ulang dengan penambahan larutan Zink Sulfat 4 sebagai bahan model kerja gigitiruan.
1.3 Rumusan Masalah Dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Berapanilai kekuatan kompresi gipsum tipe III pabrikan dan daur ulang
serta gipsum tipe III daur ulang dengan penambahan larutan Zink Sulfat 4 sebagai bahan model kerja gigitiruan?
2. Apakah ada perbedaankekuatan kompresi gipsum tipe III pabrikan dan
daur ulang serta gipsum tipe III daur ulang dengan penambahan larutan Zink Sulfat 4 sebagai bahan model kerja gigitiruan?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui berapa nilaikekuatan kompresi gipsum tipe III pabrikan dan daur ulang serta gipsum tipe III daur ulang dengan penambahan larutan Zink
Sulfat 4 sebagai bahan model kerja gigitiruan. 2.
Untuk mengetahui perbedaan kekuatan kompresi gipsum tipe III pabrikan dan daur ulang serta gipsum tipe III daur ulang dengan penambahan larutan Zink
Sulfat 4 sebagai bahan model kerja gigitiruan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sumbangan
bagi pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran gigi khususnya di bidang Prostodonsia.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi dokter gigi, laboran
maupun masyarakat untuk melakukan daur ulang limbah gipsum tipe III. 2.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan informasi bagi dokter gigi dan laboran tentang kekuatan kompresi gipsum tipe III daur ulang dengan
penambahan larutan Zink Sulfat 4.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gipsum
Gipsum adalah mineral yang terdapat di berbagai belahan dunia.
1
Gipsum merupakan produk industri yang merupakan hasil reaksi kimia.
1
Gipsum pertama kali ditemukan di kota Paris dan digunakan dalam bidang kedokteran gigi pada tahun
1756.
22
Dalam bidang kedokteran gigi gipsum lebih dikenal dengan nama gips. Gipsum berasal dari Kalsium Sulfat Dihidrat murni dengan rumus kimia
CaSO
4
.2H
2
O kemudian mengalami pemanasan menjadi Kalsium Sulfat Hemihidrat CaSO
4
.½H
2
O.
1,2,5-6
Kalsium Sulfat Hemihidrat CaSO
4
.½H
2
O digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan untuk pembuatan model atau dai dari struktur rongga
mulut dan untuk konstruksi gigitiruan.
4
Secara khusus gipsum di Prostodonsia digunakan sebagai bahan model kerja gigitiruan.
2.1.1 Klasifikasi Gipsum
American Dental Association ADA no 25 mengklasifikasikan gipsum menjadi 5 tipe yaitu :
4
1. Tipe I Plaster Impression.
Tipe ini mengandung plaster of paris yang mengalami regulasi untuk setting time dan setting expansion. Tipe ini sudah jarang digunakan karena sudah digantikan
dengan penggunaan material yang tidak terlalu kaku seperti hidrokoloid dan elastomer.
1,8
2.
Tipe II Plaster Model.
Gipsum tipe II pada umumnya digunakan untuk pembuatan model studi dan untuk mengisi cetakan dalam pembuatan model gigitiruan.
1,8,17
Gipsum tipe II metode pembentukan yaitu dengan pemanasan pada ketel terbuka suhu 110-120
o
C sehingga menghasilkan
-Hemihidrat.
2
Bentuk kristalnya menyerupai spons dan tidak teratur.
1
Universitas Sumatera Utara
Pemanipulasian gipsum tipe II ini tergolong mudah sehingga cukup banyak digunakan.
17
Tipe ini mempunyai kekuatan kompresi yang rendah yaitu 9 MPadan tersedia dalam warna putih.
1,8,17
3.
Tipe III Dental Stone.
Gipsum tipe III dikenal dengan nama dental stone. Metode pembentukan gipsum tipe III yaitu dengan pemanasan di autoklaf pada suhu 120-130
o
C sehingga dihasilkan α-Hemihidrat.
1
Gipsum tipe ini mempunyai sifat akurat, keras, konsistensi yang halus, serta lebih kuat dari gipsum tipe II.
17
Pemanipulasian gipsumini menggunakan air yang lebih sedikit dari gipsum tipe II karena mempunyai bentuk
partikel yang lebih padat, prismatik dan teratur.
1
Gipsum ini digunakan sebagaibahan model kerja untuk pembuatan model gigitiruan sebagian dan gigitiruan penuh.
1,17
Gipsum ini mempunyai kekuatan kompresi 20,7 MPa sampai 34,5 MPa 5000 Psi.
1
4.
Tipe IV Dental Stone, High Strength.
Gipsum tipe IV merupakan modifikasi dari gipsum tipe III.
17
Metode pembentukan gipsum tipe ini yaitu dengan memanaskan mineral gipsum di dalam
asam organik atau garam pada suhu 140
o
C kemudian dicuci dengan air panas suhu 100
o
C.
2
Gipsum ini mempunyai susunan partikel yang padat.
1,8,17
Gipsum ini bila dibandingkan dengan gipsum tipe I,II,III mempunyai kekuatan yang lebih tinggi.
Gipsum tipe IV digunakan untuk dai.
