagai acuan adalah teori Sunagawa Yuriko, Kikuo Nomoto, dan Chino karena dalam teori-teori tersebut penulis menemukan fungsi dan makna mon yang terdapat dalam komik “Gals!”, sehingga dapat membantu penulis untuk memahami dan menganalisis fungsi dan makna mon dalam kalimat percakapan dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3. Penulis menggunakan teori


(10)

Sunagawa Yuriko sebagai teori dasar karena merupakan teori yang paling lengkap, yang kemudian didukung dan disempurnakan oleh teori pakar lainnya.

Dalam menganalisis cuplikan kalimat percakapan, penulis menyocokkan fungsi dan makna mon dalam komik “Gals!” dengan teori-teori yang berkenaan dengan mon, dan kemudian menerjemahkannya sesuai dengan konteks kalimatnya atau kata yang mengikutinya. Dengan demikian, penulis menemukan bahwa dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 terdapat 16 fungsi dan makna kata mon, yaitu : menyatakan objek/barang/bahan, menunjukkan penegasan pada suatu hal, ungkapan yang digunakan untuk menekankan ketidakmampuan, menunjukkan alasan, menyatakan perasaan yang bingung, mengharapkan kebenaran dari suatu peristiwa, menunjukkan makna “seharusnya”, menyatakan keyakinan pembicara, mengandung makna meremehkan, menyatakan keheranan atau kekaguman, menunjukkan makna “kalau melakukan mungkin tidak terjadi hasil yang buruk”, mengungkapkan perasaan minta maaf, menunjukkan perasaan manja, menyatakan kesimpulan, menunjukkan arti “sangat”, menyatakan ketidakpuasan.

Dalam menyusun analisis, penulis mencantumkan hasil analisis pada masing-masing cuplikan. Dalam analisis cuplikan, penulis juga menyertakan situasi percakapan, yaitu dalam situasi percakapan seperti apakah digunakannya kata mon.

Dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3, makna kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan banyak yang memiliki makna yang abstrak, yaitu pengganti ungkapan atau luapan perasaan si pembicara saat mengucapkan suatu kalimat tertentu. Kata mon bermakna abstrak yang paling banyak adalah yang bermakna mempertegas suatu alasan atau pernyataan.

Sedangkan fungsi mon yang terbanyak adalah untuk mempertegas suatu pernyataan atau alasan.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk pengguna bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan bahasa, kita dapat menyampaikan gagasan, pikiran, maupun ide kepada lawan bicara. Sutedi (2003 : 2) menyatakan bahwa bahasa adalah alat untuk menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain. Sedangkan Gorys Keraf (1980 : 16) menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Bahasa memiliki keterikatan terhadap manusia sebagai penggunanya. Bahasa digunakan ketika kita ingin menyampaikan ide, gagasan, maupun pikiran kita kepada lawan bicara, tentu saja lawan bicara kita diharapkan bisa memahami maksud kita, karena ia memahami makna yang disampaikan melalui bahasa tersebut.

Setiap bahasa di dunia memiliki kaidah-kaidah penggunaannya masing-masing agar terciptanya suatu komunikasi yang baik, yang disebut dengan gramatikal. Demikian juga dengan bahasa Jepang.

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia. Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan, terutama dalam hal padanan kata. Kedua bahasa tersebut berasal


(12)

dari rumpun bahasa yang berbeda. Oleh karena itu, dalam proses penerjemahan antara kedua bahasa tersebut akan ditemukan berbagai macam kendala. Dalam penerjemahan komik pun mengalami kesulitan dalam penerjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia.

Penggunaan bahasa di komik (manga) umumnya menggunakan bahasa non formal, yaitu bahasa yang umumnya digunakan oleh remaja (wakamono kotoba). Di dalamnya terdapat kata-kata yang bukan merupakan bahasa resmi seperti yang diperoleh dalam pembelajaran bahasa Jepang. Seperti dalam komik “Gals!”. Komik “Gals!” menceritakan tentang kehidupan remaja di Jepang dan kata-kata yang digunakan dalam komik tersebut adalah bahasa non formal/remaja (wakamono kotoba). Sebagai contoh :

1) Rei : 。。どーでもいーけど

(...do- demo i- kedo)

おい寿、何でいつの間にかそこに座って俺のもん食って んだ?

(oi Kotobuki, nande itsu no ma ni ka soko ni suwatte ore no mon kuttenda?)

Ran : はて? (hate?)

Yuuya : どんどん食べてれいゴチだから!スーパー高校生のれい


(13)

(dondon tabete Rei gochi dakara! Su-pa- koukousei no Rei kun ha urutora feminisuto damon na--)

Rei : ... Terserah saja

Hey Kotobuki, kenapa kalau kau duduk disitu selalu makan makananku?

Ran : Apa?

Yuuya : Makan saja, punya Rei kok! Rei si siswa SMA super ternyata ultra feminis---

2) Aya : 私が選んでやってることだもん。誰にも文句言わせな

いわ

(Watashi ga eranda yatteru koto da mon. Dare ni mo monku iwasenai wa)

Aya : Inilah hal yang ku pilih. Siapapun tidak boleh mengeluh

3) Ayah Ran : 蘭!! (Ran!!)

Ran : あ っ 。 親 父―ッ 助 け に 来 て く れ た ん だ ね―

っ!!!

(aa. Oyaji--- Tasuke ni kite kuretan da ne---) Ayah Ran : バカモ―――ンッ


(14)

Ayah Ran : Ran!!

Ran : aa, ayah--- kau datang menolongku---!!! Ayah Ran : Dasar bodoh

Kalau dilihat dari percakapan yang ada di dalam komik “Gals!” di atas, kata mon sering digunakan. Tetapi memiliki makna yang berbeda sesuai dengan letak mon dalam kalimat dan sulit menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Sehingga hal ini membingungkan bagi penulis.

Mon merupakan bahasa non formal yang umumnya digunakan dalam percakapan para remaja di Jepang. Mon merupakan bentuk lain dari kata Mono.

Mono termasuk ke dalam kata benda (meishi). Kata benda (meishi) menurut Sudjianto (1995 : 34) adalah kata yang menyatakan benda atau perkara, tidak mengalami konjugasi atau deklinasi, dapat menjadi subjek, objek, predikat, atau adverbia.

Menurut Sudjianto, meishi terbagi atas 5 jenis, yaitu :

1. Futsuu meishi (menyatakan suatu benda atau perkara) 2. Koyuu meishi (nomina nama negara, dll)

3. Suushi (nomina menyatakan jumlah)

4. Daimeishi (nomina menyatakan orang, arah, dll) 5. Keishiki meishi (nomina bersifat abstrak)

Dalam kelas kata kata benda (meishi), mon atau mono termasuk dalam keishiki meishi. Keishiki meishi adalah nomina yang bersifat formalitas,


(15)

menyatakan arti yang sangat abstrak (Uehara Takeshi dalam Sudjianto, 1996 : 54).

Mon juga termasuk dalam kelas kata partikel (joshi). Sutedi (2008 : 44) menyatakan bahwa partikel (joshi) yaitu kata bantu (partikel), tidak bisa berdiri sendiri, dan tidak mengalami perubahan bentuk.

Menurut Chino (2006 : vii), sebuah partikel mungkin dapat didefenisikan sebagai bagian yang tidak dapat ditafsirkan dalam sebuah percakapan, memiliki kemutlakan arti tersendiri yang bebas ikatan, melengkapi dirinya sendiri dalam bagian-bagian pembicaraan, yang dengan demikian, ia menempatkan dirinya dalam sebuah konteks. Oleh karena itu, suatu kata yang hanya terdiri dari partikel saja mungkin tidak akan bermakna apa-apa.

Dalam Situmorang (2007 : 50), ciri-ciri partikel (joshi) adalah tidak dapat berdiri sendiri ; tidak berkonjugasi ; tidak menjadi subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam kalimat ; selalu mengikuti lain ; dan ada yang mempunyai arti sendiri, tetapi ada juga yang berfungsi memberi arti pada kata lain. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, mon termasuk dalam kelas kata partikel (joshi) karena mon memenuhi ciri-ciri tersebut.

Situmorang (2007 : 50) membagi joshi menjadi : 1.Kakujoshi (joshi biasa)

2.Fukujoshi (joshi sebagai keterangan) 3.Setsuzokujoshi (joshi penyambung kalimat) 4.Shuujoshi (joshi di akhir kalimat)


(16)

Dalam kelas kata partikel (joshi), mon termasuk dalam Shuujoshi (Morita, 1989:143). Shuujoshi adalah joshi di akhir kalimat. Dalam huujoshi yaitu partikel yang ditambahkan diakhir kalimat atau paragraf, dapat menambahkan makna berupa pertanyaan, larangan, maupun kesan.

Arti dasar mono atau mon sebagai kata bantu di akhir kalimat ialah “karena” atau “alasannya adalah”, dan dalam pemakaian perorangan, dengan konotasi tertentu, pengertian dasarnya itu masih terasa (Chino. 2006 : 132).

Kata mon yang memiliki bentuk formal mono dalam komik “Gals!” memiliki banyak fungsi dan makna tergantung penggunaannya, misalnya untuk memperkuat kalimat/informasi, mengekspresikan suatu ide yang seharusnya dikerjakan seseorang sebagai tugas, dan lain-lain, dan

Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membahas skripsi dengan judul

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA “MON” DALAM KALIMAT

PADA KOMIK “GALS!” KARYA MIHONA FUJII”.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam percakapan bahasa Jepang, kita tentu harus paham benar makna yang disampaikan oleh pembicara agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi, terutama dalam bahasa lisan (hanashi kotoba) misalnya pemakaian kata mon.

Kata mon memiliki fungsi dan makna yang berlainan yang tergantung pada konteks kalimatnya dan dimana letak mon dalam kalimat. Secara umum, apabila mon berada di tengah kalimat bermakna mono (benda) dan mon yang


(17)

berada di akhir kalimat adalah sebagai pengganti ~n desu untuk memperkuat kalimat. Tetapi tidak semua kata mon bisa diartikan demikian. Ada kata mon yang apabila diartikan sebagai mono (benda) maupun sebagai pengganti ~n desu, arti kalimatnya menjadi sulit dimengerti. Hal ini menjadi masalah bagi penulis sehingga penulis tertarik untuk membahas fungsi dan makna kata mon.

