Tekanan Darah Hipertensi Pengaruh Tekanan Darah Pada Perokok Di Kalangan Mahasiswa Lelaki Angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3. Perokok Berat : Disebut perokok berat jika menghisap lebih dari 20 batang. 2.1.6 Lama Menghisap Rokok Menurut Bustan 1997 merokok dimulai sejak umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 10 tahun. Semakin awal seseorang merokok makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini Smet, Bart, 1994. Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 10–25 mmHg dan menambah detak jantung 5–20 kali per menit Sitepoe, M., 1997. Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan.

2.2 Tekanan Darah

Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah, bergantung pada volume darah yang terkandung di dalam pembuluh dan compliance, atau daya regang distensibility dinding pembuluh yang bersangkutan. Apabila volume darah yang masuk arteri sama dengan volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama, tekanan darah arteri akan konstan. Namun yang terjadi, selama sistol ventrikel, volume sekuncup darah masuk arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastol, tidak ada darah yang masuk ke dalam arteri, sementara darah terus meninggalkan mereka, terdorong oleh recoil elastik. Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah disemprotkan masuk ke dalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata-rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum di dalam arteri sewaktu darah mengalir keluar selama diastol, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg. Tekanan arteri tidak turun menjadi 0 mmHg karena timbul kontraksi jantung Universitas Sumatera Utara berikutnya dan mengisi kembali arteri sebelum semua darah keluar Sherwood, L., 2001.

2.3 Hipertensi

2.3.1 Pengertian Hipertensi Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg Price, S.A. Wilson, L.M., 2006. Menurut Basha, A. 2004, hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan morbiditas dan angka kematian mortalitas. Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Hipertensi seringkali disebut sebagai pembunuh gelap Silent Killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya Sustrani, L., et al., 2004. 2.3.2 Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu 1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik, terdapat sekitar 95 kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. 2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, terdapat sekitar 5 kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi Universitas Sumatera Utara vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain Mansjoer, 2000. Menurut WHO World Health Organization batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg sistolik dan 80–90 mmHg diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastoliknya lebih dari 90 mmHg. Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi menurut WHOISH 2003 Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg Optimal 120 80 Normal 130 85 Normal tinggi 130 -139 140 85 – 89 90 Hipertensi Derajat 1 ringan 140 – 159 90 – 99 Derajat 2 sedang 160 – 179 100 – 109 Derajat 3 berat ≥ 180 ≥ 110 Hipertensi sistolik yang terisolasi ≥ 140 90 Batasan ini untuk individu dewasa diatas umur 18 tahun, tidak dalam keadaan sakit mendadak. Dikatakan hipertensi jika pada dua kali atau lebih kunjungan yang berbeda didapatkan tekanan darah rata-rata dari dua atau lebih pengukuran setiap kunjungan, diastoliknya 90 mmHg atau lebih, atau sistoliknya 140 mmHg atau lebih Robbins Kumar, 1995. Universitas Sumatera Utara Hipertensi sistolik terisolasi isolated sytolic hypertension adalah hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau lebih dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg. Hipertensi sistolik terisolasi umumnya dijumpai pada usia lanjut, jika keadaan ini dijumpai pada masa dewasa muda lebih banyak dihubungkan sirkulasi hiperkinetik dan diramalkan dikemudian hari tekanan diastoliknya juga ikut meningkat. Tabel 2.3 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik dan Diastolik mmHg Normal 120 dan 80 Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99 Derajat 2 160 atau 100 Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah Orang Dewasa Dengan Usia Diatas 18 Tahun Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure JNC 7, Tahun 2003. Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure JNC 7, klasifikasi tekanan darah pada dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2. 2.3.3 Patofisiologi Hipertensi Menurut Corwin 2000 tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup atau curah jantung dan total peripheral resistance TPR, Universitas Sumatera Utara maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel tersebut dapat menyebabkan hipertensi. 1. Peningkatan kecepatan denyut jantung. Terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus sinoatrium SA. Peningkatan denyut jantung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme, biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau total peripheral resistance TPR. 2. Peningkatan volume sekuncup atau curah jantung yang berlangsung lama. Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi yang berlebihan yang dapat meningkatkan volume diastolik akhir, biasa disebut preload jantung. Peningkatan preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik. 3. Peningkatan total peripheral resistance TPR yang berlangsung lama Terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau responsivitas yang berlebihan dari arteriol terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut menyebabkan penyempitan pembuluh. Pada peningkatan total peripheral resistance, jantung harus memompa lebih kuat supaya menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut afterload jantung biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolik. Apabila afterload berlangsung lama, ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi membesar. Dengan hipertrofi kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat sehingga ventrikel harus memompa darah lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, serat-serat otot jantung juga mulai teregang melebihi panjang normalnya yang akhirnya menyebabkan penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup atau curah jantung. Universitas Sumatera Utara Menurut Guyton Hall 2006 hipertensi dibedakan atas 2 golongan besar : 1. Hipertensi beban volume Terjadi akibat kenaikan volume cairan ekstra seluler yang berlebihan dalam tubuh. Hal ini menyebabkan kenaikan volume darah diikuti dengan peningkatan curah jantung. Kenaikan curah jantung inilah yang menyebabkan hipertensi. 2. Hipertensi vasokonstriksi Terjadi akibat peningkatan bahan-bahan yang secara khusus cenderung meningkatkan hipertensi yaitu angiotensin II, norepinephrin dan epinephrin. Bahan ini menyebabkan kenaikan tekanan perifer total yang menyebabkan penyempitan diameter arteriol dan terjadilah hipertensi. Menurut Corwin 2000 sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun, dan berupa : 1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan intrakranium. 2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi. 3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat. 4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus. 5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi essensial, gejala seperti sakit kepala, epistaktis, pusing, migran. Gejala- gejala yang lain seperti sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk Mansjoer, 2000.

2.4 Pengukuran Tekanan Darah