17
5. Tipe V Dental Stone, High Strength, High Expansion.
4
Gipsum tipe V adalah gipsum yang sangat kuat bila dibandingkan dengan tipe gipsum yang lain.
17
Gipsum tipe V digunakan sebagai dai untuk mengimbangi pengerutan casting logam pada saat pendinginan setelah pemanasan suhu tinggi.
10
Metodepembentukan gipsum tipe IV dan V sama tapi, gipsum tipe IV dilakukan penambahan garam untuk mengurangi setting expansion. Partikel gipsum tipe V lebih
halus dibandingkan tipe lainnya sehingga perbandingan air dan bubuk tipe ini rendah. Kekuatan kompresi gipsum tipe V adalah yang paling tinggi yaitu 48,3 Mpa.
8
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Karakteristik Gipsum
Karateristik gipsum meliputi : a.
Perubahan Dimensi Perubahan dimensi adalah keadaan yang dipengaruhi oleh setting expansion
dan ekspansi higroskopis dari gipsum. Setting expansion yang terjadi pada proses pengerasan gipsum disebabkan oleh adanya dorongan ke luar oleh pertumbuhan
kristal Dihidrat. Semakin besar setting expansion maka perubahan dimensi lebih rendah.
1,8
Hesmati dkk 2002 meneliti perubahan dimensi dipengaruhi oleh bahan yang digunakan, teknik dan cara manipulasi.
9
b. Setting Time
Setting time adalah waktu yang dibutuhkan gipsum untuk menjadi keras dan dihitung sejak gipsum kontak dengan air.
1,8,10,25
Setting time dipengaruhi oleh waktu, kecepatan pengadukan, perbandingan air dan bubukwater powder ratio, adanya
akselerator dan retarder, suhu dan tekanan atmosfer serta kemurnian bubuk gipsum.
8
Setting time pada gipsum tipe III adalah 12±4 menit. Setting time terjadi dalam dua tahap, yaitu :
1. Initial Setting Time
Initial setting time dihitung setelah pengadukan selesai dalam waktu 1 menit dan ketika working time dimulai. Waktu ini dimulai saat adonan gipsum dituangkan
ke dalam cetakan dengan bantuan vibrator mekanis. Viskositas adonan akan mengalami peningkatan, daya alir akan berkurang dan gipsum akan kehilangan
kilatnya. Kilat yang ada sebelumnya menghilang menandakan bahwa gipsum sudah mencapai initial setting time.
22
2. Final Setting Time
Final setting time dihitung ketika gipsum dikeluarkan dari cetakan. Pada saat ini gipsum mempunyai kekerasan dan ketahanan terhadap abrasi yang minimal. Pada
reaksi pengerasan akhir, reaksi kemis telah selesai dan model akan menjadi dingin ketika disentuh.
1
Universitas Sumatera Utara
c. Kekuatan Kompresi
Kekuatan kompresi adalah sifat mekanik yang digunakan untuk menilai kekuatan suatu gipsum.
10
Kekuatan kompresi didapat pada saat sampel gipsum pecah. Kekuatan kompresi merupakan faktor penting untuk menilai ketahanan bahan
terhadap terjadinya abrasi dan fraktur. Nilai kekuatan kompresi minimun akan didapat sesaat setelah setting time.
10,25
Kekuatan kompresi minimal pada gipsum tipe III adalah 20,7 MPa.
1
d. Perbandingan Air dan BubukWater Powder Ratio
Perbandingan air dan bubukmerupakan faktor penting dalam penentuan sifat fisik dan kimia pada akhir produk gipsum.
25
Tipe gipsum akan memengaruhi perbandingan air dan bubuk karena adanya perbedaan bentuk dan ukuran kristal
Kalsium Sulfat Hemihidrat.
8
Gipsum tipe II membutuhkan banyak air ketika pengadukan karena bentuk partikel gipsum tipe II tidak beraturan dan porositas
tinggi.
1
Gipsum tipe III membutuhkan lebih sedikit air daripada gipsum tipe II dan lebih banyak air dibandingkan dengan gipsum tipe IV. Pada gipsum tipe III
perbandingan air dan bubuk adalah 30 ml air dan 100 gram bubuk gipsum.
1
e. Setting Expansion
Setting expansion terjadi selama proses pengerasan gipsum yang terjadi pada semua jenis gipsum. Setting expansion merupakan hasil dari pertumbuhan kristal-
kristal gipsum ketika terjadi penggabungan.
26
Pengontrolan setting expansion dapat dilakukan dengan melakukan penambahan zat kimia.
1
Hesmati dkk 2002 meneliti setting expansion pada gipsum akan sempurna dalam waktu 96 jam 4 hari.
9
Pada gipsum tipe III setting expansion yang terjadi adalah 0-0,20 .