Oleh sebab itu, penulis merangkup permasalahan sebagai berikut :

1) Bagaimanakah fungsi dan makna kata mon dalam kalimat percakapan bahasa Jepang?

2) Bagaimanakah fungsi dan makna kata mon dalam kalimat percakapan dalam manga “Gals!” jilid 1 sampai dengan jilid 3 karya Mihona Fujii?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Penelitian ini akan membahas fungsi dan makna kata mon di dalam kalimat bahasa Jepang yang digunakan di dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan jilid 3 karya Mihona Fujii dengan mengambil cuplikan-cuplikan kalimat dalam komik tersebut. Komik “Gals!” terdiri atas 10 jilid, tetapi penulis hanya akan membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada jilid 1 sampai dengan jilid 3 karena komik asli berbahasa Jepang yang penulis temukan hanya jilid 1 sampai dengan jilid 3.

Kalimat percakapan yang menggunakan kata mon dalam komik “Gals!” jilid 1-3 seluruhnya berjumlah 69 kalimat. Tetapi yang akan penulis analisis


(18)

hanya 24 dari 69 kalimat yang penulis pilih secara acak. Adapun kalimat-kalimat yang lain memiliki fungsi dan makna yang sama dengan kalimat-kalimat yang dipilih secara acak tersebut.

Dalam pembagian fungsi dan makna kata mon atau mono, Yuriko dalam Morina Sembiring (2010 : 78) membagi mono atau mon menjadi 32 makna, Nomoto (1988:741-744) membagi fungsi dan makna mon atau mono menjadi 19 fungsi dan makna, Chino (2006 : 132-134) membagi fungsi dan makna mon atau mono menjadi 6 fungsi dan makna. Tetapi dalam penelitian ini penulis membatasi hanya 9 dari 32 fungsi dan makna menurut Yuriko, 3 dari 11 fungsi dan makna menurut Nomoto, dan 1 dari 6 fungsi dan makna menurut Chino.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka

Bahasa erat kaitannya dengan manusia. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada orang lain (Sutedi. 2008 : 2). Bahasa juga merupakan suatu kode yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan antara bentuk dan makna ; suatu sistem tuturan yang akan dipahami oleh masyarakat lingustik

Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat, dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud, tiada lain karena ia memahami makna (imi) yang dituangkan melalui bahasa tersebut. Jadi, fungsi bahasa


(19)

merupakan media untuk menyampaikan (dentatsu) suatu makna kepada seseorang baik secara lisan maupun secara tertulis (Sutedi. 2008 : 2).

Dalam mempelajari tata bahasa khususnya bahasa Jepang, penguasaan makna dalam percakapan bahasa Jepang merupakan hal yang sangat penting agar proses komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Karena kesalahan pengertian makna dalam komunikasi / percakapan dapat menyebabkan kesalahpahaman antara pembicara dan lawan bicara.

Motojiro dalam Sudjianto (1996 : 27) mengklasifikasikan kelas kata menjadi sepuluh kelas kata. Salah satunya adalah kata benda (meishi) dan kata bantu / partikel (joshi).

Meishi dapat diartikan sebagai kata nama, yang mempunyai ciri-ciri dapat berdiri sendiri, tidak mengenal konjugasi (perubahan), dam menjadi subjek atau objek dalam kalimat (Situmorang, 2007 : 34).

Salah satu jenis meishi adalah keishiki meishi. Uehara Takeshi dalam Sudjianto (1996 : 54) menyatakan bahwa keishiki meishi adalah nomina yang bersifat formalitas, menyatakan arti yang sangat abstrak. Kata-kata ini tidak memiliki arti yang jelas bila tidak disertai dengan kata lain. Kata-kata yang termasuk dalam keishiki meishi sangat terbatas, antara lain :

a. Toori : sebagaimana, seperti b. Tokoro : waktu, sedang, sesuatu c. Toki : waktu, ketika, saat d. Koto : hal, sesuatu


(20)

e. Uchi : selama, ketika f. Tame : untuk

g. Hazu : seharusnya h. Hou : Lebih (baik) i. Mama : begitu saja j. Mono : hal, soal, perkara

Sutedi (2008 : 44) menyatakan bahwa partikel (joshi) yaitu kata bantu (partikel), tidak bisa berdiri sendiri, dan tidak mengalami perubahan bentuk.

Situmorang (2007 : 50) membagi joshi menjadi : 1.Kakujoshi (joshi biasa)

Contoh : no, o, ni, de, yori, kara, ga, wa, made 2.Fukujoshi (joshi sebagai keterangan)

Contoh : dake, hodo, kurai, nado

3.Setsuzokujoshi (joshi penyambung kalimat) Contoh : keredo, ga, kara, node

4.Shuujoshi (joshi di akhir kalimat) Contoh : ka, ne, na

Dalam kelas kata partikel (joshi), mon termasuk dalam Shuujoshi (Morita, 1989:143). Shuujoshi adalah joshi di akhir kalimat. Dalam huujoshi yaitu partikel yang ditambahkan diakhir kalimat atau paragraf, dapat menambahkan makna berupa pertanyaan, larangan, maupun kesan.


(21)

Menurut Makino Seiichi & Michio Tsutsui (1997 : 260), “Mono is contracted into mon in very colloquial speech” Yang berarti :

Mono berubah dalam bentuk mon dalam pengucapan sehari-hari (bentuk yang sangat non formal)

Makino dan Michio (1997 : 260) juga menyatakan

“When mono indicates a reason or an excuse it is used only in very informal speech”

Yang berarti :

Saat mono mengindikasikan suatu alasan, hanya digunakan dalam pengucapan yang sangat non formal

Makino & Michio (2003 : 14) menyatakan

”Mono (da) = a dependent noun which is used to create a sentence structure which presents a characteristic of something”

Yang berarti :

“Mono (da) = kata benda yang tidak bisa berdiri sendiri yang digunakan untuk membuat struktur kalimat yang menghadirkan karakteristik atas sesuatu’”

Penelitian ini difokuskan pada analisis fungsi dan makna mon yang terdapat dalam kalimat pada komik “Gals!” karya Mihona Fujii.


(22)

1.4.2 Kerangka Teori

Penelitian ini akan membahas fungsi dan makna mon dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii..

Dalam memberikan makna sebuah kata, kita juga perlu memperhatikan kata-kata yang mengikuti kata tersebut dan maka lain yang tidak ada dalam kamus atau makna leksikal (Chaer, 1994 : 289)

Moeliono, dkk (1996 : 165) mengatakan bahwa makna adalah arti ; maksud pembicara atau penulis ; pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan.

Kajian makna dalam linguistik berhubungan dengan semantik. Semantik dalam bahasa Jepang disebut dengan imiron. Semantik atau imiron adalah salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang makna (Sutedi, 2008 : 111). Dalam semantik terdapat pembagian makna, salah satunya adalah makna kontekstual.

Chaer (1994 : 290) menyebutkan bahwa makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam konteks. Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu, lingkungan, penggunaan leksem tersebut

Berdasarkan teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa makna kontekstual adalah makna penggunaan sebuah kata (atau gabungan kata) dalam konteks kalimat tertentu ; makna keseluruhan kalimat (ujaran) dalam konteks situasi tertentu, sesuai dengan teori-teori. Penulis


(23)

menggunakan teori makna kontekstual untuk menganalisis mon dalam kalimat bahasa Jepang.

Makna kata mon menurut pakar yang terdapat dalam komik “Gals!”, yaitu :

A. Menurut Yuriko

1. Menyatakan objek/barang/bahan

2. Menunjukkan penegasan pada suatu hal

3. Ungkapan yang digunakan untuk menekankan ketidakmampuan 4. Menunjukkan alasan

5. Menyatakan perasaan yang bingung, dengan tanpa mengerti harus bertindak seperti apa

6. Mengungkapkan perasaan pembicara yang mengharapkan kebenaran dari suatu peristiwa

7. Menunjukkan makna “seharusnya” dan digunakan pada situasi seperti memberikan peringatan

8. Menyatakan keyakinan pembicara

9. Menyatakan lanjutan ungkapan yang mengandung makna “meremehkan” dan menunjukkan makna “tidak seperti itu” 10. Menyatakan keheranan atau kekaguman

11. Menunjukkan makna “kalau melakukan mungkin tidak terjadi hasil yang buruk, tapi kalau tidak melakukannya maka terjadi hasil yang buruk”


(24)

B. Menurut Nomoto

1. Menunjukkan perasaan manja atau kemauan untuk membenarkan diri

2. Menyatakan kesimpuplan yang dipikirkan secara umum dengan memberikan ide-ide atau konsep yang wajar

3. Menunjukkan arti “sangat”

C. Menurut Chino

1. Menyatakan ketidakpuasan

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Fungsi dan makna kata mon dalam kalimat percakapan bahasa Jepang

2. Fungsi dan makna kata mon dalam kalimat percakapan yang terdapat dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii

1.5.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti sendiri diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai makna mon dalam percakapan remaja bahasa Jepang khususnya dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii.


(25)

2. Menambah referensi yang berkaitan dengan bidang linguistik khususnya mengenai bahasa lisan (hanashi kotoba).

1.6 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Nawawi (1991 : 63) menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan / melukiskan keadaan subjek / objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Data-data diperoleh melalui metode penelitian pustaka (library research), yaitu mencari data dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan. Objek dalam penelitian ini adalah komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data-data dari referensi yang berkaitan dengan judul

penulisan

2. Membaca komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii. 3. Mencari dan merangkum kata mon yang terdapat dalam komik

“Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii.


(26)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG STUDI SEMANTIK,

FUNGSI DAN MAKNA KATA MON

2.1.Studi Semantik

Dalam mempelajari bahasa, kita mengenal empat komponen besar yakni fonologi yang mempelajari bunyi, sintaksis yang mempelajari tentang susunan kalimat, morfologi yang mempelajari tentang bentuk kata, dan semantik yang mempelajari tentang makna kata. Sehingga bila mempelajari tentang makna suatu kata, maka kita harus berbicara tentang salah satu cabang linguistik yaitu semantik.

