Tabel 4.14. Efisiensi Saluran Sekunder Irigasi Tanjung Beringin Saluran
Debit Pangkal m
3
dtk Debit Ujung
m
3
dtk KehilanganAir
m
3
dtk Efisiensi
Bendung – BTB1
1,299 1,211
0,088 93,23
BTB1 – BTB2
1,142 1,078
0,064 94,40
BTB2 – BM1
0,990 0,885
0,105 89,35
BM1 – BM2
0,744 0,667
0,077 89,65
BM2 – BB
0,598 0,542
0,056 90,64
BB – BMTC1
0,273 0,196
0,077 71,79
Rata-Rata 88,177
Pada Tabel 4.14 diperoleh efisiensi penyaluran di saluran sekunder Tanjung Beringin sebesar 88,177 . Kehilangan air di sepanjang saluran sekunder
Tanjung Beringin adalah sebesar 1,823 dari efisiensi pada saluran sekunder pada kondisi normal sebesar 90 . Dari Hasil diatas dpat dikatakan bahwa saluran
sekunder irigas Tanjung Beringin cukup efisien untuk mengairi lahan di Tanjung Beringin dan Desa Munte.
4.5. Perhitungan Efektifitas Saluran
Efektifitas pengelolaan jaringan irigasi ditunjukkan oleh perbandingan antara luas areal terairi terhadap luas rancangan. Dalam hal ini semakin tinggi
perbandingan tersebut semakin efektif pengelolaan jaringan irigasi. Tingkat efektifitas akan diukur dari nilai Indek Luas Areal IA, dengan rumusan berikut :
IA = X 100
IA = x 100 IA = 70 .
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan antara luas areal yang terairi dengan luas areal rencana adalah sebesar 70 . Artinya dari seluruh target areal yang akan diairi terdapat 30
yang tidak terairi, dengan kata lain lahan telah berubah fungsi menjadi pemukiman, kolam ikan dan areal peternakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V BAB V BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air pada pola tanam yang dimulai pada awal
Oktober didapat kebutuhan air maksimum adalah sebesar 0,59 ltdtha. 2.
Menghitung debit andalan dengan menggunakan metode F.J. Mock didapat nilai debit andalan maksimum pada daerah aliran sungai DAS Lau Tualah
adalah sebesar 3,293 m
3
dt, terdapat pada bulan November. 3.
Dari tabel 4.12, didapat efisiensi saluran sekunder di irigasi Tanjung Beringin Kecamatan Munte sebesar 88,177 . Kehilangan air sepanjang
saluran sekunder sebesar 1,823. Dari efisiensi pada keadaan normal di saluran sekunder sebesar 90 .
4. Dari hasil perhitungan efektifitas sebesar 70 , jumlah lahan yang tidak
terairi sekitar 30 . Lahan yang tidak terairi dialihfungsikan menjadi pemukiman, kolam ikan, dan area pemeliharaan ternak
5.2. Saran
1. Perlu diadakan perbaikan pada saluran irigasi Tanjung Beringin sehingga
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas untuk mengoptimalkan produktifitas hasil tanaman.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan rangkaian proses berpindahnya air permukaan bumi dari suatu tempat ke tempat lainnya hingga kembali ke tempat asalnya.
Air naik ke udara dari permukaan laut atau dari daratan melalui evaporasi. Air di atmosfer dalam bentuk uap air atau awan bergerak dalam massa yang besar di atas
benua dan dipanaskan oleh radiasi tanah. Panas membuat uap air lebih naik lagi sehingga cukup tinggi dan dingin untuk terjadi kondensasi. Uap air berubah jadi
embun dan seterusnya jadi hujan atau salju. Curahan precipitation turun ke bawah, ke daratan atau langsung ke laut. Air yang tiba di daratan kemudian
mengalir di atas permukaan sebagai sungai, terus kembali ke laut. Sebagian dari air hujan yang turun dari awan menguap sebelum tiba di
permukaan bumi, sebagian lagi jatuh di atas daun tumbuh-tumbuhan intercception dan menguap dari permukaan daun-daun. Air yang tiba di tanah
dapat mengalir terus ke laut, namun ada juga yang meresap dulu ke dalam tanah infiltration dan sampai ke lapisan batuan sebagai air tanah. Sebagian dari air
tanah dihisap oleh tumbuh-tumbuhan melalui daun-daunan lalu menguapkan airnya ke udara transpiration. Air yang mengalir di atas permukaan menuju
sungai kemungkinan tertahan di kolam, selokan, dan sebagainya surface detention
, ada juga yang sementara tersimpan di danau, tetapi kemudian menguap atau sebaliknya, sebagian air mengalir di atas permukaan tanah melalui
parit, sungai, hingga menuju ke laut surface run off, sebagian lagi infiltrasi ke
Universitas Sumatera Utara
dasar danau dan bergabung di dalam tanah sebagai air tanah yang pada akhirnya ke luar sebagai mata air. Siklus hidrologi dibedakan ke dalam tiga jenis yaitu:
1. Siklus Pendek : Air laut menguap kemudian melalui proses kondensasi
berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya hujan langsung jatuh ke laut dan akan kembali berulang
2. Siklus Sedang : Air laut menguap lalu dibawa oleh angin menuju daratan dan
melalui proses kondensasi berubah menjadi awan lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam tanah lalu kembali ke laut melalui
sungai-sungai atau saluran-saluran air
3. Siklus Panjang : Air laut menguap, setelah menjadi awan melalui proses
kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di pegunungan-pegunungan yang tinggi.
Bongkah-bongkah es mengendap di puncak gunung dan karena gaya beratnya meluncur ke tempat yang lebih rendah, mencair terbentuk gletser lalu
mengalir melalui sungai-sungai kembali ke laut. 2.2
Daerah Aliran Sungai
Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan suatu kesatuan dengan sungai dan anak
– anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke
laut secara alami, yang batas didarat merupakan pemisah topografi dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan.
Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari
permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke
Universitas Sumatera Utara
laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan sementara di sungai, danau, dan dalam tanah.Pembagian daerah aliran sungai berdasarkan
fungsi hulu, tengah dan hilir yaitu : 1.
Bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelolah untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang
antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air, dan curah hujan.
2. Bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelolah
untuk memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air, kemampuan
menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengolahan sungai, waduk, dan danau.
3. Bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelolah
untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air,
ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta pengolahan air limbah.
Bentuk dae adaah aliran sungai terbagi atas tiga jenis, yaitu : 1.
Daerah aliran sungai DAS dengan pola bulu burung, di daerah aliran sungai ini selain terdapat sungai utama, tidak jauh dari sungai utama tersebut, di
sebelah kirinya dan kanan terdapat pola-pola sungai kecil atau anak-anak sungai.
2. Daerah aliran sungai DAS dengan pola radial atau melebar, di daerah aliran
sungai ini pun terdapat sungai utama besar dengan beberapa anak
Universitas Sumatera Utara
sungainya, hanya anak-anak sungainya melingkar dan akan bertemu pada satu titik daerah.
3. Daerah aliran sungai DAS dengan pola paralel atau sejajar, daerah aliran
sungai ini memiliki 2 jalur daerah aliran, yang memang paralel, yang di bagian hilir keduanya bersatu membentuk sungai besar.
2.3 Jaringan Irigasi