Tabel 1. Karakteristik Gipsum
1,8,27
Tipe Gipsum Setting
Time menit
Kekuatan Kompresi min
Perbandingan Air dan Bubuk
Setting Expansion
Range Mpa
Psi I Plaster, Impression
4±1 4,0
580 0,40-0,75
0-0,15 II Plaster Model
12±4 9,0
1300 0,45-0,50
0-0,30 III Dental Stone
12±4 20,7
3000 0,28-0,30
0-0,20 IV Dental Stone, High Strength
12±4 34,5
5000 0,22-0,24
0-0,10 V Dental Stone, High Strength,
High Expansio, 12±4
48,3 7000
0,18-0,22 0-10,30
Universitas Sumatera Utara
2.2 Model Gipsum
Gipsum dalam kedokteran gigi digunakan sebagai pembuatan model gigitiruan. Model gigitiruan adalah replika dari permukaan rongga mulut yang mencakup gigi,
jaringan lunak dan lengkung edentulus.
6
Model gigitiruan akan membantu dokter gigi untuk menerangkan masalah yang dimiliki oleh pasien di dalam rongga
mulutnya.
6,17
Selain itu, model gigitiruan digunakan untuk pembuatan model gigitiruan sebagian dan gigitiruan penuh.
10
Pembuatan model mempunyai beberapa syarat, diantaranya :
6
a. Model harus kuat dan keras.
b. Stabilitas dimensi harus dipertahankan selama dan setelah proses
pengerasan. c.
Tidak melengkung atau mengalami distorsi. d.
Mempunyai setting time yang tepat. e.
Tidak mudah pecah atau rusak selama proses laboratorium atau pengukiran malam.
f. Dapat digunakan untuk semua jenis bahan cetak.
g. Resisten terhadap abrasi dan fraktur.
2.2.1 Jenis Model Gipsum
Model terbagi atas dua jenis yaitu : model studi model diagnostik dan model kerja. Model studi adalah model yang sering digunakan oleh dokter gigi. Model studi
dibuat dari Dental Plaster atau gipsum tipe II.
26
Model studi mempunyai beberapa kegunaan diantaranya :
26
a. Memperlihatkan gambaran tiga dimensi dari keadaan jaringan keras dan
lunak rongga mulut. b.
Sebagai media pembelajaran tentang relasi dari lengkung rahang. c.
Sebagai media pembelajaran tentang ukuran gigi, letak dan bentuk serta hubungan rahang.
d. Sebagai media pembelajaran tentang jaringan keras dan lunak dalam
pandangan lingual ketika gigi dioklusikan.
Universitas Sumatera Utara
e. Sebagai media perbandingan antara keadaan sebelum dan sesudah
dilakukan perawatan. f.
Sebagai rekaman legal mengenai lengkung rahang pasien untuk keperluan asuransi, gugatan hukum dan forensik.
Selain, model studi juga ada model kerja. Model kerja merupakan replika dari struktur rongga mulut sebagai bahan pembuatan model gigitiruan dan dapat
digunakan untuk restorasi tidak langsung contohnya pembuatan gigitiruan cekat.
28-29
Model kerja biasanya terbuat dari dental stone atau lebih dikenal dengan gipsum tipe III. Dalam pemakaian model kerja sangat diperlukan kekuatan kompresi yang baik
untuk menahan tekanan yang terjadi selama dilakukannya prosedur laboratorium agar hasil yang didapatkan akurat.
26,28
2.3 Kekuatan Kompresi
Kekuatan kompresi adalah kekuatan yang ditentukan melalui nilai maksimum dari spesimen dibagi dengan luas spesimen. Nilai kekuatan kompresi didapatkan
setelah spesimen pecah.
5,30
Kekuatan kompresi diukur menggunakan alat uji tekan Universal Testing Machine dinyatakan dengan satuan Mega Pascal MPa.
31
Menurut spesifikasi American Dental Assosiation ADA no 25, spesimen mencapai kekuatan kompresi minimum 1 jam setelah mengeras dan pengerasan maksimum
dapat dicapai dalam waktu 24 jam 1 hari setelah pengadukan.
1,8
Hesmati dkk 2002 meneliti setting expansion yang terjadi pada gipsum akan sempurna setelah 96 jam 4
hari. Setting expansion yang terjadi pada gipsum berkaitan dengan pembentukan nukleus kristal pada gipsum.
26
Ketika setting expansion telah sempurna maka jarak antar nukleus kristal gipsum menjadi semakin dekat sehingga tidak ada ruang kosong
dalam pembentukan kristal gipsum.
1
Kekuatan kompresi sangat dibutuhkan pada model kerja gigitiruan karena kekuatan kompresi merupakan suatu kemampuan bahan untuk menahan terjadinya
fraktur dan menahan terjadinya abrasi.
25
Sehingga pada saat pembuatan model gigitiruan di model kerja tekanan yang terjadi selama prosedur laboratorium tidak
akan memengaruhi hasil dari gigitiruan.
Universitas Sumatera Utara
2.3.1 Faktor yang Memengaruhi Kekuatan Kompresi
Kekuatan kompresi dipengaruhi oleh waktu dan kecepatan pengadukan, perbandingan air dan bubuk, akselerator dan retarder, suhu ruangan dan tekanan
atmosfer serta kemurnian bubuk gipsum.