Semantik memegang peranan penting dalam berkomunikasi. Karena bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tiada lain untuk menyampaikan suatu makna (Sutedi, 2008 : 111). Misalnya, seseorang menyampaikan ide dan pikiran kepada lawan bicara, lalu lawan bicara bisa memahami apa yang disampaikan. Hal ini disebabkan karena ia bisa menyerap makna yang disampaikan dengan baik.

Adapun makna yang dibahas dalam semantik adalah makna kata-kata yang berhubungan dengan benda-benda konkrit seperti batu, hujan, rumah, mobil, dan sebagainya. Kemudian hal-hal yang abstrak seperti cinta, dendam, kasih sayang, dan sebagainya. Selain itu semantik juga membahas makna kata-kata seperti dan, ke, pada, to, at, of yang maknanya tidak jelas kalau tidak dirangkai dengan kata-kata lain (Lubis, 2002 : 29)


(27)

2.1.1. Jenis-Jenis Makna dalam Semantik

Menurut Chaer (1995 : 59), jenis atau tipe makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria atau sudut pandang, yaitu :

a. Berdasarkan jenis makna semantiknya, makna dapat dibedakan menjadi makna leksikal dan makna gramatikal.

Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita. Contohnya kata tikus. Makna leksikalnya adalah sebangsa binatang pengerat yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit tifus. Sedangkan makna gramatikalnya adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

b. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna refrensial dan makna non refrensial.

Makna refrensial adalah makna dari kata-kata yang mempunyai refren, yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu. Contoh kata meja, dan kursi disebut makna refrensial karena kedua kata itu mempunyai refren yaitu sejenis perabot rumah tangga. Sedangkan kata-kata yang tidak mempunyai refren, maka kata-kata itu disebut kata-kata bermakna non refrensial. Contoh kata karena dan kata tetapi tidak mempunyai refren. Jadi dapat disimpulkan kata-kata yang termasuk kata penuh seperti meja dan kursi termasuk kata-kata yang bermakna refrensial,


(28)

sedangkan yang termasuk kata tugas seperti preposisi, konjugasi, dan kata tugas lain adalah kata-kata yang bermakna non refrensial.

c. Berdasarkan ada tidaknya rasa pada sebuah kata atau leksem, dibedakan menjadi makna denotatif dan konotatif.

Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna refrensial, sebab makna denotative ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya karena sering disebut makna sebenarnya. Sedangkan makna konotatif adalah makna tambahan pada suatu kata yang sifatnya memberi nilai rasa baik positif maupun negatif.

d. Berdasarkan ketetapan maknanya, makna dapat menjadi makna kata dan makna istilah.

Makna kata sering disebut sebagai makna yang bersifat umum, sedangkan makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Hal ini dilihat dari contoh dalam bidang kedokteran yakni kata tangan dan lengan, digunakan sebagai istilah untuk pengertian yang berbeda. Makna tangan adalah ‘pergelangan sampai ke jari-jari’, sedangkan makna lengan adalah ‘pergelangan sampai ke pangkal bahu’. Sebaliknya dalam bahasa umum tangan dan lengan diaggap bersinonim.

e. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif, dan sebagainya.


(29)

Makna asosiatif sesungguhnya sama dengan pelambang-pelambang yang digunakan oleh suatu masuarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain. Contohnya kata melati digunakan sebagai pelambang kesucian, kata merah digunakan sebagai pelambang keberanian.

Berbeda dengan makna idiomatik, kata idiom berarti satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun kalimat) yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal unsur-unsurnya maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contohnya frase menjual rumah bermakna ‘si pembeli menerima rumah dan si penjual menerima uang’, tetapi frase menjual gigi bukan bermakna ‘si pembeli menerima gigi dan penjual menerima uang’, tetapi bermakna ‘tertawa keras-keras’. Sehingga dapat disimpulkan bahwa makna idiomatik adalah makna sebuah satu bahasa yang menyimpang dari makna leksikal atau makna gramatikal unsur-unsur pembentuknya.

Sedangkan makna kolokatif berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan makna kata lain yang mempunyai tempat yang sama dalam sebuah frase. Contoh frase gadis itu cantik dan pria itu tampan. Kita tidak dapat menyatakan gadis itu tampan dan pria itu cantik, karena pada kedua kalimat itu maknanya tidak sama walaupun informasinya sama.


(30)

2.1.2. Manfaat Mempelajari Semantik

Manfaat yang dapat kita petik dari semantik sangat tergantung dari bidang apa yang kita geluti dalam tugas kita sehari-hari (Chaer, 1994 : 11). Bagi seorang wartawan, seorang reporter, atau orang-orang yang berkecimpung dalam dunia persuratkabaran, mereka barangkali akan memperoleh manfaat praktis dari pengetahuan mengenai semantik. Pengetahuan semantik akan memudahkan dalam memilih dan menggunakan kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat umum.

Bagi mereka yang berkecimpung dalam penelitian bahasa, seperti mereka yang belajar di fakultas sastra, pengetahuan semantik akan banyak memberi bekal teoritis kepadanya untuk menganalisis bahasa atau bahasa yang sedang dipelajarinya. Sedangkan seorang guru atau calon guru, pengetahuan mengenai semantik akan memberi manfaat teoritis dan juga manfaat praktis. Manfaat teoritis karena dia sebagai guru bahasa harus pula mempelajari dengan sungguh-sungguh akan bahasa yang akan diajarkannya. Sedangkan manfaat praktis akan diperolehnya berupa kemudahan bagi dirinya dalam mengajarkan bahasa itu kepada murid-muridnya.

Sedangkan bagi orang awam, pengetahuan yang luas akan semantik tidaklah diperlukan. Tetapi pemakaian dasar-dasar semantik tentunya masih diperlukan untuk dapat memahami dunia di sekelilingnya yang penuh dengan informasi dan lalu lintas kebahasaan. Semua informasi yang ada di sekelilingnya dan juga yang mereka serap, berlangsung melalui bahasa,


(31)

melalui dunia lingual. Sebagai masyarakat tidak mungkin merasa bisa hidup tanpa memahami alam mereka yang berlangsung melalui bahasa (Jufrizal, 2005 : 34-35).

2.2. Fungsi dan Makna Kata Mon

Kata mon memiliki bermacam-macam fungsi dan makna. Berikut fungsi dan makna kata mon dalam kalimat dalam bahasa Jepang.

1. Nagara (1985 : 110-114) membagi fungsi dan makna mon atau mono menjadi 11, yaitu :

1) Menyatakan kesimpulan yang dipikirkan secara umum dengan memberikan ide-ide atau konsep yang wajar

Contoh :

年を取ると目が悪くなるものです。

Toshi o toru to me ga waruku naru mono desu. Kalau tua memang mata akan menjadi buruk

2) Mengutarakan dengan mengenang perbuatan yang diulang dan dengan mengenang pengalaman di masa lampau

Contoh :

昔は車の運転免許の試験なんか易しかったものだ

Mukasi wa kuruma no untenmenkyo no shiken nanka yasashikatta mono da

Dahulu (saya ingat) ujian izin mengemudi kendaraan adalah suatu hal yang gampang


(32)

3) Menyatakan perasaan yang dalam dari si pembicara Contoh :

ジェット機というのは早いものですね

Jetto ki to iu no wa hayai mono desu ne.

Yang disebut dengan mesin jet adalah hal yang cepat

(ada rasa perasaan dalam/kagum terhadap mesin jet yang cepat) 4) Menyatakan pendapat si pembicara. Menekankan perasaan yang

dalam yang berhubungan dengan pertentangan, kata yang berlebihan, keraguan yang diikuti oleh partikel “ka”.

Contoh :

あの人は親切じゃないものですか。

Ano hito ga shinsetsu jya nai mono desu ka. Orang itu tidak baik ya?

(Menekankan kata shinsetsu jya nai ‘tidak baik’)

5) Ungkapan yang menduga hal yang dianggap tidak mungkin Contoh :

目立つ服を着ようものならみんなに見られる。

Medatsu fuku o kiyou mono nara mina ni mirareru

Kalau memakai pakaian yang mencolok, dapat dilihat semua orang

6) Keadaan yang menyimpulkan alasan Contoh :


(33)

Ano hito wa mou sotsugyoushita monoka kono goro sugata ga miemasen

Orang itu tidak kelihatan sosoknya akhir-akhir ini apakah sudah lulus.

(Memberi kesimpulan bahwa dia sudah lulus karena akhir-akhir ini tidak kelihatan lagi sosoknya)

7) Menyatakan makna berupa keputusan atau kesimpulan yang sama dengan “no da”

Contoh :

風でドアが開いたものと思います

Kaze de doa ga aita mono to omoimasu Saya pikir pintu terbuka karena angin (Menekankan kata to omou ‘saya pikir)

8) Menekankan makna kejadian yang sama dengan “te kara” Contoh :

日本に来てからというものは休む暇がなかった。

Nihon ni kite kara to iu mono wa yasumu hima ga nakatta Setibanya di Jepang waktu luang untuk istirahat tidak ada 9) Menyatakan pertentangan sama dengan “no ni”

Contoh :

京都までいったものの金閣寺は見えませんでした。


(34)

Meskipun telah pergi sampai Kyoto tetapi tidak dapat melihat kuil emas.

10) Shuujoshi yang menunjukkan alasan di akhir kalimat. Ada juga setsuzokushi yang diletakkan di anak kalimat majemuk

Contoh :

それぐらいのことは知っています。だって新聞でいました もの。

Sore gurai no koto wa shitte imasu. Datte shinbun de mimasita mono

Saya tahu hal itu karena ada di koran.

11) Menyatakan keterangan tambahan, menarik, menjelaskan nama barang, nama keluarga, atau benda yang sama

Contoh :

ASEAN 諸国とは[インドネシア、マレーシア、フィリピ

ン、タイ...]といったものです。

ASEAN shokoku to wa [Indonesshia, Mareeshia, Firipin, Tai, ..] to itta mono desu.

Negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand....

