4.4.1 Karakteristik responden penebangan
Karakteristik responden diperlukan untuk mengetahui identitas responden yang kita teliti, sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat keberhasilan
pemahaman K3 yang telah dilaksanakan selama ini di perusahaan. Karakteristik responden ditinjau dalam hal jenis kelamin, pendidikan, usia, dan pengalaman
kerja. Dimana responden terdiri dari masing-masing bidang yang terkait dengan penelitian ini.
Pada pekerjaan kehutanan sebagian besar pekerjaannya dilakukan oleh kaum laki-laki, tentu saja hal itu dapat kita lihat di lapangan, dari data yang
diambil untuk bidang penebangan, seluruh responden yang terkait merupakan laki-laki dengan jumlah responden sebanyak 19 orang.
Pendidikan merupakan salah satu pertimbangan penting bagi perusahaan dalam mempekerjakan karyawan. Secara umum untuk pekerjaan kehutanan
terutama para operator memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Hal itu tentu saja berpengaruh terhadap wawasan karyawan terhadap pemahaman penerapan
K3 yang telah dilakukan perusahaan.
SD, 4
SMP, 12 D3, 0
S1, 0
SMA, 1 Lainnya, 2
Gambar 7 Pendidikan responden penebangan. Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa pada responden penebangan
yang berpendidikan SD sebanyak 4 orang 21,1, SMP sebanyak 12 orang 63,2, SMA sebanyak 1 orang 5,3, diploma D3 tidak ada 0, sarjana
S1 tidak ada, dan lainnya 2 orang 10,5. Semakin tinggi pendidikan karyawan
19-29, 8
30-39, 4 40-49, 6
50-59, 1 60, 0
maka diharapkan semakin tinggi pula tingkat pemahaman dan penerapan K3 karyawan kepada perusahaan.
Usia yang ditetapkan oleh PT. Sarpatim bagi karyawannya yaitu berkisar 18 hingga 55 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia produktif untuk bekerja.
Untuk usia responden dalam bidang antara lain 8 orang berusia 19-29 tahun 42,1 , 4 orang berusia 30-39 tahun 21,1 , 6 orang 18,2 berusia 40-49
tahun, dan 1 orang berusia 55-59 5,3 sedangkan untuk yang pekerja berusia 60 tahun tidak ada 0 Gambar 8.
Pengalaman kerja merupakan tolak ukur karyawan memahami perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Begitu pula halnya dengan karyawan PT.
Sarpatim yang telah bekerja di PT. Sarpatim lebih dari 3 tahun, para pekerja mengetahui apa yang terjadi di PT. Sarpatim termasuk pemahaman serta
penerapan K3 perusahaan. Berdasarkan hasil kuisioner, lamanya responden bekerja di PT. Sarpatim antara lain 1-5 tahun sebanyak 11 orang 57,9, 6-10
tahun sebanyak 3 orang 15,8, 11-19 tahun sebanyak 4 orang 21,1, 20-29 tahun sebanyak 1 orang 5,3 dan 30 tahun tidak ada 0 dapat dilihat pada
Gambar 9. Oleh karena itu, semakin lama karyawan bekerja di PT. Sarpatim maka diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terhadap penerapan K3 yang ada,
serta semakin tingginya tingkat kesadaran pekerja akan pentingnya arti K3 dalam pekerjaanya sendiri.
Gambar 8 Usia pada responden penebangan.
Ya, melaksanakan,
4
tidak melaksanakan,
2 Tidak Tahu, 13
1-5, 11 6-10, 3
11-19, 4 20-29, 1
30, 0
Gambar 9 Pengalaman kerja responden penebangan. Indikator lain tentang sejauh mana keberhasilan K3 perusahaan telah
terlaksana, dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan penerapan K3 dari masing- masing responden itu sendiri. Pada kuisioner penelitian penulis memasukkan
pertanyaan sejauh mana pemahaman dan penerapan tentang K3 di perusahaan. Hasil kuisioner menyebutkan bahwa persepsi pemahaman pekerja tentang K3
seperti Gambar 10. Pada bidang penebangan 13 orang 68,4 menyatakan tidak tahu tentang apa yang dimaksud dengan pemahaman dan penerapan K3 di
perusahaan, 2 orang 10,5 menyatakan tidak melaksanakan K3 atau tidak paham, dan 4 21,1 orang menyatakan bahwa ya, melaksanakan K3 atau tahu
dan paham tentang apa yang dimaksud dengan K3 itu serta bagaimana penerapannya di lapangan Gambar 10.
Gambar 10 Pemahaman responden penebangan tentang penerapan K3.
4.4.2 Hasil uji satistik Wilcoxon pada bidang penebangan