1,8,27
2.3.1.1 Waktu dan Kecepatan Pengadukan
Waktu pengadukan merupakan faktor yang memengaruhi kekuatan kompresi karena peningkatan waktu pengadukan akan meningkatkan kekuatan kompresi
gipsum. Namun bila, pengadukan dilakukan lebih dari 1 menit dapat mengakibatkan kristal-kristal gipsum yang terbentuk menjadi pecah dan jalinan kristal yang terbentuk
diakhir menjadi lebih sedikit sehingga kekuatan kompresi menjadi rendah.
1,8
Ketika melakukan pengadukan harus dilakukan secara kombinasi. Tahap awal pengadukan
dilakukan secara manual menggunakan spatula kemudian dilanjutkan dengan vibrator. Vibrator digunakan untuk mencegah terjebaknya udara selama pengadukan
yang dapat menyebabkan terjadinya porositas sehingga kekuatan kompresi model kerja menjadi rendah dan hasil yang didapatkan tidak akurat.
29
Pengadukan harus dilakukan secara cepat dan periodik. Spatula digunakan untuk mencampur seluruh air
dan bubuk gipsum di dalam rubber bowl. Pengadukan dengan spatula dalam setiap 1 detik harus dilakukan dengan kecepatan 2 rpm revolution per minute.
1,25,27
Setelah pengadukan dengan spatula dilanjutkan dengan pengadukan secara mekanik
menggunakan vacum mixer.
31
2.3.1.2 Perbandingan Air dan Bubuk
Kekuatan kompresi sangat dipengaruhi oleh perbandingan air dan bubuk yang digunakan. Perbandingan air dan bubuk juga akan memengaruhisetting expansion.
32
Perbandingan air dan bubuk besar menyebabkan setting expansion menjadi lebih kecil dan menyebabkan nukleus kristal yang terbentuk semakin sedikit karena
interaksi kristal-kristal dihidrat sedikit sehingga kekuatan kompresi menurun.
1
Sebaliknya, jika perbandingan air dan bubuk rendah maka akan menyebabkan kandungan air menjadi sedikit sehingga jarak antar kristal menjadi lebih dekat
Universitas Sumatera Utara
sehingga kekuatan kompresi meningkat.
1
Perbandingan air dan bubuk dipengaruhi secara langsung oleh ukuran partikel, bentuk partikel dan porositas gipsum.
26
Semakin porositas partikel kristal gipsum, semakin banyak air yang diperlukan untuk mengubah partikel Hemihidrat menjadi Dihidrat.
26
Partikel gipsum yang lebih besar, tidak beraturan dan porositas seperti plaster of paris membutuhkan air yang lebih
banyak.
26,32
Penggunaan air yang lebih banyak pada bubuk gipsum akan memengaruhi kekuatan kompresi gipsum menjadi lebih rendah.
11,26
2.3.1.3 Akselerator dan Retarder
Akselerator dan retarder merupakan zat aditif yang ditambahkan ke dalam gipsum.
1
Hatim dkk 2007 meneliti penambahan zat aditif dapat meningkatkan kekuatan kompresi yang dipengaruhi oleh konsentrasi bahan kimia yang ditambahkan
kedalam gipsum.
19
Zat aditif digunakan untuk memodifikasi sifat yang dimiliki oleh gipsum.
3
Salah satu modifikasi sifat yang terjadi adalah kecepatan pengerasan gipsum. Kecepatan pengerasan dipengaruhi oleh kecepatan kelarutan Hemihidrat.
1
Bahan akselerator adalah zat aditif yang akan mempercepat setting time gipsum. Reaksi pada akselerator terjadi karena pembentukan kristal pada gipsum
terjadi lebih cepat. Adapun beberapa contoh akselerator adalah K
2
SO
4
2-3, Na
2
SO
4
3-4 , Terra Alba 1, NaCl 2 dan lain-lain. Akselerator biasanya digunkaan dalam bentuk larutan.
Retarder adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan pada gipsum untuk memperlambat setting time.
1
Beberapa contoh retarder adalah Boraks, Asetat, Potassium Sitrat, NaCl 2, Na
2
SO
4
4 , Sodium Sitrat dan lain-lain. Penambahan bahan kimia seperti akselerator dan reterder akan memengaruhi kemurnian gipsum
dan mengurangi kohesi antar kristal yang terbentuk.
1,8
2.3.1.4 Suhu Ruangan dan Tekanan Atmosfer
Gipsum yang disimpan pada suhu ruangan 90 –100
o
C dapat menyebabkan pengerutan karena kristalisasi air yang keluar pada saat partikel Dihidrat menjadi
Hemihidrat.
8
Pengerutan yang terjadi akan menyebabkan kekuatan kompresi gipsum
Universitas Sumatera Utara
akan menurun.
1,8
Kenaikan suhu yang terjadi juga akan mempercepat reaksi kimia pada gipsum dan reaksi kimia ini akan mengakibatkan sebagian kristal Hemihidrat
tidak berubah menjadi kristal Dihidrat.
3
2.3.1.5 Kemurnian Bubuk Gipsum
Kemurnian bubuk gipsum akan memengaruhi proses pengerasan bubuk gipsum. Semakin murni gipsum maka proses setting akan terjadi lebih cepat. Hal ini
dipengaruhi oleh kelarutan Hemihidrat dan nukleus gipsum yang terbentuk lebih banyak sehingga kecepatan kristalisasi gipsum semakin besar.