(Menyatakan keterangan yang sama yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand merupakan bagian dari negara ASEAN)


(35)

2. Yuriko (1998 : 591-600) membagi fungsi dan makna mon atau mono dalam 32 jenis, yaitu :

1) Menyatakan objek/barang/bahan Contoh :

この部屋にはいろいろなものがある

Kono heya ni wa iroiro na mono ga aru Di kamar ini ada bermacam-macam barang

2) Menyatakan pengetahuan, karya, dan bahsa yang digunakan beserta kata shiru, miru, dan iru dan lain-lain

Contoh :

あの人はあまり物を知らない

Ano hito wa amari mono wo shiranai Orang itu tidak begitu tahu

(mungkin mengenai pengetahuan, karya, ataupun bahasa) 3) Menunjukkan penegasan dari suatu hal

Contoh :

彼女は愛国心というものを持っていないのだろうか

Kanojo wa aikokushin to iu mono o motte inai no darou ka Apakah mungkin dia tidak mempunyai jiwa patriot

4) Menyatakan populasi, sifat, lambang Contoh :


(36)

Ningen to iu mono wa fukakai da

(yang disebut dengan) manusia adalah misteri

5) Ungkapan yang digunakan untuk menegaskan ketidakmampuan Contoh :

A : まだわかりませんか

Mada wakarimasenka

Apakah masih belum mengerti?

B : いくらいわれても、わからないものはわからないんだ

Ikura iwaretemo, wakaranai mono wa wakaranain da Dikatakan berapa kali pun, tetap tidak mengerti

6) Diletakkan di akhir kalimat di dalam bahasa informal yang menunjukkan alasan

Contoh :

A : またでかけるの。

Mata dekakeru no. Mau pergi lagi?

B : うん。だって、吉田さんも行くんだもの

Un. Datte, Yoshida san mo ikun da mono Ya, karena Yoshida juga pergi.

7) Menunjukkan perasaan menolak dengan kuat disertai intonasi dari gaya bahasa dan pemakaiannya digunakan setelah kata yang menunjukkan kesangsian


(37)

Contoh :

こんな複雑な文章、やくせるものですか。

Konna Fukuzatsu na bunshou, yasukeru mono desuka.

Kalimat yang rumit seperti ini, apa mungkin bisa diterjemahkan? 8) Mengungkapkan perasaan pembicara yang mengharapkan realisasi

dari suatu peristiwa Contoh :

もう少し涼しくならないものかなあ

Mou sukoshi suzushiku naranai mono ka naa Seandainya saja bisa lebih sejuk lagi

9) Menyataan perasaan yang bingung, dengan tanpa mengerti harus bertindak seperti apa

Contoh :

反対派への説明はどうしたものかね

Hantaiha e no setsumei wa doushita mono ka ne

Bagaimana ya menjelaskan kepada kelompok yang tidak setuju 10) Menyatakan suatu sifat khusus

Contoh :

彼の潜在能力にはすばらしいものはある

Kare no senzairyoku ni wa subarashii mono ga aru Kemampuan dia menakjubkan


(38)

11) Menyatakan sifat, karakter, atau watak asli yang dinyatakan dengan sifat yang umum atau lazim

Contoh :

金というのはすぐなくなるものだ

Kane to iu no wa sugu nakunaru mono da

Yang disebut dengan uang adalah benda yang cepat hilang (Menyatakan sifat uang yang cepat hilang)

12) Menyatakan kekaguman atau perasaan yang dalam Contoh :

この町も、昔と違ってきれいになったものだ

Kono machi mo, mukashi to chigatte kirei ni natta mono da Kota ini pun, menjadi cantik berbeda dengan dahulu

13) Menyatakan perasaan kaget, kagum terhadap suatu perbuatan atau peristiwa

Contoh :

こんな難しい問題が、よく解けたものだ

Konna muzukashii mondai ga, yoku toketa mono da Soal yang sulit seperti ini, dapat dipecahkan dengan baik 14) Digunakan beserta ungkapan yang menunjukkan keinginan seperti

“tai” dan “hoshi”, dan digunakan untuk menegaskan perasaannya Contoh :

海外へ行かれるときには、私もう一度、ご一緒したいも のです


(39)

Kaigai e ikareru toki ni wa, watashi mo ichido, goisshoshitai mono desu

Ketika dapat pergi keluar negeri, saya ingin pergi bersama-sama sekali lagi

15) Mengungkapkan kenang-kenangan termasuk perasaan yang dalam yang dilakukan kebiasaan tersebut pada masa lampau

Contoh :

小さいころはよくみんなで近くの森へあっ遊びに行った ものでした

Chiisai koro wa yoku minna de chikaku no mori e asobi ni itta mono deshita

Waktu kecil sering pergi bermain ke hutan yang dekat bersama teman-teman

(Kata mono menegaskan kenangan asobi ni itta ‘pergi bermain’) 16) Menunjukkan sebab dan alasan. Dapat diganti dengan “kara”, tetapi

setelah itu tidak dapat diletakkan ungkapan yang menyatakan perintah atau kemauan

Contoh :

英語が苦手なものですから、外国旅行は尻ごみしてしま います

Eigo ga nigate na mono desu kara, gaikoku ryokou wa shirigomishite shimaimasu


(40)

Karena bahasa Inggris saya lemah, saya bimbang jalan-jalan ke luar negeri

17) Pada umumnya sama dengan “omottakara”, tetapi “omotta mono dakara” memberikan perasaan permintaan maaf

Contoh :

彼はもう知っていると思ったものだから, 伝えませんでし

Kare wa mou shitteiru omotta mono dakara, tsutaemasendeshita Karena saya pikir dia sudah tahu, saya tidak menyampaikannya (Ada perasaan permintaan maaf)

18) Menunjukkan makna “seharusnya” dan digunakan pada situasi seperti memberikan peringatan, dan digunakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan orang lain

Contoh :

動物をいじゃめるものではない

Doubutsu o ijameru mono de wa nai Seharusnya tidak menganiaya binatang

19) Menekankan perasaan sangkalan, dan digunakan kata kerja yang menunjukkan kemampuan

Contoh :

こんな下手な写真など、人に見せられたものではない


(41)

Foto bodoh seperti ini, seharusnya tidak diperlihatkan kepada orang lain

20) Menyatakan lanjutan ungkapan yang mengandung makna “meremehkan” dan menunjukkan makna “tidak seperti itu”

Contoh :

みんな、主任になったばかりの佐々木さんを若すぎて頼 りないというが、彼の行動力はそう見くぴったものでも ない

Minna, shunin ni natta bakari no Sasaki san o wakasugite tayori nai to iu ga, kare no koudouryoku wa sou mikupitta mono de mo nai.

Semuanya, Sasaki yang baru saja (diputuskan) menjadi pemimpin itu terlalu muda dan tidak dapat diandalkan, tetapi kemampuan bertindaknya dia tidak dapat diremehkan begitu saja

21) Menunjukkan makna yang negatif untuk “dekiru”. Kasar dan cara mengatakannya agak kuno

Contoh :

この程度の料理なら、私にも作れないものでもない

Kono teido no ryouri nara, watashi ni mo tsukurenai mono de mo nai

Kalau memasak di tingkat ini, saya sendiri pun tidak bisa membuatnya


(42)

22) Menyatakan keyakinan pembicara Contoh :

そういうことはないものと思うが、一応確かめてみよう

Sou iu koto wa nai mono to omou ga, ichi ou tashikamete miyou Hal yang seperti itu saya pikir tidak ada, tetapi cobalah memastikannya untuk sementara waktu

(Menekankan kata to omou ‘saya pikir’)

23) Menunjukkan hal yang menjadi pikiran secara terus menerus bagi pembicara, tetapi pada kenyataannya biasa dipakai untuk situasi yang tidak seperti yang dipikirkannya

Contoh :

スキーは難しいものと思っていたが、やってみたら、簡 単だった

Sukii wa muzukashii mono to omotteita ga, yatte mitara, kantan datta.

Saya pikir ski adalah hal yang sulit, saat dicoba, ternyata mudah 24) Maknanya sama dengan “to omowareru” dan digunakan sebagai

ungkapan dugaan Contoh :

選挙の結果については明日の夕方には体勢がわかるもの と思われる

Senkyo no kekka ni tsuite wa asu no yuugata ni wa taisei ga wakaru mono to omowareru


(43)

Mengenai hasil pemilihan, mungkin pada besok sore organisasi baru mengetahuinya.

25) Menunjukkan makna “menganggap” Contoh :

これで契約が成立したものとする

Kore de keiyaku ga seiritsushita mono to suru

Dengan ini saya menganggap perjanjian telah direalisasikan 26) Menyatakan hal yang sedikit kemungkinannya terwujud

Contoh :

できるものなら世界中を旅行してみたい

Dekiru mono nara sekaijyuu o ryokou shite mitai Seandainya bisa, saya ingin jalan-jalan ke seluruh dunia

27) Menyatakan syarat yang sedikit berlebihan dan menunjukkan makna “bila memungkinkan melakukan hal seperti itu”

Contoh :

そんなことを彼女に言おうものなら、軽蔑されるだろう

Sonna koto wo kanojyo ni iou mono nara, keibetsusareru darou Seandainya berkata seperti itu kepada wanita, mungkin dihina orang

28) Bermakna “tetapi” dan dibelakangnya tidak terjadi sesuatu hal, biasanya diasumsikan dari hal yang diungkapkan di depannya


(44)

Contoh :

新しい登山靴を買ったものの、忙しくてまだ一度も山へ 行っていない

Atarashii tozankutsu o katta mono no, isogashikute mada ichido mo yama e itte inai

Membeli sepatu mendaki gunung yang baru, tetapi karena sibuk belum sekalipun pergi ke gunung

29) Menunjukkan hal yang tidak sesuai dengan pemikiran orang pada umumnya

Contoh :

四月とはいうものの、風が冷たく、桜もまだだ

Shigatsu to wa iu mono no, kaze ga tsumetaku, sakura mo mada da

(Sudah) bulan April, tetapi angin dingin, bunga sakura pun belum mekar

(biasanya bulan April bunga sakura sudah mekar, tetapi bulan ini belum mekar)

30) Menunjukkan lanjutan keadaan yang berbeda dengan hal yang diduga dari perasaan sebelumnya. Maknanya adalah “tetapi” dan “hal ini tidak seperti itu”

Contoh :

大学時代は英文学先行だった。というものの、英語はほ とんどしゃべれない。


(45)

Daigaku jidai wa eibungaku senkou datta. To wa iu mono no, eigo wa hotondo shaberenai

Ketika mahasiswa mengambil jurusan sastra Inggris. Tetapi hampir tidak bisa berbicara dengan bahasa Inggris

31) Pada umumnya sama maknanya dengan “no ni”,tetapi banyak dipakai untuk seputar ide yang tidak puas terhadap hal yang menimbulkan hasil yang tidak terpikir

Contoh :

本来ならば長兄が会社を継ぐはずのものを、その事故の せいで次兄が継ぐことになってしまった。

Honrai naraba choukei ga kaisha o tsugu hazu no mono o, sono jiko no sei de jikei ga tsugu koto ni natte shimatta

Kalau seharusnya anak tertualah yang menggantikan memimpin perusahaan, tetapi karena kecelakaan, anak berikutnyalah yang menggantikannya.

