Proses Pembuatan Sabun Mandi

4 semua jenis surfaktan sintetik dapat digunakan untuk pembersih kulit. Pengalaman dari ahli kimia, ahli kosmetika, dan dokter kulit untuk membentuk formula yang optimal yang sangat diperlukan. Berbagai substansi lain diperluka n, Misalnya protektor terhadap kulit, antiiritasi, dan bahan-bahan superfatty. Pengalaman teknis fasilitas pengujian dan asupan klinis para dokter kulit diperlukan untuk membuat sabun secara sempurna Wasitaatmadja, 2006 . Sapo, yang merupakan asal kata proses pembuatannya saponifikasi penyabunan dan dekat dengan kata soap.

2.1.2 Proses Pembuatan Sabun Mandi

Sabun merupakan Salah satu Surfaktan yang terbuat dari reaksi antara minyak atau lemak dengan suatu alkali reaksinya dikenal dengan nama reaksi saponifikasi. Proses pembuatan sabun dibedakan menjadi 3, yaitu: cold proses, Semi hot proses, dan hot proses. Pada cold proses pembuatan hanya dilakukan dengan pencampuran antara minyak dengan alkali kemudian diaduk hingga kental dan terakhir dicetak. Sedang pada semi hot proses, lemak dan minyak di panaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu 70 derajat. Kemudian baru dilakukan pencampuran dalam keadaan panas, pengadukan hingga kental kurang lebih 30 menit setelah di aduk maka akan terjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas berupa gliserin dan lapisan bawah adalah merupakan sabun, pisahkan antara keduanya, pada sabun ditambahkan zat aditif seperti pewangi dan pewarna, aduk kembali hingga rata, terakhir dicetak dan didiamkan selama dua minggu dan sabun siap digunakan pada hot proses. Proses pembuatan sabun tidak jauh berbeda dengan semi hot proses, yaitu minyak atau lemak dipanaskan hingga mencapai 120 5 derajat, Kemudian dilakukan pencampuran, pengadukan, pemisahan antara gliserin dan sabun yang terjadi, terakhir ditambahkan zat pendukung yaitu pewarna dan pewangi, setelah dicetak dan dibiarkan selama dua minggu baru sabun siap digunakan. Pada proses pembutan Sabun, Jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan seperti minyak zaitun Sumpena, 2003. Ada beberapa jenis minyak yang dipakai dalam pembuatan sabun antara lain, Minyak zaitun olive oil, minyak kelapa coconut oil, minyak sawit palm oil, minyak kedelai soy bean oil dan lain-lain. Masing-masing mempunyai karakter dan fungsi yang berlainan Wikipedia, 2007. 2.1.3 . Komposisi Sabun Sabun konvensional yang dibuat dari lemak dan minyak alami dengan garam alkali serta sabun detergen saat ini yang dibuat dari bahan sintetik, biasanya mengandung surfaktan, pelumnas, antioksidan, deodorant, warna, parfum, pengontrol pH, bahan tambahan khusus Wasitaatmadja, 2006. Reaksi penyabunan safonifikasi dengan menggunakan alkali adalah reaksi trigliserida dengan alkali NaOH Atau KOH yang menghasilkan sabun dan gliserin. Proses Saponifikasi Sabun C3H5 OOCR3 + 3NaoH C3H5 OH3 + 3NaOOCR As.lemak alkali Gliserin Sabun atau 6 O CH 2 – O – C – R CH 2 - OH O Panaskan CH 2 - O – C - R +3NaOH 3RCOONa + CH 2 - OH O natrium Garam natrium CH 2 – O – C – R hidroksida acid lemak CH 2 - OH alkali Sabun Alkohol Gliserol Ester Minyak atau lemak Sumpena, 2003.

2.1.4. Saponifikasi