1
Selain itu, perbandingan air dan bubuk yang dibutuhkan lebih rendah sehingga kekuatan
kompresi yang dihasilkan oleh gipsum akan meningkat.
26
Selain waktu dan kecepatan pengadukan, perbandingan air dan bubuk, akselerator dan retarder, suhu ruangan dan tekanan atmosfer serta kemurnian bubuk
gipsum terdapat berat jenis gipsum yaang akan memengaruhi kekuatan kompresi. Berat jenis menggambarkan keadaan berat gipsum terhadap volume yang dimiliki
gipsum dan kohesi partikel gipsum. Berat jenis gipsum yang tinggi menggambarkan semakin banyaknya kohesi yang terjadi antar partikel gipsum, dimana kohesi yang
terjadi antar partikel gipsum akan mengisi rongga-rongga yang terdapat di dalam gipsum.
33
Sebaliknya, bila berat jenis gipsum rendah maka kohesi antar partikel semakin rendah dan akan banyak terbentuk rongga kosong di dalam gipsum yang
lebih dikenal dengan porositas.
33
Porositas pada gipsum berkaitan erat dengan kohesi antar partikel gipsum.
33
Semakin porositas suatu partikel maka akan semakin rendah kekuatan kompresinya. Hal ini terjadi karena porositas dapat menyebabkan penyerapan air besar sehingga
akan meningkatkan perbandingan air dan bubuk gipsum yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan kompresi gipsum.
6
Zeki dkk 2009 menyatakan bahwa peningkatan perbandingan air dan bubuk akan menyebabkan rongga kosong pada
gipsum yang akan diisi oleh air sehingga kohesi antar partikel gipsum menurun dan menyebabkan kekuatan kompresi gipsum menjadi rendah.
33
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Cara Pengujian Kekuatan Kompresi
Pengukuran kekuatan kompresi dilakukan dengan pembuatan spesimen yang sesuai dengan spesifikasi menurut American Dental Association ADA no 25.
4
Setelah spesimen dibuat dibiarkan sampai kering dan kemudain dilakukan pengujian. Pengujian dilakukan menggunakan alat uji tekan Universal Testing Machine dengan
beban sebesar 10 KN dan hasilnya dinyatakan dalam satuan Mega Pascal MPa.
31
2.4 Daur Ulang Gipsum
Daur ulang menurut SNI 19-1754-2002 adalah proses pengolahan sampah atau limbah untuk menghasilkan produk baru.
34
Daur ulang dilakukan untuk mengurangi terjadinya penumpukan limbah yang akan menyebabkan polusi atau pencemaran
lingkungan. Kedokteran gigi dalam praktiknya akan menghasilkan banyak sampah atau limbah contohnya limbah gipsum tipe III. Gipsum tipe III merupakan bahan
kedokteran gigi yang sering digunakan dan mempunyai sifat reversibel sehingga dapat dilakukan proses daur ulang. Gipsum dilakukan daur ulang dengan alasan :
34
1. Nilai ekonomi.
Gipsum biasanya digunakan untuk membuat model studi maupun model kerja.
7
Model kerja yang sudah tidak digunakan lagi akan menjadi limbah dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir TPA. Limbah gipsum yang dilakukan daur ulang untuk
meningkatkan nilai ekonominya dari limbah yang tidak berguna menjadi bahan yang bernilai dengan dilakukan proses daur ulang.
34
2. Perlindungan terhadap lingkungan.
Abdelfatah dan Tabsh 2008 menyatakan limbah gipsum sangat banyak ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir TPA.
12
Abideyo dan Bello 2010 menyatakan bahwa model yang berupa Kalsium Sulfat Dihidrat dapat menyebabkan
masalah terhadap lingkungan. Polusi terjadi karena pengaruh inframerah dan radiasi yang akan membentuk senyawa gas H
2
S dan gas SO
2
.
12
Gas H
2
S di lingkungan akan membantu pembentukan gas SO
2
yang akan menyebabkan terjadinya hujan asam.
13
Universitas Sumatera Utara
3. Perlindungan tehadap kesehatan manusia.
Limbah gipsum akan menghasilkan gas H
2
S dan gas SO
2
tidak hanya berbahaya terhadap lingkungan tapi juga berbahaya bagi manusia sehingga gipsum
perlu dilakukan daur ulang. Gas H
2
S pada manusia dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti rinitis, kegagalan saluran pernapasan akut, pneumoni dan dapat
menyebabkan kematian.
14
Gas SO
2
menyebabkan penyakit dalam dua keadaan yaitu keadaan akut dan keadaan kronis. Pada keadaan akut gas SO
2
akan menyebabkan terjadinya iritasi terhadap saluran pernapasan dan pada keadaan kronis dapat
menyebabkan terjadinya penurunan toleransi tubuh tehadap gas SO
2
yang dapat meningkatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan
,
kerusakan permanen paru-paru, bronkitis kronis serta empisema.
14
2.4.1 Syarat Daur Ulang Gipsum
Daur ulang gipsum dilakukan dengan beberapa syarat, diantaranya : 1.