32) Menunjukkan makna “kalau melakukan mungkin tidak terjadi hasil yang buruk, tapi kalau tidak melakukannya maka terjadi hasil yg buruk”. Banyak digunakan untuk menyatakan perasaan kecaman dan rasa benci.

Contoh :

部屋が火につつまれたときすぐ逃げればよかったものを、 ペットを助けに行ったばかりに逃げ遅れた死んでしまっ た


(46)

Heya ga hi ni tsutsumareta toki sugu nigereba yokatta mono o, petto wo tasuke ni itta bakari ni nigereba shinde shimatta

Saat ruangan sudah terbakar, akan lebih baik kalau segera melarikan diri, tetapi karena pergi untuk menyelamatkan hewan peliharaan, meninggal karena terlambat melarikan diri.

3. Menurut Nomoto (1988 : 741-744) fungsi dan makna mon atau mono yaitu :

1) Mono yang bermakna barang Contoh :

デパートにはいろいろなものが並んでいる

Depato ni wa iroiro na mono ga narande iru Di toserba berjejer bermacam-macam barang

2) Hal-hal yang menjadi objek penganggapan atau pemikiran Contoh :

彼に欠けているものは忍耐力だけだ

Kare ni kakete iru mono wa nintairyoku dake da Kekurangannya adalah hanya dalam kesabaran saja 3) Mono yang memiliki makna bahan atau mutu

Contoh :

見かけは同じだが、ものが違う

Mikake wa onaji da ga, mono ga chigau


(47)

4) Dalam bentuk ‘mono ni naru/suru’. Keadaan dimana taraf teknik atau kemampuannya telah mencapai tingkat yang dianggap cukup tinggi/baik/memuaskan.

Contoh :

5年も日本語を勉強したがものにならなかった

Go nen mo nihongo o benkyoushita ga mono ni naranakatta Walaupun sudah mempelajari bahasa Jepang selama 5 tahun, tetapi hasilnya tidak memuaskan

5) Dipakai dalam bentuk ‘mono ni suru’. Mencapai keadaan yang memenuhi keinginan

Contoh :

あの女をものにしたい

Ano onna o mono ni shitai Ingin mendapatkan wanita itu

(melakukan seperti yang dikehendakinya)

6) Hal-hal yang mempengaruhi keadaan atau layak dipertimbangkan Contoh :

船は台風をものともせず、進んでいった

Fune wa taifuu o mono to mo sezu, susunde itta Tanpa mempedulikan topan, kapal terus melaju

7) Diletakkan di depan doushi dalam bentuk ‘mono o’. Menunjukkan perbuatan dari suatu objek tertentu


(48)

Contoh :

疲れてものを言うのもいやだ

Tsukarete mono o iu no mo iya da Karena letih, berkata pun tidak mau

8) Diletakkan di depan kata-kata yang menunjukkan jumlah atau banyaknya dalam bentuk ‘mono no’. Menunjukkan jumlah itu tidak banyak atau tidak besar

Contoh :

ここから駅まではものの5分とかかりませんよ

Koko kara eki made wa mono no go fun to kakarimasen yo Dari sini sampe ke stasiun tidak sampai 5 menit

(menunjukkan 5 menit itu tidak lama)

9) Menyatakan makna roh, setan, raksasa, atau dewa yang membawa kemalangan kepada manusia

Contoh :

ものに疲れたように働く

Mono ni tsukareta you ni hataraku

Bekerja sampai kelelahan seakan-akan kemasukan setan

10) Berarti pada lazimnya atau sewajarnya demikian jika dipertimbangkan keadaan hal-hal atau pandangan umum masyarakat Contoh :

子供は親に言うことを聞くものだ


(49)

Anak-anak sudah seharusnya mendengarkan kata-kata orang tua 11) Menunjukkan keheranan atau kekaguman

Contoh :

新幹線は早いものだな

Shinkansen wa hayai mono da na

Skinkansen (kereta api peluru) cepat sekali ya

12) Kata yang digunakan untuk mengenang peristiwa pada masa lampau Contoh :

子供のころ、よくあの川で泳いだものだった

Kodomo no koro, yoku ano kawa de oyoida mono datta Waktu kecil, saya sering berenang di sungai itu

(Menekankan kata ‘oyoida’)

13) Menerangkan latar belakang atau alasan tentang hal-hal yang di sebut di belakang

Contoh :

家が貧しいもので、大学へ行かれません

Ie ga mazushii mono de, daigaku e ikaremasen

Karena orang tua saya miskin, saya tdak dapat melanjutkan ke universitas

14) Menunjukkan perasaan yang kuat a. Dalam bentuk ‘mono nara’

できるものなら今すぐにでもこんな会社は辞めてしまい たい


(50)

Dekiru mono nara ima sugu ni de mo konna kaisha wa yamete shimaitai

Jika dapat, saya ingin mengundurkan diri dari perusahaan ini sekarang juga

b. Dalam bentuk ‘mono de wa nai’

こんな酒は飲めたものじゃない

Konna sake wa nometa mono jya nai

Sake seperti ini sama sekali bukan sesuatu yang bisa diminum c. Digunakan dalam bentuk mono ka, setelah kata yang

menunjukkan kesangsian atau keraguan

あんなやつどこが立派なものか

Anna yatsu doko ga rippa na mono ka Orang seperti itu mana bisa dikatakan baik

15) Dipakai setelah bentuk shuushikei dari doushi, keiyoushi, keiyoudoushi, dan jodoushi

a. Dalam ragam lisan yang ramah. Menerangkan kepada lawan bicara tentang tindakan, sikap, pertimbangan, alasan, dan sebab. Pemakaiannya dalam ragam wanita atau bahasa kekanak-kanakan. Memberi kesan bahwa alasan yang disebutkan itu berdasarkan emosi dan belum tentu masuk akal. Sering dipakai untuk kelimat yang merupakan tambahan kepada isi yang telah disebutkan sebelumnya. Jika menjawab pertanyaan lawan bicara tentang perbuatan atau sikap sendiri, dalam kalimat sebelumnya dipakai


(51)

datte atau demo untuk menunjukkan penyangkalan secara tegas kepada lawan bicara. Dalam hal ini, dengan nada bicara dapat ditunjukkan perasaan manja atau kemauan untuk membenarkan diri.

Contoh :

漫画好き、だって面白いもん

Manga suki, datte omoshiroi mon Saya suka komik, habis menarik sih

b. Dalam percakapan bernada manja atau bersenda gurau. Menunjukkan kepastian yang kuat

Contoh :

僕のほうがうまいもんね

Boku no hou ga umai mon ne Soalnya aku lebih pintar, ya kan

16) Disambungkan di belakang bentuk renyoukei dari doushi. Membentuk meishi yang berarti “memiliki nilai sewajarnya”

Contoh :

この試合は見ものですよ

Kono shiai wa mimono desu yo Pertandingan ini patut ditonton

17) Disambungkan di belakang meishi dan sebagainya. Membentuk meishi yang menunjukkan arti “situasi atau keadaan seperti itu” Contoh :


(52)

先生にしかられないかと一日中ビクビクものだった

Sensei ni shikararenai ka to ichinichijyuu bikubiku mono datta Saya ketakutan sepanjang hari-hari kalau-kalau dimarahi guru 18) Disambungkan di depan keiyoushi dan keiyoudoushi yang

menunjukkan keadaan atau perasaan. Berarti “tanpa alasan merasakan seperti itu”

Contoh :

秋になるともの悲しい気分になる

Aki ni naru to mono ganashii kibun ni naru Bila musim gugur tiba, terasa sedih dan muram (merasa sedih tanpa alasan yang jelas)

19) Disambungkan di depan keiyoushi. Menunjukkan arti ‘sangat’ Contoh :

父はものすごい顔をしておこった。

Chichi wa mono sugoi kao o shite okotta

Ayah marah dengan wajah yang sangat menakutkan

4. Menurut Chino (2006 : 132-134), mon atau mono memiliki fungsi dan makna :

1. Menunjukkan suatu alasan, ketidakpuasan, atau kemauan untuk mengikuti rasa atau manja. Dipakai oleh perempuan

a. Alasan atau mencari-cari alasan Contoh :


(53)

あの映画は面白くないんだもん。だから、いかなかっ たのよ

Ano eiga wa omoshirokunain da mon. Dakara ikanakatta no yo

Film itu membosankan. Karena itu aku tidak pergi (menekankan omoshirokunai ‘membosankan’) b. Ketidakpuasan (sebagai percakapan wanita)

Contoh :

竹内さんとは一緒に仕事をしたくないのよ。ちょっと も働かないんだもん

Takeuchisan to wa isshoni shigoto o shitakunai no yo. Chotto mo hatarakanain da mon

Aku tidak mau bekerja dengan Takeuchi. Ia sedikitpun tidak bekerja (tidak melakukan apa-apa)

(Menekankan hatarakanai ‘tidak bekerja/tidak melakukan apa-apa)

c. Kemauan yang mengikuti rasa atau manja Contoh :

出かけましょうよ。たまには外で食事がしたいんだも ん

Dekakemashou yo. Tama ni wa soto de shokuji ga shitain da mon


(54)

2. Menunjukkan sebab atau alasan “karena” (Chino, 2006 : 79-80) Contoh :

東京は物価が高いもので、生活が大変です

Tokyo wa bukka ga takai mono de, seikatsu ga taihen desu Karena harga barang tinggi, sulit hidup di Tokyo

3. Bermakna ‘tetapi’ atau ‘walaupun’ dalam bentuk ‘mono no’. Pada dasarnya sama artinya dengan ga dan keredomo, tetapi lebih formal pemakaiannya dan dipakai lebih sering dalam tulisan daripada dalam percakapan (Chino, 2006 : 85-86)

Contoh :

アメリカへ留学することに決めたものの、奨学金を取る のが難しい

Amerika e ryuugaku suru koto ni kimeta mono no, shougakukin o toru no ga muzukashii

Walaupun saya telah memutuskan belajar ke Amerika, sulit untuk mendapatkan beasiswa

4. Mono nara menunjukkan isyarat dan hasil suatu perbuatan dengan suatu ejekan atau ancaman : “jika...., silahkan” apabila berada setelah verba atau suatu bentuk verba –o/-yo (Chino, 2006 : 94-95) Contoh :

あなたにできるものなら、やってみてください

Anata ni dekiru mono nara, yatte mite kudasai Jika bisa kamu lakukan, silahkan


(55)

a. Mono nara menunjukkan suatu isyarat dan hasil yang buruk : “jika....,maka”.

