19
BAB III PERFORMANSI CDMA
3.1 Umum
Performansi jaringan adalah proses peningkatan kualitas jaringan radio CDMA dalam pemenuhan coverage, quality, dan capacity, baik pada single dan
multiple cell site environment untuk performance RF network yang meliputi proses drive test, analisis data drive test, audit BTS, adjustment Tunning
Network serta monitoring Radio Base Station RBS dari suatu jaringan yang sudah ada untuk mendapatkan kriteria jaringan yang baik dan bagus.
Performance dilakukan setelah Network Planning selesai dan komplet. Gambar 3.1 merupakan faktor kunci dalam pertimbangan performansi jaringan secara
umum [8].
Gambar 3.1 Faktor Utama Dalam Pertimbangan Performansi Jaringan
Universitas Sumatera Utara
20
Kualitas Quality
Kualitas suara didasarkan pada kemampuan jaringan memberikan tingkat kualitas suara yang dapat diterima dengan baik dengan metode MOS dan
merupakan informasi komplemen dari cakupan layanan.
Cakupan Coverage
Coverage atau cakupan mengandung arti suatu area yang masih berada dalam wilayah layanan dari sel base station tersebut. Komunikasi yang
menghubungkan baik dalam arah forward maupun reverse harus berada dalam kondisi sama baiknya.
Kapasitas Capacity
Kapasitas pelanggan yang dapat dilayani oleh satu frekuensi pembawa sistem CDMA dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti coding rate yang
digunakan [8].
3.2 Performansi Pada RBS
Sistem CDMA memiliki 3 bagian utama yaitu : Base Station Subsystem BSS, Circuit Core Network CCN, dan Packet Core Nework PCN. Diluar
komponen tersebut terdapat subscriber device SD, yang merupakan sisi pelanggan dan Network Management Subsystem NMS [10]. Pada jaringan
CDMA, Bagian yang terhubung langsung dengan pelanggan adalah BSS. BSS terdiri dari BSC dan RBS yang saling terhubung satu dan yang lainnya. Oleh
karena itu, untuk mengetahui performansi dari suatu jaringan dapat dilakukan dengan cara mengukur performansi dari RBS. Data data performansi dari RBS
Universitas Sumatera Utara
21 dapat diukur pada BSC yang mengendalikannya. Hal itu karena setiap trafik yang
masuk RBS akan melewati BSC baik suara maupun data
[6].
3.2.1 Parameter Performansi RBS
Sistem CDMA 2000 memisahkan trafik suara dan data. Trafik suara ditangani secara circuit switch melalui fundamental chanel,sedangkan trafik data ditangani
secara packet switch melalui supplemental channel. Dengan demikian pada RBS
terdapat dua kelompok paramater penting yaitu suara dan data. Performansi dari RBS dapat diketahui dengan cara mengkur parameter performansi RBS pada
Base Station Control BSC. Parameter ini antara lain berupa set up failure rate, drop rate dan occupancy [6].
3.2.2 Proses Performansi RBS
Operator jaringan sering tidak siap dalam menangani pembengkakan jumlah pelanggan dan trafiknya, sehingga banyak pelanggan yang gagal. Evaluasi
terhadap performa dari suatu RBS belum banyak dilakukan, yang dilakukan adalah pencatatan data data RBS meliputi data koneksi dan trafik dengan tujuan
sebagai informasi pelengkap apabila terdapat gangguan RBS. Apabila pelanggan ingin melakukan panggilan, maka pelanggan akan
terhubung dengan RBS baik komunikasi suara dan data. Dari RBS akan diteruskan ke BSC yang mengendalikan RBS tersebut. Setelah sampai BSC maka
antara suara dan data akan dipisahkan, suara dan data diteruskan ke MSC oleh Radio Resource Control RRC sedangkan packet data ke PSDNPCN oleh
Universitas Sumatera Utara
22 packet control function PCF. Keduanya adalah bagian dari BSC. Dari MSC
maka trafik suara akan diteruskan ke PSTN atau MSC lain, trafik data diteruskan oleh IWF ke PDN Public Data Network. Sedangkan trafik packet data
diteruskan ke PDN oleh PSDNPCN
[6]
.
3.2.3 Dasar Pengukuran Performansi RBS
Radio Base Station RBS merupakan komponen jaringan CDMA yang berhubungan langsung dengan pelanggan, sehingga secara umum kehandalan
jaringan dapat dilihat dari RBS. Oleh karena itu setiap RBS harus memiliki performansi yang prima.Parameter performansi yang diukur adalah tingkat
kegagalan koneksi anatara BSC, RBS, dan pelanggan Set up Failure Ratio, tingkat kegagalan koneksi yang terbangun drop ratio dan tingkat kepadatan
trafik occupancy. Cara perhitungannya dapat dihitung dengan rumus [6] : SFR
= set-up failure total set-up × 100 3.1
Drop Ratio = total drop total data call × 100
3.2 SFR dihitung untuk koneksi suara dan data, sedangkan drop ratio untuk
komunikasi data setelah koneksi terjadi, kadang kadang koneksi terputus ditengah secara tiba tiba, inilah yang disebut drop. Hal ini terjadi karena sistem
paket switch yang dipakai memungkinkan adanya paket paket yang hilang atau rusak. Semakin kecil drop ratio maka semakin bagus kehandalan jaringan dalam
menangani trafik data. Untuk Occupancy, dihitung berdasarka trafik keseluruhan. Target untuk SFR adalah 20, untuk drop ratio 30 dan untuk
occupancy niai yang optimal 70 dimana pada saat itu bagi operator tingkat
Universitas Sumatera Utara
23 penggunaan kanal cukup maksimal dan bagi pelanggan kualitas komunikasi
masih cukup baik. Untuk paket data, parameter yang digunakan adalah set up failure ratio dan drop
ratio dengan rumus total call dapat dihitung dengan rumus [6]: Total Call
= PD-MO total set-up + PD-MT total set up – PD-MT set up failure-PD-MO set up failure
3.3
3.3 Pengertian Trafik
Trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat yang lain [12]. Trafik dalam seluler didefinisikan sebagai kumpulan panggilan telepon
bergerak melalui suatu grup kanal dengan memandang durasi dan jumlah
panggilan. Operator biasanya memiliki nilai batas persentase pemanggilan yang
terblok blocking rate sehingga dapat ditentukan kebutuhan akan link yang diperlukan. Dengan menggunakan model trafik Erlang-B maka kita dapat
menghitung probabilitas terjadinya bloking jika diketahui besarnya trafik dan jumlah link. Probalitas tersebut disebut juga Grade of Service GOS yang
menunjukan kualitas jaringan. Untuk menjamin Keterhubungan dan perfomansi jaringan, maka harus beban jaringan harus diatur. Pengaturan beban jaringan
harus menganilis kondisi trafik [11].
3.4 Analisis Trafik