Limbah gipsum yang dapat didaur ulang berasal dari tipe gipsum yang sejenis pemisahan dan pengelompokan limbah gipsum.
Tipe limbah gipsum merupakan faktor yang penting. Tipe gipsum yang berbeda jenis akan menghasilkan partikel gipsum yang berbeda. Partikel gipsum yang berbeda
akan memengaruhi perbandingan air dan bubuk dalam pemanipulasian gipsum yang dihasilkan.
5
Selain itu, tipe gipsum limbah yang tidak sejenis akan memengaruhi kekuatan kompresi gipsum daur ulang yang dihasilkan.
2. Pemurnian limbah harus dilakukan sebelum proses pemanasan.
Limbah yang ada harus dilakukan pengelompokan dan pemisahan agar diperoleh limbah yang murni dan sejenis. Pengelompokan limbah dapat dilakukan
secara manual dan mekanis.
12,35
Setelah dilakukan pengelompokan dilanjutkan dengan pemurnian untuk mendapatkan bubuk gipsum yang semurni mungkin.
Pemurnian dapat dilakukan secara fisik dengan menggunakan magnet yang akan memisahkan limbah gipsum dari bahan logam.
12
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Mekanisme Daur Ulang Gipsum
Mekanisme daur ulang adalah suatu proses yang digunakan untuk mengubah limbah menjadi bahan yang berguna. Mekanisme daur ulang ini harus menggunakan
pemanasan dalam proses pembentukannya dan menggunakan ukuran partikel yang kecil. Ibrahim 1995 dan Abideyo 2010 menyatakan gipsum dapat didaur ulang
dengan melakukan pemanasan.
12,15
Ibrahim dkk 1995 melakukan daur ulang dengan pemanasan di autoklaf.
15
Abideyo dan Bello 2010 melakukan penelitian gipsum tipe II dengan menggunakan oven pada suhu 120
o
C, 140
o
C, 160
o
C, 180
o
C dan 200
o
C.
12
Hasil penelitian Abideyo dan Bello didapatkan pemanasan pada suhu 160
o
C selama 60 menit menghasilkan kekuatan kompresi yang tinggi yaitu 273 kNm
2
.
12
Wijaya 2014 melakukan penelitian terhadap gipsum tipe III daur ulang dengan pemanasan
menggunakan oven suhu 130
o
Cdidapatkan kekuatan kompresi dengan rerata ± SD sebesar 2,38 ± 0,21 MPa dan pemanasan menggunakan oven suhu 160
o
C mempunyai rerata ± SD kekuatan kompresi sebesar 1,31 ± 0,16 MPa.
18
Wijaya melakukan pemanasan menggunakan oven selama 40 menit.
18
Santosa 2012 melakukan daur ulang gipsum dengan 2 kali pemanasan yaitu dengan pemanasan limbah gipsum di
oven suhu 105
o
C selama 1 jam kemudian dihaluskan dan dilakukan pemanasan di autoklaf pada suhu 110-130
o
C selama 15 menit.
36
Hasil penelitian yang dilakukan Santosa menunjukkan tidak ada perbedaan ketepatan dimensi horizontal yang
signifikan antara gipsum tipe III pabrikan dan daur ulang.
36
Bardela dan Camarini 2006 menyatakan bahwa gipsum pabrikan dan gipsum daur ulang mempunyai mikrostruktur yang sama dengan bentuk seperti jarum
kristal.
16
Partikel gipsum daur ulang yang digunakan harus menggunakan ukuran partikel gipsum yang kecil. American Dental Assosiation ADA menyatakan gipsum
yang digunakan untuk kedokteran gigi harus mempunyai ukuran partikel 0,045-0,250 mm dan setiap bubuk harus melewati saringan ukuran 0,250 mm.
33
Gipsum berasal dari Kalsium Sulfat Dihidrat CaSO
4.
2H
2
O yang dilakukan pemanasan. Dalam pemanasan gipsum akan kehilangan 1,5 gram mol dari 2 gram
mol H
2
O akan mengalami perubahan menjadi Kalsium Sulfat Hemihidrat CaSO4.½H
2
O yang digunakan dalam bidang kedokteran gigi.
2,6
Universitas Sumatera Utara
CaSO
4.
2H
2
O + Pemanasan CaSO
4
.½H
2
O + 3H
2
O Kalsium Sulfat Dihidrat
Kalsium Sulfat Hemihidrat Air Reaksi yang terjadi pada gipsum bersifat reversibel. Jika Kalsium Sulfat
Hemihidrat CaSO4.½H
2
O direaksikan kembali dengan air akan membentuk reaksi awal yaitu Kalsium Sulfat Dihidrat CaSO
4.
2H
2
O. Secara kimiawi reaksi pada gipsum dinyatakan, sebagai berikut :
2,5
CaSO
4 .
½H
2
O + 1½H
2
O CaSO
4.
2H
2
O + 3900 Kalorigram mol Kalsium Sulfat Hemihidrat Air
Kalsium Sulfat Dihidrat Reaksi ini merupakan reaksi yang menghasilkan panas ekstoterm. Jika 1 gram
mol Kalsium Sulfat Hemihidrat CaSO4.½H2O bereaksi dengan 1,5 gram mol air maka akan terbentuk 1 gram mol Kalsium Sulfat Dihidrat CaSO
4.