Contoh :

課長がそんなやり方をしようものなら、部下は課長を ぜんぜん信頼しなくなるでしょうね

Kachou ga sonna yarikata o shiyou mono nara, buka wa kachou o zenzen shinrai shinaku naru deshou ne

Jika kepala seksi bertindak seperti itu, silahkan. (maka) bawahannya akan hilang kepercayaan padanya.

b. Menyatakan suatu angan-angan atau kemauan : “jika...., pasti” Contoh :

空を飛べるものなら、飛んでみたい

Sora o toberu mono nara, tonde mitai

Jika mungkin untuk terbang (di udara), saya akan mencobanya

5. Menyatakan kebencian atau penggerutuan dalam bentuk mono o. Biasanya dipakai pada akhir kalimat (Chino, 2006 : 97)

Contoh :

私にできることでしたら、お手伝いしましたものを。。。

Watashi ni dekiru koto deshitara, otetsudai shimashita mono o ... Seandainya ada yang dapat saya lakukan, saya pasti telah membantu...


(56)

6. Menekankan suatu keputusan untuk tidak melakukan suatu perbuatan dalam pengertian pertanyaan yang retorikal. Lelaki cenderung untuk memakai bentuk mono ka dan mon ka, perempuan mono desu ka dan mon desu ka (Chino, 2006 : 135-136)

Contoh :

あんな人と一緒に仕事ができるもんですか

Anna hito to issho ni shigoto ga dekiru mon desu ka Apakah masih bisa bekerja sama dengannya lagi?


(57)

BAB III

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KATA MON

DALAM KOMIK “GALS!”

3.1 Mon dalam komik “Gals!”

Di dalam komik “Gals!”, terdapat kalimat-kalimat percakapan yang menggunakan kata mon. Dari komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan jilid 3 yang telah penulis teliti, terdapat 69 buah kalimat percakapan yang menggunakan kata mon. Namun penulis hanya mengambil 24 kalimat percakapan secara acak. Adapun kalimat-kalimat yang lain memiliki fungsi dan makna yang sama dengan kalimat yang dipilih secara acak tersebut.

Dalam kalimat-kalimat yang menggunakan kata mon tersebut, terdapat mon sebagai kata benda (meishi) dan partikel (joshi), yang dapat ditandai dengan perbedaan letaknya dalam kalimat percakapan tersebut. Secara umum, apabila kata mon berada di tengah kalimat akan bermakna sebagai kata benda, sedangkan apabila kata mon berada di akhir kalimat akan bermakna sebagai kata bantu / partikel.

3.2 Fungsi dan Makna kata Mon

Berikut adalah fungsi dan makna kata mon yang terdapat di dalam manga “Gals!”jilid 1 sampai dengan jilid 3 karya Mihona Fujii.


(58)

1. Menyatakan objek/barang/hal

Cuplikan 1 :

Yuuya : チープだなー もっとゼータク言っていーよ

(Chippu da na~ motto ze-taku itte i-yo)

Ran : 安いもんいっぱい食

いてーんだよっ

(Yasui mon ippai kuite-nda yo) (“Gals!” jilid 1, 1991:108)

Yuuya : Murah ya~ kalau mau makan yang lebih mahal, bilang saja Ran : Kalau makanan yang murah bisa dimakan banyak-banyak

Analisis :

Pada cuplikan kalimat di atas, kata mon berfungsi untuk menerangkan objek. Hal ini dapat diketahui dari konteks situasi percakapan antara Yuuya dan Ran yang sedang membicarakan makanan. Berdasarkan konteks situasi diucapkannya kalimat tersebut, kata mon dalam kalimat diatas dapat diartikan sebagai “makanan”.

Berdasarkan keterangan tersebut, makna kata mon sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:591) bahwa mon digunakan untuk menyatakan objek, benda, barang, maupun hal.

Cuplikan 2 :

Ran : だって 先公

せんこう


(59)

おかしの賞味期限し ょ う み き げ ん切きれちゃうじゃんよ~~っ

(Datte senkou ni bosshuu sareta mon do-narun da yo- Okashi no shoumi kigen kiechau jyan yo~)

(“Gals!” jilid 1, 1991:160)

Ran : Karena itu, bagaimana coba kalau barangnya disita? Nanti bisa habis masa kadaluwarsanya

Analisis :

Kata mon dalam cuplikan kalimat di atas dilihat dari konteks terjemahan kalimatnya berfungsi untuk menerangkan suatu objek. Hal ini dapat diketahui dari situasi percakapan dimana Naka Sensei menyita peralatan make up yang di bawah Ran, dan akan dikembalikan apabila Ran membantu pihak sekolah untuk mengubah tingkah laku buruk Yamazaki Miyu. Dengan demikian, kata mon pada kalimat di atas dapat diartikan dengan “barang”.

Berdasarkan keterangan tersebut, makna kata mon sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:591) bahwa mon digunakan untuk menyatakan objek, benda, barang, maupun hal.

2. Menunjukkan penegasan pada suatu hal

Cuplikan 1 :

Miyu : 実由 大丈夫だってばー。こんなの慣れてるもん


(60)

(“Gals!” jilid 2, 1991:99)

Miyu : Miyu baik-baik saja. Sudah terbiasa dengan yang seperti ini

Analisis :

Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas berfungsi untuk menegaskan kata di depannya, yaitu nareteru ‘terbiasa’. Hal ini dapat diketahui dari situasi percakapannya, yaitu Miyu menjadi bahan pembicaraan seluruh sekolah karena masa lalunya yang buruk dan hal tersebut menjadi sesuatu yang biasa bagi Miyu. Kata mon disini dapat diartikan dengan ‘sudah’.

Sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:592) bahwa mon berfungsi untuk menegaskan suatu hal.

Cuplikan 2 :

Aya : 気がラクかあー。。。それもいいなー うちは両親

ともおかたーいサラリーマンだもん

(Ki ga raku ka~... sore mo ii na~ uchi wa ryoushin to mo okata~i sarari~man da mon)

(“Gals!” jilid 3, 1991:94)

Aya : Beruntung ya~... itu juga bagus~ orangtuaku salaryman yg keras


(61)

Analisis :

Kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas berfungsi untuk menegaskan kata di depannya yaitu okatai sarari-man ‘salaryman’. Hal ini dapat diketahui dari konteks kalimatnya dimana Aya menceritakan kepada Miyu mengenai orang tuanya yang bekerja sebagai salaryman dan keras dalam mendidik Aya, terutama dalam hal belajar. Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna yang abstrak, yaitu pengganti ungkapan perasaan kekecewaan Aya terhadap orang tuanya.

Sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:592) bahwa mon berfungsi untuk menegaskan suatu hal.

3. Ungkapan yang digunakan untuk menekankan

ketidakmampuan

Cuplikan 1 :

Aya : だって 私フラれちゃったし。。会っても何話せば

いいのわからないもん

(Datte watashi furarechattashi... attemo nani hanaseba ii no wakaranai mon)

(“Gals!” jilid 3, 1991:7)

Aya : Aku juga sudah di tolak... Kalau bertemu (dengan Otohata), aku tidak tahu harus bicara apa


(62)

Analisis :

Kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas berfungsi untuk mengungkapkan ketidak mampuan Aya untuk memulai percakapan dengan Otohata apabila mereka bertemu karena sebelumnya ia pernah ditolak Otohata saat berada di taman bermain. Mon dalam cuplikan kalimat di atas bermakna abstrak, yaitu pengganti ungkapan perasaan ‘ketidakmampuan’ Aya.

Sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:592) bahwa mon berfungsi untuk mengungkapkan ketidakmampuan akan sesuatu.

4. Menunjukkan alasan

Cuplikan 1 :

Ran : そんなの知ってるよ なア?

(Sonna no shitteru yo naa?)

Aya : え!?いつのまに!?

(E!? Itsu no ma ni!?)

Miyu : だって リアクションわかりやすいもんねえ?

(Datte riakushon wakariyasui mon nee?) (“Gals!” jilid 2, 1991:133)

Ran : Kalau hal itu sudah tau, ya kan? Aya : Ehh!? Sejak kapan!?


(63)

Analisis :

Pada cuplikan kalimat di atas, kata mon berfungsi untuk menunjukkan alasan. Hal ini terlihat dari konteks terjemahan kalimat yang menunjukkan bahwa pada kalimat percakapan Miyu, kalimat di depan mon merupakan alasan atau jawaban dari pertanyaan Aya, yaitu sejak kapan Miyu dan Ran mengetahui kalau Aya menyukai Otohata. Kata mon dalam cuplikan kalimat di atas dapat diartikan dengan “karena”.

Fungsi dan makna mon dalam kalimat di atas sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:592) yang menyatakan bahwa kata mon yang diletakkan di akhir kalimat dalam bahasa informal digunakan untuk menunjukkan alasan.

