Perkembangan Komunikasi Bergerak Konsep Selular

8 d. Pemecah sel cell splitting pada sel yang telah jenuh dengan pelanggan. Sistem ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan sistem konvensional, yaitu a. Kapasitas pelanggan lebih besar. b. Efisien dalam penggunaan pita frekuensi karena memakai prinsip pengulangan frekuensi. c. Kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kepadatan lalu lintas atau traffic karena sel dapat dipecah. d. Kualitas pembicaraan baik karena tidak sering terputus. e. Kemudahan bagi pemakai. Konsep sistem selular adalah suatu sistem tanpa kawat wireless yang dirancang dengan pembagian suatu area besar ke dalam beberapa sel kecil dengan pemancar yang tinggi, pemancar yang rendah pada setiap sel, dan pengulangan frekuensi dari satu sel ke sel lain setelah melewati beberapa sel. Desain utama yang digunakan untuk menggunakan kembali frekuensi yang tersedia adalah pengulangan frekuensi frequency reuse, interferensi co- channel, perbandingan carrier to interference, mekanisme Handover, dan cell splitting [1] .

2.2.1 Perkembangan Komunikasi Bergerak

Gelombang radio adalah gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh Universitas Sumatera Utara 9 antena [3]. Gelombang radio mempunyai frekuensi yang berbeda. Tabel 2.1 memperlihatkan spektrum radio frekuensi [1]. Tabel 2.1 Rentang Frekuensi Rentang Frekuensi Band 10 KHz s.d 30 KHZ Very Low FrequencyVLF 30 KHz s.d 300 KHz Low FrequencyLF 300 KHz s.d 3 MHz Medium FrequencyMF 3 MHz s.d 30 MHz High FrequencyHF 30 MHz s.d 144 MHz 144 MHz s.d 174 MHz 174 MHz s.d 328,6 MHz Very High FrequencyVHF 328,6 MHz s.d 450 MHz 450 MHz s.d 470 MHz 470 MHz s.d 806 MHz 806 MHz s.d 960 MHz 960 MHz s.d 2,3 GHz 2,3 GHz s.d 2,9 GHz Ultra High FrequencyUHF 2,9 GHz s.d 30 GHz Super High FrequencySHF Lebih dari 30 Ghz Extremely High FrequencyEHF Pada sistem selular generasi pertama, masih memakai teknologi analog. Sistem ini dikembangkan di Eropa dan Jepang juga di kembangkan di Amerika, yakni Advance Mobile Phone Sistem AMPS. Di Inggris dengan istilah Total Acces Communication Sistem TACS, sedangkan di Skandinavia mengembangkan Nordic Mobile Telephone Sistem NMT. Serta di Jepang dikembangkan Nippon Advanced Mobile Telephone Service NAMTS. Sedangkan di Jerman Barat Negara Jerman waktu itu masih terbagi menjadi dua; Jerman Barat dan Jerman Timur mengembangkan NETZ-C C-450 [1]. Kemampuan standar masing-masing sistem tersebut di atas relatif sama tetapi spesifikasi operasionalnya secara teknik tidak mendunia, karena sistem Universitas Sumatera Utara 10 dipilih dan dikembangkan di masing-masing negara untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, termasuk pilihan frekuensinya yang ditentukan oleh pita frekuensi radio yang tersedia di setiap negara secara sendiri sendiri. Walaupun konsep penggunaan sel dalam komunikasi seluler secara teori memberikan kapasitas layanan komunikasi yang tidak terbatas melalui pemecahan sel jika komunikasi di suatu wilayah sudah padat, di dalam prakteknya, para operator tetap menghadapi kesulitan sejak dimulainya penggunaan radio seluler tahun 1990-an [5].

2.2.2 Perkembangan Multiple Akses Menurut Gatot Santoso pada bukunya yang berjudul Sistem Selular