2H
2
O dan melepaskan panas sebesar 3900 kalori.
2
Dalam melakukan daur ulang dapat dilakukan penambahan bahan-bahan kimia yang dapat meningkatkan manfaat dari gipsum.
34
Gipsum dapat dilakukan penambahan bahan-bahan kimia berupa penambahan asam organik atau garam
contohnya penambahan CaCl
2
pada gipsum tipe IV.
5
Penambahan garam pada gipsum tipe IV dapat meningkatkan kekuatan kompresi gipsum yang dihasilkan.
29
2.4.3 Faktor yang Memengaruhi Kekuatan Kompresi Daur Ulang Gipsum
Beberapa faktor yang memengaruhi kekuatan kompresi daur ulang gipsum, sebagai berikut :
1. Proses daur ulang yang dilakukan harus sesuai dengan proses pembentukan
gipsum. Proses daur ulang harus sesuai dengan proses pembentukan karena proses
pembentukan yang tidak sejenis akan menghasilkan bubuk Hemihidrat yang berbeda. Pemanasan suhu 110-120
o
C dengan ketel terbuka, Kalsium Sulfat Dihidrat mempunyai 2 molekul air dalam 1 molekul Kalsium Sulfat akan mengalami
perubahan menjadi bubuk Hemihidrat 1 molekul air dan 2 molekul Kalsium Sulfat yang dikenal dengan nama plaster of paris
-Hemihidrat.
1,8
Sedangkan bila, dilakukan pemanasan pada suhu 120-130
o
C dengan tekanan akan menghasilkan
Universitas Sumatera Utara
Kalsium Sulfat α-Hemihidrat atau dikenal dengan dental stone.
1
Plaster of paris dan dental stoneini mempunyai mineral yang sama tetapi berbeda pada ukuran kristal
yang terbentuk. Plaster of paris merupakan agregasi fibrous dari kristal halus dengan pori kapiler dan mempunyai bentuk kristal spons dan tidak teratur. Dental stone
mempunyai kristal yang berbentuk prismatik dan padat.
1,8
Perbedaan bentuk kristal akan memengaruhi kekuatan kompresi gipsum. Semakin teratur dan halus partikel
gipsum maka akan menghasilkan kekuatan kompresi yang tinggi. 2.
Lama penyimpanan dan keadaan lingkungan penyimpanan limbah gipsum. Lama penyimpanan dan keadaan lingkungan penyimpanan suhu dan
kelembaban dapat memengaruhi jumlah kandungan air dalam limbah gipsum.
5
Penyimpanan limbah pada suhu 90
o
C dan kelembaban yang rendah akan menyebabkan pengerutan yang terjadi ketika kristalisasi air dikeluarkan dan dihidrat
berubah menjadi hemihidrat.
1,8
Pengerutan yang terjadi akan menyebabkan penurunan kekuatan kompresi gipsum. Muhammad dkk 2011 menyatakan kekuatan
kompresi secara proposional harus memperhatikan waktu pengeringan gipsum.
29
Penyimpanan gipsum yang lama maka akan menurunkan kadar air yang dimiliki oleh gipsum. Lamanya penyimpanan gipsum berkaitan dengan proses pengeringan
gipsum. Selain itu, kadar air yang sedikit pada gipsum akan meningkatkan kekuatan kompresi gipsum.
27
2.5 Zink Sulfat
Zink Sulfat merupakan senyawa anorganik yang terbentuk melalui reaksi Asam Sulfat H
2
SO
4
dengan Zink Zn
2+
. Zink Sulfat merupakan garam yang esensial dalam bidang kesehatan. Zink sulfat ini adalah zat padat yang berwarna putih
sehingga dikenal dengan nama Virtiol Putih.Selain itu, Zink Sulfat juga dikenal dengan nama Seng Sulfat dan Goslarit.
37
Zink Sulfat dapat digunakan sebagai zat aditif dan akselerator. Zink Sulfat dapat bertindak sebagai zat aditif maupun zat
akselerator ditentukan oleh tujuan penambahannya.
Universitas Sumatera Utara
2.5.1 Sifat Zink Sulfat Z
ink Sulfat yang mempunyai rumus kimia ZnSO
4
. Zink Sulfat ini mempunyai beberapa sifat yaitu :
37
Berat Molekul : 161,47 grmol
Penampilan : Serbuk kristal putih
Bau : Tidak berbau
Densitas : 3,45 grcm3
Titik Lebur : 680
C terurai Titik Didih
: 740 C
Kelarutan dalam Air : 57,7 gr100 Ml
Indeks Bias np :1,658
Entropi Molar Standar : 120 Jmol-1k
Entalpi Pembentukan Standar : -983 KJMol
MSDS : ICSC 1698
Indeks Uni Eropa : 029-006-00-9
Titik Nyala : Tidak mudah terbakar
Senyawa Terkait : Tembaga II Sulfat
2.5.2 Reaksi Zink Sulfat dengan Gipsum
Zink Sulfat ketika direaksikan dengan gipsum CaSO
4
.½H
2
O akan menghasilkan garam ganda. Reaksi ini terjadi ketika Zink Sulfat dalam keadaan
melebur. Zink Sulfat dan gipsum yang telah mengalami peleburan akan membentuk ikatan koordinasi, ikatan kovalen dan ikatan logam.