Cuplikan 2 :

Miyu : 八ッ ムダムダ どーせ来ねーよ。あいつオレより

男の方が大事もんよ

(Ha muda muda do-se kone-yo. Aitsu ore yori otoko no hou ga daiji mon yo)

(“Gals!” jilid 1, 1991:182)

Miyu : Hah percuma percuma, tidak mungkin datang. (karena) baginya (Ibu Miyu), laki-laki lebih penting daripada aku


(64)

Analisis :

Pada cuplikan kalimat di atas, kata mon berfungsi untuk menunjukkan alasan. Hal ini terlihat dari konteks terjemahan kalimat yang menunjukkan bahwa kalimat di depan mon merupakan alasan Miyu mengapa ia berpendapat ibunya tidak mungkin datang untuk menjemputnya ke kantor polisi, yaitu karena bagi ibunya, laki-laki lebih penting daripada Miyu yang merupakan anaknya sendiri. Mon dalam cuplikan kalimat di atas dapat diartikan dengan “karena”.

Makna mon dalam kalimat di atas sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:592) yang menyatakan bahwa kata mon yang diletakkan di akhir kalimat dalam bahasa informal digunakan untuk menunjukkan alasan.

5. Menyatakan perasaan yang bingung, dengan tanpa mengerti harus bertindak seperti apa

Cuplikan :

Aya : じゃあ。。どうしたら乙幡君の近くにいられるの?

。。。わからないもん。。重いとか。。軽いと か。。。

今まで恋なんかしたことないから。。。

こんなに。。人を好きなったの。。初めてだから。。

(Jyaa.. doushitara Otohata kun no chikaku ni irareru no? ...Wakaranai mon.. Omoi toka.. Karui toka..


(65)

Konna ni.. hito o suki natta no.. hajimete dakara...) (“Gals!” jilid 3, 1991:77)

Aya : Jadi.. Bagaimana caranya untuk bisa di dekat Otohata? ... (karena) aku tidak mengerti.. Berat atau ringan... Menyukai seseorang seperti ini.. adalah yang pertama..

Analisis :

Kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas menegaskan kata wakaranai ‘tidak mengerti’ yang berada di depannya, berfungsi untuk mengungkapkan kebingungan Aya akan apa yang harus ia lakukan untuk bisa berada di dekat Otohata. Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna yang abstrak, yaitu pengganti ungkapan perasaan kebingungan Aya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:593) bahwa kata mon menyatakan perasaan yang bingung dan tidak mengerti.

6. Menunjukkan perasaan manja atau kemauan untuk

membenarkan diri

Cuplikan 1 :

Yamato : もう9時だろ

俺は実由が心配だから言ってるんだぞ

(mou 9 ji daro


(66)

Miyu : だってー 家に帰ってもどーせ誰もいないもーん (Datte~ Ie ni kaette mo do-se dare mo inai mo~n) (“Gals!” jilid 1, 1991:90)

Yamato : Sudah jam 9. Aku mengatakannya karena aku khawatir pada Miyu

Miyu : Tapi~ Walau pulang ke rumah pun tidak ada siapa-siapa

Analisis :

Dalam cuplikan kalimat percakapan di atas, kata mon dapat diartikan dengan “walau...pun” yang berfungsi untuk mengungkapkan keinginan Miyu untuk membenarkan diri bahwa walau ia pulang, ia akan sendirian di rumah sehingga akan lebih baik untuk membiarkannya tetap bersama Yamato, Ran, dan Aya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nomoto (1988:742) bahwa kata mon digunakan dalam percakapan bernada manja yang menunjukkan kepastian yang kuat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Chino (2006:133) bahwa kata mon mengungkapkan kemauan yang mengikuti rasa atau manja.

Cuplikan 2 :

Miyu : そうだったら みんなといた方が楽しいしー

大和クンとも一緒にいれるもーん


(67)

(Sou dattara Minna to ita hou ga tanoshii shi~ Yamato kun to mo isshoni ireru mo~n

Ne~ ii desho~?)

(“Gals!” jilid 1, 1991:90)

Miyu : Selain itu menyenangkan bersama teman-teman (semuanya). Lagian juga bisa bersama Yamato. Ya~ Boleh ya?

Analisis :

Dalam cuplikan kalimat percakapan di atas, kata mon dapat diartikan dengan “lagian” yang berfungsi untuk menegaskan pernyataan dan mengungkapkan keinginan Miyu untuk tetap ingin bersama Yamato (kekasihnya) dan teman-temannya (Ran dan Miyu) dengan nada manja (menunjukkan perasaan manja) dan berusaha membujuk Yamato untuk tidak menyuruhnya pulang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nomoto (1988:742) bahwa kata mon digunakan dalam percakapan bernada manja yang menunjukkan kepastian yang kuat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Chino (2006:133) bahwa kata mon mengungkapkan kemauan yang mengikuti rasa atau manja yang umumnya digunakan oleh perempuan..

7. Mengungkapkan perasaan pembicara yang mengharapkan kebenaran dari suatu peristiwa


(68)

Cuplikan :

Aya : 罪悪感はあるけど。。間違ってるとは思わないもん

Zaiakukan wa aru kedo.. Machigatteru to wa omowanai mon

(“Gals!” jilid 3, 1991:149)

Aya : Perasaan berdosa ada sih.. Tapi aku tidak berpikir aku melakukan kesalahan

Analisis :

Dalam cuplikan kalimat percakapan di atas, kata mon berfungsi untuk mengungkapkan harapan Aya bahwa ia benar-benar tidak melakukan suatu kesalahan. Aya yang terkekang oleh orang tuanya, akhirnya menemukan kesenangan bermain selain hanya belajar setelah bertemu dengan Ran dan Miyu, walaupun Aya dimarahi orang tuanya di rumah. Ada perasaan bersalah Aya karena tidak menuruti perintah orang tuanya untuk selalu belajar, tetapi ia merasa hal yang ia lakukan, yaitu bersenang-senang bersama teman-temannya, bukanlah suatu hal yang buruk.

Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna yang abstrak yaitu ungkapan keinginan Aya untuk mengharapkan apa yang ia lakukan adalah benar,


(69)

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:593) bahwa kata mon menyatakan perasaan pembicara yang mengharapkan realisasi dari suatu peristiwa.

8. Menyatakan kesimpulan yang dipikirkan secara umum dengan memberikan ide-ide atau konsep yang wajar

Cuplikan 1 :

Ran : 叩かれてもバカにされても

うちらは強く生きてかにゃならんのよ そーやってますます無敵になっていくのだ それがギャルのパワーってもんだろッ?

(Tatakaretemo baka ni saretemo

Uchira wa tsuyoku ikite ka nya naran no yo So-yatte masumasu muteki ni natte iku no da Sore ga gyaru no pawa-tte mon daro?)

(“Gals!” jilid 3, 1991:117)

Ran : Dipukul sekalipun, bodoh sekalipun, kita harus menjalani hidup dengan kuat. Dengan begitu semakin lama menjadi tidak ada halangan. Bukankah itu kekuatan gal?

Analisis :

Pada cuplikan kalimat percakapan di atas, kata mon berfungsi untuk menegaskan “gyaru no pawa-“ dengan memberikan ide atau konsep yang


(70)

wajar. Hal ini dapat diketahui dari adanya penjelasan-penjelasan di depan kata mon pada kalimat percakapan di atas, yaitu kita harus menjalani hidup dengan kuat. Kata mon dalam kalimat di atas bermakna abstrak, yaitu pengganti ungkapan yang menyatakan kesimpulan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nomoto (1988:742) bahwa kata mon berarti pada lazimnya atau sewajarnya demikian jika dipertimbangkan keadaan hal-hal atau pandangan umum masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Nagara (1985:110) yang menyatakan bahwa mon gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dengan ide-ide atau konsep yang dianggap wajar.

Cuplikan 2 :

Sayo : いくら怒りっぽくても 勉強できなくても お金づ

かい荒くても 沙夜はいつものアネキの方が好きだ

もん~!

(Ikura okorippokutemo benkyou dekinakutemo Okanezukai arakutemo Sayo wa itsumo no aneki no hou ga suki da mon~!)

(“Gals!” jilid 3, 1991:178)

Sayo : Walau sering marah-marah, walau tidak bisa belajar, walau suka menghabiskan uang dan kasar, Sayo tetap menyukai kakak yang seperti itu~!


(71)

Analisis :

Pada cuplikan kalimat percakapan di atas, kata mon berfungsi untuk menegaskan “suki“ dengan memberikan ide atau konsep yang wajar menurut Sayo. Hal ini dapat diketahui dari adanya penjelasan-penjelasan Sayo di depan kata mon pada kalimat percakapan di atas, yaitu Sayo menyukai kakaknya (Ran) yang dulu. Dalam situasi percakapan ini, perilaku Ran yang semula kasar, suka marah-marah, tiba-tiba berubah menjadi rajin, sopan, setelah tertimpa papan iklan.

Kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna yang abstrak, yaitu pengganti ungkapan yang menyatakan kesimpulan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Nomoto (1988:742) bahwa kata mon berarti pada lazimnya atau sewajarnya demikian jika dipertimbangkan keadaan hal-hal atau pandangan umum masyarakat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Nagara (1985:110) yang menyatakan bahwa mon gunakan untuk menjelaskan kesimpulan dengan ide-ide atau konsep yang dianggap wajar.

9. Menunjukkan makna “seharusnya” dan digunakan pada situasi seperti memberikan peringatan

Cuplikan :

Tatsuki : だって アーチーチはセクシー &

アンド

ワイルドに踊るの が基本だもんよ!


(72)

(Datte a-chi-chi wa sekushi- ando wairudo ni odoru no ga kihon da mon yo!)

(“Gals!” jilid 3, 1991:133)

Tatsuki : Sudah kubilang, fondasi tarian a-chi-chi seharusnya seksi dan liar!

Analisis :

Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna “seharusnya” yang berfungsi untuk menekankan perasaan kuat tentang tarian a-chi-chi yang seharusnya mencerminkan seksi dan liar. Kalimat ini diucapkan oleh Tatsuki saat melihat Ran mengajarkan tarian para para/a-chi-chi kepada para kogal baru. Ia beranggapan tarian para-para/a-chi-chi Ran kurang bagus.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:596) yag menyatakan bahwa mon menunjukkan makna ‘seharusnya’ dan digunakan dalam situasi memberikan peringatan.

