Pada Tabel 10 jika dilihat dari nilai angka probabilitas bidang penebangan hasil uji statistik menggunakan Wilcoxon menyebutkan bahwa pada aspek
knowledge nilai asymp.sig = 0,443 nilai nilai Alpha = 0,05 maka keputusan yang diambil yaitu terima Ho. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata
pada aspek knowledge antara penilaian pekerja dengan penilaian di lapangan menggunakan standar ILO.
Pada aspek skill sendiri tidak terdapat perbedaan yang nyata pula, hal ini dapat dilihat dari nilai asymp.sig = 0,894 nilai nilai Alpha = 0,05 maka
keputusan yang diambil yaitu terima Ho. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang nyata pada aspek skill antara penilaian pekerja dengan penilaian di lapangan
menggunakan standar ILO. Untuk attitude pekerja bidang penebangan memiliki nilai asymp.sig = 0.006
nilai Alpha = 0.05 maka keputusan yang diambil yaitu tolak Ho. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang nyata pada aspek attitude antara penilaian pekerja
dengan penilaian di lapangan menggunakan standar ILO.
4.4.3 Selisih nilai skor rata-rata berdasarkan masing-masing aspek
kompetensi
Tabel 11 Selisih nilai kompetensi pekerja bidang penebangan antara penilaian pekerja dengan penilaian berdasarkan standar ILO.
Nilai skor rata-rata Tingkat
Pemahaman K3 Knowledge Skill Attitude
Penilaian Pekerja 3,0
3,8 3,7 3,7 Penilaian Berdasarkan Standar ILO
2,4 3,6 3,8 3,0
Selisih Skor Nilai -0,6
-0,2 0,1 -0,7
Dari data yang disajikan pada Tabel 11 untuk penebangan pemahaman K3 secara umum memiliki selisih nilai -0,6 dengan antara penilaian berdasarkan
standarisasi ILO dengan penilaian pekerja itu sendiri. Kemudian untuk penilaian berdasarkan skala Likert pemahaman K3 secara umum pada bidang penebangan
masih dalam taraf rentang skala tidak mengetahui yaitu pada kisaran nilai 2,4. sedangkan untuk knowledge dari pekerja bidang penebangan sendiri memiliki
selisih nilai -0,2 dan memiliki kategori nilai kedalam kelas mengetahui sebesar 3,6 hal ini berarti untuk knowledge pekerja bidang penebangan sudah baik,
sedangkan untuk skill pekerja itu sendiri memiliki selisih 0,1 lebih tinggi
dibandingkan dengan penilaian pekerja itu sendiri yaitu sebesar 3,8 yang termasuk kedalam rentang skala mampu, sehingga dari sisi skill untuk pekerja bidang
penebangan sudah termasuk baik. Dari attitude pekerja bidang penebangan memiliki selisih nilai -0,7 antara standar ILO dengan penilaian pekerja itu sendiri,
nilai rata-rata attitude sebesar 3,0 termasuk kedalam rentang skala cukup mau. Hal ini berarti untuk aspek kompetensi attitude bidang penebangan masih
termasuk kedalam kategori cukup. Berdasarkan selish nilai dan uji yang ada maka hal yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan yaitu pada aspek kompetensi
attitude pekerja.
4.4.4 Hasil uji korelasi Spearman
Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang nyata antara aspek-aspek knowledge, skill, dan attitude dari
masing-masing bidang pekerjaan. Nilai dari korelasi Spearman dapat diartikan sebagai suatu hubungan yang saling terkait, hal ini berarti bahwa satu variabel
saling berhubungan atau mempengaruhi variabel lainya. Tabel 12 Hasil uji korelasi Spearman penebangan
Korelasi Spearman
Nilai knowledge
skill attitude penebangan
knowledge Koefisien
korelasi ,.000 0,703
0,491 sig.
2-tailed .
0,016 0,126
N 11 11 11
skill koefisien
korelasi 0,703 1,000
0,708 sig.
2-tailed 0,016 . 0,015
N 11 11 11
attitude koefisien
korelasi 0,491 0,708
1,000 sig.
2-tailed 0,126 0,015 . N
11 11 11
Korelasi signifikan pada taraf nyata 0.05 2-tailed Keputusan diambil dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:
- angka probabilitas sig.2-tailed nilai Alpha 0.05 maka Ho diterima -
angka probabilitas sig. 2-tailed nilai Alpha 0.05 maka Ho ditolak
Dari Tabel 12 disebutkan bahwa terdapat hubungan yang nyata pada selang kepercayaan 95 antara knowledge dan skill dari bidang pekerjaan penebangan
dengan nilai korelasi Spearman = 0,703 dan nilai Sig.2-tailed = 0,016 nilai
Alpha = 0,05 maka keputusan yang diambil yaitu tolak Ho. Kemudian disebutkan pula bahwa terdapat hubungan yang nyata antara aspek skill dan
attitude dengan nilai korelasi Spearman = 0,708, dan nilai Sig.2-tailed = 0,015 nilai Alpha = 0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwa variabel yang
mempengaruhi pola kompetensi pekerja pada bidang penebangan yaitu antara aspek knowledge dan skill, serta antara aspek skill dengan attitude. Hasil
perhitungan korelasi Spearman digunakan untuk menentukan alternatif strategi apa yang akan dipakai dalam meningkatkan attitude bidang penebangan. Dari
nilai yang ada pola hubungan antara skill dan attitude menjadi prioritas dalam menentukan alternatif strategi yang akan dipakai.
Dari uji statistik yang ada menggunakan uji statistik Wilcoxon pada penebangan perbandingan antara penilaian pekerja dengan penilaian
menggunakan standar ILO terdapat perbedaan yang nyata pada aspek kompetensi attitude dengan nilai 0,006 dimana nilai skor rata-rata menggunakan standar ILO
sebesar 3,0 dan memiliki selisih nilai -0,7. Dengan rentang skala masuk kedalam rentang skala cukup. Penilaian menurut pekerja sebesar 3,7 padahal jika diukur
menggunakan standar ILO nilainya sebesar 3,0 sehinga disini terjadi gap, pekerja merasa mereka sudah masuk kedalam kategori yang baik, padahal tidak demikian.
Nilai yang ada menunjukkan bahwa attitude perlu menjadi prioritas untuk ditingkatkan. Pada penebangan untuk merubah
attitude dapat dilihat menggunakan uji korelasi Spearman. Menurut hasil uji korelasi Spearman hal-hal
yang perlu dilakukan dalam merubah attitude selain dengan penetapan aturan terkait juga dengan skill, upaya yang dilakukan seperti berikut:
1. Penerapan peraturan dan tata tertib secara tegas oleh perusahaan. 2. Perlunya pengawasan yang berkelanjutan dari mandor ataupun supervisor.
3. Perlu adanya konsultasi, motivasi, dan kesadaran dari pekerja akan pentingnya perlindungan K3.
4. Pemberian pelatihan tentang aturan penggunaan alat-alat mekanis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Diadakannya sistim reward and punishment dalam pelaksanaan K3.
4.5 Kegiatan Penyaradan