21-23
Reaksi antara Zink Sulfatdengan gipsum dapat dilihat pada persamaan reaksi, sebagai berikut :
CaSO
4
.½H
2
O
s
+ ZnSO
4l
CaSO
4
.ZnSO
4
.½H
2
O
20
Kalsium Sulfat Hemihidrat Zink Sulfat
Garam Ganda
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan reaksi yang terbentuk, maka akan membentuk ikatan sebagai berikut :
O O
O O
S Ca
2=
– Zn
2+
S ½ H
2
O O
O O
O Ikatan Logam
Ikatan Koordinasi Ikatan Kovalen
Garam ganda adalah garam yang mengandung lebih dari satu kation atau anion. Garam ganda terbentuk ketika lebih dari satu jenis garam dilarutkan dalam cairan dan
terjadi pengkristalan secara teratur.
21
Ikatan koordinasi adalah ikatan melalui pemakaian bersama elektron yang berasal dari salah satu atomionmolekul yang memiliki pasangan elektron bebas.
22
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk antar atom non logam yang terjadi melalui pemakaian bersama pasangan elektron.
22
Sedangkan ikatan logam adalah ikatan yang menyatukan atom-atom logam.
23
Ikatan-ikatan kimia yang terbentuk pada reaksi Zink Sulfat dan gipsum akan meningkatkan sifat kimia dari gipsum. Zink Sulfat dan gipsum akan saling berikatan
sehingga akan sulit untuk dipisahkan. Ikatan yang erat antara Zink Sulfat dan gipsum akan meningkatkan sifat fisik dari gipsum terutama kekuatan kompresi. Sehingga
kekuatan kompresi gipsum yang telah ditambah dengan Zink Sulfat akan lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
penggerusan
Setting Expansion
Kekuatan Kompresi
WP Ratio
Setting Time
Perubahan Dimensi
Mineral Gipsum CaSO
4
.2H
2
O
Air Klasifikasi Gipsum
Tipe I Tipe II
Tipe III Tipe V
Perubahan Dimensi
Setting Time
WP Ratio
Setting Expansion
Limbah Daur Ulang
Faktor yang Mempengaruhi
Mekanisme Syarat
R E
V E
R S
I B
E L
Kekuatan Kompresi
Kalsinasi
Pemanasan di autoklaf
t = 128
O
C
Waktu Kecepatan Pengadukan
Akselelator Retarder
Perbandingan Air dan Bubuk
Molekul Air Terperangkap Dalam Kristal Gipsum Jarak Antar
Partikel Gipsum Jauh
Kelemahan : Kekuatan Kompresi Menurun
Kemurnian Bubuk Gipsum
Suhu Ruangan Tekanan Atmosfer
Gipsum Tipe III Daur Ulang CaSO
4
.½H
2
O + Zink Sulfat 4 Karakteristik
Karakteristik Gipsum CaSO
4
.½H
2
O
Model Kerja CaSO
4
.2H
2
O Fungsi
Penanggulangan : Penambahan larutan Zink Sulfat 4 pada suhu
128
o
C Jarak antar Partikel Gipsum Semakin Dekat
Gipsum Tipe III Daur Ulang Murni CaSO
4
.½H
2
O
Pemanasan di autoklaf t =
140
O
C+Garam
Tipe IV
2.6 Kerangka Teori
Universitas Sumatera Utara
2.7 Kerangka Konsep
Mineral Gipsum Ca
2
SO
4.
2H
2
O
Bereaksi dengan molekul air
Banyak ruang kosong untuk
pertumbuhan kristal
Kekuatan Kompresi Bentuk partikel
padat, prismatik dan teratur
Ukuran partikel, wp ratio,
pengadukan
Terjadi kontak antar partikel
gipsum Terjadi interaksi
antar partikel yang stabil dan banyak
Bereaksi dengan molekul air
Gipsum Tipe III Daur Ulang CaSO
4
.½ H
2
O + larutan Zink Sulfat
ZnSO
4
4
Kekuatan kompresi meningkat
Gipsum Tipe III Pabrikan
CaSO
4
.½ H
2
O
Kekuatan kompresi tinggi
Reversibel Kalsinasi
Kekuatan kompresi menurun
Interaksi antar partikel sedikit
Sisa molekul air terperangkap dalam
kristal
Interaksi antar partikel stabil dan banyak
Molekul gipsum bereaksi dengan Zink Sulfat ikatan
koordinasi, ikatan logam dan ikatan kovalen
Ikatan yang terbentuk stabil antara molekul gipsum dan
Zink Sulfat Bereaksi dengan molekul air
Model Kerja Ca
2
SO
4.
2H
2
O
Gipsum Tipe III Daur Ulang
CaSO
4
.½ H
2
O
Universitas Sumatera Utara
2.8 Hipotesis Penelitian