10. Menyatakan keyakinan pembicara

Cuplikan 1 :

Ran : あんなクソコジメアニキなんかやめてもっといい男

捜せばいーじゃん

(Anna kuso kojime aniki nanka yamete motto ii otoko sagaseba i-jyan)


(73)

Miyu : 実由には大和クンしかいないもんっ

大和クンにきらわれたら死んじゃうもんっ

(Miyu ni wa Yamato kun shika inai mon Yamato kun ni kirawaretara shinjyau mon)

(“Gals!” jilid 1, 1991:94)

Ran : Sudahi saja dengan kakak (laki-laki) menyebalkan seperti itu. Lebih baik cari laki-laki yang lebih baik

Miyu : Miyu tidak bisa tanpa Yamato. Kalau dibenci Yamato, mungkin Miyu akan mati

Analisis :

Kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas berfungsi untuk menegaskan kata shika inai ‘tidak bisa (tanpa)’ dan shinjyau ‘mati’ yang mengungkapkan keyakinan Miyu bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Yamato, dan apabila Yamato membencinya, ia bisa mati. Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna yang abstrak yaitu ungkapan keyakinan Miyu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:597) yang menyatakan bahwa kata mon dapat digunakan untuk mengungkapkan keyakinan si pembicara terhadap suatu hal.

Cuplikan 2 :


(74)

(Nanda yo- Atashi kanke- ne- mon yo) (“Gals!” jilid 2, 1991:21)

Ran : Apa sih.. Tidak ada hubungannya denganku

Analisis :

Kata mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas berfungsi untuk menegaskan kata kankei nai ‘tidak ada hubungannya’ yang mengungkapkan keyakinan Ran bahwa ia tidak ada hubungannya dengan luka di hidung Sayo (adik Ran), karena hidung Sayo terluka akibat berniat beratraksi di depan Ran, Miyu, dan Aya di taman, tetapi malah terjatuh. Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas bermakna abstrak, yaitu pengganti ungkapan keyakinan Ran.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:597) yang menyatakan bahwa kata mon dapat digunakan untuk mengungkapkan keyakinan si pembicara terhadap suatu hal.

11. Menunjukkan arti “sangat”

Cuplikan :

Satsuki : え~~っ ヤダよー!MD買ったばかりだもんよー

没収されたらどーすんのさ!!

(E~~ Yada yo-! MD katta bakari da mon yo- Bosshuu saretara do- sun no sa!!)


(1)

Mon dalam cuplikan kalimat percakapan di atas memiliki makna yang abstrak yaitu pengganti ungkapan perasaan meminta maaf Miyu.

Hal ini sesuai dengan pendapat Yuriko (1998:596) yang menyatakan bahwa kata mon menunjukkan adanya perasaan permintaan maaf.

3.3. Hasil Analisis

Kata mon yang merupakan bentuk informal dari mono yang umumnya digunakan dalam percakapan, terutama dalam percakapan remaja yang banyak menggunakan bahasa remaja (wakamono kotoba). Di dalam komik “Gals!” terdapat kalimat-kalimat percakapan yang menggunakan kata mon, yang memiliki fungsi dan makna masing-masing.

Berdasarkan hasil analisis terhadap kalimat-kalimat percakapan dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3 karya Mihona Fujii yang menggunakan kata mon, dapat diketahui bahwa sebagian besar kata mon digunakan memiliki makna yang abstrak, yaitu yang berfungsi untuk mempertegas alasan atau pernyataan dan sebagian besar terletak di akhir kalimat, yaitu sebagai partikel (joshi).


(2)

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari uraian di bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kata mon merupakan bentuk non formal dari kata mono yang dilihat dari arti leksikalnya mempunyai makna barang, benda, bahan, atau objek. Dalam kelas meishi, kata mon termasuk dalam keishiki meishi dimana kata mon memiliki arti yang abstrak, tidak mengalami arti yang jelas bila tidak disertai dengan kata lain, dan maknanya tergantung dari konteks kalimatnya.

2. Kata mon dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan jilid 3 karya Mihona Fujii banyak memiliki fungsi sebagai menerangkan perasaan pembicara saat suatu kalimat percakapan diucapkan dan sulit diartikan ke dalam bahasa Indonesia karena memiliki makna yang abstrak. Dalam penerjemahannya disesuaikan dengan konteks kalimatnya atau kata yang mengikutinya.

3. Dalam komik “Gals!” jilid 1 sampai dengan 3, kata mon memiliki fungsi dan makna sebagai berikut :

1) Menyatakan objek/barang/bahan

2) Menunjukkan penegasan pada suatu hal

3) Ungkapan yang digunakan untuk menekankan ketidakmampuan 4) Menunjukkan alasan


(3)

5) Menyatakan perasaan yang bingung, dengan tanpa mengerti harus bertindak seperti apa

6) Mengungkapkan perasaan pembicara yang mengharapkan kebenaran dari suatu peristiwa

7) Menunjukkan makna “seharusnya” dan digunakan pada situasi seperti memberikan peringatan

8) Menyatakan keyakinan pembicara

9) Menyatakan lanjutan ungkapan yang mengandung makna “meremehkan” dan menunjukkan makna “tidak seperti itu” 10) Menyatakan keheranan atau kekaguman

11) Menunjukkan makna “kalau melakukan mungkin tidak terjadi hasil yang buruk, tapi kalau tidak melakukannya maka terjadi hasil yang buruk”

12) Mengungkapkan perasaan meminta maaf

13) Menunjukkan perasaan manja atau kemauan untuk membenarkan diri

14) Menyatakan kesimpulan yang dipikirkan secara umum dengan memberikan ide-ide atau konsep yang wajar

15) Menunjukkan arti “sangat” 16) Menyatakan ketidakpuasan

4. Dalam komik “Gals!”, fungsi dan makna kata mon yang paling banyak terdapat adalah mon sebagai partikel (joshi) yang berfungsi untuk mempertegas alasan atau pernyataan.


(4)

4.2. Saran

Melalui skripsi ini, penulis menyarankan beberapa hal kepada para pembelajar bahasa Jepang, untuk memahami kata mon , yakni :

1. Kata mon sering dijumpai dalam kalimat percakapan bahasa Jepang, umumnya pada percakapan informal atau wakamono kotoba. Untuk itu, pelajar bahasa Jepang sebaiknya meahami makna dan penggunaannya dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaian kata mon dalam kalimat percakapan bahasa Jepang

2. Dalam mengartikan kata mon, ada baiknya untuk benar-benar diteliti terlebih dahulu, yaitu dengan membaca dan memahami arti dari kalimat yang menggunakan kata mon secara utuh, karena kata mon memiliki banyak fungsi dan makna, bahkan memiliki arti yang abstrak.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

. 1995. Semantik Bahasa Indonesa. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Moeliono, dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta :

PT. Gramedia Pustaka Utama.

Fujii. Mihona. 1991. Gals! jilid 1-3. Tokyo : Shueisha.

Jufrizal, 2005. Analisis Makna Kata “Tokoro” dalam Novel Madogiwa no Tottochan karya Kuroyanagi Tetsuko (skripsi). Medan : USU Press.

Keraf, Gorys. 1980. Tata Bahasa. Jakarta : Nusa Indah.

Lubis, Syahron. 2002. Dasar-dasar Linguistik Sintaksis dan Semantik. Medan : Universitas Muslim Muhammadiyah.

Makino, Seiichi &Michio Tsutsui. 1997. A Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo : The Japan Times.

Makino, Seiichi &Michio Tsutsui. 2003. A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar. Tokyo : The Japan Times.

Morita, Yoshiyuki & Masae Matsuki. 1989. Nihongo Hyougen Bunkei. Tokyo : Aruku.

Nagara, Susumu, dkk. 1985). Gaikokujin no Tame no Nihongo Reibun Mondai Shirizu II (Keishiki Meishi). Tokyo : Aratake Shuppan.

Naoko, Chino. 2006. Partikel Penting Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc. Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian di Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah


(6)

Nomoto, Kikuo. 1988. Kamus Pemakaian Bahasa Jepang Dasar Edisi Bahasa Indonesia. Tokyo.

Sembiring, Morina. 2010. Analisis Makna Kata Mono dalam ‘Nihongo Jaanaru’ Ditinjau dari Segi Semantik (skripsi). Medan : USU Press.

Situmorang. Hamzon. 2007. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Medan : USU Press.

Sudjianto. 1995. Gramatika Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc. Sunagawa, Yuriko. 1998. Nihongo Bunkei Jiten. Tokyo : 3A Corp.

Sutedi, Dedi. 2008. Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung : Humaniora Utama Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa


Dokumen yang terkait

Analisis Fungsi Dan Makna Verba Utsu Dan Tataku Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru (Utsu) To (Tataku) No Kinou To Imi No Bunseki

3 113 70

Analisis Fungsi Dan Makna Fukushi Kanari Dan Zuibun Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou ni Okeru Zuibun To Kanari To Iu Fukushi No Imi To Kiinou No Bunseki

14 146 97

Higuchi Tachibana No Sakuhin No “M To N No Shouzou”To Iu Manga Ni Okeru Shujinkouno Shinrigakutekina Bunseki

2 47 67

Analisis Aspek Sosiologis Tokoh Gals Dalam Komik “Gals!” Karya Mihona Fuji = Mihona Fuji No Sakuhin No “Gals!” To Iu Manga Ni Okeru Gyaru No Shujinkou No Shakaigakuteki No Bunseki Ni Tsuite

0 59 62

Analisis Fungsi dan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru Tetsudau To Tasukeru No Kinou To Imi No Bunseki

1 48 102

Analisis Fungsi dan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru Tetsudau To Tasukeru No Kinou To Imi No Bunseki

0 0 9

Analisis Fungsi dan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru Tetsudau To Tasukeru No Kinou To Imi No Bunseki

0 0 7

Analisis Fungsi dan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru Tetsudau To Tasukeru No Kinou To Imi No Bunseki

0 1 13

Analisis Fungsi dan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru Tetsudau To Tasukeru No Kinou To Imi No Bunseki

1 4 26

Analisis Fungsi dan Makna Verba Tetsudau dan Tasukeru Dalam Kalimat Bahasa Jepang Nihongo No Bunshou Ni Okeru Tetsudau To Tasukeru No Kinou To Imi No Bunseki

0 0 3